Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

BAHAN KEDOKTERAN GIGI REHABILITASI


BAHAN CETAK KEDOKTERAN GIGI
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah pertemuan selesai diharapkan mahasiswa dapat:
Mendefinisikan bahan cetak kedokteran gigi.
Menyebutkan klasifikasi dan macam-macam bahan cetak kedokteran gigi
Menjelaskan persyaratan ideal bahan cetak kedokteran gigi.
Menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk manipulasi bahan cetak
Melakukan manipulasi bahan cetak.
PENDAHULUAN
Pengertian
Bhn cetak adalah bahan yang digunakan untuk membuat model atau replika
gigi dan atau jaringan mulut.
Bahan cetak digunakan untuk membuat cetakan negatif dari gigi dan
jaringan pendukungnya.
Hasil cetakan ini kemudian diisi/dicor dengan bahan gips sehingga
didapatkan cetakan positif (model) dari gigi dan jaringan pendukungnya
(lihat gambar 1.1).
Model dari seluruh rongga mulut biasa disebut model diagnostik atau model
studi (gambar 1.2)
Model dari satu atau beberapa gigi disebut die (gambar 1.3).
Pada model atau replika ini dokter gigi melakukan diagnosa, merancang dan
membuat suatu konstruksi dari alat-alat yang akan dipasang dalam rongga
mulut seperti gigi tiruan/protesa, alat orhodonti baik lepasan maupun cekat
dan lain-lain
Hasil pencetakan rahang atas

Model studi
PERSYARATAN BAHAN CETAK
Pembuatan model rahang adalah tahap yang penting dalam
kedokteran gigi karena pada model rahang atau die tersebut dokter
gigi akan merancang dan membuat konstruksi dari alat yang akan
dibuatnya (protesa, alat ortho dsb) karenanya model rahang maupun
die ini harus akurat, memuat semua detil detil halus rongga mulut
karenanya bahan cetak yang digunakan dalam kedokteran gigi harus
dapat mencetak detil-detil halus rongga mulut secara akurat. Menurut
Victoria A Marker dalam Kenneth J Anusavice (tahun 2004) untuk
menghasilkan suatu cetakan yang akurat bahan cetak yang
digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Harus cukup cair sehingga dapat beradaptasi dengan jaringan mulut
dan dapat mencetak detil-detil yang halus.
Harus cukup kental sehingga dapat diletakkan pada sendok cetak yang
menghantarkan bahan cetak ke mulut
Selama dalam mulut bahan tersebut harus berubah menjadi elastis
(mengeras menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu
tertentu) sehingga dapat dengan mudah dilepaskan dari rongga mulut
tanpa berubah bentuk atau robek.
Dimensi bahan tersebut harus tetap stabil sampai dilakukan
pengecoran dengan gips.
Bahan cetak tidak beracun dan tidak merangsang jaringan
suatu cetakan yang akurat bahan cetak yang digunakan harus
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Harus cukup cair sehingga dapat beradaptasi dengan jaringan mulut
dan dapat mencetak detil-detil yang halus.
Harus cukup kental sehingga dapat diletakkan pada sendok cetak yang
menghantarkan bahan cetak ke mulut
Selama dalam mulut bahan tersebut harus berubah menjadi elastis
(mengeras menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu
tertentu) sehingga dapat dengan mudah dilepaskan dari rongga
mulut tanpa berubah bentuk atau robek.
Dimensi bahan tersebut harus tetap stabil sampai dilakukan
pengecoran dengan gips.
Bahan cetak tidak beracun dan tidak merangsang jaringan
Baunya dapat diterima oleh pasien
Waktu pengadukan dan pengerasannya cukup.
SENDOK CETAK (IMPRESSION TRAY)
Sendok cetak (tray) berfungsi sebagai pembawa bahan cetak ke dalam
rongga mulut dan menahannya agar tetap stabil selama pencetakan.
Sendok cetak harus kaku untuk mencegah terjadinya distorsi atau
perubahan bentuk pada saat pencetakan.
Sendok cetak terdiri dari :
Sendok cetak sediaan atau siap pakai (stock tray)
buatan pabrika yang dapat langsung dipakai
ada yang dapat dipakai lagi dan ada yang langsung dibuang atau
disposible.
Ada yang berlubang-lubang (perforated) dan tidak berlubang-lubang (non
perforated).
Berdasarkan bentuknya adalah sendok cetak untuk rahang tak bergigi
(edentulous tray), sendok cetak untuk rahang bergigi sebagian (partial
edentulous tray) dan sendok cetak untuk rahang bergigi penuh (dentulous
tray).
Macam stock tray
Sendok cetak pribadi (individual tray)
Adalah sendok cetak yang khusus dibuat untuk tiap pasien/individu.
Biasanya dibuat pada model kerja di laboratorium, dari akrilik atau resin
atau dengan cara melapisi sendok cetak siap pakai dengan bahan
cetak elastomer yang konsistensinya dempul (silikon/pvs) . Digunakan
terutama pada pencetakan rahang yang tidak bergigi

