Anda di halaman 1dari 12

REFLEKSI KASUS

TUMPATAN RESIN KOMPOSIT DENGAN TEHNIK BULK FILL

KEPANITRAAN KLINIK BAGIAN

KONSERVASI GIGI

Disusun Oleh:

Faiqotul Kumala Ayuna Kahfi

21101700019

Pembimbing:

drg. Arlina Nurhapsari, Sp.KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021
Introduction

Tumpatan resin komposit yang tahan lama masih menjadi tantangan dalam bidang
kedokteran gigi. Berbagai faktor seperti kontraksi resin dan tekanan polimerisasi dan
ketebalan dari tumpatan dan defleksi cusp dalam resin komposit sering kali menjadi topik
pembahasan oleh peneliti dan dokter gigi di bidang kedokteran gigi.

Tumpatan resin komposit klas II (MOD) sering kali mengalami banyak


kegagalan.Selain beberapa factor yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa penyebab
kegagalan dari tumpatan resin komposit klas II seperti,restorasi mengalami beban
mastikasi,kontak poin yang sulit dibentuk kembali, pada saat penumpatan akses dan
penglihatan terbatas,polimerisasi yang buruk.

Indikasi awal resin komposit flowable bertujuan untuk membantu menghilangkan


beban kunyah dalam tumpatan yang dalam,sehingga penyusutan pada restorasi tidak menjadi
agresif pada restorasi. Tehnik tersebut direkomendasikan karena liner yang lebih fleksibel
yang digunakan untuk membangun ikatan antara resin komposit dan substrat gigi.

Penggunaan resin komposit flowable bergantung pada jumlah filler yang lebih
sedikit,karakteristik flow yang adequate,modulus elastisitas yang rendah,adhesi yang tepat
pada struktur gigi.

Terlepas dari resin komposit flowable yang memiliki banyak keuntungan, resin
komposit flowable generasi pertama pada tahun 1996,tidak diterima baik oleh dokter gigi
karena memiliki sifat mekanis yang lebih rendah dibanding resin konvensional, dan juga
memiliki tingkat penyusutan polimerisasi tingg sehingga sering menyebabkan kegagalan dari
restorasi.

Saat ini resin komposit flowable lebih dikenal sebagai flowable bulk fill resin,telah
diperbarui. Resin jenis ini menghadirkan peningkatan dari jumlah filler(sebanyak 60% dalam
volume) dengan menggabungkan ukuran nano dan jumlah partikel yang lebih besar.
Penggunaan nano partikel menghasilkan penyusutan polimerisasi yang lebih rendah dan
beban kunyah rendah.Pada literature didapatkan adaptasi marginal di daerah servikal email
mirip dengan restorasi yang menggunakan tehnik bulkfill atau tehnik incremental yang
konvensional. Kemajuan resin bulk fill juga memungkinkan dengan memodifikasi komponen
dari resin seperti pengencer dan inisiator foto didalam komposisinya.
Salah satu manfaat dari restorasi resin komposit dengan tehnik bulk fill adalah
mempersingkat waktu dalam prosedur dan bisa menjaga kualitas dari restorasi.derajat
konversi pada resin komposit selama penyinaran perlahan-lahan berkurang sehingga dapat
mengurangi sifat fisik resin yang dapat menyebabkan kegagalan premature dan kerusakan
pulpa. ISO 4049 mengatur kedalaman tumpatan resin 2mm sebagai ketebalan maksimum
sehingga didapatkan polimerisasi yang tepat.Namun, resin bulk fill dilaporkan dengan
ketebalan 4 mm dapat menghasilkan sifat kekerasan yang serupa dengan resin komposit
konvensional. Dengan tehnik bulkfill dapat mengurangi waktu dari prosedur,sehingga pasien
maupun dokter lebih nyaman.

Selain itu mempertimbangkan ketebalan dari resin,dilaporkan defleksi cusp gigi yang
direstorasi dengan tehnik bulkfill berkurang dibandingkan dengan tehnik konvensional
maupun tehnik incremental oblik.

Meskipun menyajikan hasil in vitro yang memadai dan banyak kemajuan, prosedur
klinis secara langsung mempengaruhi daya tahan restorasi resin komposit. Dengan
demikian,skill dokter gigi,pemilihan bahan dan tehnik dapat mempengaruhi dari hasil
tumpatan.Saat ini ada pembatasan di studi invivo maupun laporan kasus klinis sehingga dapat
membantu dokter mengetahui tehnik bulkfill resin komposit yang tepat. Berdasarkan hal
tersebut,tujuan dari laporan kasus restorasi resin bulk fill yaitu mendiskusikan rencana
perawatan pada pasien,protocol klinis,follow up, dan mendiskusikan isi dari literature yang
tersedia.

