OLEH :
STAMBUK : 15020160130
KELAS : C 12
Handerson-Hasselbach
[ Garam ]
pH = pKa + log
[ Asam ]
[ Garam ]
6,5 = 7,21 + log
[ Asam ]
[ Garam ]
-0,71 = log
[ Asam ]
[ Garam ]
= 0,195
[ Asam ]
[Garam]= 0,195 [Asam]
¿ = antilog (-pH)
= antilog (-6,5)
= 3,162 x 10−7
β = 2,3 C Ka ¿¿
−8
0,01 = 2,3.C ( 6,166 x 10 ) (3,162 x 10−7 )
¿¿
−15
0,01 = 2,3.C 19,497 x 10
¿¿
−15
0,01 = 2,3.C 19,497 x 10
¿¿
19,497 x 10−15
0,01 = 2,3.C
( 38012,91 x 10−16 )
0,01 = 2,3.C 5,129 x 10−3
0,01 = 11,797 x 10−3 . C
C = 0,848 M
C = [Garam] + [Asam]
0,848 = 0,195 [Asam] + [Asam]
0,848 = 1,195 [Asam]
0,848
[Asam] =
1,195
[Asam] =0,71 M
3. Apakah yang akan terjadi jika bahan hipertonis dan hipotonis diinjeksikan
ke dalam tubuh ? Jelaskan !
Jawab :
1. Keluarnya air dari sel menyebabkan menyusutnya sel dan mengerut
atau berlekuk-lekuk. Dalam hal ini larutan garam tersebut disebut
hipertonik dengan kandungan sel darah. Peristiwa ini disebut
plasmolisa (Sinko, 2002).
2. Jika darah dicampur dengan larutan natrium klorida 0,2% atau dengan
air suling, air akan memasuki sel-sel darah, akibatnya sel-sel tersebut
akan membengkak dan akhirnya pecah dengan membebaskan
hemoglobin. Peristiwa ini disebut hemolisa (Sinko, 2002).
Nilai E untuk obat-baru dapat dihitung dari nilai Liso atau dari penurunan
suhu beku sebagai berikut.
Penurunan suhu beku dari 1g/liter laruta dari obat baru dapat
diekspresikan sebagai berikut.
ΔTf = Liso1 g
BM
Menurut definisi, E gram dari natrium klorida (BM =58,45 dan Liso = 3,4)
dalam 1 liter akan menunjukkan penurunan yang sama sebagai berikut :
ΔTf = 3,4 E gram
58,45
Dari ekuasi (6,18) akan dihasilkan :
E = 17Liso
BM
Wells mengembangkan suatu monogram berdasarkan ekuasi diatas untuk
dapat menghitung nilai e dari BM dan nilai Liso dari obat. Nilai E dari
physostigmin salisilat (BM = 413,46) dihitung menggunakan Liso = 3,4.
Untuk elektrolit univalen digunakan nilai E 0,14 yang dekat dengan 0,16
(nilai E dari tabel 6.1).
Penyimpangan kecil ini disebabkan oleh berbedaan antara nilai Liso untuk
physostigmin salisilat yang ditentukan secara eksperimen (3,9) dengan
nilai teoretis (3,4) untuk elektorlit uni-univalen. Dengan mengetahui nilai
E, larutan dapat diatur isotonis seperti contoh dibawah.
Contoh 2
Hitunglah jumlah natrium klorida yang dibutuhkan untuk membuat 100
ml larutan isotonis physostigmin salisilat 2%.
Physostigmin salisilat (29/100 mL) adalah ekivalen dengan 2 x 0,16 ( E) =
0,32/100 mL natrium klorida. Oleh karena itu, 0,5 gram (0,9-0,32 g)
natrium klorida harus ditambahkan pada 100 mL larutan ini untuk
membuat larutan isotonis.
Catatan : jawaban hasil perhitungan dari 2 metode perhitungan sedikit
agak berbeda, tetapi berdekatan (0,59 gram/100ml dan 0,58
gram/100ml).
Contoh 3
Hitunglah jumlah natrium klorida yang dibutuhkan untuk membuat 100
ml larutan injeksi Iso Sorbit Di Natrium (ISDN) yang mengandung ISDN 1
mg/10 ml jika larutan tersebut menunjukkan osmolaritas 140 mili osmol.
Bahan baku ISDN untuk injeksi diencerkan dengan natrium klorida atau
dekstrosa.
Larutan injeksi 10 mg/100 ml menunjukkan 140 mili osmol per liter.
Larutan isotonis menunjukkan 286 mili osmol per liter.
Kekurangan tonisitas adalah 286 mili osmol per liter – 140 mili osmol per
liter = 146 mili osmol per liter.
Ekivalen terhadap NaCl adalah 146/286 x 900 mg = 459,44 mg per 100
ml larutan injeksi ISDN 1 mg/10 ml.
Metode kelompok II
Metode kelompok II melibatkan perhitungan kuantitas air yang
dibutuhkan untuk membuat suatu larutan isotonik untuk sejumlah
tertentu obat, diikuti dengan pengenceran menggunakan larutan isotonik
sampai tercapai volume yang dibutuhkan. Metode ini memudahkan
pembuatan sediaan parenteral dan obat mata dengan cara sderhana.
Metode White-Vincent
100
V = WE = 111,1 WE
0,9
Jadi, dengan melarutkan berat per gram obat di dalam V ml air akan
dihasilkan larutan isotonik yang slanjutnya dapat diencerkan dengan
larutan isotonik, seperti larutan volume 0,9% natrium klorida atau larutan
isotonik dextrosa, untuk melengkapkan volume.
Contoh 4.