Sendok cetak pribadi


KLASIFIKASI BAHAN CETAK
Berdasarkan sifat mekanis (elastisitas) atau aplikasinya bahan cetak terdiri
dari:
1. Bahan cetak elastis
Contohnya: hydrokoloid reversible (agar); hidrokoloid irreversible
(alginat); bahan
cetak elastomer seperti polisulfida, poliether, silikon .
Bahan cetak non elastis
Contohnya: gips cetak (impression plaster), kompon dan pasta zinc
okside eugenol.
Klasifikasi tersebut berdasarkan kemampuan bahan yang sudah
mengeras untuk kembali ke bentuk semula setelah melewati daerah
gerong.

Berdasarkan mekanisme pengerasannya bahan cetak diklasifikasikan


menjadi:
Bahan cetak reversible, mekanisme pengerasan dengan temperatur
contoh:
kompon, agar
Bahan cetak irreversible, mekanisme pengerasan dengan reaksi kimia
contoh: gips cetak, pasta zinc okside eugenol, alginat dan
elastomer
Pembagian berdasarkan sifatnya terhadap jaringan mulut yaitu:
Bahan cetak mukostatik
Pada saat gunakan tidak menyebabkan penekanan terhadap
jaringan mulut.
Contoh: pasta ZOE dan gips cetak
Bahan cetak mukokompresif
` Bahan cetak ini pada saat digunakan akan menekan jaringan
mulut.
Contohnya kompon
BAHAN CETAK HYDROKOLOID

Koloid
Koloid berbeda struktur, susunan maupun reaksinya dari benda
padat, gas maupun benda cair sehingga kadang kala disebut wujud
benda yang keempat.
Koloid merupakan campuran heterogen seperti suspensi tetapi
mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil antara solusi dan
suspensi
Pengertian ”Larutan (solusi)” adalah campuran antara zat padat
dalam suatu media (pendispersi) yang homogen contohnya lar
gula dalam air (pendispersi), tidak ada pemisahan visual
maupun fisik antara gula dan air.
Pengertian ”Suspensi” adalah campuran antara zat padat dalam
suatu media (pendispersi) yang heterogen, dimana molekul zat
padatnya lebih besar.
Suatu koloid yang medium pendispersinya adalah air disebut
hydrokoloid.
Koloid dapat berada dalam keadaan sol ataupun gel.
Sol adalah keadaan bila koloid berwujud cairan kental,
Gel adalah fase dimana koloid berwujud seperti agar-agar
Sol dapat diubah menjadi bentuk gel dengan cara:
Menurunkan atau menaikkan suhu.
Proses reversible. Bila dipanaskan gel akan berubah menjadi sol,
sedangkan bila suhu diturunkan akan berubah menjadi gel.
Bahannya disebut hydrokoloid reversible
contohnya agar.
Dengan reaksi kimia
Proses dari sol ke gel menggunakan reaksi kimia sehingga gel tidak
dapat berubah kembali mjd sol. Proses irreversible -
bahan hydrokoid irreversible
contoh bhn  yaitu alginat.
Sifat Umum dari Gel
Gel dapat menahan tekanan yang cukup besar khususnya tekanan
geser tanpa mengalir asalkan tekanan diaplikasikan dengan cepat.
Pada struktur hidrokoloid sebagian besar volume gel terdiri atas air
(sebagai medium pendispersi). Gel dapat kehilangan air melalui
penguapan dari permukaan atau mengeluarkan eksudat cairan dimana
air yang keluar bukanlah air murni biasanya bersifat asam atau basa
tergantung dari komposisi gel. Proses ini disebut proses sineresis.
Bila gel disimpan dalam air maka gel tersebut akan menyerap air
disebut proses imbibisi.
Proses sineresis menyebabkan pengerutan sedangkan imbibisi
menyebabkan pemuaian cetakan sehingga harus dihindarkan.
Karenanya cetakan harus segera dicor atau ditempatkan pada medium
dengan kelembaban yang tinggi.
BAHAN CETAK HYDROKOLOID REVERSIBLE
Di Indonesia jarang dipakai pada pasien karena dianggap kurang
hygienis,
lebih banyak dipakai di laboratorium untuk pembuatan frame
denture (gigi tiruan kerangka logam.

