Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK

URIN PATOLOGIS
Senin, 10 Oktober 2022

Ghina Zuhaira
2107101010041
A-07

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
• Untuk mengetahui kandungan di dalam urin dan mengidentifikasikannya
• Membantu menegakkan diagnosis melalui pemeriksaan urin.

B. Prosedur Kerja :
1.2.1. Cara Pengumpulan Urin
Urine hari pertama dibuang waktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6 pagi). Semua
urine setalah waktu itu sampai waktu yang sama di hari berikutnya, dikumpulkan. Urine
kemudian disimpan dalam keadaan dingin dengan toluene sebagai pengawet. Pada hari yang
sudah ditentukan, urine dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

1.2.2. Pemeriksaan Sifat Urine


Catat semua hal berikut ini :
a. Volume urine (dalam mL)
b. Warna, bau, dan kejernihan urine
c. pH urine dengan menguji reaksinya terhadap lakmus, kertas nitrazin, atau kertas
indicator universal. Keasaman urine juga dapat diperiksa dengan merah kongo atau
fenolftalein, namus ini tidak bersifat rutin.
d. Berat jenis urine.

1.2.3. Menunjukkan Adanya Garam Amonium


Tambahkan NaOH 10% encer sebanyak 0,5 mL pada 2 mL urine sehingga reaksinya
alkali. Panaskan urin tersebut dan cium bau yang keluar. Uji uapnya dengan lakmus merah
yang sudah dibasahi air, atau dengan setetes pereaksi Nessler pada kertas saring. Larutan
Nessler berubah menjadi jingga kemerahan oleh amoniak.

1.2.4. Menunjukkan Adanya Glukosa


Cara untuk menunjukkan adanya glukosa berdasarkan reduuksi ion Cu adalah uji
Fehling dan uji Benedict. Uji Benedict lebih baik untuk pemeriksaan glukosa urine karena tidak
banyak zat yang mengganggu jalannya reaksi. Uji Fehling kurang dapat dipercaya karena
beberapa zat yang terdapat dalam urine seperti asam urat, asam glukoronat, nucleoprotein, dan
asam homogentisat, akan memberi hasil positif. Kloroform, yang digunakan sebagai pengawet,
juga dapat memberi hasil positif karena terbentuknya zat pereduksi dari kloroform akibat
pengaruh alkali panas.
Cara Kerja Uji Benedict :
Campur 2,5 mL pereaksi Benedict kualitatif dengan 4 tetes urine. Panaskan selama 5
menit pada penangas air mendidih atau didihkan di atas api kecil selama 1 menit. Biarkan
menjadi dingin. Ulangi uji ini terhadap urin yang mengandung :
a. Glukosa 0.3%
b. Glukosa 1%
c. Glukosa 5%
d. Galaktosa 1%

C. Hasil Pengamatan :
• Uji Benedict
Cara Kerja : Hasil Pengamatan
2,5 mL Benedict + 4 mL Biru
urine
Glukosa 0,3% Biru-hijau
Glukosa 1% Hijau-kuning
Glukosa 5% Hijau-oranye dominan
Galaktosa 1% Biru-hijau
Tabung 1 : Tabung 2 : Tabung 3 :

Tabung 4 : Tabung 5 :
• Uji Koagulasi
Cara Kerja Hasil Pengamatan

5 mL urin → didihkan → endapan + 3-5 tetes Endapan lama kelamaan hilang/ larut.
asam asetat 2% → perhatikan apakah
endapan hilang (sebelumnya ditambahkan
albumin).

• Uji Garam Amonium


Cara Kerja Hasil Pengamatan

NaOH 0,5 mL + 2 mL urine → Panaskan → Lakmus merah berubah menjadi warna biru.
uji uap dengan lakmus merah dan pereaksi
Nessler 1 tetes.

