ACARA IV
PENCERNAAN
Nama :
1. Anas Dien Katon Prayoga (PT/08404)
2. Nazwa Luqyana Putri (PT/08450)
3. Salsabila Mahadevi Al Ahnan (PT/08460)
4. Ulinuha Farda Qonita Thufaillah (PT/08466)
5. Hastomo Nur Hidayatulloh (PT/08520)
6. Bayu Rhamadhan Nuriyansyah (PT/08596)
Kelompok : XXXIV
Asisten pendamping : SHINTA JUNI DWI LASTITI
Tanggal Praktikum : Kamis, 4 Maret 2021
Pendahuluan
Pencernaan merupakan proses penguraian dan pencampuran
berbagai jenis senyawa kompleks (karbohidrat, protein, dan lipid) yang
berasal dari bahan pakan yang dikonsumsi menjadi molekul-molekul
berupa nutrient sehingga dapat diserap oleh dinding usus dan
dimanfaatkan oleh makhluk hidup. Proses pencernaan dalam tubuh dibagi
menjadi 3 jenis yaitu pencernaan mekanis, kimiawi/enzimatis, dan biologi.
Pencernaan mekanis merupak jenis pencernaanya yang dalam prosesnya
terjadi penggilingan dan penghalusan makanan secara fisik menggunakan
organ-organ pencernaan menjadi bentuk makanan yang lebih kecil dari
ukuran semula. Pencernaan enzimatis atau kimaiwi merupakan jenis
pencernaan yang menyerap partikel-partikel nutrien bahan pakan yang
digiling dengan bantuan enzim pencernaan yang telah disekresi oleh
organ pencernaan. Pencernaan biologis merupakan jenis pencernaan
yang melibatkan mikroorganisme dalam proses penyerapan sari-sari
makanan.
Proses pencernaan pada umumnya dimulai dari mulut, ke
esophagus, lambung, usus halus, usus besar, kemudian rectum. Proses
pencernaan pada hewan ternak berbeda bagi hewan ternak monogastrik
dan poligastrik. Pencernaa monogastrik terjadi pada hewan ternak yang
memiliki perut sederhana berupa 1 bilik pada 1 lambung dan 1 sekum.
Pencernaan poligastrik merupakan jenis pencernaan dimana dalam 1 kali
proses pencernaan terjadi 2 kali fase pencernaan. Hewan poligastrik
memiliki 4 lambung dan mengalami 2 kali proses pencernaan.
Tujuan Praktikum
Praktikum acara pencernaan bertujuan untuk mengetahui
kemampuan hidrolisis enzim-enzim yang bekerja selama proses
pencernaan berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan uji
terhadap enzim protease dalam mengihidrolisis protein, mengetahui uji
terhadap enzim amilase pankreas dalam menghidrolisis amilum,
mengetahui kemampuan enzim lipase dalam menghidrolisis lemak.
Praktikum pencernaan ini juga bertujuan untuk membuktikan keberadaan
garam kholat dan tegangan permukaan oleh garam kholat, serta
mengetahui pigmen empedu dengan metode Fouchet dan Gmelin.
Tabung III 2,5 ml saliva + 2,5 ml amilum 1%, dan Terdapat banyak
diletakkan dalam penangas 37oC endapan, wrna
selama 10 menit, lalu diuji iod dan diuji
berubah menjadi
Benedict biru pekat, uji
Benedict positif
Berdasarkan tabel diatas, didapat hasil uji Benedict tabung I tidak
terdapat endapan merah bata dan warna tetap, karena pemanasan dan
pendinginan dapat menyebabkan enzim menjadi rusak (denaturasi).
Enzim mengalami denaturasi selama saliva dididihkan. Prastika (2019)
menyatakan bahwa perlakuan dengan cara pemanasan dengan suhu
tinggi akan menyebabkan kerusakan konformasi gugus aktif enzim
(denaturasi) yang mengakibatkan enzim mengalami hambatan dalam
berinteraksi dengan substrat dan aktivitas katalitik enzim berhenti. Hasil
yang didapatkan sesuai dengan literatur.
Pada tabung II terdapat sedikit endapan dan warna menjadi biru
kehijauan. Hal ini disebabkan karena hasil hidrolisis amilum menjadi
monosakarida secara tidak sempurna akibat penambahan HCl. Enzim
hanya dapat bekerja optimal pada pH tertentu, sehingga ketika diberi
penambahan HCl menyebabkan pH larutan menjadi turun karena HCl
bersifat asam. Poedjiadi (2009) menyatakan bahwa perubahan pH
lingkungan akan berpengaruh terhadap efektifitas bagian aktif enzim
dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping itu, pH rendah
atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan
mengakibatkan penurunan aktivitas enzim. Hasil yang didapatkan sesuai
dengan literatur.
Kemudian, pada tabung III terdapat banyak endapan, warna
berubah biaru pekat, dan uji Benedict menunjukkan hasil positif. Sumardjo
(2009) menyatakan bahwa enzim adalah suatu protein yang bekerja
secara spesifik dimana hanya dapat menghidrolisis substrat yang cocok
saja. Substrat mengalami perubahan konformasi sehingga sisi aktif subtrat
tidak dapat mengalami hambatan dalam memasuki sisi aktif enzim.
Berdasarkan praktikum hasil nya positif karena sesuai dengan literatur
dan endapan merah bata terbentuk pada enzim yang bekerja optimal
menghidrolisis amilum menjadi maltose atau glukosa.
Sari, S. G., Susi, dan Nurlely. 2017. Komposisi kandungan gula buah
naga Hylocereus costaricensis yang tumbuh di perkebunan
anorganik Banjarbaru Kalimantan Selatan. Borneo Journal
Pharmascientech. 1(2): 1-8.
Tabung III 2,5 ml saliva + 2,5 ml amilum 1%, dan Terdapat banyak
diletakkan dalam penangas 37oC endapan, wrna
selama 10 menit, lalu diuji iod dan diuji berubah menjadi
Benedict biru pekat, uji
Benedict positif
Tabel 2. Hasil uji Hidrolisis Protein Oleh Pepsin
Tabung Perlakuan Hasil Uji
Tabung I 1 ml pepsin + 1 ml HCl 0,4%, + 1 Warna larutan
potong fibrin karmen, kemudian berubah merah,
diletakkan dalam penangas 37oC fibrin karmen
selama 10 menit mengecil