Penyusunan anasir gigi tiruan agar terlihat natural terutama dalam hal penampilan (estetik) dan saat gigi
tiruan berfungsi (mis. bicara, tertawa, pengunyahan) merupakan penggabungan antara seni dan ilmu
pengetahuan. Pada saat pembuatan rekam medis, penting untuk mencatat seluruh fitur pada wajah
pasien baik kondisi normal maupun abnormal. Penyusunan anasir gigi tiruan untuk mencapai estetik
yang diharapkan umumnya tergantung pada komposisi, ukuran, bentuk dan warna dari ke enam gigi
anterior yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kepribadian pasien, kosmetik dan refleksi artistik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan ukuran dan bentuk gigi anterior antara lain : (1) ukuran
wajah; (2) jarak antara maksila mandibula (interarch space) yang tersisa; (3)pengukuran jarak antara
distal gigi kaninus sisi kiri hingga
B. Insisivus lateral RA
a) Incisal edge paralel dengan bidang oklusi kurang lebih 0.5 mm di atas bidang
b) Aspek labial: deviasi 10ᵒ terhadap garis median
c) Aspek proksimal: Deviasi 12ᵒ terhadap garis vertikal
Gambar 2. Insisivus lateral RA
C. Kaninus RA
Gambar 3. Kaninus RA
a) Incisal edge: 1 mm di atas bidang oklusi galengan, sehingga saat protrusif incisal RA
kontak dengan incisal RB dan pin vertikal menyentuh table
b) Servikal gigi terletak di atas puncak ridge
c) Aspek labial: sumbu gigi paralel dengan garis vertikal
d) Aspek proksimal: sumbu gigi condong 5° ke labial
B. Insisivus lateral RB
C. Kaninus RB
Gambar 7. Kaninus RB
A. Premolar pertama RA
B. Premolar kedua RA
C. Molar pertama RA
a) Aspek bukal
- Sumbu gigi miring 5° terhadap bidang vertikal ke arah mesial
- Cusp mesio bukal 0.5 mm di atas bidang oklusi
- Cusp distobukal 1 mm di atas bidang oklusi
- Cusp palatina tampak dari aspek ini
b) Aspek proksimal
- Cusp mesio palatina menyentuh bidang oklusi
- Cusp disto palatina 0.5 mm di atas bidang oklusi
- Sumbu gigi miring ke distal 5° terhadap bidang vertikal
- Cusp bukal lebih menonjol ke arah bukal daripada servikal
D. Molar kedua RA
a) Aspek bukal
- Cusp mesio bukal 1.5 mm di atas bidang oklusi
- Cusp disto bukal 2 mm diatas bidang oklusi
- Sumbu gigi miring 15° ke mesial terhadap bidang vertikal
- Cusp palatina tampak dari aspek ini
b) Aspek proksimal
- Sumbu gigi miring 5° terhadap bidang vertikal
- Cusp mesio palatina 0.5 mm di atas bidang oklusi
- Cusp disto palatina 1 mm di atas bidang oklusi
- Cusp bukal lebih menonjol kearah bukal daripada servikal
Catatan : cusp palatinal gigi premolar dan molar pertama dan kedua terletak pada garis yang ditarik dari
retromolar pad hingga ke distal gigi kaninus pada galangan gigit rahang bawah. Garis tersebut
merupakan tempat kedudukan fissura gigi-gigi posterior rahang bawah.
Pada setiap gerakan dari lengan artikulator, vertical pin tidak boleh terangkat. Lengan atas
artikulator digerakkan ke posterior, tidak terdapat open bite.
Gambar 18. (A) Centric occlusion, (B) Working occlusion, dan (C) Balanced occlusion
Catatan : Untuk melihat kesejajaran gigi gunakan occlusal bite plate. Aspek bukal gigi kaninus dan
premolar serta mesial cusp bukal molar pertama harus menyentuh occlusal bite plate sedangkan cusp
distobukal molar pertama tidak menyentuh. Untuk kesejajaran gigi posterior RA, ke empat cusp bukal
gigi molar 1 dan 2 menyentuh occlusal bite plate sedangkan gigi premolarnya tidak menyentuh.
Dafpus :
2. Hayakawa, I., 2011, Principles and Practice of Complete Dentures, Quintessence Pub. Co., Tokyo
3. Zarb, GA., Hobkirk, JA., Eckert, SE., Jacob, RF., 2012, Prosthodontic Treatment for Edentolous
Patients : Complete Denture and Implant Supported Prosthesis, 13th ed., Elsevier, Singapore
4. Zarb, GA., Bolender, CL., Hickey, JC., Carlsson, GE., 1994, Buku Ajar Prostodonsia untuk Pasien Tidak
bergigi menurut Boucher, terj. Ed. 10., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta