Anda di halaman 1dari 23

Learning Issue Ardiyan Cakra

6.2 LBM 4
Learning Issue
1. Apa saja metode caries risk assesment selain menggunakan cariogram?

CARIES RISK ASSESSMENT(CRA) – AMERICAN DENTAL ASSOCIATION


Penilaian risiko karies menurut ADA (American Dental Association) digunakan sebagai alat bantu
dokter gigi dalam mengevaluasi perkembangan karies pada pasien. Formulir penilaian risiko karies
menurut ADA terbagi menjadi dua, yaitu formulir penilaian risiko karies pada pasien usia 0-6 tahun
dan formulir penilaian risiko karies pada pasien usia lebih dari 6 tahun. Di dalam formulir terdapat 3
jenis warna yang digunakan untuk mengindikasi karies yaitu hijau, kuning dan merah. Warna hijau
menunjukkan reiko rendah (low risk), kuning untuk resiko sedang (moderate risk) dan merah untuk
resiko tinggi (high risk).
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

2. Apa faktor yg terdapat pada cariogram?

1. Pengalaman karies, dihitung menggunakan indeks DMF-T

2. Penyakit/ kondisi yang berhubungan dengan karies gigi, yaitu penyakit mulut
kering dan  penyakit gula.

3. Kandungan makanan yang mengandung karbohidrat yang dibedakan atas tingkat


rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

4. Frekuensi makan, untuk mengetahui frekuensi makan per hari.

5. Skor plak, untuk mengetahui kebersihan gigi dengan menggunakan Indeks Plak.

6. Streptokokus mutans, untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri Streptokokus


mutans pada  permukaan gigi.

7. Program fluor, untuk mengetahui frekuensi dan bentuk pemakaian fluoride.

8. Sekresi saliva, untuk mengetahui rata-rata jumlah sekresi saliva yang dikeluarkan
dalam  jangka waktu 1 menit tanpa stimulasi, dibedakan atas tingkat normal, rendah,
lebih rendah, dan sangat rendah.

9. Kapasitas buffer, untuk mengetahui asam, basa dan netralnya saliva dalam rongga
mulut yang diukur dengan universal pH indicator paper lalu dibandingkan dengan
indikator warna pada indicator universal.

10. Penilaian klinik, merupakan penilaian dalam memprediksi karies secara langsung
oleh  peneliti.

Menurut Amila dkk (2007) ada 10 parameter yang harus diisi dan diberi skor (0-3).
Untuk semua parameter, skor 0 berarti nilai paling baik dan 3 adalah nilai paling buruk
yaitu:

1 Pengalaman karies (DMFT)

Skor Keterangan
0 = Bebas karies dan tidak ada Bebas dari karies, tidak ada
tambalan tambalan sebelumnya, tidak ada
gigi berlubang atau gigi hilang
karena karies
1 = Lebih baik dari normal Lebih baik dari normal – lebih baik
statusnya dibanding normal, untuk
kelompok usia di area tertentu
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4
2 = Normal untuk kelompok usia Status normal untuk kelompok usia
tersebut
3 = Buruk dari normal Status buruk dari normal untuk
kelompok usia tersebut, atau ada
beberapa lesi karies baru di tahun
terakhir.

2 Penyakit general
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Skor Keterangan
0 = Tidak ada penyakit Tidak ada tanda-tanda dari penyakit
general yang berhubungan dengan
karies gigi. Pasien sehat.
1 = Ada penyakit / kondisi Ada penyakit general yang secara
dengan derajat ringan tidak langsung dapat mempengaruhi
proses karies, atau kondisi lain yang
dapat menyebabkan risiko karies
yang lebih tinggi. Misalnya
penglihatan terbatas,
ketidakmampuan untuk bergerak.
2 = Derajat berat, jangka Pasien yang terbaring di tempat tidur
panjang atau membutuhkan obat secara terus-
menerus. Misalnya yang bisa
mempengaruhi sekresi saliva.

3 Diet karbohidrat

Skor Keterangan
0 = Fermentasi karbohidrat Fermentasi karbohidrat sangat
sangat rendah rendah, diet yang sangat baik dari
sudut pandang karies.
1 = Fermentasi karbohidrat Karbohidrat difermentasi rendah,
rendah, diet non kariogenik diet 'non-kariogenik', diet yang tepat
dari perspektif karies. Gula atau
karbohidrat lain yang merangsang
karies pada tingkat rendah.
2 = Fermentasi kandungan Fermentasi kandungan karbohidrat
karbohidrat sedang sedang. Diet dengan kandungan
yang relatif tinggi gula atau
karbohidrat lain yang merangsang
karies.
3 = Asupan karbohidrat tnggi, Diet yang tidak baik dari perspektif
diet yang tidak tepat. karies. Asupan tinggi gula atau
karbohidrat lainnya merangsang
karies.

4 Frekuensi diet
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Skor Keterangan
0 = maksimal tiga kali per hari Frekuensi asupan diet yang sangat
(termasuk makanan ringan) rendah, maksimal tiga kali per 24
jam sebagai rata-rata di bawah
periode waktu lebih lama.
1 = maksimal lima kali per hari Frekuensi asupan diet rendah,
maksimal lima kali setiap 24 jam.
2 = maksimal tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet tinggi,
maksimal tujuh kali per 24 jam.
3 = lebih dari tujuh kali per hari Frekuensi asupan diet sangat tinggi,
rata-rata lebih dari tujuh kali per 24
jam.

5 Skor plak (indeks Plak, Loe & Sillness)

Skor Keterangan
0 = oral hygiene sangat baik, Tidak ada plak, seluruh permukaan
Plaque Index (PI) < 0,4 gigi sangat bersih, pasien sangat
sadar akan kebersihan mulut, rajin
menyikat gigi dan menggunakan
pembersih interdental.
1 = oral hygiene baik, PI = 0.4- Terdapat plak yang menempel pada
1.0 margin gingiva bebas dan daerah
yang berdekatan gigi. Plak dapat
dilihat hanya setelah diaplikasikan
disclosing solutio atau dengan
menggunakan probe pada
permukaan gigi.
2 = oral hygiene yang kurang Akumulasi deposit lembut sedang,
baik, PI = 1,1-2,0 dapat dilihat dengan mata secara
langsung.
3 = oral hygiene buruk, PI> 2.0 Banyaknya material lembut di dalam
poket gingiva dan / atau pada gigi
dan margin gingiva. Pasien tidak
tertarik dalam membersihkan gigi
atau menyebabkan kesulitan dalam
membersihkan. Anda merasa seperti
ingin segera membersihkan giginya
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

secara menyeluruh dan profesional.

6 Jumlah S. Mutans (uji S. Mutans)

Skor Keterangan
0 = Strip mutans kelas 0 Jumlah yang sangat rendah atau nol
S. mutans < 104/mL saliva
dari Streptococcus mutans dalam
saliva. Hanya sekitar 5% dari
permukaan gigi dikolonisasi oleh
bakteri.
1 = Strip mutans kelas 1 Rendahnya tingkat Streptococcus
S. mutans < 106/mL saliva mutans dalam saliva. Sekitar 20%
dari permukaan gigi dikolonisasi
oleh bakteri.
2 = Strip mutans kelas 2 Tingginya jumlah Streptococcus
S. mutans < 107/mL saliva mutans dalam saliva. Sekitar 60%
dari permukaan gigi dikolonisasi
oleh bakteri.
3 = Strip mutans kelas 3 Jumlah yang sangat tinggi
S. mutans > 107/mL saliva
Streptococcus mutans dalam saliva.
Lebih dari 80% dari permukaan gigi
dikolonisasi oleh bakteri.

7 Program fluor

Skor Keterangan
0 = Mendapat program fluoride Pasta gigi berfluoride ditambah
secara maksimal penggunaan konstan langkah-
langkah tambahan seperti tablet atau
pembersihan dan varnis. Program
fluoride maksimal
1 = F tindakan tambahan, jarang Pasta gigi berfluoride ditambah
beberapa langkah tambahan seperti
tablet atau pembersihan dan varnis
jarang.
2 = hanya Fluoride dari pasta Hanya pasta gigi berfluoride
gigi
3= tidak ada penggunaan Tidak menggunakan pasta gigi
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

fluoride fluoride atau tindakan fluoride


lainnya.

8 Sekresi saliva

Skor Keterangan
0 = sekresi saliva normal Sekresi saliva normal, lebih dari 1,1
ml stimulated saliva per menit.

1 = Rendah, 0,9-1,1 ml Rendah, dari 0,9 menjadi kurang


stimulated saliva / menit dari 1,1 ml stimulated saliva per
menit.

2 = Rendah, 0,5-0,9 ml saliva / Rendah, dari 0,5 sampai kurang dari


menit 0,9 ml stimulated saliva per menit.

3 = Sangat rendah, Xerostomia, Sekresi saliva yang sangat rendah,


<0,5 ml saliva / menit mulut kering, kurang dari 0,5 ml
saliva per menit, masalah dinilai
tidak lama.

9 Kapasitas bufer saliva

Skor Keterangan
0 = memadai, Dentobuff biru Normal atau kapasitas bufer baik,
pH akhir Saliva ≥ 6.0
1 = bekurang, Dentobuff hijau kapasitas bufer kurang baik, pH
akhir Saliva - 4,5-5,5
2 = Rendah, Dentobuff kuning Kapasitas buffer rendah, pH akhir
Saliva - <4.0

10 Penilaian klinis dari operator

Skor Keterangan
0 = Lebih positif Lebih positif dari apa yang
ditunjukkan cariogram berdasarkan
pada nilai yang masuk
1 = pengaturan normal Risiko sesuai dengan nilai-nilai
yang masuk
2 = buruk Lebih buruk daripada apa yang
terdapat pada Cariogram
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4
berdasarkan pada nilai yang masuk.
3 = resiko karies sangat tinggi,. Pemeriksa yakin bahwa karies akan
berkembang, terlepas dari apa yang
terdapat pada Cariogram
berdasarkan pada nilai yang masuk.

3. kondisi apa saja yg termasuk high risk caries?

Penilaian risiko karies menurut American Academy of Pediatrics Dentistry

Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Juli–September 2005: 130–134
4. Apa saja kriteria asesmen menggunakan cariogram selain high risk for caries?
Risiko karies rendah menandakan sektor hijau (peluang untuk menghindari karies baru) diatas
75%, maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki peluang yang besar terhindar dari karies
baru dengan catatan bahwa kondisi tidak berubah. Apabila sektor hijau bernilai 25% - 75%
menandakan risiko karies sedang dan apabila sektor hijau dibawah 25%, menandakan bahwa
risiko karies sangat tinggi
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Caries Risk Assesment By ADA

Penilaian risiko karies menurut ADA (American Dental Association)


digunakan sebagai alat bantu dokter gigi dalam mengevaluasi perkembangan
karies pada pasien. Formulir penilaian risiko karies menurut ADA terbagi
menjadi dua, yaitu formulir penilaian risiko karies pada pasien usia 0-6 tahun
dan formulir penilaian risiko karies pada pasien usia lebih dari 6 tahun. Faktor
risiko yang dimuat dalam formulir ini bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pasien yang dapat membantu di dalam menurunkan risiko karies dari
waktu ke waktu.

Formulir ini dirancang dengan menyertakan faktor yang mudah diamati


dan ditemukan dalam evaluasi kesehatan mulut. Di dalam formulir terdapat 3
jenis warna yang digunakan untuk mengindikasi karies yaitu hijau, kuning dan
merah. Warna hijau menunjukkan reiko rendah (low risk), kuning untuk resiko
sedang (moderate risk) dan merah untuk resiko tinggi (high risk). Cara
pengisiannya dengan memberi tanda cek pada kotak di bawah kolom low risk,
moderate risk,atau high risk untuk masing-masing faktor risiko.

Formulir caries risk assessment untuk anak usia 0-6 tahun


Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Formulir caries risk assessment untuk anak usia di atas 6 tahun

Rekomendasi resiko karies menurut ADA :


 Usia 0 – 6 tahun
a. Low Risk (Risiko Rendah)
Pada pasien risiko karies rendah (low risk) dilakukan pemberian fluoridasi
air dan penggunaan pasta gigi berfluoride yang dapat mencegah karies pada
kategori risiko ini. Pemberian topikal aplikasi fluor atau tidak pada pasien
merupakan keputusan yang diambil secara seimbang melalui pertimbangan
praktisi profesional dan preferensi pasien.
b. Moderate risk
Pada pasien resiko karies sedang (moderate risk) harus mendapatkan
aplikasi varnish fluoride pada interval 6 bulan. Varnish fluoride mengandung
fluoride lebih sedikit dibanding fluoride gel sehingga penggunaannya
mengurangi risiko tertelan pada anak usia dibawah 6 tahun.
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

c. High Risk
Pada pasien resiko karies tinggi (high risk) harus
mendapatkan aplikasi varnish fluoride atau fluoride gel pada
interval 3-6 bulan.

➢ Usia lebih dari 6 tahun


a. Low Risk (Risiko Rendah)
Pada pasien risiko karies rendah (low risk) dapat diberikan
fluoridasi air dan penggunaan pasta gigi berfluoride yang dapat
mencegah karies pada kategori risiko ini. Pemberian topikal
aplikasi fluor atau tidak pada pasien merupakan keputusan yang
diambil secara seimbang melalui pertimbangan praktisi profesional
dan
preferensi pasien.

b. Moderate risk
Pada pasien resiko karies sedang (moderate risk) harus mendapatkan
aplikasi
varnish fluoride atau fluoride gel pada interval 6 bulan.
c. High risk
Pada pasien dengan moderate risk harus menerima varnish
fluoride atau aplikasi gel fluoride dalam interval 3- 6 bulan. Dalam
interval 3 bulan dengan varnish fluoride dan 3 bulan selanjutnya
dengan gel fluoride.

5. Modifikasi pola makan apa yg harus diberikan dokter untuk kasus pada skenario?
 Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, makanan dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok yaitu anti kariogenik, kariogenik, dan kariostatik. Klasifikasi makanan ini
penting untuk pengembangan intervensi dalam modifikasi kebiasaan makan yang
berhubungan dengan risiko karies gigi. Makanan yang dikelompokkan sebagai anti-
kariogenik adalah makanan yang dapat meningkatkan pH saliva pada tingkat basa untuk
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

menunjang dan menjaga remineralisasi enamel.


 modifikasi pola makannya antara lain :
1. Menghindari kebiasaan mengonsumsi makanan yang bersifat kariogenik seperti:
gula, sirup, minuman bersoda, permen, coklat, manisan, kue, dll.
2. Menerapkan kebiasaan pola makan teratur sesuai jadual dan mengurangi
mengkonsumsi makanan ringan diantara waktu makan.
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor dan vitamin D yang
tinggi. Namun demikian, selain faktor nutrisi, keb

6. Apa saja upaya pencegahan karies yang dapat di lakukan dokter gigi setelah radioterapi?
1. Pra Radioterapi
Hal ini mencegah fokal infeksi.
Perawatan yang dapat dilakukan sebelum radioterapi yaitu restorasi, skalling, pemolesan dan
perawatan endodonti pada gigi non vital serta yang terpenting adalah meningkatkan mutu dan
kecekatan gigi tiruan.
Untuk mencegah karies radiasi, pasien diwajibkan melakukan topical aplikasi fluor 1%
digunakan 2 hari sekali selam 5 menit/ penggunaan pasta gigi dengan kandungan fluor 3% NaF
dua kali sehari.
Selain itu juga perlu mengistruksikan pada pasien untuk mengonsumsi diet yang tidak
kariogenik. Penggunaan bulu sikat gigi yang lembut, kumurkumur dengan khlorheksidin,
pemakaina dental floss dpat pula digunakan untuk memaksimalkan pembersihan plak
2. Selama Radioterapi
a. Pada pasien yang mengalami xerostomia saat radioterapi maka dapat diberikan terapi
pilocarpine dan saliva pengganti.  
b. Pada pasien yang mengalami kerusakan kuncup kencap saat radioterapi dapat dengan
memberikan supplemen makanan yang mengandung mineral besi.
c. Pada pasien yang mengalami mukositis saat radioterapi dierikan terapi analgesic, tablet hisap
yang berisikan campuran antimikroba polimiksin E, Tobramisin, dan amfoterisin B.
d. Pada pasien yang mengalami karies radiasi dapat dilakukan perawatan restorative gigi.
e. Pada pasien yang mengalami trismus dapat dilakukan latihan secara simultan membuka dan
menutup mulut agar tidak terjadi fibrois otot dan ligamen yang mengelilingi temporo mandibular
joint , sehingga otot pengunyahan dan ligament kehilangan elastisitasnya.
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

f. Pada pasien yang mengalami osteoradionekrosis dapat diberikan pembuangan ttulang yang
nekrosis, perbaikan vaskularisasi dan jaringan yang rusak, terapi antibiotic

3.Pasca Radioterapi,
dokter gigi dapat, melakukan pemeriksaan kondisi rongga mulut pasien setiap tiga bulan sekali.
Kondisi mutu dan kecekatan gigi tiruan  pasien harus diperiksa. Jika dilakuakn pencabutan gigi,
maka diberikan terapi hyperbaric oxygen dan antibiotic sistemik pada pasien. Dan perlu
menginstruksikan pasien untuk tetap memelihara kebersihan rongga mulut pasien
7. Apa edukasi yang diberikan pasien?
 Mengedukasi efek-efek radioterapi : xerostomia, dll
 Mengedukasi harus menjaga OHI dan kebersihan rongga mulut
 Mengedukasi makan-makanan yang bergizi
 Mengedukasi lebih sering dalam penggunaan fluoride baik sistemik maupun
topikal

8. Apa hubungan radiografi dengan rm pasien?


Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti
mukositis, disfungsi kelenjar saliva, disfungsi indera pengecap dan malnutrisi, gangguan gigi
geligi, perubahan pada tulang, berubahan kutaneus, kerusakan saraf, penurunan intelektual,
hilangnya pendengaran, terjadinya kanker ganas akibat radiasi dan perdarahan otak

9. Bagaimana mekanisme penggunaan fluoride gel pd pasien tersebut?


a. Alat
 Alat standar
 Saliva ejector
 Air and water syringe
 Timer

b. Bahan
 Gel fluoride
 Sendok cetak
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

c. Teknik
 Instruksi anak menggosok giginya. Awasi anak ang sedang menggsok dan lanjutkan
dengan flossing jika memungkinkan. Sisa makanan harus dihilangkan sebelum aplikasi
fluor.
 Isolasi gigi geligi. Gunakan saliva ejector, cotton roll untuk isolasi gigi yang akan
dirawat. Isolasi dilakukan untuk mencegah terjadinya pengenceran fluor oleh saliva.
 Keringkan gigi yang diisolasi. Keringkan gigi yang diisolasi menggunakan tiupan udara.
Saliva yang teringgal pada permukaan gigi akan mengencerkan larutan atau gel.
 Ulaskan larutan, gel atau varnish menggunakan kapas kecil atau cotton pellet yang dijepit
dengan pinset, oleskan larutan gel, atau varnish pada semua permukaan interproksimal
dari bukal dan lingual atau dapat juga menggunakan custom tray yang diisi sebanyak 5ml
gel atau 1/3 tray. Jaga agar kapas tidak mengenai gigi . Biarkan gigi tertutup larutan atau
gel selama 4 menit.
 Setelah 4 menit, bersihkan larutan gel dari permukaan gigi yang dapat dijangkau,
instruksikan anak untuk meludahkan semua sisa fluor tetapi jangan berkumur.
 Pada akhir perawatan, instruksikan agar pasien tidak makan atau minum selama 30 menit
untuk memperpanjang kontak fluor dengan permukaan gigi.
 Instruksikan pasien untuk tidak berkumur dan tidak makan serta minum selama ± 30
menit
 Pasien diinstruksikan untuk datang kontrol 1 minggu kemudian.
 Aplikasi fluor topical diuangi setiap 1 minggu hingga 4 kali pemberian sebagai tahap
permulaan. Setelah 4 kali perawatan maka efek pencegahan karies gigi diharapkan dapat
bertahan sampai 3 tahun
Mekanisme
Fluor memiliki tiga mekanisme sebagai kontrol karies yaitu meningkatkan remineralisasi,
menghambat demineralisasi dan penghambatan glikolisis pada bakteri karies. Fluor secara
sistemik tidak memiliki efek anti bakteri. Fluor secara sistemik lebih bermanfaat dalam masa
pembentukan email
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Fluor terakumulasi pada lapisan di antara dentin-pulpa pada kelanjutan pembentukan dentin.
Fluor dapat diendapkan pada jaringan keras gigi seperti CaF2, terikat pada mukosa oral dan
diserap oleh plak gigi. Mukosa oral telah terbukti menjadi reservoir fluor. Fluor juga tersimpan
dalam plak gigi dimana merupakan tempat berlangsungnya proses pembersihan dan
remineralisasi
Ketika bakteri menghasilkan asam dan fluor terdapat dalam cairan plak (FL), fluor akan
menembus bersama dengan asam di bawah permukaan lalu terserap ke permukaan kristal (FA)
dan mencegah melarutnya kristal. Bila seluruh permukaan kristal ditutupi oleh FA, maka fluor
tidak akan larut. Jenis lapisan ini membuat karakteristik kristal serupa dengan fluorapatit. Ketika
lapisan FA hanya sebagian menutupi kristal, maka bagian kristal yang tidak dilapisi akan melarut
10. Apa perawatan selain fluoride gel yg digunakan mencegah karies?
Fluoride varnish
a. Fluoride varnish mengandung fluoride dan resin.
b. Fluoride varnish dengan konsentrasi tinggi tidak direkomendasikan untuk
anak-anak dengan resiko karies rendah.
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

