Disusun Oleh:
Dwi Komala Sari
24030115120007
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
ABSTRAK
organik dalam urine adalah pemecahan ureum oleh urease dalam uji sampel
mengalami uji negative karena larutan berwarna kuning keruh dan ada endapan
putih, tes adanya gula pereduksi dalam uji ini sample negative karena larutan
berwarna biru, tes adanya kreatinin pada JAFFE sampel positif berwarna jingga,
pada percobaan WEYL uji positif karena berwarna merah kemudian kuning
kembali ketika ditambah asam asetat, tes adanya asam urat dan garamnya pada
percobaan muroksid dan reduksi perak (SCHIFF) uji positif karena terbentuknya
bercak coklat, tes adanya senyawa keton uji ini negatif karena warna tetap kuning
keruh, tes adanya protein uji ini negatif karena larutan berwarna kuning jernih
tidak terbentuk endapan. Sedangkan tes adanya senyawa anorganik adalah tes
adanya amonia positif karena adanya endapan merah di dasar tabung, tes adanya
klorida menunjukan uji positif karena ada endapan putih bening , tes adanya fosfat
dan kalsium positif pada uji kalsium terbentuk endapan keruh dan pada uji fosfat
terbentuk endapan kuning, tes adanya sulfat positif karena adanya endapan keruh.
Na2CO3 2% -
-pengocokan, pendiaman
2 Tes Adanya Gula pereduksi
- pemanasan
a.Percobaan JAFFE
b. Percobaan WEYL
-5 mL urine + 5 tetes Na- -Larutan awalnya berwarna kuning
alkalis +
Garamnya
a. Percobaan Muroksid
+ 2 mL NH4OH jenuh
2N
-pengamatan
7 Tes Adanya Amoniak
kertas saring
8 Tes Adanya Klorida
-pengamatan
9 Tes Adanya Fosfat dan Kalsium
hingga alkalis
-penyaringan
akuades
CH3COOH 2%
-pemanasan
-pengamatan
10 Tes Adanya Sulfat
-pengamatan
V. HIPOTESA
dalam urine yang akan dilakukan adalah pemecahan ureum oleh urease, tes
adanya gula pereduksi, tes kreatinin yaitu percobaan JAFFE dan WEYL, tes
asam urat dan garamnya, yaitu percobaan muroksid dan reduksi perak
anorganik dalam urine meliputi tes adanya ammonia, adanya klorida, tes
adanya fosfat dan kalsium, dan tes adanya sulfat. Dari beberapa identifikasi
yaitu tes gula pereduksi akan menunjukkan kekeruhan atau endapan merah
bata jika terdapat gula pereduksi. Uji positif untuk senyawa keton yaitu
adanya warna jingga, uji positif adanya protein jika timbul endapan, tes
pemecahan ureum oleh urease dengan adanya warna merah muda, pada
percobaan WEYL adanya cincin merah dan endapan yang banyak, tes
muroksid dengan uji positif adanya warna kecoklatan, uji positif SCHIFF
terbentuk cincin perak. Sedangkan untuk tes adanya amonia uji positifnya
adalah warna merah muda pada kertas saring, uji positif adanya klorida yaitu
adanya endapan keruh dan akan larut jika penambahan NH 4OH berlebih, uji
positif untuk tes fosfat yaitu adanya endapan kuning, uji positif tes kalsium
yaitu timbul endapan atau kekeruhan yang tidak larut, uji positif adanya sulfat
mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam urine. Urine atau air seni atau air
kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Sampel yang digunakan
adalah urine setelah mengkonsumsi petai. Prinsip dari percobaan ini adalah reaksi
ureum oleh urease, uji gula pereduksi, uji adanya kreatinin (JAFFE, WEYL), tes
adanya asam urat, dan garamnya (Muroksid dan Schiff), uji adanya fosfat dan
identifikasi senyawa dalam urine bisa mengetahui ada dan tidaknya suatu penyakit
dalam tubuh. Identifikasi urine bisa dilakukan dengan beberapa metode berikut.
dalam urine yang dapat dipecah oleh enzim urease. Sampel yang digunakan
adalah pemecahan ureum oleh enzim urease. Pada percobaan ini yang berperan
sebagai sumber enzim urease adalah tepung kedelai. Prosedur pertama yang
dilakukan adalah menambahkan indikator fenol merah pada urine wanita serta
HIn In-
Suasana asam suasana basa
(kuning) (merah)
optimal. Fenol merah merupakan indikator dengan range pH 6,0-8,4 dan pada
diinginkan yaitu pH enzim urease bekerja optimum pada suasana basa dengan
berwarna merah muda, akan tetapi pada percobaan ini larutan tetap berwarna
kuning dan tidak berubah menjadi merah muda. Kemudian larutan ditambah
asam asetat. Fungsi asam asetat adalah untuk memberikan suasana asam lalu
(Kusnawidjaya,1987).
Pada suhu optimal, enzim akan bekerja secara optimal pada proses
urine dan akuades. Fungsi tepung kedelai adalah sebagai sumber enzim urease.
Pada sampel urine menghasilkan larutan kuning keruh dan terdapat endapan
O
urease
H2N C NH 2 H2O CO2 2NH3
(Kusnawidjaya, 1987)
urine. Prinsip percobaan ini adalah reaksi reduksi Cu2+ menjadi Cu2O. Sampel
endapan merah bata gugus pereduksi yang terdapat dalam urine saat
dipanaskan.
O O
C C
H OH
H C OH H C OH
HO C H Cu2+ H 2O HO C H Cu2O H+
H C OH H C OH
H C OH H C OH
CH 2OH CH2 OH
(Martoharsono, 1993)
Penambahan reagen benedict tersebut membuat larutan menjadi
penambahan energi kinetik partikel sehingga parikel lebih cepat bergerak dan
biru dan tidak terbentuk endapan merah bata di dasar tabung. Dari hasil
pereduksi karena tidak terjadi perubahan warna dan tidak terbentuk endapan
merah bata.
Tidak digunakan fehling pada percobaan ini karena benedict lebih peka
sedangkan jika digunakan fehling maka asam urat atau kreatinin akan
1994).
H OH
N H
N
C O O2N NO 2
C HN C O
C NH2+
N CH 2
N CH 2
CH3 NO 2
CH3
NH2 OH
H2N NO 2
C NH
N CH3
NO 2
CH2COOH
(Martoharsono, 1993)
warna kuning pekat pada sampel urine dan warna kuning terang pada
kuning. Terbentuknya warna jingga kuning ini menunjukkan uji positif yang
dan garam asam pikrat (Harper, 1961). Dari percobaan yang telah dilakukan
basa dan kembali berwarna kuning saat penambahan asam. Dari percobaan
yang telah dilakukan didapat hasil bahwa pada sampel urine yang digunakan
H H
N N
C O C O
C HN C HN
Na2Fe(CN) 5NO .2H2O
H+
N CH2 N CH2
CH 3 CH3
HN Fe(CN)5NO.2H2O
C NH 2Na+
NH
CH2COOH
(Martoharsono, 1993)
dan garamnya dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah pemutusan ikatan
rangkap pada asam urat. Penambahan HNO3 pekat dalam percobaan ini
adalah untuk memutus ikatan rangkap pada asam urat (C=O) menjadi ikatan
Reaksinya:
H N C O N C OH
H
H
O C C N HNO3 HO C C N NO2
C O C OH
H N C N N C N
H
(Martoharsono, 1993)
terjadi. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapat hasil perubahan
terdapat endapan kuning. Hal ini berarti bahwa dalam sampel urine tersebut
garamnya dalam urine. Prinsip percobaan ini adalah reduksi ion Ag+
menjadi Ag. Uji positif pada percobaan ini adalah adanya lapisan seperti
Na2CO3 bertujuan untuk membentuk garam dari asam urat ketika Na2CO3
mereaksikan AgNO3 tersebut dengan garam dari asam urat dan membentuk
lapisan warna perak pada kertas saring akibat adanya reduksi Ag + menjadi
(Kusnawidjaya, 1987)
Dari hasil percobaan didapat hasil pada kertas saring berupa bercak
abu-abu kecoklatan. Hal ini menandakan bahwa dalam sampel urine tersebut
NH4OH jenuh bertujuan agar reaksi oksidasi gugus keton dapat berlangsung
O O
CH3
4-
NH4OH
C OH Fe(CN)5NO2- OH- (NC) 5Fe N C C CH 3 N2O
H
CH3
(Kusnawidjaya,1987)
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada sampel urine tidak terjadi
perubahan warna. Sampel urine tersebut tetap berwarna kuning jernih. Hal ini
menandakan bahwa dalam kedua sampel urine tersebut negatif tidak
adalah menyaring urine dengan tujuan agar pengotor-pengotor dalam urine bisa
asetat berfungsi untuk membuat protein yang ada dalam urine terdenaturasi
R
H2O,H+
H C COOH CHCHO2NH2 NH2CHCOOH
NH 2 R R
(Kusnawidjaya,1987)
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada sampel urine larutan tetap
bening dan tidak terbentuk endapan. Hal ini menandakan bahwa dalam sampel
Urine ditambah kan PP pada sampel untuk menunjukan perubahan pH dan asam
menjadi basa. Karena pada suasana basa reaksi reduksi dapat terjadi, kemudian
OH OH
C OH H 2O C OH H 3O+
O OH
C C O
O O
Fenolftalein
O-
H3O+
C O
C O
O
In2-, merah
(Underwood, 1986)
bertujuan untuk mengetahui adanya gas yang bersifat basa yang timbul selama
proses pemanasan. Gas yang bersifat basa tersebut dapat merubah warna kertas
saring yang telah ditetesi indikator PP menjadi merah muda. Sehingga dapat
(Martoharsono, 1993)
urine. Prinsip percoban ini adalah reaksi pembentukan kompleks dan reaksi
pengendapan. Pada percobaan ini urine ditambah dengan HNO3 pekat dan
AgNO3. Fungsi penambahan HNO3 pekat untuk menguraikan ikatan ionik antara
Cl- yang pada umumnya berikatan dengan Na+. Penambahan AgNO3 bertujuan
untuk melarutkan endapan AgCl menjadi ion kompleks [Ag(NH 4OH)]+. Uji
positif dari percobaan ini adalah terbentuknya endapan keruh. Hasil percobaan
yang dilakukan didapat bahwa pada sampel urine terbentuk endapan keruh yang
(Martoharsono, 1993)
dalam urine. Sampel yang digunakan adalah urine setelah mengkonsumsi petai.
Prinsip percobaan ini adalah reaksi pengendapan. Uji positif adanya fosfat dalam
positif adanya kalsium adalah terbentuknya endapan atau larutan yang keruh.
yang berfungsi untuk membuat larutan bersifat alkalis yaitu bersifat basa.
semula berwarna kuning jernih berubah menjadi hijau dan terbentuk endapan
larutannya yang semula kuning jernih berubah menjadi putih keruh yang
(Kusnawidjaya,1987)
Prinsip percobaan ini adalah pengendapan ion sulfat. Uji positif percobaan ini
adalah terbentuknya endapan putih atau keruh pada larutan. Pada percobaan ini
sampel urine ditambah dengan HCl pekat dan BaCl2. Penambahan HCl pekat
Dari hasil percobaan didapat hasil bahwa pada sampel urine mengandung
Ureum, gula pereduksi, kreatinin, asam urat dan garamnya, keton dan
protein.
7.2 Identifikasi senyawa dalam urine bisa dilakukan dengan uji pemecahan
ureum oleh urease, uji gula pereduksi, uji adanya kreatinin dengan
percobaan JAFFE dan WEYL, tes adanya asam urat dan garamnya yang
senyawa keton, dan tes adanya protein untuk uji senyawa Organik.
7.4.1 Pemecahan ureum oleh urease pada sampel urine didapat uji
negatif.
7.4.2 Tes adanya gula pereduksi juga memberi uji negatif pada
sampel urine.
positif.
7.4.5 Tes adanya senyawa keton dan tes adanya protein sampel
7.4.7 Tes adanya klorida dan tes adanya sulfat sampel urine
7.4.8 Tes adanya fosfat dan kalsium sampel urine memberi uji
positif.
7.2 Saran
(Regd.), Delhi.
Jakarta.