NIM : 2107101010134
Kelas : B-04
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022/2023
A. PENDAHULUAN
1. TUJUN PRAKTIKUM
Agar mahasiswa mengetahui besarnya ph susu, pengendapan kasein dan
berat jenis pada susu
Untuk mengetahui bahwa saliva atau air liur mengandung karbohidrat,
protein, dan enzim amilase
CARA KERJA
7. Sifat Kasein.
Kasein merupakan protein utama susu (80% dari total protein susu). Kasein dapat
diendapkan dengan penambahan asam dan enzim rennin. Bila terdapat cukup asam yang
mengubah pH susu menjadi 4,2-5,2, maka kasein akan mengendap disertai dengan
melarutnya garam kalsium dan fosfat yang terikat dalam susu. Kasein akan menggumpal
oleh penambahan asam pekat, enzim proteolisis, alkohol pekat atau pemanasan.
Cara kerja:
1. Uji kelarutan kasein
Periksa daya larut kasein dalam larutan:
a. Natrium klorida 10%
b. Natrium karbonat 0,5%
c. Natrium hidroksida 0,1 N
d. Asam klorida 0,2%
e. Kalsium hidroksida jenuh 5
2. Uji protein kasein
Lakukan uji Biuret, Millon, Xantoprotein, dan Hopskin-Cole untuk kasein.
3. Uji sulfat dan fosfat
Campur sedikit kasein dengan campuran pelebur di dalam cawan porselin,
dan panaskan. Larutkan sedikit campuran dengan air dan lakukan percobaan
untuk fosfat dan sulfat sebagai berikut:
a. Uji fosfat
Tambahkan 1 mL larutan dengan urea 10% dan 10 mL pereaksi molibdat
spesial. Campur, lalu tambahkan 1 mL larutan FeSO4 spesial. Warna biru yang
semakin jelas setelah dibiarkan, menyatakan adanya ortofosfat. Catatan:
Setelah penambahan molibdat spesial, larutan harus asam.
b. Uji sulfat
Asamkan larutan dengan HCl encer dan tambahkan BaCl2 2%.
Endapan putih menyatakan adanya sulfat.
uji biuret
C. LANDASAN TEORI
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar langsung dari
payudara seorang ibuuntuk bayi. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, praktis,
murah dan bersih karena langsung diminum dari payudara ibu. ASI mengandung semua zat gizi
dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi di 6 bulan pertamanya. Jenis ASI
terbagi menjadi 3 yaitu kolostrum, ASI masa peralihan dan ASI mature. Kolostrum adalah susu
yang keluar pertama, kental, berwarna kuning dengan mengandung protein tinggi dan sedikit
lemak (Walyani, 2015). Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim
pencernaan, hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi
berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air, kartinin dan
mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap secara sempurna dan sama sekali
tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang sedang dalam tahap pertumbuhan. Komposisi ASI
dipengaruhi oleh stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi.
Salah satu kandungan zat gizi dalam ASI yang memberikan pengaruh pada pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan bayi adalah kandungan zat gizi makro1 . Zat gizi makro pada ASI
berupa karbohidrat, lemak dan protein. Kandungan karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa.
Laktosa didalam usus halus dipecah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase.
Enzim laktase yang diproduksi pada usus halus bayi terkadang tidak mencukupi, namun dengan
diberikannya ASI pada bayi maka kebutuhan enzim laktase dapat tercukupi dengan terpenuhinya
kebutuhan sebesar 7,2g1,2 . Kandungan protein pada ASI diharuskan sebesar 0,9g mengandung
asam amino yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan bayi.
Kandungan lemak dalam susu adalah komponen terpenting disamping protein dimana harga
jual susu tergantung pada tinggi rendahnya kandungan lemak pada susu (Anindita dan Soyi, 2017).
Faktor yang mempengaruhi kadar lemak pada susu adalah faktor genetik, pakan, cara
pemeliharaan, iklim, masa laktasi, dan kesehatan hewan (Fitriyanto dkk., 2013). Pada umumnya
kadar lemak susu dipengaruhi oleh masa laktasi, musim, bangsa, dan pakan.(Miarsono,dkk.2021).