c. Direkomendasikan untuk anak yang berusia 12 tahun ke atas dan mempunyai


resiko karies tinggi
d. Diaplikasikan setiap 6 bulan sekali sebagai bagian dari rencana pencegahan
penyakit
e. Diaplikasikan pada semua gigi yang erupsi
Panduan dari ADA (American Dental Association) untuk fluoride varnish :
a. Anak yang berusia <6 tahun dengan resiko karies sedang, usia 6-18 tahun dan
>18 tahun diaplikasikan fluoride varnish setiap 6 bulan. Fuoride varnish
mengandung fluor lebih sedikit dibandingkan fluoride gel sehingga
mengurangi resiko gangguan pencernaan pada anak usia <6 tahun
b. Anak usia <6 tahun dengan resiko karies tinggi mendapatkan fluoride varnish
setiap 6 bulan
c. Anak berusia >18 tahun dengan resiko karies tinggi mendapatkan aplikasi
fluoride varnish setiap 3-6 bulan
d. Pengaplikasian selama 4 menit.

Topikal Fluoride
a. Fluoride topikal tersedia dalam sediaan gel dan mengandung fluoride (NaF)
dan acidulated phosphate fluoride (APF).
b. Fluoride gel tidak direkomendasikan untuk anak dibawah 6 atau lebih dari 6
tahun dengan resiko karies rendah
c. Digunakan untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas dengan resiko karies
tinggi.
d. Diaplikasikan setiap 3-6 bulan sebagai bagian dari rencana pencegahan
terhadap penyakit

Panduan dari ADA (American Dental Association) Fluoride topical


Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

a. Anak berusia <6 tahun dengan resiko karies tinggi diberikan perawatan
fluoride varnish karena konsentrasi fluoride topikal gel lebih tinggi sehingga
dapat mengganggu pencernaan.
b. Anak 6-18 tahun dengan resiko karies tinggi dapat diberikan fluoride varnish
atau fluoride topikal gel 6 bulan.
c. Anak berusia >18 tahun dengan resiko karies sedang diberikan aplikasi
fluoride varnish atau gel setiap 6 bulan. Untuk resiko tinggi setiap 3-6 bulan.
d. Pengaplikasian fluoride topikal gel selama 4 menit.

Obat kumur berfluoride (0,05 % NaF)


Sodium fluorida (NaF) merupakan senyawa yang paling sering digunakan dalam
obat kumur dan pasta gigi, hal ini dikarenakan sodium fluorida sangat berpengaruh
dalam proses penghambatan karies.
Konsentrasi sodium fluorida dalam obat kumur yang paling sering digunakan
adalah 0,05% atau 230ppm untuk penggunaan harian dan 0,2% atau 900ppm
untuk penggunaan mingguan. Mekanisme kerjanya sodium fluoride secara umum
adalah:
a. Karena tingginya konsentrasi Flouride dalam NaF, kelarutan kalsium fluoride
terbentuk.
b. Setelah lapisan tebal terbentuk menyebabkan kelarutan fluoride dari larutan
fluoride sehingga berekasi dengan hidroksiapatit.
c. Kalsium fluoride berekasi dengan hidroksiapatit dan membentuk hidroksiapatit
fluoride yang dapat meningkatkan konsentrasi fluoride pada permukaan
sehingga membuat struktur gigi lebih stabil.

Kandungan fluor yang terdapat pada sodium fluoride mempunyai efek antibakteri,
peningkatan remineralisasi dan penurunan demineralisasi enamel. Fluor memiliki
kemampuan dalam menghambat produksi polisakarida oleh bakteri kariogenik
sehingga menurunkan perlekatan plak dan mengurangi koloni bakteri. Selain itu,
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

fluor juga dapat menghambat metabolisme karbohidrat oleh bakteri sehingga hasil
sampingan berupa asam dapat dikurangi. Ketika asam dihasilkan karena
metabolisme karbohidrat, penurunan pH akan memicu reaksi fluor berlangsung
lebih cepat. Semakin banyak kadar fluor yang ada, maka reaksi yang terjadi juga
akan semakin banyak. Rilis fluor akan bereaksi dengan hidroksiapatit dan
menghasilkan fluorapatit, suatu lapisan kristal enamel baru yang lebih kuat dan
lebih tahan asam sehingga demineralisasi dapat dihambat. Proses terbentuknya
kristal baru tersebut (remineralisasi) berlangsung terus menerus. Peningkatan
kadar fluor dari aplikasi obat kumur yang mengandung fluorida diharapkan dapat
meghambat aktivitas karies
Beberapa produk obat kumur yang mempunyai kandungan sodium florida 0,05%

Contoh produk obat kumur yang beredar di Indonesia:

Listerine mengandung Timol 0,06%, eukaliptol 0,09%, mentol 0,04%, metil


salisilat 0,05%, alkohol 22,86%. Timol yang terkandung dalam obat ini memiliki
efek untuk menghancurkan dan mengendapkan dinding sel bakteri, sedangkan
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

minyak eukaliptol berfungsi untuk menghambat perlekatan bakteri ke permukaan


gigi.

Betadine obat kumur mengandung povidone iodine 1% yang mempunyai aktifitas


antimikroba dikarenakan kemampuan oksidasi kuat dari iodine bebas terhadap
asam amino, nukleotida dan ikatan ganda, dan juga lemak bebas tidak jenuh. Hal
ini menyebabkan povidone iodine mampu merusak protein dan DNA mikroba.

Oral B adalah obat kumur senyawa amonium kuarterner, dimana obat kumur ini
mengandung bahan aktif setilpridin klorida. Setilpridin memiliki aksi anti bakteri
yang bersifat dengan jalan mengikat dan meresorbsi bakteri tetapi tidak memiliki
efek penghambat plak. Obat kumur ini digunakan sebagai penyegar mulut.

Pada dasarnya hampir semua produk obat kumur bertujuan sama yaitu dengan
menghambat perumbuhan bakteri dalam rongga mulut. Namun bahan aktif utama
yang dikandung berbeda sehingga cara kerjanyapun berbeda.

Pasta gigi dengan kandungan fluor 5000 ppm


Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Pasta gigi yang dianjurkan adalah yang mengandung sodium fluoride (NaF) tinggi.
Kekuatan maksimum sodium fluoride pada pasta gigi adalah 1,1 % atau 5.000
parts per million (ppm). Pemakaian pasta gigi berfluoride direkomendasikan satu
kali sehari untuk dewasa. Tidak direkomendasikan untuk anak-anak.
Minimal dan maksimum jumlah flouride Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
kandungan flouride dalam pasta gigi orang dewasa adalah 800-1500 ppm,
sementara untuk anak-anak kandungan fluoride yang diperbolehkan 500-1000
ppm.
Persyaratan penggunaan Fluor di Indonesia:
a. Jika dicampur dengan senyawa fluoride lain yang diizinkan dalam lampiran ini,
total fluor tidak boleh lebih dari 0,15%.

b. Jumlah total fluor dalam satu unit kemasan tidak lebih dari 300 mg.
Persyaratan ini tidak berlaku untuk sediaan pasta gigi yang merupakan
program pmerintah untuk perlindungan terhadap karies gigi (contoh: program
perawatan gigi di sekolah).

c. Untuk pasta gigi yg mengandung 0,1-0,15 Fluor kecuali sudah ada


penambahan kontradiksi untuk anak-anak (misal: hanya digunakan untuk
dewasa).

Menurut WHO (1984) untuk penggunaan pasta gigi berfluor konsentrasi yang
dianjurkan adalah 1 – 2,5 g/kg. Berdasarkan laporan reduksi karies gigi dan
gingivitis penggunaan tersebut dapat menurunkan angka karies gigi dan gingivitis
sebanyak 20 – 30%.

Berbagai macam pasta gigi yang mempunyai kandungan fluoride 5.000 ppm
Learning Issue Ardiyan Cakra
6.2 LBM 4

Anda mungkin juga menyukai