Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS UMUM

dan
ANALISIS LOKAL
ANGGAH OKITA
ATIKA NUR AL SHAMMY PUTRI
BAGAS RYAN
BIMO HARYO
ANALISIS UMUM
• Identitas Pasien • Ciri Keluarga/ Pola
• Keluhan Utama Pasien • Penyakit Anak
• Keadaan Sosial • Alergi
• Riwayat Kesehatan • Kelainan Endokrin
Pasien dan Keluarga • Tonsil
• Berat dan Tinggi Badan • Kebiasaan Bernafas
• Ras / Kelompok Etnik
• Bentuk Skelet
Identitas Pasien

Nama pasien Jenis kelamin

Tanggal lahir Pekerjaan/


Pendidikan

Telpon
Alamat
Growth Spurt (Percepatan pertumbuhan)

■ Percepatan pertumbuhan ini dimulai dari awal sesudah lahir, kemudian menurun dan
terdapat lagi growth spurt pada usia 6-7 tahun. perepatan pertumbuhan berlangsung
selama 3-4 bulan, umumnya wanita mengalami lebih dulu daripada laki-laki.
Percepatan pertumbuhan ini akan terjadi lagi pada usia 12 tahun untuk wanita dan usia
14 tahun pada pria yang disebut prepubertal growth spurt. Masa percepatan
pertumbuhan dikatakan telah selesai apabila pada anak perempuan telah mengalami
menstruasi dan pada anak laki-laki telah mengeluarkan sperma. Dalam ilmu ortodonti,
tumbuh kembang mempunyai peranan penting dalam menentukan waktu perawatan
yang ideal pada kasus maloklusi.
Keluhan Utama Pasien

Biasanya mengenai keadaan susunan gigi yang


dirasakan pasien mengganggu estetik
dentofasial, mempengaruhi status social,
fungsi pengunyahan yang mendorong
keinginan untuk dilakukan perawatan
ortodonti
Keadaan Sosial
• Untuk mengetahui emosi pasien. misal adanya kebiasaan menghisap jari yang
berkepanjangan, prestasi belajar yang kurang baik, pejalan tidur, enurises pada orang
dewasa.
• Prestasi belajar juga berperan dari pemilihan perawatan apakah pasien mampu untuk
melakukan perawatan lepasan ataAu mungkin lebih baik diberikan perawatan peranti
cekat
• Perlu ditanyakan apakah anak / keluarga menerima bibingan konseling. Masalah
keluarga yang mungkin mempengaruhi : perceraian, kematian pasangan, atau
masalah serius lainnya.
1. Kesehatan pasien sejak dilahirkan hingga pasien datang.
Riwayat Beberapa hal yang dianjurkan untuk ditanyakan kepada
pasien :
Kesehatan • Apakah pernah mendapat trauma di daerah muka dan
kepala? Dan pernah dilakukan tindakan operatif?
Pasien & • Apakah ada masalah jantung?
Keluarga •

Apakah pasien menderita diabetes?
Apakah pasien menderita arthritis?

2. Riwayat genetic keluarga : mungkin ada keluarga yang


pernah dirawat ortodontik juga. Jika Iya maka perlu
ditanyakan alasan melakukan perawatan
Berat dan Tinggi
Badan Pasien

Mengetahui pertumbuh kembangan


normal atau tidak sesuai umur dan
jenis kelamin

Ras / Kelompok Etnik

• Pengertian ras dalam lingkup ini adalah dalam


pengertian fisik
• Penetapan ras didasarkan pada anamnesis (ras
ayah – ibu, kakek – nenek)
Bentuk Skelet

- Ektomorfik : langsing, sedikit


jaringan otot / lemak

- Mesomorfik : berotot

- Endomorfik : pendek, lemak tebal


• Contoh dalam bidang ortodontik : prognati
Ciri Keluarga/ Pola
yang selalu ada pada mandibula
• Dikategorikan sebagai cirri keluarga jika
Keluarga
keadaan selalu berulang pada keluarga
secara turun menurun

• Tanyakan kepada pasien


Alergi mengenai alergi terhadap obat-
obatan, produk kesehatan(lateks),
lingkungan (debu)

• Penyakit dengan panas badan tinggi dapat


menyebabkan gangguan jadwal waktu tumbuh
Penyakit Anak kembang gigi
• Penyakit sistemik dapat berpengaruh pada kualitas
gigi dibandingkuantitas tumbuh kembang
• Penyait kronis anak juga dapat mengganggu
tumbuh kembang
- Pra lahir : Hipoplasia Gigi
- Pasca lahir : mempengaruhi
percepatan/ hambatan
pertumbuhan muka, derajat
pematangan tulang, penutupan
sutura, resorpsi akar gigi sulung, Kelainan Endokrin
erupsi gigi permanen
- Perawatan ortodontik kontraindikasi
pada pasien dengan penyakit
metabolism tulang karena resorpsi
banyak tetapi pembentukan tlang
sedikit.
- Jika penyakit metabolism tulang
dapat diatasi, maka perawatan
ortodontik dapat dilakukan
• Perhatikan apakah terjadi peradangan / tidak

• Tonsil yang bengkak dapat mempengaruhi posisi


Tonsil
lidah, biasanya lengkung gigi yang berbentuk

huruf V karena posisi lidah yang turun dan

berubahnya keseimbangan kekuatan yang

memberikan tekanan pada bukal maksila


Kebiasaan Bernafas
• Bernafas melalui mulut akan mengalami kesulitan
saat pencetakan
• Kondisi pasien yang bernafas lewat mulut : palatum
dalam, maksila yang sempit, crossbite posterior
• Cara Pemeriksaan
1. Mirror test / Fog test
2. Water holding test
3. Butterfly test/ Cotton test
4. Sefalometri
ANALISIS LOKAL
 Analisis lokal terdiri atas analisis ekstraoral dan intraoral.

 Tujuan analisis lokal : untuk mengetahui lebih terperinci keadaan yang menunjang

penentuan diagnosis.

 Analisis ekstraoral meliputi bentuk kepala, simetri wajah, tipe wajah, tipe profil,

bibir,fungsi bicara, kebiasaan jelek.

 Analisis intraoral meliputi lidah, palatum,kebersihan mulut, karies, dan gigi yang

ada (Rahardjo, 2011).


01
ANALISIS EKSTRAORAL
1. Bentuk Kepala

● Bentuk kepala ada hubungannya dengan bentuk


muka, palatum dan bentuk lengkung gigi.
● Klasifikasi indeks sefalik :
a. Brankisefalik (80-84,9) : lebar, pendek
b. Mesosefalik (75-79,9) : rata-rata
c. Dolikosefalik (70-74,9) : panjang, sempit Cara
pengukuran
● Lebar kepala (jarak bizygomaticus) x 100
● Panjang kepala (glabella – occipital)
2. Simetris Wajah
● Wajah pasien dilihat dari depan untuk memeriksa
proporsi lebar mata, hidung dan mulut, juga untuk
melihat apakah wajah simetri atau asimetri dan
proporsi ukuran vertikal.
● Tentukan garis median wajah
● Tentukan Upper Horizontal Plane = garis bipupillary
● Tentukan Lower Horizontal Plane = garis antara bibir
kiri dan kanan
● Wajah simetris
Upper dan Lower Horizontal Plane
kanan dan kiri simetris

● Wajah tidak simetris


Upper dan Lower Horizontal Plane kanan
dan kiri tidak simetris
3. TIPE WAJAH
●  
● RUMUS :

● Klasifikasi Tipe Wajah :


a. Leptoprosop : 90-94,9
b. Mesoprosop : 85-89,9
c. Euryprosop : 80-84,9
d. Hypereuryprosop ≤ 74,9
e. Hyperleptoprosop ≥ 95
4. Tipe Profil
● Tipe profil dibagi menjadi 3 tipe : cekung, lurus, cembung.

● Tujuan pemeriksaan profil yaitu :

● Menentukan posisi rahang dalam jurusan sagital

● Evaluasi bibir dan letak insisiv

● Evaluasi proporsi wajah dalam arah vertikal dan sudut mandibula


Menurut Rakosi • Titik Glabela
• Titik Ujung bibir atas
• Titik Pogonion

• Cekung /concave : dua garis referensi


menunjukkan pergerakan dagu relatif ke depan
(anterior divergen)
• Lurus / straight : dua garis referansi
membentuk garis yang hampir lurus
• Cembung / convex : dua garis referensi
menunjukkan pergerakan dagu relative ke
belakang (posterior divergen )
Menurut Singh

• Straight: garis N-A dan Garis A-Pog lurus

• Conx : garis N-A dan Garis A-Pog

membentuk cekungan menghadap ke wajah

• Concave : garis N-A dan garis A-Pog

membentuk cembung menghadap ke wajah


5. Bibir
Bibir diklasifikasikan menjadi tiga, yakni bibir kompeten, bibir

inkompeten, dan bibir kompeten potensial. Bibir kompeten merupakan

bibir yang menutup sempurna saat otot-otot dalam keadaanistirahat.

Bibir inkompeten merupakan bibir yang tidak tertutup sempurna saat

otot-otot dalam keadaan istirahat namun bisa menutup sempurna bila

otot diberi kontraksi. Bibir inkompeten terjadi karena bentuk bibir

yang pendek. Bibir kompeten potensial merupakan bibir yang tidak

bisa menutup sempurna karena terhalang oleh gigi insisivus maksila

yang protrusi
6. Fungsi bicara
Terdapat hubungan maloklusi dengan kelainan bicara akan tetapi karena adanya

mekanisme adaptasi, anak dengan maloklusi yang parah tetap dapat berbicara dengan tanpa

gangguan. Pertumbuhan fungsi mulut menuju fungsi yang normal secara umum berkembang

dari anterior ke posterior. Awalnya suara yang dihasilkan adalah suara bilabial (p, b), lalu

konsonan ujung lidah (t,d) menyusul suara sibilant (s,z) dan suara r.
7. Kebiasaan jelek (Bad Habit)
Kebiasaan jelek perlu dilakukan pemeriksaan karena kebiasaan jelek dapat menjadi

penyebab dari maloklusi. Ada 3 syarat yang harus ada pada suatu kebiasaan jelek agar

menghasilkan suatu maloklusi, yaitu lamanya kebiasaan berlangsung, frekuensi yang cukup dan

intensitas melakukan kebiasaan tersebut. Beberapa macam kebiasaan jelek, contohnya

menghisap jari atau ibu jari, menghisap bibir atau mengigit bibir, menggigit kuku.
Menghisap Ibu Jari / Jari
Sebagian anak mempunyai kebiasaan menghisap sesuatu

misalnya jari. Akan tetapi apabila kebiasaan menghisap ini

berkepanjangan dapat menyebabkan maloklusi. Jika diteruskan

hingga gigi permanen tumbuh maka akan menyebabkan :

• Protrusi

• Diastema

• Insisif bawah linguoversi

• Gigitan terbuka anterior

• Lengkung rahang atas yang menyempit


Menjulurkan lidah (Tounge Thrusting)

● Kebiasaan menjulurkan lidah kedepan dan menekan

gigi geligi pada waktu istirahat, selama berbicara

atau menelan

● Kebiasaan ini menyebabkan ketidakseimbangan otot-

otot mulut yang dapat menyebabkan maloklusi, yaitu

protrusi anterior dan open bite. Kebiasaan

menjulurkan lidah terlihat jelas pada pola

pengucapan huruf t, d, n, l, s, dan z.


Makroglosia

■ merupakan suatu keadaan lidah yang mempunyai ukuran lebih besar dari normal atau
membesar secara abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus dalam
keadaan istirahat, tinggi normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal
dari gigi bawah, tepi – tepi lateral lidah harus berkontak dengan gigi, lidah yang
melebihi dimensi ini disebut makroglosia
Etiologi Makroglosia

1. True Macroglosia
merupakan pembesaran lidah murni yang disebabkan oleh bertambahnya otot lidah
dan menimbulkan maloklusi gigi yang disebabkan tekanan lidah terhadap gigi. True
Macroglosia bida didapat secara kongenital (dari lahir) dan akuired (didapat). True
Macroglosia yang didapat secara kongenital dapat disebabkan oleh hemangioma,
limfangioma, Down Syndrom, Beckwith – Woedemam, sedangkan macroglosia
akuired disebabkan oleh hipotiroidisme (keratinisme), akromegali, dan aminodosis
2. Pseudo Macroglosia
kebiasaan postur lidah (menjulurkan lidah), pembesaran tonsil, adenoid, hipotonia
pada lidah serta defisiendi mandibular
Faktor Presdiposisi Makroglosia

karena kehilangan gigi geligi rahang bawah dalam jumlah yang banyak, dapat pula
disebabkan oleh tumor, radang dan perubahan hormonal
Gambaran Klinis Makroglosia

Lidah berukuran lebih besar dari ukuran normal, biasanya terdapat garis atau cetakan gigi
(identetion marking) pada tepi lidah, sering kali lidah menunjukkan papilla fungiformis
yang membedar.
Mikroglosia