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga
mulut. Saliva merupakan hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total
saliva disekresikan oleh kelenjar saliva mayor yang meliputi kelenjar parotid, submandibular, dan
sublingual, sedangkan sisa 7% lainnya disekresikan oleh kelenjar saliva minor yang terdiri dari
kelenjar bukal, labial, palatinal, glossopalatinal, dan lingual. Saliva memegang peranan penting
dalam proses karies gigi. Penurunan volume saliva akan memudahkan terjadinya proses karies,
karena aliran saliva membantu self cleansing permukaan gigi. Saliva mempunyai kapasitas buffer
yang dihasilkan fermentasi karbohidrat oleh berbagai macam bakteri rongga mulut. Asam yang
terbentuk akan mengalami keseimbangan dengan saliva dan dapat mempengaruhi keasaman saliva,
sebagai akibatnya terjadi penurunan pH saliva.
Menurut Amerongen menyatakan bahwa ludah yang keluar dari kelenjar ludah dapat bersifat
pekat dan cair sehingga menentukan sifat risiko kimiawi cairan mulut, sedangkan banyak
sedikitnya ludah yang dikeluarkan tergantung dari kuatnya rangsangan/stimulasi. Hal ini juga dapat
menyebabkan derajat keasaman (pH) yang berbeda–beda. Menurunnya pH air ludah (kapasitas
dapar/asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukan adanya resikoterjadinya karies yang
tinggi, dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan karang gigi.
D. PEMBAHASAN
I. PERCOBAAN AIR SUSU
1. uji ph
Praktikum pengukuran kadar pH bertujuan untuk mengetahui pH dari susu. Hasil yang
diperoleh dari pengukuran pH susu diletakkan dalam droplet dan diuji kadar pHnya dengan kertas
indikator pH menunjukkan bahwa pH susu adalah 6. Hal ini bisa disebabkan karena kemungkinan
disebabkan faktor faktor lain dan penambahan zat lain sehingga kadar pH dari susu tersebut masih
termasuk dalam kategori normal. Menurut Saleh (2004), susu segar mempunyai sifat ampoter,
artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan
menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru.
Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam
seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang
larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan
bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri.
Berat jenis susu murni (whole milk) berkisar 1,028 - 1,030. Berat jenis air susu yang
didapat yaitu 1,023 Jika berat susu rendah karena susunan susu berubah-ubah, maka BJ segera
sesudah diperah lebih rendah daripada beberapa jam kemudian. Perubahan keadaan susu ini
dipengaruhi oleh : pengeluaran gas-gas, pembekuan lemak susu, protein susu yang belum stabil
dan lainnya. Penetapan BJ berguna untuk mengetahui adanya pemalsuan susu (misalnya
penambahan air akan menurunkan BJ, pengurangan krim akan menaikkan BJ); disamping itu untuk
menentukan Sari Kering Bebas Lemak.
3. Uji biuret.
Praktikum uji biuret bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada protein susu.
Gumpalan hasil percobaan penggumpalan kasein ketika ditambahkan NaOH dan CuSO4
menunjukkan adanya cincin ungu atau berwarna merah muda (pink) pada larutan tersebut. Warna
ungu atau merah muda tersebut adalah CuN, yang merupakan reaksi antara Cu dari CuSO4 dengan
N yang dilepaskan dari ikatan peptida pada protein dengan bantuan basa kuat (NaOH).
pada uji ph kita menggunakan beberapa jenis indicator yaitu lakmus merah, metil orange
fenolftaline. Indikatora dalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Salah satu indikator yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik adalah indikator universal.
Indikator universal adalah indikator yang terdiri atas berbagaimacam indikator yang memiliki
warna berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Indikator universal ada yang berupa larutan dan ada juga
yang berupa kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi dengan warna standar
untuk pH 1-14. Hasil yang didapatkan adalah pH dari saliva tersebut 7.
Uji biuret digunakan untuk mengetahui keberadaan gugus amida pada air liur yang di uji,
reaksi biuret menggunakan berbagai macam reagen, yaitu CuSo4 dan NaOH. CuSO4 berfungsi
sebagai penyedia ion Cu2+ yang nantinya akan membentuk kompleks dengan protein sedangkan
NaOH berfungsi untuk menyediakan basa. Nah pada praktikum ini air liur 2 ml ditambahkan 1
tetes NaOH dan CuSO4 berubah warna larutan menjadi biru keungu-unguan yang menandakan
bahwa saliva positif, dan didalam saliva mengandung ikatan peptida.
7. uji air liur dengan asam asetat (air liur sudah disaring)
pada praktikum ini air liur 2 ml + 1 tetes asam asetat encer mendapatkan hasil
penggumpalan dan endapan. Uji musin yang dilakukan menunjukkan hasil positif sesuai dengan
pernyataan Novelina et al. (2010) bahwa air liur mengandung musin yang berko ntribusi terhadap
kekentalan saliva dan aktivitas fisiologis. Penambahanasam asetat encer akan membentuk endapan
putih yang amorfous dengan air liur.Asam asetat berfungsi untuk mengendapkan musin.
Penambahan asam akan mendenaturasi protein dalam musin sehingga strukturnya menjadi tidak
larut dan me gendap, sedangkan filtratnya merupakan zat lain dalam saliva yang tergolong
nonprotein.
Masukkan 5 mL air liur yang sudah disaring ke dalam 5 mL larutan pati 1%, karenaaduk,
dan tempatkan dalam penangas air suhu 370 C. pada uji ini hasil yang didapatkan air liur tidak
disaring sehinga tidak tampak adanya perubahan warna. Sifat dan susunan cairan yang kental
daripada air.
Tambahkan 2 mL larutan pati 1% dan 2 mL air liur yang tidak disaring ke dalam setiap
tabung. Aduk dengan baik dan letakkan pada penangas air suhu 370 C selama 15 menit.
Tabung A: 2 mL larutan HCl 0,4% dengan pH 1 uji iodium, terbentuk lapisan di permukaan dan
terdapat penggumpalan
Tabung B: 2 mL larutan asam laktat 0,1% dengan pH 5 21, pada tabung ini didapatkan ada
gumpalan yang mengapung dan terbentuk gumpalan di lapisan atas
Tabung D: 2 mL aquades dengan pH 7, hasilnya tidak menunjukkan adanya gumpalan dan larutan
jernih
E. KESIMPULAN
- Kandungan ASI antara lain yaitu sel darah putih, zat kekebalan, enzim pencernaan,
hormon dan protein yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan hingga bayi
berumur 6 bulan. ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, air,
kartinin dan mineral secara lengkap yang sangat cocok dan mudah diserap secara
sempurna
- ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi serta
anti inflamasi.
- Fungsi saliva antara lain adalah untuk lubrikasi jaringan dalam rongga mulut, perlindungan
terhadap dehidrasi dan sebagai buffer sistem untuk melindungi rongga mulut dalam
mencegah kolonisasi bakteri patogen dan menetralkan rongga mulut dari keadaan asam
sehingga dapat menghindari terjadinya demineralisasi enamel
F. DAFTAR PUSTAKA
Ruliansyah Kusuma Wardana,dkk.2018. HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO
DAN STATUS GIZI IBU MENYUSUI DENGAN KANDUNGAN ZAT GIZI
MAKRO PADA AIR SUSU IBU (ASI) DI KELURAHAN BANDARHARJO
SEMARANG. Journal of Nutrition College, Volume 7, Nomor.3
Nurul, dkk. (2020). Profil kandungan unsur anorganik dan organik saliva pada keadaan usia
lanjut. Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.
Prastiyani & Nuryanto, N. 2019. ‘Hubungan Antara Asupan Protein dan Kadar Protein Air Susu
Ibu’. Journal of Nutrtion College. Vol 8. No 4. Hh 246-253
Sawitri, H & Maulina, N, 2021. ‘Derajat pH Saliva Pada mahasiswa Program Studi Kedokteran
FK Unimal Yang Mengkonsumsi Kopi’. Jurnal Kedokteran & Kesehatan Malikulsaleh. Vol
7. No 1. Hh 84-94.
Sulchan, Muhammad. (2017). Pengaruh Air Susu Ibu terhadap Derajat Keasaman (pH) Saliva
Bayi (In Vitro). Bagian Orthodonsi, Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta