Anda di halaman 1dari 4

PREPARASI TABLET ASAM ASKORBAT

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS


Pertama-tama, 5 buah tablet vitamin C dosis 250 mg digerus untuk
meningkatkan luas permukaan partikel sehingga memudahkan saat
proses pelarutan. Kemudian, tablet yang di gerus tadi ditimbang sejumlah
serbuk yang setara dengan vitamin C 250 mg, selanjutnya dilarutkan
dalam 10 mL air, berdasarkan sifat kelarutannya yang mudah larut dalam
air sesuai Farmakope Indonesia. Larutan tersebut disonikasi selama 3
menit untuk mempercepat pelarutan untuk meminimalisasi lebih lamanya
vitamin C terpapar sinar matahari jika dilakukan pengadukan manual.
Setelah itu, larutan yang telah disonikasi dilalukan pada kertas saring
Whatman no.1 untuk memisahkan antara vitmin C dengan eksipien tablet,
vitamin C akan berada pada filtrat dan eksipien akan tertahan pada kertas
saring. Filtrat dipindahkan ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan air
hingga tanda batas. Untuk pengukuran, diambil sejumlah sampel yang
setara dengan 7-335 g untuk dilakukan pengukuran kadarnya dengan
spektrofometri Vis pada panjang gelombang 478 nm berdasarkan aktivitas
inhibisinya terhadap oksidasi Orange-G oleh bromat (Shishehbore and
Aghamiri, 2014).
Preparasi Tablet Asam Askorbat untuk Spektrofotometri UV
Lima buah tablet asam askorbat (dosis 250 mg/tablet) digerus
hingga menjadi serbuk dan dicampur hingga homogen. Sebanyak 250 mg
asam askorbat yang telah digerus kemudian ditimbang dan dilarutkan
dalam 10 mL air dan disonikasi selama 3 menit. Sampel asam askorbat
disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman nomor 1 lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan diencerkan dengan air sampai
tanda batas. Larutan tersebut digunakan untuk analisis menggunakan
spektrofotometri UV dengan panjang gelombang 478 nm.
Alasan:
1. Asam askorbat dilarutkan dengan air karena memang asam
askorbat mudah larut dalam air.

2. Sonikasi dilakukan untuk mempercepat proses kelarutan karena


proses ini dapat memecah ikatan antar molekul sehingga didapat
ukuran partikel yang lebih kecil.
3. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan

zat

aktif

dan

zat

tambahan karena zat aktifnya merupakan fasa yang tersaring.

Pembahasan
Preparasi

sampel

tablet

asam

askorbat

dilakukan

dengan

menyiapkan 5 butir tablet asam askorbat dosis 250 mg/tablet. Hal ini
dikarena dosis tiap tablet tidak homogen (bisa kurang dan atau bisa
berlebih), selain itu dosisnya juga cukup besar dalam satu tablet sehingga
hanya perlu diambil 5 tablet saja untuk mewakili dosis 250 mg/tablet.
Masing-masing tablet ditimbang untuk mengetahui bobot tiap tablet
sehingga bisa dihitung bobot rata-ratanya yang akan digunakan dalam
perhitungan untuk penimbangan.
Semua tablet yang telah ditimbang kemudian digerus hingga halus
dan homogen agar semua komponen tablet tersebar secara merata untuk
memperoleh dosis yang homogen pula. Sampel yang telah halus tersebut
ditimbang

setara

dengan

dosis

tablet

(dosis

250

mg/tablet).

Penimbangan disesuaikan denga bobot rata-rata yang telah diperoleh dari


hasil penimbangan tablet awal.
Serbuk sampel yang telah ditimbang dilarutkan dengan 10 ml
aquades, hal ini karena asam askorbat mudah larut dalam air sehingga
jika dilarutkan dalam air maka asam askorbat akan larut dan komponen
tambahan/zat tambahan yang dalam tablet tidak ikut larut dan akan
mempermudah pemisahan asam askorbat. Kemudian larutan asam
askorbat

tersebut

disonikasi

selama

menit

untuk

mempercepat

kelarutan karena dapat memecah ikatan antar molekul sehingga didapat


ukuran partikel yang lebih kecil.
Larutan asam askorbat disaring dengan kertas saring whatman no. 1
karena sampel asam askorbat mudah larut dalam air sehingga kertas

saring yang dipakai adalah whatman dengan nomor yang kecil. Jika
sampel tidak larut dalam air maka whatman yang dipakai nomor yang
lebih besar. Setelah disaring maka asam askorbat akan ikut air menjadi
filtrat sedangkan zat tambahan yang ada dalam tablet akan berada di
atas kertas saring.
Filtrat yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 25
ml dan diencerkan dengan aquades hingga tanda batas yang tertera pada
labu ukur dan diperoleh sampel dengan konsentrasi 10000 ppm. Sampel
kemudian dianalisis dengan spektrofotometri UV dengan blanko air karena
air adalah pelarutnya. Tujuan dibuat blanko adalah untuk melihat adanya
pengaruh pelarut terhadap absorbansi sampel pada spekto UV. Jika
absorbansinya tidak terbaca atau terlalu besar atau terlalu kecil maka
dapat dilakukan dengan variasi konsentrasi.
Pembahasan :
Pada preparasi tablet asam askorbat, sampel yang digunakan
sebanyak 5 tablet dimana dalam hal ini 5 tablet tersebut diasumsikan
dapat memenuhi kadar dari asam askorbat ketika ditimbang nanti.
Kemudian

dilakukan penggerusan

untuk

menghomogenkan

sampel.

Sebanyak 250 mg asam askorbat yang sudah homogen ditimbang. Berat


sampel yang ditimbang sebanyak 250 mg karena setiap tablet dari asam
askorbat tersebut mengandung 250 mg asam askorbat jadi dapat
dipastikan bahwa pengambilan sampel sebanyak 250 mg merupakan
kadar asam askorbat dalam satu tablet. Setelah ditimbang sampel
dilarutkan dalam 10 ml air dalam beaker glass, Pelarut yg digunakan
adalah air karena dalam Farmakope dilihat bahwa kelarutan asam
askorbat mudah larut dalam air. Setelah dilarutkan dilakukan proses
sonikasi, Sonikasi adalah suatu cara penerapan energi ultrasuara untuk
memisahkan partikel-partikel yang menempel dalam sampel yang akan
disonikasi.. Sonikasi dapat digunakan untuk mempercepat pemisahan
partikel dalam sampel, dengan cara memecah interaksi antarmolekul.
Dengan adanya proses sonikasi ini maka dapat dipastikan bahwa asam
askorbat telah terpisah dari pengisi-pengisinya. Kemudian sampel disaring

dengan kertas Whatman (No.1), proses penyaringan dilakukan untuk


memisahkan sampel

dari pengotornya yang yaitu berupa pengisi atau

pengotor lainnya. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 25


ml dan diencerkan hingga tanda batas, kemudian dilakukan proses
analisis dengan memasukkan sampel ke dalam kuvet dan dianalisis pada
panjang gelombang 478 nm.

Anda mungkin juga menyukai