Mikroglosia adalah keadaan lidah yang kecil

GAMBARAN :
Etiologi Mikroglosia

Kongenital, dapat ditemukan pada penderita sindrom Pierre Robin


yang merupakan kelainan herediter, dapat berupa cacat pada saraf
hypoglosus yang mempersarafi otot lidah, tanpa adanya rangsangan,
otot lidah menjadi atrofi dan lidah menjadi mengecil
Gejala Klinis Mikroglosia

Ukuran lidah kecil, posisi lidah yang jauh lebih ke posterior, sehingga
mengurangi daerah lintasan udara pada saluran pernafasan bagian atas.
Karena masalah respirasi tersebut, pemberian makan mungkin menjadi
sangat sulit sehingga menyebabkan kurangnya pemasukan makanan. Jika
keadaan ini tidak diterapi dapat menyebabkan kelelahan, kegagalan jantung,
dan bahkan kematian
Kebiasaan Menghisap Bibir Dan Mengigit Kuku

Kebiasaan menghisap bibir bawah

menyebabkan gigi insisif atas kea rah labial dan

gigi insisif bawah kearah lingual dengan bibir

bawah terjepit diantara gigi anterior atas dan

bawah. Kebiasaan mengigit kuku juga dapat

menyebabkan maloklusi tetapi biasanya

dampaknya pada satu gigi.


Bernafas melalui mulut
Suatu keadaan abnormal yang terjadi karena adanya kesulitan

pengambilan dan pengeluaran nafas secara normal melalui hidung.

Bernafas melalui mulut menyebabkan tekanan pada bibir atas berkurang

dan tekanan pada bibir bawah bertambah. Tekanan yang berkurang pada

bibir atas menyebabkan gigi anterior rahang atas berinklinasi lebih ke

anterior. Bernafas melalui mulut cenderung menyebabkan terjadinya

maloklusi Angle kelas II, anterior open bite, dan posterior crossbite.

Seseorang dengan kebiasaan bernafas melalui mulut pertumbuhan

maksilanya terhambat yang dapat menyebabkan langit-langit mulut

menjadi sempit sehingga cenderung susunan gigi anterior rahang atasnya


Kebiasaan menelan yang salah
Merupakan posisi lidah yang salah saat menelan, ditandai dengan

adanya pola penelanan bayi (infantile swallowing pattern) yaitu lidah

menekan ke depan diantara lengkung gigi rahang atas dan bawah.

Maloklusi yang dapat terjadi adalah gigitan terbuka dapat pada anterior

atau posterior, unilateral atau bilateral dan protrusi karena adanya tekanan

otot pada sisi lingual.


02

ANALISIS INTRAORAL
1. Lidah :

Pemeriksaan lidah meliputi ukuran, bentuk, dan fungsi. Ukuran dan betuk diperiksa secara

subjektif Makroglosia atau pun adanya tumor dapat mengubah keseimbangan letak gigi sehingga

gigi terdorong ke arah bukal / labial (Rahardjo, 2011)

• Ukuran, Bentuk dan Fungsi lidah (mikroglosi / makroglosi)

• Tanda klinis untuk lidah yang besar (makroglosi) : adanya bentukan scalloping (cetakan sisi

lingual gigi pada lidah)

- Penting diketahui karena mempengaruhi keseimbangan letak gigi.


1. Lidah :

Pemeriksaan lidah meliputi ukuran, bentuk, dan fungsi. Ukuran dan betuk diperiksa secara

subjektif Makroglosia atau pun adanya tumor dapat mengubah keseimbangan letak gigi sehingga

gigi terdorong ke arah bukal / labial (Rahardjo, 2011)

• Ukuran, Bentuk dan Fungsi lidah (mikroglosi / makroglosi)

• Tanda klinis untuk lidah yang besar (makroglosi) : adanya bentukan scalloping (cetakan sisi

lingual gigi pada lidah)

- Penting diketahui karena mempengaruhi keseimbangan letak gigi.


2. Palatum

Bentuk palatum dapat mempengaruhi retensi peranti lepasan. Pada palatum yang lebih tinggi akan

memberikan retensi yang lebih baik. Perlu diperhatikan kadang-kadang terdapat torus palatinus

yang dapat mengurangi kenyamanan pasien bila pasien memakai peranti lepasan (Rahardjo, 2011).

