Anda di halaman 1dari 51

GLASS IONOMER

CEMENT

Deli Mona

GIC
Glass Ionomer Cement (GIC) atau semen
ionomer kaca merupakan bahan restorasi yang
banyak digunakan oleh dokter gigi dan banyak
dikembangkan.GIC pertama kali dipekrnalkan
oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971.GIC ini
terdiri dari bubuk kaca flouroaluminosilikat dan
larutan asam polikarboksilat.Keunggulan GIC
yaitu dapat melekat pada email dan dentin
secara kemis,biokompatibel,dapat melepas
flour dan koefesien ekspansi termal sama
dengan struktur gigi.

Glass Ionomer Cements tersedia dalam


bentuk
powder/liquid
materials.Pada
powder/liquid
material
powder
mengandung
bubuk
kaca
sodium
aluminosilikat yang sama dengan yang
digunakan pada bahan silikat.
Pada GIC konvensional,50 % liquid terdiri
dari larutan asam poli-akrilik.Pada saat
ini,komponen liquid mengandung larutan
asam akrilik atau asam maleik/co-polimer
asam akrilik.

selain dalam bentuk powder/liquid, GIC


juga
disediakan
dalam
bentuk
powder/water yang artinya bubuk kaca
dapat dilarutkan dengan air.
Sediaan GIC dalam bentuk kapsul dapat
mempercepat proses pengadukan.faktor
lain yang berhubungan dengan proses
pengadukan GIC adalah porositas semen
yang telah diaduk maupun yang telah
mengeras.

Modifikasi terhdapa reaksi pengerasan


GIC yang baru-baru ini dilakukan adalah
penambahan sedikit resin yang menjadi
dasar pengembangan resin-modified
glass ionomer cements.hal ini dilakukan
karena resin dianggap dapat membantu
reaksi pengerasan yaitu dengan aktivasi
sinar,mencegah penyerapan air tanpa
perubahan substansial terhadap reaksi
pengerasan berbasis asam.

beberapa perubahan yang dapat


terjadi diantaranya adalah reaksi
basis asam yang lebih lambat karena
adanya
cross-linking
dengan
resin,namun hal ini mempermudah
insesrsi bahan restorasi ke kavitas
dan sifat fisik bahan restorasi
tersebut dapat menjadi lebih baik.

Proses pengerasan GIC meliputi 3 proses yaitu


disolusi,gelasi,dan pengerasan.
a.Disolusi

Proses disolusi dimulai dari rusaknya


permukaan partikel kaca oleh poliacid agar
terjadi adhesi berbasis difusi antara partikel
kaca dan matriks.sekitar 20-30% dari partikel
kaca diurai dan ion-ion dilepaskan yang
kemudian membentuk ikatan semen. selama
stase ini,ion kalsium dan alumunium berikatan
dengan polianion melalui kelompok
carboxylate.pengeran klinis inisial didapat
dengan adanya crossliking antara ion-ion
kalsium yang ada.

Reaksi ini berlangsung dengan cepat


biasanya membentuk permukaan
yang keras dalam 4-10 menit dari
pertama kali pengadukan.seiring
terjadinya fase maturasi,terjadi
hidrasi pada matriks garam sehingga
sifat fisik restorasi menjadi semakin
baik.

b.Gelasi
Tahap gelasi pada reaksi pengerasan adalah
tahap di ana ion Ca2+ berikatan dengan gugus
karboksil dan bereaksi lebih cepat
dibandungkan ion Al 3+.berbagai hal dapat
terjadi pada restorasi jika tidak dilindungi pada
tahap gelasi ini. Ion alumunium dapat berdifusi
keluar dari material dan terlepas dari semen
,sehingga tidak mampu untuk berikatan silang
dengan rantai poliakrilat,akibatnya akan
berpengaruh pada sifat fisik maupun mekani
dari bahan restorasi.lapisan pelindung kedap
air yang dapat digunakan salah satunya
adalah varnish.

c.pengerasan (hardening)
tahap pengerasan berlangsung selama
7 hari setelah penempatan.Ion
alumunium memberikan kekuatan akir
dari semen.terdapat kelanjuan dari
pembentukan jembatan garam
alumunium dan air akan terikat pada
silica gel yang mengelilingi initi sisa dari
masing-masing partikel kaca.Struktur
akhir dari GIC terdiri dari partikel kaca
yang dikelilingi oleh gel silica dan
matriks ikatan silang poliakrilat.

