1. Pemilihan warna
Seluruh permukaan geligi harus dibersihkan dahulu dengan baik menggunakan
rotary brush dan pumice yang dicampur dengan air atau bahan lain yang sejenis tetapi yang
tidak mengandung flour dan juga tidak mengandung minyak agar kelak tidak memnyulitkan
waktu melakukan proses etsa. Prosedur ini sangat berguna agar dapat melihat warna gigi
yang sesungguuhnya tanpa dipengaruhi ekstrinsik stains dan juga agar pada proses bonding
kelak didapat hasil yang maksimal.
Warna yang dipilih harus merupakan kesepakatan dari kedua belah pihak, dokter dan
pasien, karena sering sekali warna yang menurut dokter alami dan bagus, berbeda dengan
kehendak pasien, harus diingat disini bahwa ini adalah tindakan kosmetik dan dokter adalah
penjual jasa.
Cara yang terbaik untuk menentukan warna dan bentuk adalah dengan mock-up
tanpa proses etsa dan bonding tetapi dengan menggunakan lapisan-lapisan warna dan bahan
yang sesungguhnya akan digunakan pada salah satu gigi. Prosedur ini akan sangat berguna
untuk menyamakan persepsi kedua belah pihak terhadap hasil akhir nantinya, juga sekaligus
operator dapat memperkirakan ketebalan lapisan resin komposit yang diperlukan untuk
mencapai warna yang diinginkan sehingga dapat memperkirakan kedalaman preparasi yang
perlu dilakukan.
Suatu hal yang dapat menjadi catatan, sebaiknya kita mengenal benar karakter dari
bahan yang digunakan, banyak bahan akan berubah warna dalam waktu yang singkat, bhakan
umumnya bahan resin komposit berubah warnanya dari warnya pada fase plastis sebelum
dimatangkan menjadi warna pada fase keras setelah dimatangkan, biasanya perubahan yang
terjadi adalah menjadi lebih translucent atau lenih abu-abu.
2. Preparasi
Bur yang ideal adalah veneering preparation set yang dirancang khusu untuk
preparasi veener (contohnya : bur veener dari blassler atau komet). Dapat pula menggunakan
bur berbentuk torpedo medium greet yang ujungnya membulat, digunakan bur dengan
kekasaran medium grade dengan maksud agar tidak terjadi pengambilan jaringan gigi
yang berlebihan karena kekuatan perlekatan yang utama didapat dari perlekatan resin
komposit dengan enamel.
Membuat tempat/ dudukan bagi bahan resin komposit agar gigi tampak
alamiah setelah dilakukan veneering(tidak tampak terlalu tebal dan terutama
menjaga agar tepi servikal dapat dibentuk dan dipoles dengan baik dan
memiliki emergence profile yang baik tidak terlalu menonjol) sehingga
kemampuan self cleansing tetap dapat berlangsung.
Membuang permukaan enamel paling luar yang umumnya tediri dari enamel
yang sulit untuk di etsa dengan baik.
Melakukan enamoplasti pada gigi-gigi yang rotasi/berada diluar dari lengkung
gigi yang direncanakan.
3. Prosedur bonding
Pada saat kini phosphoric acid dengan konsentrasi sekitar 30% dan berbentuk
gel merupakan bahan etsa yang menjadi pilihan utama. Lamanya bahan etsa diletakkan
pada seluruh permukaan gigi yang akan dibonding baik enamel maupun dentin adalah
selama 15 detik, kemudian bahan etsa ini harus dicuci dengan bersih menggunakan
semprotan air selama paling tidak 10 detik.
Saat kini tersedia pula nonrinsing etching agent bahkan bahan self etching
primer bahan ini membrikan hasil yang cukup baik dan juga menyingkat waktu kerja.
Semua bahan dan teknik bonding generasi ke-empat atau diatasnya dapat
digunakan, suatu hal yang perlu diingat bahwa pada berbagai merk terdapat perbedaan
prosedur satu dengan yang lainnya jadi prosedur tiap-tiap merk harus diikuti dengan
benar jangan dicampur adukkan.
4. Layering
Selanjutnya semua bahan yang dipakai adalah bahan-bahan yang dikeraskan
dengan menggunakan cahaya atau light cure karena bahan-bahan ini member keleluasaan
yang sangat besar pada proses manipulalsinya.
Opaquer hanya dipakai bila akan menutupi warna gigi asli yang snagat gelap dan
selanjutnya ditutupi dengan resin komposit warna dentin dengan ketebalan yang cukup.
Apabila ketebalan resin komposit tidak cukup maka gigi akan tampak sangat buruk
karena terlihat sekali sebagai sesuatu yang palsu, bnila perlu pada penggunaan opaquer
preparasi gigi dilakukan dengan cukup berani, ketebalan resin yang dibutuhkan kira-kira
1mm.
Aturan dasar penggunaan opaque adalah menggunakan warna-warna komplimen
yang menghasilkan hasil warna akhir yang netral yaitu abu-abu, warna-warna komplimen
tersebut misalnya :
melainkan membaur secara perlahan-lahan dan garis batasnya sedikit tak beraturan/zigzag.
Warna enamel sesungguhnya sebenarnya adalah translucent tetapi pada bahan
resin komposit disediakan bahan warna enamel dengan beberapa nuansa seperti keputihputihan, kekuning-kuningan, keabu-abuan dan sebagainya untuk mempermudah
pengerjaan pada tahap sentuhan terakhir sehingga kita masih dapat bermain sedikit
dengan warna enamel yang tersedia yang ada di bahan resin komposit.
Polishing strips dan scalpel digunakan untuk bagian proximal dan cervical serta
polishing disk seperti softlex dari 3M untuk menghaluskan sudut-sudut proximo-incisal.
Semuanya ini lebih baik bila dilakukan dalam keadaan kering sehingga kita dapat melihat
apa yang sedang dikerjakan dengan jelas tidak terganggu ataupun tertipu oleh adanya air.
Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati jangan sampai menimbulkan panas yang
berlebihan. Sebaliknya setiap kali telah terbentuk debu komposit yang menutupi
pandangan segera cuci dengan air dan kemudian keringkan sehingga kita bisa mengontrol
pandangan dengan baik, sedangkan untuk mengkilapkan dengan baik hanya dapat
diperoleh bila menggunakan polishing paste.
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa light cured composite resin tidak
pernah 100% bereaksi sempurna maka untuk memperbaiki mutu permukaan dan agar
direct composite resin veneer yang kita buat tahan lama keindahannya, maka sebelum
melakukan penghalusan dan pengkilapan terakhir dengan diamond paste sebaiknya kita
lakukan pengulasan dengan surface sealant dan dilakukan proses pematangan sekali
lagi agar didapat permukaan yang keras maksimal, tindakan ini terutama harus dilakukan
bila kita menggunakan resin komposit jenis hybrid pada lapisan terakhir.
Perawatan
Sebaiknya pasien diberi pengertian untuk memperhatikan kebersihan dari geliginya agar
selalu dalam keadaan optimum, juga sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang dapat
memberi pewarnaan seperti anggur merah, kunyit, obat kumur yang berwarna gelap dan
memiliki kecendrungan untuk meninggalkan warna. Selain itu tentunya seperti tindakan
cosmetic lainnya direct composite veneer perlu pula pemeriksaan dan perawatan professional
secara berkala dan mungkin juga dilakukan revitalisasi setidak-tidaknya 2 kali dalam satu tahun.
Dengan pembuatan direct composite veneering yang baik, menggunakan tehnik dan
bahan yang baik, serta perawatan yang teratur dapat diharapkan direct composite veneer akan
memberikan manfaat yang maksimum untuk waktu bertahun-tahun lamanya.