Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

DEPARTEMEN RADIOLOGI

KISTA DENTIGEROUS

Disusun Oleh :

Nama : Faiqotul Kumala Ayuna Kahfi

Nim : 21101700019

Pembimbing : drg. Moh Yusuf, Sp.Rad.OM

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
PENDAHULUAN

Impaksi gigi merupakan kondisi gigi tidak dapat tumbuh ke rongga mulut, dan
masuk ke lengkung rahang. Kista dentigerous adalah kista di sekitar mahkota gigi yang
terbentuk pada gigi belum erupsi. Kista dentigerous pada gigi belum erupsi terbentuk apabila
di dalam lapisan epitel email yang tereduksi menumpuk cairan. Kista ini dapat menumpuk
di antara epitel dan mahkota gigi yang belum erupsi.
Erupsi gigi yang terlambat atau adanya impaksi pada gigi dapat menyebabkan
penumpukan cairan di dalam lapisan epitel email gigi. Kista dentigerous dapat terbentuk karena
ada cairan yang menumpuk di antara epitel dan mahkota gigi. Pertumbuhan kista yang lambat
dan tidak adanya gejala penyerta menyebabkan Kista ini baru terdeteksi dari pemeriksaan
radiograf rutin
Kista dentigerous sering ditemukan pada dewasa muda,dan dewasa,serta jarang ditemui pada
anak apalagi orang tua. Gambaran radiograf kista dentigerous adalah gambaran radiolusen
simetris, unilokular, berbatas tegas, berkortikal,dan mengelilingi mahkota gigi yang tidak erupsi
(impaksi).

Faktor lokal dari penyebab kista dentigerous dapat dikaitkan dengan perkembangan
mahkota atau gigi permanen tetapi bisa pula muncul dari sisa epitel enamel. Faktor lingkungan
termasuk kekurangan endokrin, demam dan radiasi. Kista dentigerous umumny asimptomatis
hingga timbulnya infeksi atau adanya fraktur patologis.
LAPORAN KASUS

A. Pemeriksaan Subjektif

Pasien laki-laki usia 16 tahun dirujuk ke pusat diagnosis dan pengobatan penyakit mulut dengan
diagnosis klinis ameloblastoma dengan terapi yang disarankan hemi-mandibulektomi.Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik dan riwayat medis sebelumnya.

Pasien membawa rontgen panoramic dan didapatkan adanya gambaran lesi multilocular yang
melibatkan molar kedua kanan rahang bawah menunjukkan ameloblastoma atau
OKC.perpanjangan lesi terlihat dari mandibular notch kanan sampai premolar pertama kanan
rahang bawah.Terdapat pergeseran kanalis mandibula menunjukkan folikel gigi hiperplastik atau
dentigerous.Kemudian pasien juga membawa rontgen panoramic yang diambil di usia 13 tahun
yang menunjukkan area sklerotik yang jelas diarea mahkota molar kedua kanan mandibula
menunjukan folikel gigi hiperplastik atau kista dentigerous.Selama 3 tahun tersebut pasien tidak
berkonsultasi.

Riwayat sistemik dan alergi : Tidak Ada.

Riwayat keluarga : Tidak Ada.

B. Pemerikasaan Objektif
1. Pemeriksaan Ekstraoral
Terdapat pembengkakan ringan tanpa rasa sakit pada kortikal bukal dan lingual yang
meluas dari molar pertama kanan bawah daerah ke cabang mandibula

2. Pemeriksaan Intraoral
Tidak dipaparkan pada kasus .

 
C. Pemeriksaan Penunjang
Radiograf panoramic
Gambar 1

Radiografi panoramik menunjukkan adanya gambaran lesi multilocular yang melibatkan


molar kedua kanan rahang bawah
Gambar 2

Radiografi panoramic kedua menunjukkan adanya Terlihat area radiolusen unilokuler di area gigi 47

1. Analisis Kualitas Mutu Radiograf


Panoramic
1. radiograf tidak mencakup objek regio sebelah kiri,serta tidak terlihat
kondilus sebelah kanan,tidak terlihat tepi bawah orbita
2. Densitas,kontras,sharpness:baik
3. Distorsi horizontal dan vertical:minimal
4. Overlapping:terdapat overlapping
5. Tidak ada artefak/ghost image yang mempengaruhi intrepretasi

2. Kesimpulan Kualitas Foto


Kesimpulan : Diagnostically Acceptable
3. Interpretasi Foto
Radiograf Panoramik 1
Area 1
Missing teeth :-
Persistensi :-
Impaksi :18,47,48
Kondisi mahkota :
1. Terdapat gambaran garis radiopak setengah mahkota pada gigi
(menyerupai piranti orthodontic) 11-14
2. Terdapat gambaran radiopak di oklusal hingga dentin(menyerupai piranti
orthodontic) gigi 15
3. terdapat gambaran garis radiopak setengah mahkota pada gigi(menyerupai
piranti orthodontic) 41-43
Kondisi Akar :dbn
Kondisi Alveolar crest :penurunan puncak tulang alveolar mesial gigi 45
Kondisi Periapikal :dbn
Area 2:
Dalam batas normal

Area 3:

Terdapat gambaran radiolusen berbatas tegas berbentuk multilokuler memanjang dari


gigi 44 hingga ke ramus mandibula dextra

Area 4:

Tidak terlihat

Area 5

Tidak terlihat

Radiograf Panoramik 2
Area 1
Missing teeth :-
Persistensi :85
Impaksi :45,47
Kondisi mahkota :dbn
Kondisi Akar :dbn
Kondisi Alveolar crest :penurunan puncak tulang alveolar mesial gigi 45
Furkasi &Kondisi Periapikal :dbn
Area 2:
Dalam batas normal

Area 3:

Terdapat gambaran radiolusen berbatas tegas berbentuk unilokuler pada area gigi 47

Area 4:

Tidak terlihat
Area 5

Tidak terlihat

Analisis lesi

Radiograf panoramic 1

1. Lokasi:
Terlihat area radiolusen multilokuler memanjang dari gigi 44 sampai ramus
mandibula dextra
2. Batas dan bentuk: multilokuler dan berbatas jelas
3. Struktur internal:Radiolusen
4. Efek pada jaringan sekitar: Terjadi displacement gigi 47 dan 48 ke arah ramus
mandibula
Radiodiagnosis:Odontegenic keratocyst

Radiograf panoramic 2

1.Lokasi:
Terlihat area radiolusen unilokuler pada area gigi 47
2.Batas dan bentuk: unilokuler dan berbatas jelas
3. Struktur internal:Radiolusen
4. Efek pada jaringan sekitar:
Terjadi displacement gigi 47
5. Radiodiagnosis:Kista Dentigerous

4. Menentukan Radiodiagnosis
Panoramik 1

Kesan:Terdapat kelainan pada gigi geligi dan mandibula

Suspek radiodiagnosis:

Odontogenic keratocyst

Panoramik 2

Kesan:Terdapat kelainan pada gigi geligi dan mandibula

Suspek radiodiagnosis:

Kista dentigerous

5. Diagnosa banding
Ameloblastoma
Kista dentigerous hampir tidak bisa dibedakan dengan ameloblastoma unikistik
secara radiograf,dan hanya bisa dibedakan dengan pemeriksaan histopatologis.
Pada potongan axial radiograf 3 dimensi,sebagian besar kista dentigerous
menunjukkan adanya ekspansi ke satu arah terutama cortical plate bukal karena
ketebalan tulang pada sisi lebih tipis.sedangkan ameloblastoma jauh lebih agresif dan
cenderung mengalami ekspansi ke arah bukal dan lingual
DASAR TEORI

1. Pengertian
Kista dentigerous adalah suatu kantong yang dibungkus oleh epitelium yang terjadi dari
enamel organ yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak erupsi. Kista
dentigerous sebagai kista yang menutupi gigi yang belum erupsi dengan perluasan
folikelnya dan menyerang hingga ke leher gigi dan menurut kista dentigerous adalah
pembesaran ruangan folikular di sekitar gigi yang belum erupsi. Kista ini merupakan
jenis kista terbanyak setelah kista radikuler. Sering terjadi pada posterior mandibula atau
maksila dan umumnya berkaitan dengan impaksi atau embedeed gigi molar ketiga.

2.Macam-macam kista Dentigerous


 Kista dentigerous sentral

Kista dentigerous sentral


Kista yang mengelilingi mahkota secara asimetris,menggerakan gigi ke arah yang
berlawanan dengan erupsi normal

 Kista dentigerous lateral


Kista dentigerous lateral
Kista yang berkembang pada sisi mesial dan distal dari gigi dan meluas menjauh
dari gigi,dan hanya menutupi sebagian mahkota

 Kista dentigerous sirkumferensial

Kista sirkumferensial
Seluruh organ email disekitar leher gigi menjadi kistik,sering menyebabkan gigi
bererupsi menembus kista sehingga menghasilkan gambar seperti kista radicular.
3.Perawatan Kista Dentigerous

Salah satu perawatan kista dentigerous adalah enukleasi dari kista bersamaan
dengan pengangkatan gigi yang belum erupsi. Bila erupsi dari gigi yang terlibat dapat
dipertimbangkan, gigi dapat dibiarkan ditempatnya setelah pengambilan sebagian dari
dinding kista. Pasien memerlukan perawatan ortodonti untuk membantu erupsi gigi
tersebut. Kista dentigerous yang besar juga dapat diterapi dengan marsupialisasi.
Marsupialisasi ini akan mengurangi tekanan pada kista, yang akan menyebabkan
berkurangnya ukuran defek tulang. Kista dapat diangkat beberapa waktu kemudian
dengan prosedur bedah yang tidak luas atau minimal, tanpa menimbulkan defek yang
luas
KESIMPULAN

Kista dentigerous adalah kista di sekitar mahkota gigi yang terbentuk pada gigi belum
erupsi. Kista dentigerous pada gigi belum erupsi terbentuk apabila di dalam lapisan epitel
email yang tereduksi menumpuk cairan. Kista ini dapat menumpuk di antara epitel dan
mahkota gigi yang belum erupsi

Tujuan perawatan dari kista dentigerous adalah mengeliminasi kelainan patologi dan
mempertahankan gigi dengan bedah minimal intervensi. Pemilihan jenis perawatan tergantung
dari ukuran dan lokasi dari kista, umur pasien, gigi yang terlibat, stage of root development,
posisi gigi yang terlibat di dalam rahang dan hubungan dengan gigi yang berdekatan serta
keterlibatan dari struktur vital yang ada

Penatalaksanaan kista dentierous pada kasus ini adalah pengambilan lesi secara menyeluruh
dengan pendekatan ekstra oral agar dapat menghindari terjadinya kista residual. Tidak dijumpai
adanya komplikasi berupa parestesi dan tidak terbentuknya scar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Michael M. Peterson’s of oral and maxillofacial surgery. 2nd ed. BC Decker Inc.
Hamilton, London; 2004. H. 140-153
2. Parvathi Devi, V. B. Thimmarasa, Vishal Mehrotra, and Mayuri AgarwalMultiple
Dentigerous Cysts: A Case Report and Review J Maxillofac Oral Surg. 2015.Mar;
14(Suppl 1): 47–51.
3. Sudiono J. Kista odontogenik : Pertumbuhan, perkembangan dan komplikasi.
Jakarta: EGC; 2010: hal 1-6
4. Sasmita I, Epsilawati L, Pramanik F. Prevalence of the dentigerous cyst in
Indonesian people using panoramic radiograph.Department of pedodontics dentistry,
Padjajaran University. 2017. Vol.10
5. Parvathi Devi, V. B. Thimmarasa, Vishal Mehrotra, and Mayuri Agarwal
Multiple Dentigerous Cysts: A Case Report and Review J Maxillofac Oral Surg.
2015.Mar; 14(Suppl 1): 47–51.
LEMBAR PENGESAHAN

CASE REPORT RADIOLOGI


RADIOLOGI

Disusun oleh :
Faiqotul Kumala Ayuna Kahfi
21101700019
Telah disetujui oleh :

Semarang, 29 Juli 2021


Pembimbing Klinik

(drg M. Yusuf, Sp. Rad OM)

NIP. 211013023

Anda mungkin juga menyukai