Sifat GIC secara umum adalah


sebagai berikut:
Estetika yang dapat diterima untuk
restorasi gigi anterior dan ketebalan film
yang cukup digunakan sebagai luting agent
Bersifat antikariogenik karena melepaskan
floride secara berkala
Berikatan secara kimia dengan struktur
gigi ,dan bahan restorasi lain seperti
baja,alloy emas,platinum dan tin oxide
Bersifat biokompatibel dan tidak mengiritasi
pulpa

Koefesien ekspansi terman hamper sama dengan struktur gigi


terutama dentin
Dimensinya stabil
Tidak larut dalam cairan rongga mulut pada temperature normal
rongga mulut.
Membutuhkan preparasi gigi konservatif
Warna baik dan rentang shade yang luas dengan adanya
transluensi
Ketahanan terhadap kebocoran mikro
Konstraksi volum pada pengerasan sedikit
Cukup keras tetapi rapuh
Mudah larut
Bersifat poreus dan mudah abrasi terutama pada daerah kontak
oklusal
Kekuatan tekan relative tinggi, tetapi daya tahan terhadap fraktur
dan keausan rendah
Daya tahan yang rendah terhadap keausan

Indikasi Pengunaan GIC

Restorasi gigi permanen


1.Restorasi kelas V, III, dan I dengan
kavitas yang kecil
2.Lesi abrasi atau erosi
3.Karies akar
Restorasi gigi decidui
1.Restorasi kelas I- kelas VI
2.Restorasi karies rampan dan nursing
bottle caries

Luting atau sementing


1.Restorasi logam (inlay, onlay, crown)
2.Restorasi non logam (inlay dan onlay
komposit)
3.Veneer
4.Pin dan post
5.Bonding orthodontic dan bracket
Restorasi preventif
1.Preparasi tunnel
2.Pit and fissure sealant

Liner protektif dibawah restorasi amalgam dan


komposit
Sebagai bonding agent
Dentine substitute
Core build up
Splint
Glazing
Endodontic
1.Perbaikan resorpsi akar eksternal
2.Perbaikan jika terjadi perforasi
Teknik restorasi lainnya
Teknik sandwich
1.Atraumatic restorative treatment (ART)
2.Bonded restoration

Restorasi transisi
Kegagalan pengisian undercut
Sebagai dukungan pada pembuatan
pasak pada gigi yang minimal masih
memiliki 2 dinding structural yang
masih utuh

Kontraindikasi Penggunaan GIC


Pada kavitas I,II,dan kelas IV yang
memiliki stress bearing area
Pada preparasi dengan penggantian cusp
Pada pasien dengan xerostomia
Pada pasien yang bernafas melalui
mulut, Karena restorasi akan menjadi
opak, rapuh dan mudah fraktur
Pada area yang membutuhkan estetik
dari veneer pada gigi anterior

JENIS GIC
Menurut Wilson dan Mc Lean tahun 1998, terdapat 3 jenis
GIC, yaitu :
Tipe 1 : bahan Luting
Sifat-sifatnya :
Digunakan untuk sementasi crown, bridge, inlay, dan alat
ortodontik serta bonding untuk resin komposit dan
amalgam
Rasio powder-liquid yang umum digunakan 1,5:1 sampai
3,8:1 jika poliacid mengalami dehidrasi atau bercampur
didalam powder.
Waktu pengerasan cepat, dengan ketahanan awal terhadap
penyerapan air
Ketebalan film sampai 20m
Radiopak

B. Tipe II : bahan restorative


Terdiri dari 2 tipe, yaitu :
Tipe II.1 , sifatnya secara umum sebagai berikut :
Digunakan untuk restorasi yang m embutuhkan
estetika dengan tekanan oklusal minimal
Perbandingan powder : liquid adalah 3:1 sampai 6,8 :
1
Translusensi dan shade range yang sangat baik.
Pengerasan semen auto-cure dapat diperpanjang dan
bersifat rentan terhadap pelepasan dan penyerapan
air sampai paling tidak 24 jam setelah insersi
Bahan resin-modified tahan terhadap pelepasan dan
penyerapan air
Kebanyakan bahan bersifat radiopak.

