Anda di halaman 1dari 9

BLOK PENGOBATAN RASIONAL

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

HASIL BELAJAR MANDIRI (STEP 6)


SKENARIO 3
“GERIATRI, JANTUNG DAN KRONIS”

OLEH :
NAMA : DELLA LESTARI
STAMBUK : 15120200190
KELOMPOK :1
DOSEN : apt. A. Mumtihannah, S.Farm., M.Si

BLOK PENGOBATAN RASIONAL


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi dari hipertensi,
hiperlipidemia, angina dan gagal jantung
Jawab :
 HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
dan saling berhubungan (Alfa sylvestris, 2014).
 HIPERLIPIDEMIA
Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh
kelainan pada structural dan fungsional pada miokardium yang
mengakibatkan gangguan pada saat pengisian ventrikel ataupun
pengeksploran darah. Etiologi yang paling sering yaitu penurunan fungsi dari
miokardium ventrikel kiri. Penyebab lainnya yaitu terjadinya disfungsi
pericardium, miokardium, endocardium, katup jantung atau pembuluh darah
besar (A.Arati, 2016). Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks
dengan gejala seperti : nafas pendek yang terjadi pada saat istirahat maupun
saat melakukan aktivitas yang disertai ataupun tidak merasakan kelelahan,
tanda retensi cairan (kongektif paru dapat atau edema pada pergelangan
kaki), secara objektif dapat dilihat adanya gangguan struktur atau fungsi
jantung saat istirahat ( Siswanto., et.al. 2015).
 ANGINA
Angina merupakan suatu penyakit yang dirasakan ketidak nyamanan
ada rasa yang menumpuk pada bagian depan atau dileher, bahu, rahang
ataupun lengan. Yang biasanya dipacu oleh aktivitas fisik dan biasanya
dapat kembali pulih dengan istirahat atau dengan pemberian gliseril trinitrat
sublingual dalam waktu 5 menit (ford joseph, 2020).
 GAGAL JANTUNG
Hyperlipidemia merupakan suatu bagian kelainan yang ditandai
dengan jumlah lipid (lemak) yang meningkat sangat tinggi. Lemak ini
memeliki peran penting dalam proses metabolisme di tubuh. Namun jika
kadar lemak dalam darah tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
coroner (PJK) (Niharika, 2017).
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi dari penyakit
dari hipertensi, hiperlipidemia, angina dan jantung
Jawab :
 HIPERTENSI
Klasifikiasi hipertensi berdasarkan jumlah tekanan darah (Dipiro., et. al.
2017)

klasifikasi sistolik (mmHg) diastolic (mmHg)


Normal < 120 < 80
Pra-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160 ≥100

Klasifikasi tekanan darag menurut European of cardiology (Setyadi,


2018) :

 HIPERLIPIDEMIA
Secara umum hyperlipidemia diklasifikasikan menjadi dua yaitu
(Ghassan, 2014) :
a. Hiperlipidemia primer : biasa juga disebut dengan cacat atau kelainan
genetic baik monogenic maupun poligenik. Hiperlipidemia primer ini
biasanya dapat diselesaikan menjadi salah satu pola lipoprotein
abnormal.
b. Hiperlipidemia sekunder : disebabkan oleh gangguan lain seperti
diabetes, sindrom nefritik, alkoholisme kronis, hipotiroidisme dan dengan
penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, beta blocker dan
kontrasepsi oral. Hiperlipidemia sekunder bersama dengan
hipertrigliseridemia yang signifikan dapat menyebabkan pankreatitis
Klasifikasi fredrickson dari hyperlipidemia primer

↑ lipoprotein
tipe kerusakan penyebab kejadian
plasma
Hiperkilomikronemia familial Lipoprotein lipase
atau hiperlipoproteinemia
I Defisiensi atau Sangat jarang Kilomikron
primer
perubahan ApoC2
Hiperkilomikronemia familial
Atau hiperkolesterolemia Defisiensi resptor
I IIa Kurang umum LDL
poligenik LDL

Familial Kombinasi Menurunkan


IIb Paling umum LDL & VLDL
hiperlipidemia reseptor LDL
Kegagalan
sintesisi pada Apo
III Famili dysbetalipoprotenemia E-2 & jarang IDL
meningkatkan
ApoB
↑ produksi VLDL
I IV Familia hipertrigliseridemia umum LDL
& ↓ ekskresi
↑ produksi VLDL VLDL &
V Hipertrigliseridemia endogen Kurang umum
& ↓ LPL kilomokron

 ANGINA

Klasifikasi angina berdasarkan patofisiologinya (Joseph, 2020) :

Angina dengan obstruktif CAD


 >90% stenosis pada pembuluh koroner mayor
Penyakit arteri koroner
 Cadangan aliran pecahan ≤0,80 atau NHPR
Obstruktif epikardium yang
<0,90
CAD membatasi aliran
 Stenosis koroner menengah pada pembuluh
darah besar tunggal dengan adanya iskemia
Gejala dan atau tanda iskemia tapi tidak obstruksi CAD
Angina 1. gejala iskemia
 usaha dan atau angina istirahat
mikrovaskule miokardium
 angina setara (sesak nafas)
r
2. tidak ada obstruksi  FFR > 0,80
CAD  NHPR >0,89
 Tidak ada oklusi pembuluh darah cabang
ostial flush
 EKG iskemik berubah selama episode nyeri
dada
3. Bukti obyektif dari
 Nyeri dada akibat stres dan / atau perubahan
miokardium
EKG iskemik dengan ada atau tidak adanya
iskemia.
perfusi miokard abnormal sementara /
reversibel dan / atau kelainan gerakan dinding
 CFR yang terganggu (≤2.0 atau≤2.5
tergantung pada metode yang digunakan)
 Peningkatan resistensi mikrovaskular koroner
(mis., AKB> 25, HMR≥2,5 mm Hg cm – 1 s)
4. disfungsi  Spasme mikrovaskuler koroner, yang
mikrovaskuler didefinisikan sebagai reproduksi gejala, EKG
koroner iskemik bergeser tetapi tidak ada kejang
epikardial selama pengujian asetilkolin.
 terjadi aliran lambat koroner, ditentukan
sebagai hitungan bingkai TIMI> 25

Paling sedikit 1 dari :


 Angina istirahat terutama antara malam dan
dini hari
Angina yang
 Variasi diurnal yang ditandai dalam toleransi
responsive dengan
olahraga berkurang di pagi hari
nitrat
 Dipicu oleh hiperventilasi
 Penghambat saluran kalsium (tetapi bukan
penghambat β) menekan episode
Selama episode spontan, salah satu dari berikut
Angina ini setidaknya dalam dua petunjuk yang
vasosfastik Perubahan berdekatan:
iskemik EKG  Elevasi segmen ST ≥0.1 mV
 Depresi segmen ST ≥0.1 mV
 Gelombang U negatif baru
Baik secara spontan atau sebagai respons
terhadap provokasi (misalnya asetilkolin):
Kejang arteri  Oklusi arteri koroner total atau subtotal
koroner (penyempitan> 90%)
 Reproduksi gejala angina
 Perubahan EKG iskemik

 GAGAL JANTUNG
Berdasarkan Klasifikasi fungsional New York Heart Association (NYHA)
mendefinisikan empat kelas fungsional sebagai berikut (A.Arati, 2016) :
a. Kelas I : HF tidak menyebabkan batasan pada aktivitas fisik; aktivitas fisik
biasa tidak menimbulkan gejala.
b. kelas II : HF menyebabkan sedikit batasan pada aktivitas fisik; pasien merasa
nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik yang biasa menyebabkan gejala
gagal jantung.
c. kelas III : HF menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik; pasien merasa
nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasanya
menyebabkan gejala gagal jantung.
d. kelas IV : Pasien gagal jantung tidak dapat melakukan aktivitas fisik apa pun
tanpa gejala gagal jantung atau mengalami gejala saat istirahat.
Berdasarkan Sistem pementasan American College of Cardiology / American
Heart Association (ACC / AHA) ditentukan oleh empat tahap berikut :
a. stadium A : Risiko tinggi gagal jantung, tetapi tidak ada penyakit jantung
struktural atau gejala gagal jantung.
b. stadium B : Penyakit jantung struktural, tetapi tidak ada gejala gagal jantung.
c. stadium C : Penyakit jantung struktural dan gejala gagal jantung
d. stadium D : Gagal jantung refraktori yang membutuhkan intervensi khusus

3. Mahasiswa mampu memahami dan  menjelaskan etiologi dari hipertensi,


hiperlipidemia, angina dan jantung
Jawab :
 HIPERTENSI
 HIPERLIPIDEMIA
 ANGINA
 GAGAL JANTUNG

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi dari penyakit


hipertensi, hiperlipidemia, angina dan jantung
Jawab :
 HIPERTENSI
 HIPERLIPIDEMIA
 ANGINA
 GAGAL JANTUNG

5. Mahasiswa mampu menjelaskan SOAP terkait skenario.


Jawab :
Subjek (S) :
- Pasien laki-laki berumur 67 tahun
- riwayat penyakit : hipertensi dan hyperlipidemia 15 tahun lalu
- Riwayat pengobatan : Diltiazem, atenolol dan simvastatin 15 tahun lalu
Objek (O) :
- Diagnosa dokter : hipertensi, hiperkolesterol, angina dan NYHA kela II
- Pengobatan : warfarin 10 mg/34 jam, bisoprolol fumarate 5 mg/24 jam
menggantikan atenolol, dan ISDN 10 mg tiap nyeri dada serta nyeri VAS
7
Assesment (A) :
- Ada obat tapi tidak ada dosis obat (Diltiazem, atenolol dan simvastatin).
- Dosis Warfarin (Medscape)
- Efek samping warfarin yang menyebabkan hematuria (Medscape)
- Interaksi obat antara Diltiazem + Simvastatin, Diltiazem + Bisoprolol,
Simvastatin + Warfarin, Bisoprolol + Diltiazem (Medscape)
- Pemberian diltiazem tidak direkomendasikan untuk pasien dengan gagal
jantung karena tindakan inotropic negative dan resiko memburuknya
gagal jantung (ESC guidline, 2012).
Plan (P) :
- Disarankan untuk mengurangi dosis warfarin, karena dosis untuk pasien
geriatric disarankan 2-5 mg/hari agar dapat mengurangi efek samping
hematuria (Medscape).
- Tetap lanjutkan penggunaan bisoprolol fumarat 5 mg/24 jam dan ISDN 10
mg tiap nyeri karena β bloker merupakan agen yang efektif untuk angina
dan juga penting untuk pengobatan gagal jantung sistolik (ESC guidline,
2012).
- Mengganti simvastatin dengan atorvastatin karena simvastatin dan
bisoprolol mengalami interaksi yang beresiko meningkatkan bradikardia
dan juga berinteraksi dengan warfarin meningkatkan efek anti koagulan
(Medscape; Binfar 2004).
- Hentikan penggunaan diltiazem karena adanya tindakan inotropic
negative dan beresiko memperburuk gagal jantung (ESC guidline, 2012).
- Obat diltiazem dapat digantikan dengan obat golongan ACEI (at a glance
h.37 ESC guidline 2012)
- Monitoring tekanan darah
- monitoring PI atau INR, fungsi hati lakukan tes baseline pada
penggunaan warfarin (Medscape).
- Edukasi untuk merubah pola hidup pasien mengatur makan.
- Edukasi pasien terkait indikasi setiap obat dan efek samping yang
mungkin terjadi.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinik dari


penyakit hipertensi, hiperlipidemia, angina dan jantung
Jawab :
 HIPERTENSI
 HIPERLIPIDEMIA
 ANGINA
 GAGAL JANTUNG

7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan faktor resiko dari


penyakit 
Jawab :
 HIPERTENSI
 HIPERLIPIDEMIA
 ANGINA
 GAGAL JANTUNG

8. Mahasiswa mampu mengetahui apa hubungan dari hipertensi,


hiperlipidemia, angina dan gagal jantung
Jawab :
Hubungan dari penyakit gagal jantung, hipelipidemia, angina dan hipertensi
saling berhubungan karena hiperlipidemia yaitu suatu keadaan yang ditandai
dengan peningkatan lipid kolestrol dan trigliserida didalam darah sehingga pada
kolestrol yang dibawah LDL kedalam epitel pembuluh darah. Didalam tubuh
kolestrol ini dianggap sebagai benda asing sehingga monosit masuk kedalam
epitel kemudian berubah menjadi makrofag dan menghasilkan senyawa yang
dapat mengoksidasi LDL. Di mana LDL ini akan teroksidasi sehingga
mengeluarkan kolestrol kemudian difagosit oleh makrogafag menjadi sel busa.
Pada kolestrol yang tinggi akan menyebabkan sel busa terkumpul pada sel
epitel pembuluh darah dan akan menganggu elestitas pembuluh darah sehingga
menyebabkan kekakuan. Dimana kekauan ini akan menyebabkan pembuluh
darah pecah dan mengalami beku sehingga membentuk thrombus. Dalam
thrombus akan terbentuk pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
ion kalsium dalam darah menumpuk dan membentuk atheoroma menyebabkan
penyempitan pembuluh darah akibatnya jantung harus memompa lebih buat
untuk mendorong darah melewati pembuluh darah sehingga terjadi hipertensi.
Ketika terjadi hipertesi maka dinding pembuluh darah akan mengalami
ateoklorosis dan penyakit jantung coroner. Dimana Ketika terjadi ateoklorosis
plak akan menumpuk didalam arteri dan terjadi penyempitan pembuluh darah
maka suplai oksigen tidak dapat terpenuhi kebutuhan dari jantung maka
menyebabkan terjadinya angina dan Ketika angina terus berlanjut sehingga akan
beresiko terjadinya gagal jantung (Groo et all 2016, Budiman 2015, Heni 2017,
Dipiro ed 9 2015, Koda kimble 2010, Maryati, 2017, Pradina,2016.
Halimuddin Dkk.2017).

Anda mungkin juga menyukai