Diagnosa dan Rencana Perawatan

Seorang pasien perempuan usia 24 tahun datang ingin dirawat giginya di klinik gigi institute
sains dan teknologi Univ.Estadual Paulista Brazil.Keluhan utama pasien adalah adanya
rangsangan nyeri dan sensibilitas pada gigi premolar kedua kiri atas. Riwayat medis
nonkontribusi.Pemeriksaan klinis dan radiograf dilakukan. Terdapat lesi karies yang luas
pada permukaan distal gigi,yang mengarah ke kebutuhan restorasi segera.Pemilihan
perawatan restorasi resin komposit pada kasus berdasarkan oral hygiene pasien yang baik dan
kebutuhan estetik.Penggunaan resin komposit bulk fill bergantung pada kemungkinan
penggunaan matriks yang tepat selama dilakukan prosedur,adaptasi wedge yang
adekuat,pengurangan waktu selama prosedur.
A) Baseline picture; B) Interproximal radiograph showing radiolucent image on the distal
surface;

Penatalaksanaan

Kunjungan I

Tahapan :

• Membuka kavitas dengan bur bulat berlian dan karbida.


• Dilanjutkan isolasi dengan menggunakan rubber dam,kemudian sectional matrix
Unimatrix dan rubber wedge ditempatkan untuk mendapat adaptasi cervical dan
kontur proksimal yang adekuat.

• Etsa email selama 30 detik dan dentin selama 15 detik dengan 37% asam fosfat

• Kavitas dicuci dilanjutkan dengan pengeringan kavitas dengan air syringe dan
dikeringkan kembali dengan cottonpellet

• Menempatkan adhesive bonding 20 detik kemudian dilakukan light cure 10


detik
• Kavitas ditumpat dengan tehnik bulk fill ,aplikasikan 4 mm resin komposit
kedalam kavitas.

• Kavitas disinari dengan light cure selama 20 detik

• Dilakukan penyisaan ruang 2mm untuk memungkinkan penyisipan lapisan


resin nanofill untuk menyelesaikan prosedur restoratif.

Kunjungan II

Pasien datang ke klinik kembali untuk dilakukan finishing dan polishing


Evaluasi Tumpatan Resin Komposit Klas II

Setelah 6 bulan pasien datang kembali ke klinik, dokter gigi mengevaluasi Restorasi,
Restorasi dinilai berhasil pada kedua periode setelah dilakukan evaluasi

Result and Discussion

Restorasi Resin komposit konvensional umumnya dengan menggunakan tehnik


incremental,dengan memasukkan resin komposit kedalam kavitas secara bertingkat dengan
ketebalan minimal 2mm.Tehnik ini dikembangkan untuk mendapat penetrasi cahaya yang
tepat dan untuk mengurangi efek berbahaya yang dihasilkan dari penyusutan
polimerisasi,dimana merupakan kelemahan terbesar dari resin komposit.Selain itu prosedur
yang memakan waktu lebih lama,meningkatkan resiko kontaminasi bakteri, jika rubber dam
tidak digunakan menyebabkan adanya ruang kosong diantara lapisan tumpatan.
Resin komposit bulk fill sangat praktis.Peningkatan resin bisa mencapai lebih dari 4
mm dalam ketebalan,dan karakteristik cairannya memungkinkan aliran resin yang tepat dan
tertumpat sempurna tanpa adanya ruang kosong. Hal ini dapat menghasilkan translucency
yang baik dan gabungan kelompok fotoaktif yang memungkinkan penyinarannya pada
ketebalan yang lebih besar.Tehnologi SDR memiliki modulator polimerisasi dimana dapat
membantu monomer membentuk jaringan polimer yang lebih fleksibel dalam mode
lambat,sehingga dapat mengkompensasi dari volume penyusutan.

Penelitian menunjukkan bahwa resin komposit bulk fill memiliki sifat mekanis yang
diterima dibandingkan resin komposit konvensional.Salah satu kelebihan dari resin komposit
bulk fill adalah secara signifikan mengurangi defleksi cusp selama penyinaran dibandingkan
dengan resin komposit konvensional dengan tehnik incremental oblik. Moorthy et.,al 2012
menggunakan resin komposit klas II dengan tehnik bulk fill dengan menyajikan laporan
kasus dan mengamati adanya pengurangan defleksi cusp dibandingkan dengan resin komposit
dengan tehnik increment oblique.Penulis percaya bahwa reduksi dihasilkan dari defleksi
material yang disisipkan secara horizontal pada arah gingiva oklusal,mengurangi Panjang
cusp dan mendorong defleksinya. analisis elemen hingga teknik inkremental oblik
menghasilkan konsentrasi tegangan yang lebih tinggi pada gigi/restorasi dibandingkan
dengan teknik pengisian horizontal.

Zorzim et al.,2015 membandingkan penyusutan polimerisasi dan derajat penyinaran


resin bulk fill dibandingkan dengan resin konvensional yang dapat mengalir sesuai
volume.Semua penelitian mengenai tehnik bulk fill menyajikan polimerisasi yang cukup pada
peningkatan ketebalan 4 mm. Sebagian resin bulk fill memiliki volume penyusutan
polimerisasi yang rendah dan tegangan yang lebih rendah dibandingkan konvensional.

Penyinaran selama 30 detik telah dilaporkan efektif untuk polimerisasi resin komposit
bulk fill.Czasch P dan N Illie,2013 melaporkan bahwa derajat konversi dan sifat mekanis
dengan ketebalan 4 mm dari resin bulk fill cukup dengan penyinaran 20 detik. Dalam
laporan kasus ini penyinaran dilakukan selama 40 detik,setelah pengangkatan matriks
interproksimal dilakukan penyinaran 20 detik pada daerah buccal dan lingual.

Menurut intruksi pabrik/produsen resin bulk fill dengan ketebalan 4 mm diperlukan


penyinaran 40 detik sedangkan pada ketebalan 2 mm diperlukan penyinaran 20 detik. Karena
ada kontroversi dalam literatur, pendekatan yang lebih memadai adalah dengan instruksi
pabrikan seperti yang dilakukan dalam kasus scenario ini. Pabrikan merekomendasikan
penggunaan lampu halogen atau lampu LED pada daya kepadatan sama atau lebih besar dari
550mW/cm2. Dalam kasus kami menggunakan radius-calunit (SDI - Australia) dengan
1200mW/cm2. Digunakan LED daya tinggi dengan tujuan memastikan polimerisasi lapisan
yang lebih dalam dari resin bulk fill dapat mengalir.

Polimerisasi yang efektif dapat dilihat dengan translusensi yang lebih baik pada
tehnik bulkfill ini, sehinggamembantu mempertahankan sifat mekanisnya. Diketahui bahwa
transmisi cahaya sangat terkait dengan opacity material, dan juga bahwa peningkatan
translusensi dapat dicapai dengan pengurangan filler resin.

Resin flowable bulk fill memiliki kandungan filler yang lebih sedikit dibandingkan
resin konvensional tetapi kandungannya lebih besar daripada flowable konvensional resin.
Dengan mengurangi muatan filler sifat mekaniknya ikut berkurang (kekuatan tarik dan
tekan, dan ketahanan terhadap abrasi), dan penyerapan air meningkat. Kekhawatiran tersebut
mungkin menjelaskan indikasi pabrikan untuk melakukan penambahan Lapisan oklusal 2mm
dari resin konvensional saat menggunakan flowable resin bulk fill. Modulus elastisitas dan
kekerasan permukaan bahan yang dapat mengalir juga lebih rendah dari resin konvensional

Aspek proksimal restorasi kelas II yang dilakukan dengan resin bulk fill flowable
tidak tertutup oleh resin konvensional, sehingga terdapat risiko kehilangan kontak proksimal
jangka panjang karena material keausan, penyerapan air yang lebih besar, dan hidrolisis resin.
Namun Kemungkinan negative ini tidak terdeteksi setelah satu tahun follow up di masa
sekarang pada laporan kasus.

Pembentukan kembali titik/kontak area pada restorasi resin direct lebih menantang
dibandingkan dengan amalgam atau restorasi indirect Perhatian utama terkait dengan lebar
proksimal bukal-lingual kavitas. Beberapa teknik membantu pembentukan kembali titik
kontak proksimal saat melakukan restorasi komposit resin direct, seperti penggunaan spatula
kontak (reflektif atau tidak). Untuk restorasi bulkfill, penggunaan spatula kontak mungkin
menyulitkan prosedur itu sendiri, setelah itu resin yang dapat mengalir. Untuk mendapatkan
titik kontak yang tepat dalam laporan kasus ini dengan rongga bukal lingual yang lebar,
concave sectional matriks,individual ring dan wedge digunakan sehingga beradaptasi dengan
baik.

Dalam studi 3 tahun terakhir yang membandingkan flowable resin bulk fill yang
sama dengan: digunakan dalam kasus ini, dari bentuk anatomi, adaptasi marginal, warna,
pewarnaan marginal, kekasaran permukaan, dan keberadaan karies sekunder dievaluasi.
Tingkat kegagalan adalah 1,3% untuk restorasi konvensional dan 0% untuk restorasi bulk fill,
mengarah pada kesimpulan restorasi bulk-fill menunjukkan klinis yang dapat diterima hasil
yang sebanding dengan teknik inkremental konvensional.

Mengenai sensitivitas pasca perawatan pasien ini melaporkan ketidaknyamanan pada


hari-hari pertama, yang kemudian ditindaklanjuti pada saat control kembali. Fakta ini juga
telah terdeteksi dalam uji klinis, di mana hanya satu dari 138 pasien yang melaporkan
sensitivitas pasca perawatan selama tiga minggu pertama, sebagai akibat dari perubahan suhu
dan kekuatan oklusal . Alasan sensitivitas setelah prosedur restorasi tidak sepenuhnya
diketahui dan, selain subjektif, mungkin terkait dengan kurangnya irigasi selama preparasi
gigi, pengeringan dentin yang berlebihan selama prosedur bonding,dan mungkin juga terkait
kondisi psikologis pasien.Karena sensitivitas jangka pendek yang ada dalam kasus klinis dan
insiden rendah yang dilaporkan sebelumnya.

Conclussion
Restorasi resin flowable bulk fill tampaknya menjanjikan karena menyajikan sifat
mekanik yang dapat diterima dengan waktu pengerjaan yang lebih cepat dan mudah.Rongga
yang menerima resin bulk fill dapat menghasilkan kedalaman 6mm, dan akan diisi dengan
dua kenaikan yang berlawanan dengan minimal 3 mm kenaikan menggunakan teknik
konvensional oblik., karena pembentukan kembali titik/area kontak tidak ada maka perlu
dilakukan pelapisan 1 layer untuk menutupi dengan komposit resin konvensional, Diperlukan
lebih banyak penelitian untuk meningkatkan mekanis resin bulk fill.
DAFTAR PUSTAKA

1. Haugen HJ, Marovic D, Par M, Khai Le Thieu M, Reseland JE, Johnsen


GF. Bulk Fill Composites Have Similar Performance to Conventional Dental
Composites. IJMS. 2020;21(14):5136(2-21).
2. Jung J, Park S. Comparison of Polymerization Shrinkage, Physical
Properties, and Marginal Adaptation of Flowable and Restorative Bulk Fill
ResinBased Composites. Oper Dent. 2020;42(4):375–386.
3. Dietschi D, Shahidi C, Krejci I. Clinical performance of direct anterior
composite restorations: a systematic literature review and critical appraisal. Int J
Esthet Dent. 2019;14(3):252–70.
4. Soares CJ, Faria-E-Silva AL, P RM, Vilela ABF, Pfeifer CS, Tantbirojn D.
Polymerization shrinkage stress of composite resins and resin cements – What do
we need to know? Braz Oral Res. 2017. p. 31(suppl 1):e62.
5. Gopinath V. Comparative evaluation of microleakage between bulk
esthetic materials versus resin-modified glass ionomer to restore class II cavities in
primary molars. J Indian Soc Pedod Prev Dent. 2017;35(3):238–43.
6. AlShaafi MM. Factors affecting polymerization of resin-based composites:
A literature review. Saudi Dent J. 2017;29(2):48–58.
7. Nagi S, Moharam L, Zaazou M. Effect of resin thickness, and curing time
on the microhardness of bulk-fill resin composites.2015. J Clin Exp Dent.
2015;7(5):e600–e604.
8. Ide K, Nakajima M, Hayashi J, Hosaka K, Ikeda M, Shimada Y. Effect of
light-curing time on light-cure/post-cure volumetric polymerization shrinkage and
regional ultimate tensile strength at different depths of bulk-fill resin composites.
Dent Mater J.
2019;38(4):621–629.
LEMBAR PENGESAHAN REFLEKSI KASUS

KONSERVASI

Disusun oleh :
Faiqotul Kumala Ayuna Kahfi
21101700019
Telah disetujui oleh :

Semarang, Agustus 2021


Pembimbing Klinik

(drg. Arlina Nurhapsari, Sp.KG)

Anda mungkin juga menyukai