Kelebihan GIC tipe I adalah sebegai berikut :


Ketebalan film sangat baik dan mudah diaplikasikan karena
daya alir yang baik.
Kelarutan dalam lingkungan rongga mulut rendah
Tensile strength dan ketahanan terhadap abrasi sama
dengan semen zinc posfat
Adanya pelepasan fluoride yang kontinyu
Toleransi jaringan pulpa maupun ginggiva tinggi
Kelebihan GIC tipe II.1 adalah :
- translusensi dan estetik cukup baik dan tersedia dalam
bentuk bahan auto-cure dan resin-modified
Sifat fisik baik selama restorasi didukung oleh struktur gigi
sekitar dan tidak mendukung tekanan oklusal yang besar.
Adhesi dengan struktur gigi di bawah restorasi dapat
dicapai dengan mekanisme pertukaran ion sehingga dapat
menghilangkan resiko kebocoran mikro.
Bahan dapat bersifat sebagai reservoir fluoride.

2. Tipe II.2

GIC tipe ini disebut reinforced gic. Beberapa


modifikasi pada GIC tipe ini adalah ketahanan
terhadap fraktur yang lebih baik. Bahan dari
kelompok ini bersifat fast-setting, namun perlu
diperhatikan bahwa restorasi dengan bahan ini
rentan terhadap dehidrasi setelah beberapa waktu
setelah insersi.

Selain dari bahan yang bersifat fast-setting,


kelebihan lain dari reinforced GIC adalah sifat fisik
yang lebih baik. Bahan ini dapat digunakan untuk
core build up akan tetapi gigi yang direstorasi
sebaiknya masih memiliki sisa struktur yang cukup
dan tidak menahan tekanan oklusal yang besar.

Beberapa jenis bahan yang dicampur bdengan


logam adalah sebagai berikut :
Silver cermets
Bahan yang paling sering digunakan adalah
silver cermets. Bahan ini dibuat dengan
mencampurkan sekitar 40% dari berat
keseluruhanpartikel perak berukuran mikro yang
diamternya kurang dari 3,5um di dalam partikel
bubuk kaca. Partikel perak yang tidak beraksi
dibilas dan 5% titanium dioksida ditambahkan
untuk memodifikasi warna. Adanya perak pada
permukaan partikel akan meningkatkan
ketahanan terhadap abrasi dan permukaa dapat
di poles.

Amalgam alloy admix


Metode lain untuk meningkatkan sifat fisik bahan
adalah dengan menambahkan partikel spherical
amalgam alloy pada fast setting glass ionomer
powder. Alloy amalgam di tambahkan dengan proporsi
8 bagian semen ke dalam 1 bagian alloy dan dua
bahan ini diaduk hingga mencapai konsistensi yang
sesuai dengan asam poliakrilik dengan rasio dalam
berat sekitar 2:3. Walaupun demikian, sifat fisik bahan
ini akan sedikit meningkat jika di bandingkan dengan
semen standar, terutama dalam ketahanan terhadap
abrasi. Bahan ini jugak cepat mengeras dan ketehanan
air jugak lebih cepat, sehingga jika bahan ini di
gunakan untuk membuat pasak preparasi lanjutan
dibutuhkan segera setelah bahan mengeras.

Silver alloy admix


Salah satu alternative lain untuk
meningkatkan kekuatan GIC adalah
dengan menggunakan alloy yang tediri
dari 50% perak, 22% tembaga dan 28%
timah, dan rasio powder/liquid sekitar
2:8 dari berat dan 8:1 dari volume. Sifat
fisik bahan ini sedikit lebih baik dari
pada bahan-bahan yang telah
disebutkan sebelumnya dan warna
bahan ini lebih baik dari pada semen
cermets. Pelepasan fluoride dan adhesi
dengan struktur gigi masih cukup baik.

Tipe III : lining atau base

GIC dari kelompok ini dibagi menjadi dua yaitu


lining cements dan base cement, yang leih
disebut sebagai dentine subsitule. Perbadaan nya
hanyalah pada rasio powder/liquid. Lining
merupakan lapisan tipis dari bahan netral yang I
tempatkan pada dasar kavitas sebelum restorasi
final agar tercipta defisiensi yang baik. Bahan
lining tidak boleh memberikan efek terapeutik
pada pulpa,kecuali jika pulpa terbuka. Base
merupakan pengganti dentin yang dibentuk
sesuai dengan tujuan pengganti dentin yang
hilang sebelum laminasi pengganti email di
atasnya.

Rasio powder/liquid yang digunakan untuk


fungsi lining adalah 1.5:1. Rasio digunakan untuk
pelepas dibawah restorasi lain untuk mencegah

Tujuan dari penggunaan lining adalah sebagai


berikut :
Restorasi gigi dengan teknik indirek akan lebih baik
jika kavitas dimodofikasi sehingga memudahkan
untuk insersi dan membuka restorasi kembali.
Jika kavitas dalam dan dasar kavitas mendekati
pulpa, dan restorasi logam akan digunakan,
dibutuhkan selapis tipis lining (0,5 mm) bahan pelapis
yang berfungsi untuk melindungi pulpa dari inflamasi
akibat perubahan suhu.
Lining dapat berfungsi untuk melindungi restorasi
dari invasi bakteri. Saat gigi restorasi, masih dapat
sisa bakteri pada kavitas namun jika kavitas telah
dilapisi, bakteri terseut akan bersifat dormant dan
inaktif.

C. prosedur kerja GIC


1. Isolasi
Dalam bentuk kontrol saliva, kelembaban semen saat dimanipulasi
2. Preparasi gigi
a. preparasi kavitas kls III
indikasi :
. Pasien dengan indeks karies tinggi
. Karies meluas keakar
. Area tekanan oklusal rendah
. Ada keterlibatan enamel labial
a) Outline form : dengan bur inverted cone buat akses dari lingual
marginal ridge, perluas kavitas ke insisal atau gingival tergantung
luasnya karies. Sebisa mungkin pertahankan titik kontak
b) Retention dan resistance form : retensi GIC didapat dr reaksi kimia,
karena itu retensi dengan groove tidak begitu diperlukan. Untuk
retensi preparasi kavitas dibuat minimal ketebalan 1mm semen.

c) convenience form : dinding lingual biasanya rusak saat dilakukan


preparasi akses ke kavitas, utnuk mendapat convenience form gigi
dipisahkan dengan matriks.
d) Pulpal protection : pada area dengan dentin yang tersisa
sebanyak 0,5mm dari pulpa, diaplikasikan kalsium hidroksida untuk
melindungi pulpa
b. preparasi kavitas kls V
indikasi :
Pasien dengan insiden karies yang tinggi
Estetika tidak begitu diperhatikan
Lesi pada permukaan akar
a) Outline form : tergantung pada luasnya lesi, jangan lakukan
preparasi terlalu dalam pada kasus erosi atau abrasi pada
permukaan akar yang sebagian bedar strukturnya terdiri dari
sementum.
b) ) Retention dan resistance : didapat dari bonding kimia
sehingga bentuk retensi tidak terlalu dperhatikan. Akan tetapi
dapat dibuat groove tambahan pada dinding servikal atau
oklusal pada gigi yang lebih lebar.

c) convenience form : didapat dari penggunaan retractor


pipi dan tongue guards untuk mendapatkan akses yang
baik.
d) Pupl protection : sama dengan klas III
c. preparasi kavitas kls I dengan indikasi :
Pit dan fisur yang dalam
Gigi yang baru erupsi pada pasien dengan index karies
yang tinggi
a) Outline form : gunakan round bur berukuran kecil untuk
membuka email lalu buang jaringan gigi yang terkena
karies. Gunakan bur fisur untuk memperlebar fisur,
pelebaran fisur ini bertujuan untuk meningkatkan
retensi dan untuk flow semen yang lebih baik.
b) Retention form : berikatan secara kimia dengan struktur
gigi sehinga tidak diperlukan tambahan retensi
c) Convenience form : fisur yang dilebarkan akan
memperbaiki daya alir semen sehingga meningkatkan
convenience form

d. preparasi kavitas kls II dengan indikasi :


Pada gigi yang tidak akan tinggal dimulut
lebih dari 5 tahun seperti gigi desidui
atau ggi goyang pada pasien geriatri
Lesi proksimal yang kecil
Pasien dengan index karies yang rendah
Penggunaan GIC untuk restrorasi terbatas
karena sifat ketahanan terhadap fraktur
yang rendah dan porous. Salah satu teknik
yaitu Tunnel preparation untuk membuang
karies pada proksimal dengan membuat
akses dari oklusal.

