Anda di halaman 1dari 19

LABORATORIUM KIMIA DASAR

AKADEMI FARMASI TORAJA

YAYASAN NAFIRI INDONESIA

JURNAL PRAKTIKUM

“PEMBUATAN LARUTAN”

Disusun Oleh

Nama : Rispa Mina

NIM : 1704022

Kelompok : 1 (satu)

Golongan : 1 (satu)

Asisten : Mariana Yuli

TANA TORAJA

2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Maksud percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan larutan.

I.2 Tujuan percobaan

Mengetahui cara pembuatan larutan FeSO4 dengan presentasi 0,2 N, larutan


(CO2H)2, 2H2O 6,3 % b/v, larutan H2 SO4 encer P, larutan KcIO3 P 15% b/v, (steril)
larutan K2SO4 P 1,0 % b/v larutan NaHCO2 P 5% b/v , larutan AgNO2 5% b/v.

I.3 Prinsip percobaan

Pembuatan suatu larutan FeSO4 konsentrasi 0,2 N. Larutan (CO2H)2.2H2O 6,3


% b/v. Larutan HCSO4 encer P, Larutan NH4CL, Larutan CUSO4, Larutan BaCl 12%
b
/v, Larutan KIO3 1,0 % b/v, Larutan K2Cr20 7,0% b/v, Larutan NaHCO3 P 5,3 % b/v,
Larutan NaOH P 20% V/V, Larutan Na2CO3 P 10% b/v, Larutan AgNO3 5,0 % b/v.
BAB II
TEORI UMUM

II.1 Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara 2 (dua) zat atau lebih yang
berbeda jenis. Ada dua komponen zat dalam pembuatan larutan, yakni zat terlarut dan
zat pelarut.

Fase adalah larutan dapat berupa fase gas, cair atau padat. Tergantung pada
dua sifat komponen larutan tersebut apabila fase pembuatan larutan atau zat-zat
bentuknya sama. Zat yang berbeda dalam jurnal terbanyak umunya disebut pelarut,
sedangkan zat yang lainnya disebut terlarut.

Menurut sifat hantar listrknya dikenal dengan larutan elektrolit ( larutan yang
dapat menghantarkan listrik) dan larutan nonelektrolit ( larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik) sedangkan ditinjau dari segi kemampuan suatu zat yang
dapat melarut kedalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu dikenal sebagai :

a. Larutan jenuh
b. Larutan tak jenuh
c. Larutan lewat jenuh

II.2 Pengenceran larutan

Prosedur laboratorium dalam kimia, analitik sering kali mensyaratkan alikait


dari sebuah larutan standar mengencerkan menjadi volume yang lebih besar adalah
botol volumetrik.

II.3 Molaritas (M)

Molaritas(M) adalah suatu konsentrasi yang mengatur banyaknya mol zat


terlarut dalam suatu liter larutan dapat di tulis dengan rumus :

M = mol zat terlarut atau M= mol


liter larutan V

II.4 Molalitas (m)


Molalitas atau didefeniisikan sebagai cara mol terlarut setiap kilogram pelarut.
Secara sederhana mol dapat diingatkan sebagai berikut :

mol terlarut
Molal = molaritas = kilogram terlarut

Molal = gram x 1000


Mr P

𝐺𝑟𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Molal =
𝐵𝑀 (𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡) 𝑥 𝑘𝑖𝑙𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡

Ket:
Mr =massa relatif
p = massa pelarut
Bm = berat molekul

II.5 Normalitas (N)


Didefenisikan sebagai cairan larutan yang mengandung ekuivalen lerlarut
setiap volume larutan secara sederhana normal (N) yang dinyatakan sebagai berikut:

N = gram ekuivalen terlarut atau bobot terlarut


volume larutan (Be terlarut + volume larut
𝐵𝑀
Oleh karena Be = , maka
𝑉
n x gram terlarut
N = (BM terlarut (liter larutan ) Atau N=Nxm

II.6 Fraksi mol (X)


Didefenisikan sebagai perbandingan cacah mol suatu komponen dengan cacah
mol semua pembentukan larutan dengan demikian fraksi mol ini selalu ditulis dengan
indeks komponennya.

mol A
Fraksi mol komponen A (A) =
Jumlah semua komponen
BAB III
URAIAN BAHAN

a. FeSO4 (Besi (II) Sulfat)


NR/NL : FERROSI SULFAT/ Besi (II) Sulfat
RM/BM : FeSO4 / 151,90
Kelarutan : Perlahan-lahan larutan hampir sempurna dalam air bebas
karbondioksida P
Pemerian : Serbuk: putih keabuhan rasa logam, sefat.
Kegunaan : Anemia defisiensi besi

b. Asam oksalat
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol
kegunaan : Sebagai zat tumbuhan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

c. Asam Sulfat (FI III:58)


NR/NL : ACIDUM SULFURICUM/Asam Sulfat
RM/BM : H2SO4/ 98,07
Kelarutan :-
Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosit, tidak
Berwarna; Jika ditambahkan kedalam air menimbulkan panas

Kegunaan : Zat tambahan


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
d. Ammonii Chloridum (FI III. 87)
NR/NL : AMMONII CHLORIDUM/ Ammonium klorida
RM/BM : NH4CI/ 53,49
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P; lebih mudah dalam air

mendidih agar sukar larut dalam etanol (95%) P.

Pemeriaan : Serbuk butir atau hablur; putih, tidak berbau; rasa asin dan dingin
higroskopik
Kegunaan : Ekpektoran
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

e. Tembaga(II) CUSO4 (Fi III:731)


NL : Tembaga (II) Sulfat
RM/BM : CUSO4 /249,6
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol 195%
Pemerian : Serbuk hablur, keabuan bebas dari sedikit warna biru.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

f. Barium Klorida( Fi III:656)


NR/NL : BARRI CLHORIOLUM/ Barium klorida
RM/BM : BaCL2/224,28
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air
Pemerian : Hablur, tidak berwarna
Kegunaan : Sebagai sampel

g. Kalium Iodat, (Fi edisi III: )


NR/NL : Kalum Iodat/ Kalium Iodat
RM : KIO3
Kelarutan : Larut dalam air
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kegunaan : Sebagai sampel
h. Kalium Dikromat
NR : Kalium Nikromat
RM : K2CR2O7
Pemerian :Tidak mudah menyerap

i. Kalium Klorat
NL : kalium klorot P

RM/BM :-

Pemerian : Serbuk putih atau hablur tidak berwarna. Jika tercampur dengan zat

atau zat yang mudah dioksidasi sangat mudah meledak jika


dipanaskan atau digerus.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air pada suhu 15.5% praktis tidak larut dalam

etanol (95%); larut dalam 30 bagian qliserol P pada suhu 15,5%


timbang.

i. kalium sulfat (FI edisi III 692)

NR/NL : KALIUM SULFAT/kalium sulfat

Pemerian : Hablur, putih atau tidak berbau

Kalarutan : Larut dalam air

j. Natrium Bikarbonat (FI edisi III 424)

NR/NL : NATRIL SUBCARBONAT/Natrium bikarbonat

Pemerian : Serbuk putih,habdur monoklin kecil buram,tidak berbau,rasa asin

Kalarutan :larut dalam II bagian air;praktis tidak larut dalam etanol (95%) p.
k. Natrium Hidroksida (Fi edisi III 412)

NR/NL : NATRIL HYDROXYDUM / Natrium Hidroksida

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapu
dan menunjukkan susunan hablur,putih, mudah meleleh basa,sangat
alkalis dan krosit,secara menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dalam etanol(95%) p

l. Natrium Karbonat (Fi edisi III 400)

NR/NL : NATRIL CARBONAS/ Natrium karbonat

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih

Kalarutan : mudah larut dalam air,lebih mudah larut dalam air mendidih

m. Perak Nitrat (Fi edisi III 97)

NR/NL : ARGENTI NITRAS / Perak nitrat

Pemerian : Hablur teransparan atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau;
menjadi gelap jika kena cahaya

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95%) p.

n. Aquadest (Fi edisi III 96)

NR/NL :AQUA DESTILLATD/Air suling


BAB IV
METODE KERJA

IV.1 Alat dan Bahan

a). Alat
Batang pengaduk, botol coklat, botol semprot, erlenmeyer, gelas ukur 100
ml, kertas perkamen, pipet tetes, sendok tanduk, timbangan digital, tissue.

b). Bahan
1. FeSO4 0,2 N
2. (CO2H)2. 2H2O 6,3 % b/v
3. H2SO4 encer P
b
4. Ammonium Klorida 10,0 % /v
5. CuSO4
b
6. BaCl2 12% /v
b
7. KIO3 1,0% /v
8. K2Cr2O4 4,0 % b/v
9. KClO3 P 15% b/v (steril)
10. K2SO4 P 1,0% b/v
11. NaHCo3 P 5,0% b/v
b
12. NaOH P 20% /v
13. Na2CO3 P 10% b/v
b
14. AgNO3 5,0% /v
15. Aquadest
16. KMnO4
IV.2 Cara kerja

iii) Ammonium Klorida (NH4Cl) 10,0% b/v


(1) disiapkan alat dan bahan
(2) ditimbang NH4Cl sebanyak 10 gram
(3) dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml dan dilarutkan dengan 100 ml
Aquadest sedikit demi sedikit sampai larut
(4) dimasukkan dalam wadah/botol coklat dan
(5) diberi label Ammonium Klorida 10,0% b/v

