Golongan Kerja : Antibiotik sistemik, opthalmic dan otic (Clinician’s Handbook of Prescription Drugs, hal: 195) Mekanisme Obat : Menghambat sintesa protein bakteri (Clinician’s Handbook of Prescription Drugs, hal: 195) Indikasi Sebagai pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus; Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan Oleh Salmonella sp., Haemopilus influenzae (terutama infeksi meningeal), Rickettsia, Lymphogranuloma psittacosi ; Gram negatif yang menyebabkan bakterimea meningitis. (ISO Vol.50 Tahun 2016, hal: 103) Dosis : Bayi < 2 minggu 25 mg/kgBB/ hari (dalam 4 dosis). : Bayi > 2 minggu 50 mg/kgBB/ hari (dalam 3-4 dosis). : Bayi prematur maksimal 25 mg/kgBB sehari per oral dibagi dalam 2 dosis : Dewasa dan anak 50 mg/kgBB sehari peroral dibagi dalam 3-4 dosis. Untuk infeksi-infeksi berat dosis dapat ditingkatkan 2 x pada awal terapi sampai didapatkan perbaikan klinis. (Farmakoterapi Ed. VI, hal: 708) Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap kloramfenikol, riwayat reaksi toksik sebelumnya terhadap kloramfenikol, Infeksi trivial atau ketika tidak diindikasikan (misalnya, pilek, influenza, infeksi tenggorokan, profilaksis), penderita gangguan fungsi hati berat, penderita gangguan ginjal berat. (AHFS Drug Information Essentrals: November 2011) Peringatan dan Perhatian : Digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya, kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat. : Pada pemakaian kloramfenikol dalam waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. : Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super infeksi oleh bakteri dan jamur. : Keamanan pada wanita hamil dan menyusui belum diketahui dengan pasti. : Jangan digunakan untuk pencegahan infeksi. : Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk pilek atau infeksi tenggorokan. : Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan ginjal. : Hati- hati bila dugunakan pada bayi prematur dan bayi baru lahir (2 minggu pertama). (Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia Ed.2, Hal: 1443) Perhatian dan Penggunaan Pada kondisi Khusus : Kondisi Pasien Keterangan Wanita Hamil dan Menyusui Kategori Kehamilan : C Tidak dianjurkan, khususnya selama minggu- minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat menimbulkan “grey baby syndrome”, akibat ketidakmampuan untuk menkonyugasi dan mengekskresi obat ini, sehingga meningkatkan kadarnya dalam darah. Untuk wanita menyusui, berhubung melintasi plasenta dan mencapai air susu ibu, maka tidak boleh diberikan selama laktasi. Pediatrik Gunakan dengan hati-hati pada neonatus prematur dan jangka panjang dan bayi karena potensi toksisitas sindrom abu-abu Gangguan Organ Konsentrasi kloramfenikol yang berlebihan dapat (Hati atau Ginjal) terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal. Turunkan dosis yang sesuai. Tentukan konsentrasi kloramfenikol pada interval yang tepat.
(AHFS Drug Information Essentrals: November 2011)
Efek samping : Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare. Neuropati optis dan neuropati perifer, radang lidah dan mukosa mulut, depresi sumsum tulang, reaksi hipersensitivitas seperti anafilatik dan urtikaria. Sindrom Gray pada bayi prematur atau baru lahir. Kelaianan darah reversible dan ireversibel seperti anemia aplastik. (OOP VI, hal: 85) Interaksi Obat : Kloramfenikol meningkatkan daya kerja dari antikoagulan, fenitoin dan antidiabetika oral. : Phenobarbital dan rifampisin mempercepat metabolisme kloramfenikol sehingga menurunkan kadarnya dalam darah. (OOP VI, hal: 85) Penyimpanan :
Contoh Sediaan di Pasaran :
Nama Pabrik atau Nama Brand Distributor Komposisi BUFACETIN Bufa Aneka Kloramfenikol 250 mg/ kaps Kloramfenikol palmitat 217,4 mg/ 5 ml, HUFAMYCETIN Gratia Husada Farma kloramfenikol base 250 mg CHLORACOL Ifars Kloramfenikol basa 125 mg/5 ml CHLORAMPHENICOL Indofarma Kloramfenikol 250 mg/ Kaps Kloramfenikol 250 mg; 125 mg/5 ml; 1 COLSANCETINE Sanbe Farma g/vial inj COLME Intebat Kloramfenikol 250 mg; 125 mg/5 ml KEMICETINE Kalbe Kloramfenikol 1 g/ vial inj RECO Global Multi Pharmalab Kloramfenikol tts mata 0,05 %; salep 1 % ERLAMICETIN OBAT Erela Kloramfenikol 1 % saeb (0,5 %, tetes) MATA FARSYCOL CREAM Ifars Kloramfenikol 20 mg/g krim Kloramfenikol basa 0,2 %, hidrokortisone CHLORAMFECORT Kimia Farma asetat 0,25 % dalam krim. PALMICOL Otto Kloramfenicol 125 mg/ 5 ml
