Anda di halaman 1dari 2

Bahwa pada percobaan pertama saat saliva diuji dengan menggunakan

indikator pp hasilnya adalah larutan menjadi jernih (tidak berwarna) yang


menunjukkan bahwa pH saliva = 8,3. Kemudian setelah diuji dengan
menggunakan indikator litmus hasilnya warna saliva berubah menjadi
merah kebiruan yang menunjukkan bahwa pH saliva 5,0-8,0. Yang terakhir
uji pH dilakukan dengan indikator merah congo dan didapatkan hasil
warna saliva berubah menjadi merah yang menunjukkan bahwa pH saliva
= 5,2. Dari 3 percobaan diatas didapatkan hasil bahwa pH saliva berkisar
antara 5,2-8,0.
Untuk membuktikan adanya kandungan protein dalam suatu larutan,
biasanya dilakukan uji uji biuret dan apabila terdapat protein dalam
larutan tersebut maka larutan tersebut akan berubah menjadi warna biru
keunguan karena pada reaksi tersebut akan timbul dua atau lebih ikatan
peptide atau ada ikatan asam amino histidine. Pada praktikum yang
dilakukan, setelah dilakukan uji biuret pada saliva didapatkan hasil bahwa
warna saliva berubah menjadi biru keunguan yang menunjukkan adanya
protein di dalam saliva.
Mucin adalah glikoprotein yang tak dapat larut dalam air dan asam encer,
tetapi dapat larut dalam alkali encer. Pada percobaan yang telah
dilakukan ketika saliva ditetesi asam cuka yang merupakan asam encer
terlihat bahwa saliva tidak dapat larut dan masih terbentuk endapan,
sementara ketika saliva ditetesi NaOH yang telah dicampur aquades
sehingga menjadi alkali encer terlihat bahwa saliva larut dan tidak
terbentuk endapan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam
saliva terkandung mucin.
Pada percobaan ke empat untuk membuktikan adanya kandungan
khlorida pada saliva, digunakan HNo3 yang berfungsi untuk melarutkan
garam-garam Ag. Hasil percobaan membuktikan bahwa terdapat endapan
putih yang menunjukkan reaksi positif pada uji ini. Uji klorida
menunjukkan bahwa saliva mengandung ion khlorida.
Pada percobaan sulfat menggunakan larutan HCl yang berfungsi untuk
melarutkan garam Ba selain BaSO4. Sehingga dalam percobaan akan
terbentuk BaSO4 yang memiliki kelarutan rendah sehingga akan
mengakibatkan terbentuknya endapan dalam larutan yang diasamkan.
Dalam percobaan ini terlihat endapan putih keruh yang membuktikan
adanya ion sulfat dalam saliva.
Uji fosfat merupakan uji untuk mengetahui adanya ion fosfat pada suatu
larutan. Pada tabung reaksi setelah penambahan HNO 3 pekat terdapat
endapan kuning yang menunjukkan adanya ion fosfat didalam saliva.
Selanjutnya dilakukan uji kalsium pada saliva. Pada hasil uji kalsium
diperoleh larutan keruh dari campuran saliva, asam cuka, dan Ca oxalate.
Selain itu dijumpai juga endapan putih di dasar tabung. Endapan putih
tersebut adalah Ca oxalate. Dengan pengikatan Ca oleh Ca oxalate, ion

Ca+ dapat menggeser ion K+ yang terdapat pada Ca oxalate sehingga


terbentuk endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kandungan
Ca+ pada saliva.
Pada reaksi diatas terbentuk asam nitrit yang berarti di dalam saliva
terdapat kandungan ion nitrit. Pada hasil percobaan juga didapat
perubahan warna saliva menjadi larutan biru. Hal ini disebabkan adanya
yodium yang dibebaskan pada reaksi diatas.

Anda mungkin juga menyukai