Kelebihan Tunnel preparation :


Preparasi gigi yang konservatif
Mempertahankan marginal ridge
Tidak terlalu merusak gigi didekatnya
Restorasi lebih estetis
Lebih sedikit microleakage
Cost effective
Kekurangan Tunnel preparation :
Finishing dan pengisian bahan tambal sulit
Sulit untuk dipraktekan
Membutuhkan kontrol yang seksama
Resiko karies sekunder tinggi
Akses dan visibilitas terbatas
Risiko kerusakan pulpa atau jaringan periodontal tinggi

Langkah-langkah dalam melakukan tunnel


preparation adalah sebagai berikut:
Lakukan pemeriksaan dengan seksama untuk mengetahui lokasi dan luas karies
dengan radiografi bitewing. Teknik radiografi ini juga digunakan untuk mengetahui
apakah teknik preparasi ini akan membahayakan tanduk pulpa.
Isolasi dan keringkan gigi yang akan direstorasi dengan teknik tunnel preparation.
Gunakan wedge dibawah lesi karies pada proksimal.
Preparasi bagian oklusal dengan round bur, preparasi dilakukan sampai bur masuk 2
mm didalam marginal ridge. Sudut insersi bur harus 45 0 dari lesi karies.
Setelah enamel di penetrasi, buang jaringan karies menggunakan ekskavator.
Gunakan probe untuk mengetahui kedalaman lesi dan kavitas diperluas dengan bur
fissur.
Buang jaringan karies proksimal dan lepaskan wedge untuk melihat hasil preparasi.
Setelah preparasi selesai dilakukan , pasang matriks band dan wedge untuk
mencegah restorasi yang overhang dan kerusakan ginggiva.
Insersi bahan restorasi dan kondensasikan dari permukaan oklusal, hindari kelebihan
bahan.
Lepaskan matriks dan wedges lalu lakukan finishing dan poles restorasi.

Preparasi kimia untuk GIC


Untuk adhesi yang lebih baik antara
GIC dengan struktur gigi, banyak
digunakan conditioning agent.
Beberapa diantaranya adalah 50%
asam sitrat, 10% EDTA, 20% asam
poly acrilic, 3% hidrogen peroksida,
dan 25% asam tannic. Asam poly
acrilic merupakan bahan yang sering
digunakan.

Pengadukan Semen
Pengadukan semen harus menggunakan rasio
bubuk dengan
Glass lab lebih baik digunakan daripada paper pad
karena glass lab dapat didinginkan untuk
memperpanjang working time jika diperlukanliquid
yang sesuai dengan petunjuk pabrik
Untuk pengadukan, bagi bubuk semen menjadi dua
bagian yang sama banyak, aduk bagian pertama
selama 20 detik kemudian tambahkan bubuk bagian
kedua dan diaduk selama 20 detik. Pengadukan
bubuk dengan liquid selesai dalam 40-60 detik.
Working time GIC adalah selama 60-90 detik.

Syarat-syarat pengadukan GIC:

Dilakukan pada suhu kamar (210-250)


Kelembababan 40%-60%
Dilakukan selama 45-60 detik
Dilakukan diatas glass lab atau paper
pad
Menggunakan spatula plastik

Penggunaan GIC tipe II. 1 untuk restorasi servikal gigi


posterior
Pasien memiliki indeks karies yang sangat tinggi
Lesi bukal pada premolar dibersihkan, dentin yang mengalami
demineralisasi pada dinding axial dibiarkan
GIC autocure high strength telah diinsersikan pada setiap kavitas
dan restorasi transisi ini dibiarkan hingga penyakit RM pasien
terkontrol.
Gambaran 6 bulan kemudian setelah keadaan RM pasien lebih
stabil dan lebih estetik, bahan GIC tipe II. 1 diganti dan terlihat
dentin pada dasar kedua kavitas telah mengalami remineralisasi.