Komposisi bahan hidrokoloid reversible terdiri atas:


Agar, berfungsi sebagai koloid
Boraks, berfungsi memperkuat gel tetapi dapat menghambat
pengerasan gips model
Air sebagai medium pendispersi, juga dapat menghambat
pengerasan gips model
Kalium sulfat, ditambahkan untuk mengatasi efek yang ditimbulkan
boraks dan air karena dapat mempercepat pengerasan gips model
Selain bahan tersebut di atas kadang ditambahkan juga timol dan
gliserin sebagai bakterisid dan untuk menambah plastis.
Juga ditambahkan pigmen dan aroma sehingga dapat diterima oleh
pasien
SIFAT BAHAN HIDROKOLOID REVERSIBLE (AGAR)
Bahan cukup cair sehingga dapat mencetak detil yang halus.
Bahan yang sudah mengeras dapat melewati daerah gerong tanpa
mengalami perubahan bentuk - dimensinya tetap stabil
Cetakan harus segera diisi supaya tidak terjadi proses imbibisi
maupun sineresis.
Bahan ini tidak beracun dan tidak merangsang jaringan mulut.
Waktu pengerasan agak lama kecuali bila didinginkan. Bahan yang
pertama kali mengeras adalah bahan yang berkontak dengan sendok
cetak, Untuk mendinginkan cetakan, sendok cetak dikengkapi dengan
saluran air.
Masa simpan cukup panjang. Sebelum dipakai dilakukan sterilisasi
lebuh dulu.
CARA MANIPULASI BAHAN
Bahan dipasarkan dalam bentuk tube yang tertutup rapat untuk
mencegah penguapan air. Bahan dicairkan dengan
memanaskan tube dalam air mendidih selama lebih kurang 10
menit.
Kemudian dibiarkan mendingin sampai suhu air 450 C. Bahan
dikeluarkan dari tube dimasukkan dalam sendok cetak.
Dilakukan pencetakan, untuk mempercepat proses pengerasan
dilakukan dengan cara menyemprotkan air dingin pada
sendok cetak atau dengan menggalirkan air pada sendok
cetak yang memiliki saluran air.
Cetakan diisi dengan gips sesegera mungkin.
BAHAN CETAK HYDROKOLOID IRREVERSIBLE (ALGINAT)
KOMPOSISI BAHAN
Bubuk Alginat biasanya terdiri atas bahan-bahan sebagai berikut:
Kalium alginat agar alginat yang larut dalam air
Kalsium sulfat
Oksida seng dan tanah diatoma  bahan pengisi
Kalium titanium fluoride mempercepat reaksi
Barium fosfat  memperlambat reaksi
Bahan cetak hydrokoloid ini menjadi gel karena adanya reaksi kimia,
bila gel telah terbentuk alginat tidak dapat berubah lagi menjadi sol.
Bila bubuk alginat diaduk dengan air maka akan membentuk sol yang
kental yang dapat dimasukkan dalam rongga mulut dengan sendok
cetak. Sol kemudian berubah menjadi gel yang elastis melalui beberapa
tahapan reaksi kimia.
Bahan cetak alginat biasa digunakan untuk mencetak rahang yang akan
dibuat gigi tiruan sebagian, model studi untuk perawatan orthodonti dan
untuk pembuatan cetakan pertama gigi tiruan penuh.
Kekurangannya:
Tidak dapat mencetak detil-detil yang halus dari rongga mulut seperti pada
hidrokoloid reversible, pada model gips biasanya terdapat sedikit
pembulatan pada stiap sudut dan pinggiran yang tajam yang biasa
terdapat pada preparasi kavitas.
Sering timbul porous pada permukaan cetakan dan reaksi antara alginat
dan gips sehingga kepadatan permukaan model rahang kurang baik.
Mudah rusak pada suhu panas dan keadaan lembab, alginat dapat tidak
mengeras atau mengeras terlalu cepat sehingga tidak boleh disimpan
lebih dari satu bulan. Penting untuk melihat masa kadaluarsa dari pabrik.
Keuntungannya:
Penanganan/manipulasinya mudah
Harga relatif murah
Dapat diterima dengan baik oleh pasien.
Waktu Pengenyalan (Waktu Pembentukan Gel)
Penting karena harus tersedia waktu yang cukup untuk mengaduk
bubuk dengan air, mengisi sendok cetak dan melakukan pencetakan.
Bila waktu pengerasan terlalu cepat akan menyebabkan kegagalan
pencetakan sedang bila terlalu lama akan menyebabkan pasien tidak
nyaman. Jika sudah mulai terjadi pengerasan, cetakan tidak boleh
diganggu atau digerakkan karena akan merubah bentuk alginat setelah
cetakan dikeluarkan dari mulut.
Menurut ADA Spesifikasi no 18 terdapat dua macam alginat yaitu:
Fast setting -> cepat mengeras
Normal Setting -> waktu pengerasan normal
Karenanya penting untuk selalu membaca instruksi pabrik.
Ada beberapa cara mengendalikan waktu pengerasan yaitu:
Menambahkan retarder ke dalam bubuk selama proses pembuatan
bubuk
Mengubah perbandingan bubuk dan air atau lamanya waktu
pengadukan  tidak dianjurkan karena melemahkan ikatan gel.
Mengubah suhu air yang digunakan untuk pengadukan cara
terbaik. Semakin tinggi suhu air maka waktu pengadukan
semakin cepat. Waktu pengenyalan yang ideal yang ditentukan
pabrik biasanya 3 – 4 menit pada suhu 210 C.
Kekuatan gel dipengaruhi oleh:
Gel menjadi lemah bila air yang digunakan terlalu banyak atau
terlalu sedikit.
Waktu pengadukan. Bila kurang maka gel yang terbentuk kurang
kuat karena bahan-bahan tidak teraduk dengan baik sehingga
reaksi kimia yang terjadi kurang sempurna. Bila diaduk terlalu
lama juga melemahkan kekuatan gel karena gel kalsium alginat
yang sudah terbentuk rusak lagi karena terlalu lama diaduk.
MANIPULASI BAHAN CETAK ALGINATE.
Alat & Bahan
Bubuk alginate (dalam wadah atau sachet).
Takaran bubuk.
Takaran air.
Mangkuk karet (bowl).
Spatula yang kaku dari stainless steel.
Sendok cetak.
Desinfektan & kantung plastik dengan seal.