Uji Garam Amonium: Uji Koagulasi :

• Uji pH
Cara Kerja Hasil Pengamatan
Dilakukan pengujian dengan indicator pH urinnya adalah 6
universal.
• Uji Sifat Urin
Cara Kerja Hasil Pengamatan
Volume urin 115 mL
Warna urin Kuning Jernih
Bau Seperti bau khas urin
pH 6
Berat jenis 1.014

BAB II
ISI
A. Landasan Teori
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin
disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra.
(Risna, 2014)
Komposisi urin yang paling utama adalah air, urine pada kondisi normal umumnya
mengandung 90% air. Kandungan lainnya adalah urea, asam urat, dan ammonia merupakan zat
sisa dari pembongkaran protein, zat warna empedu yang membuat warna urine kita menjadi
kuning, bermacam-macam garam/NaCL, dan terdapat beberapa zat yang beracun.
(Rahmat, 2015)
Urin dibentuk oleh organ ginjal dengan bantuan saraf dan ototnya. Pembentukan urine
merupakan salah satu fungsi ginjal yang paling penting dalam mempertahankan homeostasis
tubuh. Urin dibentuk mulai dari masuknya aliran darah dari seluruh tubuh ke dalam kapiler
glomeruli berdinding porous (berlubang) untuk mengalami filtrasi atau penyaringan. Molekul
dengan ukuran kecil seperti air, elektrolit dan sisa metabolit tubuh akan melewati kapsula
bowman, sedangkan molekul berukuran besar seperti komponen darah dan protein akan tetap
bertahan di aliran darah.
(Bunga Dewanti, 2018)

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsula bowman. Seperti kebanyakan kapiler, kapiler glomerulus juga
relative impermeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi (disebut filtrat glomerulus)
pada dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen selular, termasuk sel darah
merah. Konsentrasi unsur plasma lainnya, termasuk garam dan molekul organic yang terikat
pada protein plasma, seperti glukosa dan asam amino, bersifat serupa baik dalam plasma
maupun filtrat glomerulus. (Guyton & Hall, 2019)
Pemeriksaan glukosa urin metode benedict memanfaatkan sifat glukosa sebagai
pereduksi. Prinsip pemeriksaan benedict adalah glukosa dalam urin akan mereduksi cuprisulfat
menjadi cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan benedict. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya kekeruhan dan perubahan warna dari biru menjadi hijau
kekuningan sampai merah bata.

(Anita K. 2019)

B. Pembahasan

Pada pemeriksaan urin dengan Benedict didapatkan perubahan warna urin tergantung
dengan jumlah glukosa yang ditambahkan, perubahan warna paling mencolok adlaah ketika
ditambahkan glukosa 5% yang menunjukkan warna oranye yang dominan, hal ini berarti, sifat
glukosa sebagai pereduksi menunjukkan adanya kandungan glukosa pada urin tersebut.

Pemeriksaan sifat urin menunjukkan hasil yang normal yaitu pH nya 6, warnanya kuning
jernih, volumenya 115 mL dan berat jenisnya 1.014 yang masih berada dalam kisaran normal.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

• Kandungan glukosa dalam urin berfungsi untuk mereduksi cuprisulfat menjadi


cuprosulfat yang terlihat dengan perubahan warna dari larutan benedict.
• pH urin juga mempengaruhi kesehatan juga. Normalnya pH urin berada di kisaran 6.8-
7.
• Normalnya kandungan di dalam urin adalah 95% air dan sisanya adalah ammonia,
sulfat, fosfat, chloride, magnesium, calcium, potassium, sodium, kreatinin, uric acid,
dan urea.

B. Daftar Pustaka

• Kurniyawati, A. (2019). Comparison Of Glucose Reduction In Urin Using Spiritus


Heating And 100C Waterbath Using Benedict Method.
• Zuwanti, R. (2017). Gambaran Hasil Pemeriksaan Keton Urine Segera Dan Ditunda
Metode Rothera.
• Dewanti, Bunga. (2018). Pengaruh Penundaan Urine Terhadap Jumlah Leukosit Urine
Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih.
• Guyton & Hall. (2019). Fisiologi Kedokteran. EGC : JAKARTA.
• Hidayat, R. (2015). Komposisi Urine Dalam Keadaan Normal.
• Budiman, Jovi. Y. (2020). Investigasi Difusi Pada Sistem Urinasi Untuk Gangguan
Fungsi Ginjal Model Empat Kompartemen Menggunakan Metode Monte Caclo.

Anda mungkin juga menyukai