FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH :
NAMA : DELLA LESTARI
STAMBUK : 15120200190
KELOMPOK :1
DOSEN : apt. A. Mumtihannah, S.Farm., M.Si
HIPERLIPIDEMIA
Secara umum hyperlipidemia diklasifikasikan menjadi dua yaitu
(Ghassan, 2014) :
a. Hiperlipidemia primer : biasa juga disebut dengan cacat atau kelainan
genetic baik monogenic maupun poligenik. Hiperlipidemia primer ini
biasanya dapat diselesaikan menjadi salah satu pola lipoprotein
abnormal.
b. Hiperlipidemia sekunder : disebabkan oleh gangguan lain seperti
diabetes, sindrom nefritik, alkoholisme kronis, hipotiroidisme dan dengan
penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, beta blocker dan
kontrasepsi oral. Hiperlipidemia sekunder bersama dengan
hipertrigliseridemia yang signifikan dapat menyebabkan pankreatitis
Klasifikasi fredrickson dari hyperlipidemia primer
↑ lipoprotein
tipe kerusakan penyebab kejadian
plasma
Hiperkilomikronemia familial Lipoprotein lipase
atau hiperlipoproteinemia
I Defisiensi atau Sangat jarang Kilomikron
primer
perubahan ApoC2
Hiperkilomikronemia familial
Atau hiperkolesterolemia Defisiensi resptor
I IIa Kurang umum LDL
poligenik LDL
ANGINA
GAGAL JANTUNG
Berdasarkan Klasifikasi fungsional New York Heart Association (NYHA)
mendefinisikan empat kelas fungsional sebagai berikut (A.Arati, 2016) :
a. Kelas I : HF tidak menyebabkan batasan pada aktivitas fisik; aktivitas fisik
biasa tidak menimbulkan gejala.
b. kelas II : HF menyebabkan sedikit batasan pada aktivitas fisik; pasien merasa
nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik yang biasa menyebabkan gejala
gagal jantung.
c. kelas III : HF menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik; pasien merasa
nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas yang kurang dari biasanya
menyebabkan gejala gagal jantung.
d. kelas IV : Pasien gagal jantung tidak dapat melakukan aktivitas fisik apa pun
tanpa gejala gagal jantung atau mengalami gejala saat istirahat.
Berdasarkan Sistem pementasan American College of Cardiology / American
Heart Association (ACC / AHA) ditentukan oleh empat tahap berikut :
a. stadium A : Risiko tinggi gagal jantung, tetapi tidak ada penyakit jantung
struktural atau gejala gagal jantung.
b. stadium B : Penyakit jantung struktural, tetapi tidak ada gejala gagal jantung.
c. stadium C : Penyakit jantung struktural dan gejala gagal jantung
d. stadium D : Gagal jantung refraktori yang membutuhkan intervensi khusus