Tahap 1. Persiapan bahan


Takar air dingin (20oC) sesuai dengan jumlah bubuk.
Kocok bubuk dalam wadah.
Ambil bubuk secara berlebih dengan sendok takar, ratakan
permukaannya dengan spatula.
Masukkan bubuk pada bowl.masukkan air yang telah ditakar.
Ke dalam bowl berisi bubuk.
Tahap 2. Pengadukan
Aduk bubuk & air agar bubuk terbasahi air keseluruhannya.
Tekan adonan kedinding bowl supaya garam–garam alginate dapat
larut serta untuk menghilangkan udara terjebak dan agar adonan
homogen, lakukan prosedur ini selama 60 detik.
Cek adonan, harus seperti krem dan kental bila diambil dengan spatula
tidak menetes.
Tahap 3. Mengisi sendok cetak
Ambil alginat dengan spatula dan masukkan kedalam sendok cetak dari
regio posterior ke anterior.

Ulangi prosedur diatas sampai sendok cetak penuh dengan lapisan yang
homogen dan tinggalkan bahan sedikit pada bagian posterior.
Haluskan permukaan alginate dengan jari yang lembab.
Sendok cetak yang terisi siap dicetakkan.
Tahap 4. Pembersihan & Desinfeksi.
Cuci cetakan dibawah air dingin mengalir untuk menghilangkan saliva
dan darah.
Masukkan cetakkan kedalam plastik yang memakai seal.

Semprot cetakan dengan desinfektan didalam plastik, rekatkan seal,


simpan selama 10 menit.
Kupas alginate yang telah mengeras seperti karet dari bowl dan
spatula, buang ketempat sampah.
Isi cetakan sesegera mungkin (jika ditunda sampai 1 jam, simpan
dengan dibungkus lap lembab atau dalam humidor).
Macam-macam kegagalan manipulasi alginat dan penyebabnya:
Hasil adukan berbutir-butir, penyebab::
Pengadukan terlalu lama
Pengenyalan tidak sempurna
Perbandingan air/bubuk yang terlalu rendah (tidak sesuai anjuran pabrik)
Cetakan sobek, penyebab:
Bahan cetak kurang
Kontaminasi le,nan
Dilepaskan dari mulut sebelum waktunya
Pengadukan terlalu lama
Cetakan porous, penyebab:
Pengeyalan tidak sempurna akibat pengadukan yang tidak sempurna
Udara yang terperangkap selama pengadukan.
ELASTOMER
Termasuk dalam klasifikasi bahan cetak elastis. Bahan cetak ini bersifat
hidrofobik. Ada 3 jenis bahan cetak elastomer yaitu:
Polysulfida
Polyether
Silikon yang terdiri dari silikon kondensa dan silikon adisi (polyvynil
siloxane).
DEFINISI
Bahan cetak elastis yang menyerupai karet yang bersifat hydrofobik.
Menurut mekanisme pengerasanya elastomer termasuk bahan cetak
irreversible. Seperti karet.
Terdiri:
polysulfida
Silikon (polysiloxane dam polyvinal siloxane)
Polyether
ELASTOMER
Termasuk dalam klasifikasi bahan cetak elastis. Bahan cetak ini bersifat
hidrofobik. Ada 3 jenis bahan cetak elastomer yaitu:
Polysulfida
Polyether
Silikon yang terdiri dari silikon kondensa dan silikon adisi (polyvynil
siloxane).
DEFINISI
Bahan cetak elastis yang menyerupai karet yang bersifat hydrofobik.
Menurut mekanisme pengerasanya elastomer termasuk bahan cetak
irreversible. Seperti karet.
Terdiri:
polysulfida
Silikon (polysiloxane dam polyvinal siloxane)
Polyether

KEGUNAAN
Mencetak pada pembuatan mahkota dan jembatan, inlay, GTSL dengan
daerah gerong sangat dalam.
A. POLYSULFIDA
Komposisi
Pasta basis : -Polimer polisulfid
-Lithophone & Titanium dioksid
-Dibutyl phatalat
-Sulfur 0,5%
Pasta katalis : -Akselerator
Keuntungan:
Sangat akurat
Dimensi stabil
Tidak menyusut (shrinkage)
Tidak mudah sobek (high tear resistance)
Tidak ada rasa dan tidak berbau
Kerugian:
Sangat sensitif terhadap kandungan sulfur yang dapat
menghambat proses pengerasan,misalnya sarung tangan yang
terbuat dari lateks serta berbagai isolator karet yang terbuat dari
lateks -asam oleik atau stearik
B. SILIKON (POLYSILOXANE DAN POLYVINAL SILOXANE)
Komposisi:
Pasta dasar : polimer silikon dan bahan pengisi
pasta katalis: alkoksi orto-silikat Tu organo hidrogen siloksan)
Keuntungan:
Sangat akurat
Dimensi stabil
Tidak menyusut (shrinkage)
Tidak mudah sobek (high tear resistance)
Tidak ada rasa dan tidak berbau
C. POLYVINAL SILOKSAN
Keuntungan:
Sangat akurat
Dimensi stabil
Tidak menyusut (shrinkage)
Tidak mudah sobek (high tear resistance)
Tidak ada rasa dan tidak berbau
Lama penyimpanan mencapai 2 tahun( asal ditutup rapat)
Kerugian :
Harganya mahal
D. POLYETHER
Komposisi
Pasta basis :-Polimer polieter
-Suatu silika koloida
-Glikoleter atau ftalat
Pasta katalis:-Alkil sulfonat aromatik
Keuntungan:
mudah digunakan
Tidak sensitif terhadap perubahan temperature
Kerugian:
Baunya tidak enak
Mudah sobek
Bahan cetak sering tertinggal pada sulkus gingiva yang dapat
menimbulkan efek sitotoksik
CARA MANIPULASI
A. Bahan Cetak berbentuk PASTA
Tahap 1. Persiapan bahan
Keluarkan pasta basis pada pad sesuai dengan kebutuhan.
Keluarkan pasta katalis dengan panjang yang setara dengan pasta basis
dan letakkan disebelahnya tetapi jangan mengenainya.

Tahap 2. Pengadukkan
Ambil katalis dengan spatula dan tambahkan pada pasta basis.
Aduk kedua pasta selama 10 detik dengan gerakan memutar.
Kemudian aduklah dengan gerakan menekan..
Lanjutkan mengaduk sehingga bahan homogen, tidak ada garis–garis
warna yang berbeda (total waktu pengadukan 45 – 60 detik)
Tahap 3.
Pengisian sendok cetak & Syringe
Tahap 4. Pembersihan & Desinfeksi
Cuci cetakan dibawah air mengalir
Masukkan cetakan dalam kantung plastik kemudian disemprot
desinfektan, seal ditutup tunggu 10 menit.
Bersihkan sisa bahan pada spatula
B. Bahan cetak berbentuk Dempul (Putty)
Teknik manipulasi paling baik dengan meremas- remas bahan memakai jari
sampai bahan homogen,(sebelum melakukan manipulasi sebaiknya periksa
terlebih dahulu komposisi bahan apabila bahan tersebut sensitf terhadap
bahan lateks sebaiknya janganmenggunakan sarung tangan dari lateks atau
tidak menggunakan sarung tangan sama sekali. bila tidak menggunakan
sarung tangan cuci bersih tangan terlebih dahulu menggunakan sabun anti
mikroorganisme
BAHAN CETAK NON ELASTIS
KOMPON
Sifat:
Non elastis distorsi bila dikeluarkan dari daerah gerong
Termoplastis
Kurang menghantarkan panas
Koefisien muai termis tinggi mengerut waktu pendinginan
Tidak berbau dan tidak beracun
Waktu pengerasan cukup lama
Komposisi:
Campuran resin alami spt shelac + colophany + malam
Bahan pengisi (talk, kapur)
Bahan pelumas/lubrican (as. Stearat, stearin)
Klasifikasi:
Type I: titik leleh rendah (lower fusing)
untuk mencetak edentulous dan inlay/uplay.
Berupa lembaran dengan tebal 4 – 5 cm
Type II: titik leleh tinggi (higher fusing)
Dipakai sebagai bahan sendok cetak yang cukup kaku untuk menahan
bahan cetak
lain.
Contohnya :untuk membuat custom tray (sendok cetak pribadi)

Anda mungkin juga menyukai