DASAR TEORI
Enzim dapat melemahkan ikatan kovalen pada substrat atau mengikat substrat dalam
posisi sedemikian rupa sehingga substrat dapat segera bereaksi. Enzim merupakan molekul
protein sehingga sifat-sifatnya mengikuti sifat-sifat protein. Faktor-faktor yang dapat
mengubah struktur protein, maka dapat mengubah aktivitas katalitiknya, yaitu
1. Tingkat keasaman (pH) larutan
Struktur protein terdiri dari deretan asam-asam amino yang mempunyai muatan tertentu
dan sifat keasaman atau kebasaan yang berbeda-beda pada kondisi pH larutan tertentu. Oleh
karena itu, pH larutan termasuk salah satu faktor yang dapat mengubah struktur protein.
2. Suhu
Ikatan kimia dalam protein bersifat tidak stabil terutama pada suhu tinggi. Pemaparan suhu
tinggi dapat mengakibatkan perubahan struktur protein.
1
Sebagai molekul protein, molekul enzim berukuran sangat besar apabila dibandingkan
dengan senyawa kimia lain. Pada bagian sisi enzim terdapat suatu tempat yang sangat penting
untuk melakukan aksinya dalam mempercepat suatu reaksi kimia yang disebut tempat aktif
atau sisi aktif. Apabila sisi aktif tersebut terganggu, maka kecepatan reaksi enzimatik akan
menurun. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh senyawa yang strukturnya mirip dengan
substrat sehingga dapat menempel atau berikatan dengan enzim. Ikatan tersebut
menyebabkan penghambatan substrat asli dengan sisi aktif enzim sehingga kecepatan reaksi
enzim dapat menurun.
Senyawa yang mirip substrat disebut inhibitor kompetitif karena bersifat kompetittif
terhadap substrat aslinya. Berbagai bahan kimia dapat juga merusak struktur enzim, misalnya
pelarut organik karena dapat berinteraksi dengan rantai samping asam amino penyusun
protein. Reaksi umum enzim adalah sebagai berikut
:
.
.
.
VE-S (kecepatan pembentukan komplek E-S) akan semakin cepat kalau konsentrasi enzim
[E] ditingkatkan sehingga kecepatan reaksi juga akan semakin cepat.
Peningkatan konsentrasi substrat [S] akan meningkatkan kecepatan pembentukan
kompleks E-S yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas enzim. Namun apabila
selama reaksi tersebut jumlah enzim berada dalam keadaan tetap, maka penambahan jumlah
substrat terus menerus akan menyebabkan kecepatan reaksi enzim tidak lagi bertambah
2
melainkan tetap. Hal tersebut disebabkan karena enzim telah jenuh oleh substrat. Semua
tempat aktif enzim telah diduduki oleh substrat.
Kecepatan reaksi enzimatik dapat ditetapkan dengan tiga macam cara, yaitu:
1. Menentukan jumlah produk yang terbentuk
2. Menentukan jumlah substrat yang bereaksi atau substrat yang tersisa
3. Menentukan enzim yang ikut bereaksi
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah substrat/produk/koenzim ditentukan
oleh struktur kimia senyawa yang bersangkutan. Pada umumnya, metode yang digunakan
adalah spektrofotometri, baik visible maupun UV.
Pepsin adalah suatu protease, yaitu protein yang memecah protein menjadi peptide.
Pepsin banyak terdapat pada lambung dan disekresi oleh sel parietal lambung. Enzim ini
dapat bekerja optimum di lingkungan asam pada konsentrasi HCl 0,1 N. Salah satu protein
dengan substrat pepsin adalah protein susu (kasein). Pemberian pepsin pada kasein akan
menyebabkan struktur kimia kasein akan terganggu dan berubah menjadi parakasein.
Perubahan struktur kasein menyebabkan berkurangnya kelarutan protein tersebut dalam air
akibat terjadinya proses penggumpalan. Dalam pencernaan manusia, penggumpalan seperti
ini bertujuan agar parakasein dapat lebih lama berada di lambung sehingga proses pencernaan
oleh enzim-enzim lain di lambung lebih sempurna.
Proses mulainya penggumpalan susu tersebut pada praktikum ini digunakan sebagai titik
pengamatan terbentuknya produk. Dengan asumsi jumlah produk yang terbentuk pada tiap
reaksi, maka apabila kecepatan (V) adalah jumlah produk (P) yang terbentuk per waktu (t)
adalah sama, maka kecepatan reaksi V = 1/t. Untuk mendapatkan kurva hubungan antara
konsentrasi enzim/substrat dengan kecepatan reaksi enzim, maka pada akhir praktikum
mahasiswa diwajibkan untuk menggambarkan kurva hubungan antara konsterasi enzim
[E]/substrat [S] dengan kecepatan reaski enzim (V).
3
Gelas ukur
Penangas air
Indikator Universal
B. BAHAN
Susu sapi
Larutan enzim: 0,5% ; 0,2% ; 0,1% ; 0,05%
NaCl
HCl
Akuades
Pepsin
Kloroform
Fenol 5%
Sublimat 5%
Batu Es
PROSEDUR KERJA
A. PENGARUH SUHU
1. Masukkan 5 ml susu masing-masing ke dalam 4 tabung reaksi
2. Keram semua tabung selama kira-kira 10 menit.
Tabung 1 pada suhu 00C (es),
Tabung 2 pada suhu kamar,
Tabung 3 pada suhu 370C,
Tabung 4 pada suhu 800C.
3. Masukkan 1 ml larutan enzim 0,5% kedalam masing-masing tabung
4. Campurkan baik-baik dan catat waktu pencampuran
5. Keram kembali pada suhu semula sambil diamati berapa lama waktu yang
dibutuhkan sampai campuran tersebut menggumpal
B. PENGARUH pH
1. Sediakan 3 buah tabung reaksi yang mengandung larutan sebagai berikut:
No NaOH (ml) HCl (ml) Air (ml) Pepsin 1% (ml)
1 - - 5,0 5,0
4
2 1,2 - 3,8 5,0
3 - 1,2 3,8 5,0
2. Tambahkan ke dalam setiap tabung 1,2, dan 3 NaOH/HCl, air, dan pepsin seperti
dalam tabel diatas, kemudian cek pH akhir dan lakukan pencatatan.
3. Tambahkan susu sebanyak 5 ml, letakkan diatas penangas air 370C
4. Catat waktu yang diperlukan untuk penggumpalan susu
5. Berapa pH pepsin yang bekerja paling baik?
5
PENGAMATAN HASIL
Isilah tabel dibawah ini:
Substrat
Enzim
B. Pengaruh pH
pH Waktu mulai menggumpal (menit)
6
ANALISIS DATA
A. Pengaruh Suhu
Buatlah grafik antara suhu dengan produk per menit (1/t)
Berapa suhu ketika kecepatan reaksi enzim paling maksimal (suhu optimum enzim)?
B. Pengaruh pH
Buatlah grafik antara pH dengan produk per menit (1/t) dan terangkan artinya.
7
D. Pengaruh Kadar Substrat
Buatlah grafik antara konsentrasi enzim dengan produk per menit (1/t) dan terangkan artinya.