• Sempit/ panjang/ dalam dapat mempengaruhi retensi peranti lepasan

-Dolikosefalik : palatum sempit, panjang, dalam

-Brakisefalik : palatum lebar, pendek, dangkal

• Perhatikan juga apakah ada torus palatinus yang dapat mengurangi kenyamanan pasien jika

menggunakan peranti
3. Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut yang terjaga dengan baik merupakan indikator perhatianpasien terhadap giginya serta

dapat diharapkan adanya kerja sama antara dokter dengan pasien. Perawatan ortodontik tidak boleh dimulai

bila kebersihan mulut pasien tidak baik. Sebab:-

• Bila kebersihan mulut jelek, pemakaian peranti dapat memperparah keadaan kebersihan mulut.

• Belum tentu ada kerjasama yang baik dengan pasien/ pasien tidak kooperatif (Rahardjo, 2011)
PENGUKURAN OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified)
Menurut Green dan Vermillion, mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang memilih enam permukaan
gigi index tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari seluruh permukaan gigi
yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi yang dipilih sebagai gigi index beserta permukaan gigi index yang
dianggap mewakili tiap gigi segmen adalah :
a. Gigi 16 pada permukaan bukal
b. Gigi 11 pada permukaan labial
c. Gigi 26 pada permukaan bukal
d. Gigi 36 pada permukaan lingual
e. Gigi 31 pada permukaan labial
f. Gigi 46 pada permukaan lingual
Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat dalam mulut. Gigi index yang tidak ada
pada suatu segmen akan dilakukan penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua, jika gigi molar pertama dan
kedua tidak ada, penilaian dilakukan pada molar ketiga akan tetapi jika molar pertama, kedua, dan
ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
2) Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisif kiri dan jika gigi insisif
kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi insisif pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisif
pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
3) Gigi index dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang karena dicabut, gigi yang
merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam,
mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari ½ bagiannya pada permukaan index akibat karies
maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai ½ tinggi mahkota klinis.
4) Penilaian dapat dilakukan jika minimal dua gigi index yang diperiksa
OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Baik : jika nilainya antara 0-1,2
b. Sedang : jika nilainya antara 1,3-3,0
c. Buruk : jika nilainya antara 3,1-6,0
KRITERIA DI :
Skor Kondisi
0 Tidak ada stain atau debris
1 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau terdapat stain
ekstrinsik di permukaan gigi
2 Plak menutup lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa
3 Plak menutup lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3 permukaan yang diperiksa Plak
menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
4. Indeks Kalkulus

■  0 = tidak ada kalkulus


■ 1 = supragingival kalkulus menutupi mahkota gigi ≤ 1/3 pemukaan gigi
■ 2 = supragingival kalkulus 1/3 tetapi 2/3 atau adanya bitnik kalkulus subgingiva atau
keduanya
■ 3 = supragingival kalkulus 2/3 permukaan gigi atau kalkulus yang melingkar di
subgingiva atau keduanya
5. Karies

Pemeriksaan gigi dengan karies perlu dilakukan karena

• gigi yang karies merupakan penyebab utama maloklusi lokal.

• Karies merupakan penyebab terjadinya tanggal prematur gigi sulung sehingga terjadi

pergeseran gigipermanen,

• erupsi gigi permanen yang lambat (Rahardjo, 2011)


6. Indeks Karies DMF-T


■ D  = deccay
■ M = missing
■ F = filling
■ T = teeth
■ Jumlah gigi yang termasuk komponen D + jumlah gigi yang termasuk komponen M + jumlah gigi yang
termasuk komponen F = jumlah total DMF
■ Jumlah gigi dengan kode 1 = 1 gigi D
■ Jumlah gigi dengan kode 2 = 1 gigi D
■ Jumlah gigi dengan kode 4 = 2 gigi M
■ Jumlah gigi dengan kode 3 = 3 gigi F
■ DMF-T = 1+1+2+3=7
7. Fase geligi

Pasien yang datang untuk perawatan ortodontik

biasanya dalam fase geligi pergantian atau permanen

dan jarang pada fase geligi sulung (Rahardjo, 2011)


8. Gigi yang Ada

• Perlu diperiksa gigi yang ada dan dicatat keadaannya. Kelainan gigi, gigi permanen yang belum ada dalam

rongga mulut pada fase geligi pergantian bisa dilihat melalui foto rontgen. Gigi dengan karies maupun

tumpatan yang lebar hendaknya diperiksa juga prognosisnya dalam jangka panjang (Rahardjo, 2011).

• Dilakukan pemeriksaan dan pencatatan keadaan rongga mulut.

• Gigi yang tanggal, gigi yang erupsi, gigi berlebih, dan kelainan lainnya
TERIMA KASIH
Senin, 18 Oktober 2021 – Sesi 2

Anda mungkin juga menyukai