LATAR BELAKANG
- Air dan fungsinya bagi tubuh
- Kebutuhan air tubuh
- Asupan air
- Kekurangan air dan efeknya terhadap Kesehatan
TUJUAN PRAKTIKUM
Prinsip Percobaan :
Kebutuhan cairan individu dalam sehari dapat ditentukan dengan menggunakan
pendekatan besarnya kebutuhan energi bagi tubuh. Bagi orang dewasa, besarnya cairan yang
dibutuhkan dalam sehari oleh individu sama dengan jumlah energi yang dibutuhkan dalam
sehari.
Prosedur Percobaan :
1. Masing-masing praktikan berpasang-pasangan untuk saling mengukur berat badan dan
tinggi badan.
2. Setelah data tinggi badan dan berat badan terkumpul, lihat berat badan standar dan
kecukupan energi sehari yang tercantum dalam table AKG.
3. Kemudian lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Rumus Perhitungan :
✓ Kebutuhan cairan bayi umur 0-6 bulan : 100% dari ASI (Air Susu Ibu)
✓ Kebutuhan cairan balita umur 6 bulan – 4 tahun (The National Research Council America
1989):
✓ Kebutuhan cairan anak-anak dan Dewasa (The National Research Council America 1989)
:
Hasil Pengamatan :
Tabel 2 Hasil perhitungan kebutuhan cairan sehari individu melalui pendekatan kebutuhan
energi dalam sehari
Berat Tinggi Kebutuhan Kebutuhan
Nama AMB
No badan badan energi cairan sehari
responden (kkal)
(Kg) (cm) sehari (kkal) (ml)
Hasil : data Individu kebutuan energi sehari dan kebutuhan cairan sehari serta menurut jenis
kelamin rata-rata nya,
Pembahasan: bahas berdasarkan perbedaan JK, perbedaan angka metabolic basal (dari aktivitas
yang dilakukan), jika ada data outlier (yang sangat tinggi atau rendah) kira-kira apa yang
menyebabkan.. hubungkan dengan literatur
Prinsip Percobaan :
Kebutuhan cairan individu dalam sehari juga dapat dihitung dengan menggunakan
pendekatan berat badan aktual atau sering disebut dengan rumus Darrow. Metode ini mudah
dilakukan namun sering terjadi overestimate. Prinsipnya jumlah cairan yang dibutuhkan oleh
individu dalam sehari sebanyak 100 mL/Kg untuk 10 Kg BB pertama (cairan=1000 mL),
kemudian dijumlahkan dengan 50 mL/Kg untuk penambahan 10 Kg BB berikutnya
(cairan=500 mL), dan ditambah lagi dengan 20 mL/Kg untuk BB selanjutnya (usia ≤ 50 tahun)
atau 15 mL/kg (usia > 50 tahun).
Prosedur Percobaan :
1. Masing-masing praktikan berpasang-pasangan untuk saling mengukur berat badan (BB)
dengan menggunakan timbangan injak.
2. Setelah data BB (Kg) terkumpul, lakukan perhitungan kebutuhan cairan sehari dengan
menggunakan rumus Darrow.
Rumus Perhitungan :
Jumlah cairan untuk 10 Kg BB pertama adalah 100 mL/Kg
Jumlah cairan untuk 10 Kg BB selanjutnya adalah 50 mL/Kg
Jumlah cairan untuk BB selanjutnya 20 mL/Kg (untuk usia ≤ 50 tahun) atau 15 mL/Kg (untuk
usia > 50 tahun).
Contoh:
Seorang Pria berumur 20 tahun memiliki BB 68 Kg. Maka kebutuhan cairan harian (Ah)
nya ialah:
Diket:
BB = 68 Kg
Keb. Air 10 Kg pertama = 1000 mL; Keb. Air 10 Kg selanjutnya = 500 mL.
Sisa BB yang belum terhitung Keb. Air nya = 68 – 10 – 10 = 48 Kg
Kebutuhan air 48 Kg selanjutnya = 20 mL x 48 = 960 mL
Maka Ah = 1000 mL + 500 mL + 960 mL = 2460 mL = 2.46 L
Tabel Pengamatan :
Tabel 3 Hasil perhitungan kebutuhan cairan sehari individu berdasarkan rumus Darrow
No Nama responden Berat badan (Kg) Kebutuhan cairan sehari (mL)
Hasil : data Individu kebutuan cairan sehari dan rata-rata berdasarkan JK nya,
Prinsip Percobaan :
Kebutuhan cairan sehari individu dapat pula ditentukan berdasarkan luas permukaan
tubuh. Jumlah cairan yang dibutuhkan dalam sehari didapatkan dengan mengalikan luas
permukaan tubuh (m2) dengan factor konversi 1500 mL.
Prosedur Percobaan :
1. Masing-masing praktikan berpasang-pasangan untuk saling mengukur berat badan dan
tinggi badan.
2. Setelah data tinggi badan dan berat badan terkumpul, dilakukan perhitungan luas
permukaan tubuh (BSA) dengan menggunakan rumus.
3. Kebutuhan cairan sehari individu didapatkan dengan mengalikan BSA dengan factor
konversi yaitu 1500 mL.
Rumus Perhitungan :
Hasil Pengamatan :
Tabel 4 Hasil perhitungan kebutuhan cairan sehari individu berdasarkan body surface area
(BSA)
Kebutuhan
Nama Berat badan Tinggi 2
No BSA (m ) cairan sehari
responden (Kg) badan (cm)
(mL)
Hasil dan pembahasan : data Individu kebutuan cairan sehari dan rata-rata menurut JK nya
Prinsip Percobaan :
Metode ini lebih akurat, namun agak sulit untuk dilaksanakan karena seseorang harus
mengukur volume cairan yang dikeluarkan dalam sehari dalam bentuk urin. Perhitungan
kebutuhan cairan sehari individu dilakukan dengan menjumlahkan volume urin yang keluar
dalam sehari dengan insensible water loss yaitu 500 mL/m2/hari.
Prosedur Percobaan :
1. Praktikan menampung dan mengukur volume urin yang dikeluarkan dalam sehari (1 x 24
jam).
2. Setelah volume urin diketahui, hitung jumlah kebutuhan cairan yang dibutuhkan dalam
sehari dengan menggunakan rumus berikut.
Rumus Perhitungan :
Ah (mL) = Volume urin yang keluar dalam sehari (mL) + Insensible Water Loss
Nilai Insensible Water Loss untuk orang dewasa = 500 mL/m2/hari
Hasil Pengamatan :
Tabel 5 Hasil perhitungan kebutuhan cairan sehari individu berdasarkan jumlah cairan yang
dikeluarkan tubuh
No Nama responden Volume urin sehari (mL) Kebutuhan cairan sehari (mL)
Hasil dan pembahasan : data rata-rata volume urin sehari dan kebutuhan cairan sehari
berdasarkan JK nya,
Prinsip Percobaan :
Konsumsi cairan dikelompokkan menjadi empat kategori berdasarkan sumbernya, yaitu
minuman air putih, minuman lainnya (berwarna dan berasa), air dalam makanan, dan air
metabolik. Konsumsi cairan yang berasal dari makanan dikonversikan ke dalam kandungan
air dengan menggunakan DKBM (Daftar Kandungan Bahan Makanan). Rumus yang
digunakan untuk menghitung konversi tersebut ialah :
Total konsumsi cairan merupakan jumlah cairan dari minuman dan cairan yang berasal
dari makanan serta air metabolik. Cairan dari minuman selain air putih dihitung dengan
koreksi berat yang bersihnya, misalnya untuk segelas teh botol dalam kemasan volume 220 mL
mengandung 22 g gula (karbohidrat). Maka volume airnya adalah 220 mL- 22 g = 198 mL
dengan asumsi berat jenis minuman = 1 g/mL.
Air metabolik. Asupan air tubuh dapat pula diperoleh dari hasil metabolisme zat gizi
dari pangan yang dikonsumsi. Jumlah air yang dihasilkan dari metabolisme pemecahan lemak
per 100 g pangan adalah 107 mL, protein 41 mL, dan karbohidrat 55 mL. Sehingga rumus
untuk menghitung jumlah air metabolik per 100 g pangan sebagai berikut:
Jumlah air metabolik (mL) = (1.07 x berat lemak (g)) + (0.41 x berat protein (g)) + (0.55 x
berat karbohidrat (g))
Prosedur Percobaan :
1. Masing-masing praktikan berpasang-pasangan untuk saling melakukan record 1x24 jam
konsumsi makanan dan minuman pada weekday.
2. Selanjutnya praktikan melakukan pengelompokkan makanan dan minuman yang
dikonsumsi ke dalam minuman air putih, minuman lainnya, minuman kemasan, air
metabolik dan air dari makanan.
3. Hitung volume asupan cairan dari pengelompokkan tersebut kemudian jumlahkan
seluruhnya.
Rumus Perhitungan :
Rumus akhir unruk menghitung total asupan cairan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
TAChari = Total asupan cairan sehari (mL)
MAPhari = Volume minuman air putih sehari (mL)
MALhari = Volume minuman lainnya (berasa dan berwarna) sehari (mL)
MAKhari = Volume air dalam minuman kemasan sehari (mL)
AMhari = Jumlah air metabolik sehari (mL)
AMakhari = Jumlah air yang berasal dari perhitungan air dalam makanan
menggunakan DKBM.
Hasil Pengamatan :
Tabel 6 Hasil perhitungan total asupan cairan dalam sehari
Nama MAPhari MALhari MAKhari AMhari AMakhari TAChari
No
responden (mL) (mL) (mL) (mL) (mL) (mL)
Hasil dan pembahasan : data individu dan rata-rata Total asupan cairan sehari berdasarkan JK
F. PERHITUNGAN TINGKAT KECUKUPAN CAIRAN INDIVIDU
Hasil Pengamatan :
Tabel 7 Hasil perhitungan tingkat kecukupan cairan individu
Nama Konsumsi cairan Kebutuhan cairan Tingkat kecukupan
No
responden sehari (mL) sehari (mL) cairan individu (%)
Hasil dan pembahasan : data tingkat kecukupan cairan individu (%) dan rata-rata berdasarkan
JKnya
G. DEHIDRASI
4 7% Pingsan
Gold standar untuk pengukuran status hidrasi pada semua kondisi lingkungan hingga saat
ini belum ditentukan. Beberapa indikator yang sering digunakan untuk mengukur status hidrasi
antara lain: parameter keseimbangan air, perubahan BB atau total cairan tubuh, indikator
plasma, serta indikator urin. Pengukuran status hidrasi dapat dilakukan menggunakan urine
specific gravity dan osmolalitas plasma. Urine specific gravity diasumsikan sama dengan
densitas urin yang diukur dengan menimbang volume urin selama 24 jam.
Salah metode yang murah dan mudah dilakukan untuk mengukur tingkat hidrasi ialah
metode PURI (Periksa Urin Sendiri). Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan urin
yang dikeluarkan tubuh dengan indikator warna. Apabila warna urin termasuk ke dalam
indikator warna 1-3 maka tubuh terhidrasi dengan baik (air cukup), 4-6 kurang terhidrasi
dengan baik, 7-8 Dehidrasi atau kurang cairan. Berikut warna nya.
No
Nama responden Nomor indikator Keterangan