Restorasi gigi desidui dengan GIC tipe II. 1
Terdapat karies yang cukup luas pada molar desidui
Akan direstorasi dengan GIC auto cure yang paling kuat

Penggunaan GIC tipe II. 2 untuk merestorasi gigi dengan


kavitas yang luas
Restorasi amalgam yang luas dan mengalami kegagalan
pada tepi bukal
Terlihat adanya karies di bawah tepi restorasi
Restorasi amalgam dibuang
Permukaan dentin yang terinfeksi dibersihkan dan
diusahakan agar tidak membuat pulpa terbuka
Kavitas dilembabkan dengan asam poliakrilik 10%,
kemudian dibilas dan dikeringkan tapi tidak sampai dehidrasi
Dasar kavitas dilapisi dengan selapis GIC dengan rasio
powder/liquid yang rendah
Kavitas direstorasi seluruhnya dengan auto cure glass
ionomer dan tetap diobservasi selama satu tahun

Penggunaan GIC tipe II. 2 untuk restorasi dengan teknik


sandwich
Terdapat lesi proksimal yang rumit
Sebagian besar email terbuang dengan preparasi gigi
Kavitas dilembabkan dengan asam poliakrilik 10% selama
10 detik. Transverse ridge dibiarkan karena akan melemahkan
gigi jika dibuang
Light initiated auto cure glass ionomer diaplikasikan pada
dinding aksial dan disinari untuk pengerasan yang cepat
Insersikan high strength auto cure glass ionomer di atas sublining dan dibiarkan mengeras. Bahan ini kemudian dibuang
kembali untuk membuka dinding email karena di atasnya akan
direstorasi dengan resin komposit. Kavitas telah dilapisi oleh
selapis tipis glass ionomer bond
Restorasi dikerjakan dengan teknik incremental build up resin
komposit dan fisur distal dibiarkan direstorasi dengan high
strength auto cure glass ionomerPenggunaan GIC tipe III
sebagai lining
Kavitas luas direstorasi dengan amalgam

D. Alat-alat yang Dibutuhkan dalam Prosedur


Kerja Restorasi dengan GIC

1. Rubber dam
2. Diagnostic set
3. Matriks
4. Bur nomor 330, , , 1, 2
5. Wooden wedge; digunakan untuk
mendukung margin gingiva pita matriks
dan untuk mendapatkan ruang diantara
dua gigi sehingga meningkatkan kekuatan
titik kontak
6. Alat poles
7. Spatula plastis
8. Plastis instrumen, digunakan untuk
insersi bahan tambal dan membuang
kelebihan bahan tambal

CONTOH KASUS
KASUS 1
Pasien datang karena ingin mendapatkan perawatan restoratif pada
gigi desidui. Pasien berusia 3 tahun 10 bulan. Dari pemeriksaan
klinis ditemukan gigi insisivus maksila desidui mengalami
kerusakan cukup parah dan terdapat karies pada gigi caninus.
Orang tua pasien meminta agar estetika pasien diperbaiki dan tidak
ingin menggunakan stainless steel crown pada gigi anterior anak
mereka, oleh karena itu mahkota gigi GIC direncanakan akan
digunakan untuk merestorasi gigi pasien dengan anastesi local

Nama Pasien : X
Umur Pasien : 3 tahun 10 bulan
Chief Complaint : pasien datang ingin merestorasi gigi depan
Present illness : gigi depan rusak, orang tua pasien menginginkan
restorasi yang estetik
Medical history : tidak diketahui
Past Dental History : Tidak diketahui

Pemeriksaan intra oral : terdapat kerusakan parah pada gigi insisivus


desidui rahang ayas dan karies pada gigi caninus.
Rencana perawatan : restorasi gigi pasien dengan mahkota GIC