ii) Kalium Iodat (KIO3) 1,0% b/v


(1) disiapkan alat dan bahan
(2) ditimbang KIO3 sebanyak 1 gram
(3) dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml dan dilarutkan dengan 100 ml
Aquadest sedikit demi sedikit sampai larut
(4) dimasukkan kedalam wadah/botol coklat
(5) diberi label KIO3 1,0% b/v
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dibuat larutan pereaksi dengan konsentrasi tertentu.
Larutan Ammonium Klorida (NH4Cl) 10,0% b/v dibuat dengan melarutkan 10 gram
NH4Cl dengan aquadest 100 ml dengan cara masukkan 10 gram NH4Cl kedalam erlenmeyer
250 ml, lalu masukkan aquadest kedalam erlenmeyer sedikit demi sedikit hingga homogen.
Setelah itu disimpan dalam botol coklat larutan Ammoniun Klorida.
Pembutan larutan NH4Cl dengan H2O (Aquadest) menghasilkan kelarutan yang
berwarna bening dan mudah larut dalam air ( sesuai dengan FI edisi III hal 87) dimana
kelarutan NH4Cl itu mudah larut dalam air.
Larutan kalium Iodat ( KIO3) 1,0% b/v dibuat dengan melarutkan 1 gram KIO3
dengan aquadest 100 ml dengan cara masukkan 1 gram KIO3 kedalam erlenmeyer 250 ml
lalu masukkan aquadest kedalam erlenmeyer sedikit demi sedikit hingga bahan KIO3 larut
(dihomogenkan). Setelah itu disimpan dalam botol coklat larutan KIO3 dan diberikan label
pada botol coklat.
Pembuatan larutan kalium Iodat ( KIO3) dengan H2O ( Aquadest) menghasilkan
larutan yang berwarna bening dan agak sukar/lambat dalam air (sesuai dengan FI edisi III hal
689) dimana kelarutan KIO3 adalah larut dalam air. Namun, pada saat pancampuran itu
lambat larut karena larutan aquadest tidak sepenuhnya 100 m tercampur (dimasukkan
kedalam erlenmeyer tempat larutan KIO3).
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :


Pembuatan larutan merupakan gabungan antara 2 (dua) atau lebih bahan dimana pada
pembuatan larutan Ammonium Klorida(NH4Cl) 10,0% b/v yaitu dilakukan dengan dengan
mencampurkan bahan 10 gram NH4Cl dengan aquadest 100 ml menghasilkan larutan NH4Cl
b
10,0% /v yang berwarna putih bening dan dingin. Kemudiaan pada pembuatan larutan
kalium Iodat ( KIO3) 1,0% b/v yaitu dilakukan dengan melarutkan bahan 1 gram KIO3 dengan
100 ml Aquadest menghasilkan larutan KIO3 yang berwarna bening dan sukar/lambat larut
dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia.

Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta.
Lampiran 1. Skema Kerja
a. Ammonium Klorida (NH4Cl) 10,0% b/v
Ammonium Klorida (NH4Cl) sebanyak 10 gram

Dilarutkan 10 gram NH4Cl dengan


aquadest 100 ml

Dihomogenkan

Dimasukkan kedalam botol/wadah coklat

Diberi label NH4Cl 10,0% b/V

b
b. Kalium Iodat (KIO3) 1,0% /v
Kalium Iodat (KIO3) 1 gram

Dilarutkan dengan 100 ml aquadest

Dihomogenkan

Dimasukkan kedalam botol/wadah coklat

Diberi label KIO3 10,0% b/v


Lampiran 2. Gambar dan hasil pengamatan
GAMBAR I :
NH4Cl 10,0% b/v
Penimbangan bahan Pencampuran Hasil

Keterangan : Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan


larutan berwarna putih bening dan bahan
NH4Cl mudah larut
dalam air (H2O).
GAMBAR: II
GAMBAR III :
KIO3 10,0% b/v
BaCL2 12,0% b/v

Keterangan: Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan


larutan berwarna bening dan bahan KIO3 agak
Keterangan : Sukar/lambat
Hasil larut
dari percobaan dalam air (H2O)
tersebut menghasilkan
warna putih bening dan
tidak berbau dan mudah
larut dalam air.
GAMBAR IV:
Na2CO3 10% b/v
Keterangan: Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan
warna putih bening yang mudah larut
dalam air.
GAMBAR V:
FeSO4 2% b/v

Keterangan : Hasil dari percobaan


tersebut menghasilkan
larutan berwarna.
GAMBAR VI :
NaHCO3 5,0% b/v
Keterangan : Hasil dari percobaan
tersebut menghaslkan
larutan barwarna putih.
GAMBAR VII. AgNO3 (perak nitrat) 5,0% b/v

Penimbangan Percampuran Hasil

Larutan AgNO3 Dimasukkan kedalam Erlenmeyer Menghasilkan larutan


ditimbang 5 gram dan dicampurkan dengan 100 ml berwarna bening mudah
aquades mudah larut dalam air larut dalam air
berwarna bening

GAMBAR VIII. CuSO4 (tembaga II sulfat) 5,0% b/v

Penimbangan Percampuran Hasil


Larutan CuSO4 Dimasukkan kedalam erlenmeyer dan Menghasilkan larutan
ditimbang 5 gram dicampurkan dengan 100 ml aquades berwarna biru mudah larut
mudah larut dalam air berwarna biru dalam air

Anda mungkin juga menyukai