(ISO VOL. 50 Tahun 2016, hal: 100-107)
Gambar Bentuk Sediaan Obat Kloramfenikol :
Kapsul Salep Mata
Tetes Mata Tetes Telinga Suspensi
Cream GOLONGAN KLORAMFENIKOL Nama Obat : Tiamfenikol Struktur Kimia :
(Martindale 36th, hal: 351)
Golongan Kerja : Antibiotik Mekanisme Kerja : Menghambat sintesa protein (OOP Ed. VI, hal : 61) Indikasi : Sebagai pilihan utama pengobatan tipus dan paratipus. Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella sp, H. Influenza, Limfogranuloma (psitaksis) (terutama infeksi meningual), Riketsia, gram negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis atau infeksi berat lainnya. Dan Infeksi- Infeksi oleh kuman yang resisten terhadap antibiotik lainya yang sensitif terhadap tiamfenikol, Bruselosis, infeksi sistema urogenilitas, infeksi sistema hepatobiliar. (Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia Ed.2, Hal: 910) Dosis : Dewasa 1 g sehari dibagi dalam 4 dosis (kapsul 250 dan 500 mg). Anak, 25 mg/kgBB sehari dibagi dalam 4 dosis (Suspensi 125 mg/5 ml). Untuk infeksi berat dosis dapat ditingkatkan sampai 2 x lipat. Untuk G.O : Single dose 2,5 g. (Farmakoterapi Edisi VI, hal :708) Kontra Indikasi : Tidak dianjurkan untuk penderita dengan kelaianan darah, insuficiensi ginjal dan trimester 1 kehamilan. Peringatan dan Perhatian : Pada pengobatan dengan Tiamfenikol lebih dari 10 hari, sebaiknya disertai pemeriksaan darah secara berkala. Bila jumlah neutrofil menurun, pengobatan harus dihentikan sementara sampai tercapai jumlah neutrofil 1500/ mm3. : Pada penderita faal ginjal yang payah dan bayi prematur takaran harus dikurangiuntuk menghindari terjadinya kumulasi obat. : Pada wanita hamil dan bayi yang baru lahir, sebaiknya pengobatan dibawah pengawasan langsung dari dokter. : Kemungkinan terjadinya dysvitaminosis, dapat diatasi/ dicegah dengan pemberian preparat multivitamin, lactobacilli dll. : Hanya digunakan untuk infkesi yang sudah jelas penyebabnya kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat. : Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya super infeksi dengan bakteri dan jamur. : Jangan digunakan untuk pencegahan infeksi. : Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk pilek atau infeksi tenggorokan. : Hati-hati bila digunakan pada bayi prematur dan bayi yang baru lahir (2 minggu pertama). (Informasi Akurat Produk Farmasi di Indonesia Ed.2, Hal: 910) Efek Samping : Depresi sumsum tulang yang reversibel dan berhubungan dengan besarnya dosis yang diberikan. Efek samping yang sering dijumpai adalah depresi eritropoesis. Efek hematologik lainnya ialah leukopenia, trombositopenia dan peningkatan kadar serum iron (Farmakoterapi Edisi VI, hal :707) Interaksi Obat : Hati-hati digunakan bersama dengan obat-obat yang juga dimetabolisme oleh enzim-enzim mikrosom hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamid, fenobarbital. Penyimpanan : Contoh Sediaan di Pasaran : Nama Nama Brand Pabrik Komposisi ALFATIC Aditama Raya Farmindo Tiamfenikol : 250 mg : 500 mg ANICOL Heroic Tiamfenikol 500 mg Tiamfenikol 250 mg; 500 mg ; 125 mg/5 BIOTHICOL Sanbe Farma ml sirup kering; 250 mg/5 ml sirup kering (forte) CANICOL Caprifarmindo Tiamfenikol 500 mg CONUCOL Armoxindo Farma Tiamfenicol 500 mg; 125 mg/5 ml DIONICOL Ifars Tiamfenicol 500 mg; 125 mg/5 ml FOSICOL Gracia Pharmindo Tiamfenikol 500 mg Tiamfenikol 125 mg/5 ml; 250 mg; 500 FUSALTRAK Harsen mg GENICOL Guardian Pharmatama Tiamfenikol 500 mg HUFATHICOL Gratia Husada Farma Tiamfenikol 500 mg THIAMFENICOL Indofarma Tiamfenikol 500 mg INDOFARMA Tiamfenikol 250 mg; 500 mg/ kap; 1000 THIAMYCIN Interbat mg/ kap; 100 mg/4 ml sirup; 250 mg/5 ml sirup forte