1.Injeksi anastesi local dan gunakan rubber dam. Seluloid strip crown
dengan ukuran yang tepat digunakan.
2. Karies dibuang dengan bur bundar dengan slow speed handpiece dan
ekskavator.
3. Insisivus maksila desidui dipreparasi untuk pembuatan mahkota dengan
tapered diamond bur.
4. Seluloid strip crown dicoba pada preparasi kemudian disesuaikan pada
tepi mahkota sekitar 1 mm dibawah finishing line.
5. Gigi yang telah dipreparasi dibersihkan dengan pumis dan rubber cup,
kemudian diberi asam poliakrilik selama 10 detik.
6. Aduk GIC filling material sesuai petunjuk pabrik lalu masukkan ke dalam
mahkota dengan hati-hati untuk menghindari terperangkapnya udara
dalam mahkota.
7. Strip crown kemudian dilepaskan dengan tapered diamond bur yang
tipis dan ekskavator.
8. Mahkota telah siap dengan ukuran yang tepat, dengan tampilan yang
natural dan oklusal yang baik, kemudian lakukan pemolesan.
9. Mahkota dievaluasi setelah 1-2 minggu setelah perawatan. Pasien
diinstruksikan untuk control secara periodik.

KASUS 2
Pasien dating dengan keluhan gigi ngilu pada gigi atas bagian
belakang. Gigi tampak berlubang dan sering terselip makanan. Pasien
memakai gigi tiruan akrilik sebagian lepasan dan mempunyai kebiasaan
tidak melepas gigi tiruannya saat tidur.
Nama pasien
:x
Umur pasien
: tidak diketahui
Chief complaint : pasien dating dengan keluhan ngilu pada gigi atas
kanan bagian
belakang
Present illness
: gigi kanan atas bagian belakang terasa ngilu,
gigi tampak berlubang dan sering terselip makanan
Medical history : tidak diketahui
Past Dental History
: pasien menggunakan gigi tiruan sebagian
lepasan akrilik dan pasien mempunyai kebiasaan tidak melepas gigi tiruan
saat tidur
Pemeriksaan intraoral : kavitas pada servikal gigi 25 side 3 size 3 size
2 dan tampak gigi
tiruan yang akrilik tidak rata dan penuh dengan plak.

Kunjungan 1 :
- Lakukan preparasi dengan membuang seluruh jaringan
yang terkena karies berbentuk ginjal
- Lakukan penambalan dengan menggunakan GIC tipe II
- Haluskan permukaan gigi tiruan akrilik agar tidak
menjadi retensi plak
- Instruksikan pasien untuk membersihkan gigi tiruannya
secara teratur serta membuka gigi tiruan dimalam hari

Kunjungan 2 :
- Dilakukan pemolesan pada gigi yang telah dilakukan
penambalan GIC hingga tampak mengkilap dan tepi
tambalan menyatu dengan struktur gigi asli.

KASUS 3
Pasien datang dengan keluhan gigi berlubang
Nama pasien : X
Umur pasien : 7 tahun
Chief complaint: pasien datang dengan keluhan gigi berlubang
di sebelah kanan bawah
Present illness : gigi kanan bawah tampak hitam dan
berlubang
Medical history : tidak diketahui
Past Dental history : tidak diketahui
Pemeriksaan intraoral : kavitas pada oklusal gigi 46 dan fisur
yang dalam pada gigi 36,16 dan 26
Rencana perawatan : restorasi gigi 46 dan preventife
dentistry pada gigi 16, 26, dan 36 dengan
GIC.

Peanganan
A. Restorasi gigi46
1. Preparasi gigi 46 sesuai prinsip preparasi kavitas
2. Aplikasian dentin conditioner, kemudian bilas
dan keringkan dengan ringan
3. Aduk powder dan liquid dengan rasio yang tepat
hingga konsistensi yang tepat
4. Insersi bahan tambalan kedalam kavitas
5. Poles setelah 24 jam

B. Preventife Dentistry
1. Memberikan gigi 16,26 dan 36 dengan brush yang
telah diberi pumis dari debris dan sisa-sisa makanan.
2. Instruksikan pasien berkumur.
3. Gigi yang akan diberi pit & fissure sealant
dikeringkan.
4. Pemberian dentin conditioner kurang lebih 20 detik
untuk melembabkan dan menghilangkan smear layer
dan juga sebagai anti bakteri.
5. Bilas dan keringkan.
6. Berikan GIC tipe VII dengan cara diulaskan ke gigi
dengan konsistensi milky.
7. Tunggu hingga mengeras.
8. Cek kerapatan margin dengan sonde.
9. Cek artilkulasi dengan kertas articulator .

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai