Anda di halaman 1dari 32

Resin Komposit

Kelompok Siang
ANGGOTA ● Hanifan Aulia 040001700073
● 040001700050 Erly Berlianda ● Helena Gita Vania 040001700074
● 040001700051 Esa Bella ● Himawan Irawan 040001700075
● 040001700052 Evangeline Gunawan ● Holie Fransiski 040001700076
● 040001700053 Evi Sarmayana Siregar ● Holly Sutanto 040001700077
● 040001700054 Fadila Hanoum Nurifai
● Hosea Timothy 040001700078
● 040001700055 Farah Salsabila
● I Ketut Ardi Wira 040001700079
● 040001700056 Febria
● 040001700057 Fika Alifiana ● Immanuel Leon 040001700080
● 040001700058 Fiqie Amaliah Jusman ● Intan Purnama Sari 040001700081
● 040001700059 Fira Octarina ● Irviana Anggita 040001700082
● 040001700060 Frida Asima Hutapea ● Ivy Gracia 040001700083
● 040001700061 Frisca Diola Yuja ● Jacinda Jesslyn 040001700084
● 040001700062 Gabriel Rainheart G.L.J ● Jason Pratama 040001700085
● 040001700063 Gabriella Rehuel ● Jenyfer I.Moksidy 040001700086
● 040001700064 Gabriella Tasha ● Jeremia Armi 040001700087
● 040001700065 Gabriella Clara Maria ● Joanna Nadia 040001700088
● 040001700066 Gandiz Ayu Nabilah ● Johanes Christian 040001700089
● 040001700067 Gerald Avila Johannes ● Jonathan Rafel 040001700090
● 040001700068 Gisca Veronica
● Jovan Audric 040001700091
● 040001700069 Grace Sabrina Ciputra
● Julia Mustopa 040001700092
● 040001700070 Gracia Anindya Dharma
● 040001700071 Griselda Ananda ● Kathleen Octavia 040001700093
● Kelvin Suryajaya 040001700094
Resin Komposit
● Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang
merupakan gabungan atau kombinasi dari dua atau lebih bahan
kimia yang berbeda dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik
daripada bahan itu sendiri.
● Bahan ini sudah lama digunakan di kedokteran gigi sejak tahun
1940 dan telah mengalami perkembangan pesat.
● Bahan ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu
komponen organik (resin) yang membentuk matriks, bahan
pengisi (filler) anorganik dan bahan interfasial untuk
menyatukan resin dan filler yang disebut coupling agent.
● Resin komposit dapat digunakan untuk pengganti struktur
gigi yang hilang atau untuk memodifikasi warna dan
kontur gigi sehingga meningkatkan estetik fasial.
Sifat Resin Komposit
A. Sifat Fisik

● Warna : Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang


disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Komposit harus
mempunyai warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai
struktur gigi.
● Strength : Tensile dan compressive strength resin komposit lebih rendah dari
amalgam sehingga dapat digunakan untuk restorasi bagian insisal.
● Setting : Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik
setelah penyinaran, sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia
memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.
B. Sifat Mekanis

● Adhesi : Diperoleh dengan dua cara. Pertama, dengan menciptakan ikatan


fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa, sehingga terbentuk
porusitas agar tercipta retensi mekanis. Kedua, dengan mengaplikasikan
dentin bonding agent di antara dentin dan resin komposit untuk
menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit.
● Kekuatan dan Keausan : Kekuatan tensil resin komposit lebih unggul
dibandingkan resin akrilik sehingga dapat digunakan untuk penumpatan
sudut insisal, namun memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena
resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.
C. Sifat Khemis

Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Inti molekul yang


terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus
metrakilat ditemukan pada ujung – ujung rantai atau pada ujung – ujung
rantai percabangan.
Karies Kelas 2
Pada klasifikasi GV Black, karies kelas 2 merupakan karies yang terdapat pada permukaan proksimal
gigi posterior, juga termasuk karies pada bagian proksimal yang menjalar ke permukaan oklusal
Matriks Sectional
Matriks Sectional

Merupakan cara terbaik untuk mencapai titik kontak interproksimal


yang kuat dalam restorasi kelas II dengan resin komposit pada regio
gigi posterior.
Step penggunaan matriks sectional

1. Isolasi daerah kerja menggunakan rubber dam. Metode "pre-


wedging" digunakan sebelum persiapan. Ujung lingkaran
digenggam dan irisan dimasukkan secara interproximally.
2. Persiapan selesai, sementara wedges ditekan dengan kuat di ruang
interproksimal
3. Matriks pegang menggunakan tab oklusal dan slid interproximally. Tab
oklusal dilipat di tepi marginal gigi yang berdekatan. Forsep kemudian
digunakan untuk menempatkan cincin oklusal ke wedges.
4. Setelah penumpatan resin, cincin dilepas dengan forsep. Wedge
dan matriks juga dilepas.

5. Lakukan pengecekan kontak proksimal dan oklusi pada restorasi.


Dimodifikasi jika perlu, kemudian poles restorasi dan lepaskan rubber
dam.
Keuntungan Penggunaan Matrix
Sectional
● Glass fiber reinforced plastic time mempertahankan fit pada gigi
yang melengkapi wedges
● Design cincin memberikan stabilitas yang baik pada forcep selama
penempatan
● Matriks tidak akan jatuh ke dalam kavitas yang luas, bahkan pada
kasus kehilangan cusp gigi
● Lapisan matriks tipis memiliki punggung marginal yang melengkung
dan kelengkungan horizontal significant lebih besar untuk anatomi
yang akurat
● Tines bentuk V memungkinkan untuk mengganjal dari kedua sisi
sebelum atau setelah penempatan cincin
● Komposisi cincin berbahan Nicked Titanium untuk kekuatan lenting
dan memori retensi
Kerugian Penggunaan Matrix Sectional
● Tidak stabil pada semua kasus klinik dan mungkin membutuhkan stabilisasi
menggunakan compound
● Susah dipasang pada cavitas yang kehilangan semua dinding fasial atau
lingual
Resin Komposit Secara
Umum
● Dalam kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum
mengacu pada penambahan polimer yang digunakan untuk
memperbaiki enamel dan dentin.

● Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan


memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat
mengembalikan fungsinya.
● Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin
matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling.
● Resin komposit lebih tahan terhadap keausan dibandingkan
amalgam akan tetapi, telah disimpulkan bahwa resin komposit
belum dapat diterima sebagai pengganti amalgam. Karena,
bagaimanapun keausan bagian oklusal akan tampak nyata setelah
2 tahun (Nelson et al, 1980) dan restorasi selama waktu tersebut
sudah cukup untuk gigi sulung.
Contoh Kasus Penggunaan Resin
Komposit
Skenario

Seorang pria berusia 28 tahun dengan kesehatan mulut yang sangat baik dirujuk untuk pemeriksaan oral di klinik gigi
Schulich Medicine & Dentistry, Western University, London, Kanada. Keluhan utamanya terkait dengan sensitivitas di daerah
premolar rahang atas kiri saat makan makanan manis. Meskipun tidak ada karies sekunder yang divisualisasikan pada radiografi
bitewing, kekurangan adaptasi pada marginal terdeteksi secara klinis pada restorasi komposit resin gigi 14 dan 15. Karena ukuran
konservatif dari persiapan rongga dan kebersihan mulut pasien yang baik terkait dengan kebutuhan estetika, disepakati untuk
mengganti restorasi komposit resin yang rusak ini dengan bahan yang sama.
Tahap Restorasi
1. Matrix sectional, wedge, dan elastic ring dipasang pada
gigi 15
2. Penilaian restorasi akhir
3. Proksimal dan oklusal dipoles dengan fine disk sebelum
melakukan restorasi gigi sebelahnya
4. Matrix sectional, wedge, dan elastic ring dipasang pada
gigi 14
Tahap Restorasi
5. Resin komposit dimasukkan dari samping ke tengah kavitas
(teknik sentripetal)
6. Setelah kontur proksimal dibangun kembali, matrix dilepas
agar dapat bekerja dengan pandangan dan akses kerja yang
bagus pada oklusal box
7. Penilaian restorasi segera setelah restorasi selesai
8. Penggunaan diamond bur untuk poles kontu dan
membuang sedikit tumpatan yang berlebih.
Kesimpulan

● Resin komposit merupakan salah satu bahan restorasi sewarna gigi yang
menjadi pilihan. Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik
sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Kekuatan kompresif dan
kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Resin
komposit lebih tahan terhadap keausan dibandingkan amalgam akan tetapi,
resin komposit belum dapat diterima sebagai pengganti amalgam
● Mengetahui apa yang dimaksud dengan karies kelas 2 menurut GV. Black
serta matrix sectional dari segi penggunaannya
Pustaka
1. B.G.N. Smith., E.A.M. Kidd., H.M. Pickard. Manual Konservasi Restoratif
menurut Pickard. Edisi ke-6.Penerbit Widya Medika.1993.

2. Craig RG, Powers JM. Restorative dental material. 11th ed. 2002. Mosby.

3. de la Peña, V., García, R. & García, R. Sectional matrix: Step-by-step directions


for their clinical use. Br Dent J 220, 11–14 (2016) doi:10.1038/sj.bdj.2016.18

4. Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGS’S Restorative Dental Materials. 12th ed.
Missouri : Evolve, 2003 : 193, 229

5. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art & science of operative
dentistry. 4th ed. 2002. Mosby. p.141, 157

6. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s art & science of operative
dentistry. 7th ed. 2013. Mosby
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai