Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH FITOKIMIA

SPEKTROFOTOMETRI

Disusun oleh:
Resti Fauziyah (10060318102)
Fika Nurul Hafidzoh (10060318107)
M. Farhan Fadilah Z (10060318109)
Alivia Dyanira (10060318111)

PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2020 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalahini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami
berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bandung, 27 November2020
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

2.1 Spektrofotometer.......................................................................................6

2.2 Jenis-Jenis Spektrofotometer.....................................................................6

2.2.1 Spektrofotometer UV-Vis..................................................................7

2.2.2 Spektrofotometer IR.........................................................................11

2.2.3 Spektrofotometer Massa..................................................................15

2.2.4 Spektrofotometer NMR....................................................................22

BAB III..................................................................................................................28

3.1 Kesimpulan..............................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan tabung foton hampa (Hariati,2012). Metode spektrofotometri
memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa suatu zat dalam
jumlah kecil.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan
peralatan yang digunakan dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
Para kimiawan telah lama menggunakan bantuan warna sebagai bantuan
dalam mengenali zat-zat kimia. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu
perluasan pemeriksaan visual yang dengan studi lebih mendalam dari absorpsi
energi radiasi oleh macam-macam zat kimia memperkenankan dilakukannya
pengukuran ciri-ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.
Dengan semakin kompleksisitas berbagai keperluan saat ini, analisis kimia
dengan mempergunakan metoda fisik dalam hal identifikasi dari berbagai
selektifitas fungsi polimer campuran, pemodifikasi dan aditif digunakan untuk
plastik dan elastomer. Spektroskopi infra merah, metoda pengukuran fotometer
UV, gas dan liquid kromatografi dan spektroskopi masa bersama sama dengan
dari metode pengukuran termoanalisis (DSC-TGA) merupakan alat yang teliti
sebagai pilihan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif bahan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa dan IR.


2. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa dan
IR.
3. Bagaimana cara kerja dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa dan IR.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa
dan IR.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa
dan IR.
3. Untuk mengetahui cara kerja dari spektrofotometri: Uv-Vis, NMR, Massa
dan IR.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah salah satu peranti penting dalam dunia medis dan
industri kimia. Sebenarnya, alat ini terdiri dari spektrometer dan fotometer. Pada
spektrometer, dapat menghasilkan sinar dari sebuah spektrum dengan pancaran
panjang gelombang tertentu. Sementara itu, fotometer lebih mengacu pada alat
pengukur adanya intensitas cahaya yang mana ditransmisikan atau istilah lainnya
adalah di absorpsi.

Spektrofotometer merupakan suatu metoda untuk menganalisa yang


didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Benda bercahaya seperti
matahari atau bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas
panjang gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak
itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya
menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara
spektrofotometri terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang
digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm),
daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar 1990).

2.2 Jenis-Jenis Spektrofotometer


2.2.1 Spektrofotometer UV-Vis
Dalam analisis kimia dikenal berbagai macam cara untuk mengetahui data
kualitatif dan kuantitatif baik yang menggunakan suatu peralatan optik
(instrumen) ataupun dengan cara basah. Alat instrumen biasanya dipergunakan
untuk menentukan suatu zat berkadar rendah, biasanya dalam satuan ppm (part
per million) atau ppb (part per billion). Salah satu metode sederhana untuk
menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam
contoh air laut, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar
Tampak. Prinsip kerjan Spektrofotometri UV-Vis yaitu berdasarkan penyerapan
cahaya atau energy radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi
yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan
secara kuantitatif (Pescok et al, 1976 dan Skoog dan West, 1971).
Metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak telah banyak
diterapkan untuk penetapan senyawa-senyawa organik yang umumnya
dipergunakan untuk penentuan senyawa dalam jumlah yang sangat kecil (Skoog
dan West, 1971).

Tipe-tipe Spektrofotometer UV-Vis


Pada umumnya terdapat dua tipe instrumen spektrofotometer, yaitu single-
beam dan double-beam. Single-beam instrument Gambar (1), dapat digunakan
untuk penelitian kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang
tunggal. Single-beam instrument mempunyai 3 senyawa organik. Bagian dari
molekul yang paling cepat bereaksi dengan sinar tersebut adalah elektron-elektron
ikatan dan elektron-elektron nonikatan (elektron bebas). Sinar ultra lembayung
dan sinar tampak merupakan energi, yang bila mengenai elektron-elektron
tersebut akan membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar naik ke tingkat
energi yang lebih tinggi, eksitasi elektron-elektron ini direkam dalam bentuk
spektrum yang dinyatakan dengan panjang gelombang dan nilai absorbansi yang
berdasarkan dengan jenis elektron-elektron yang terdapat dalam molekul yang
dianalisis. Makin mudah elektron-elektron bereksitasi maka akan makin besar
pula panjang gelombang yang diabsorbsi. Semakin banyak elektron yang
bereksitasi maka absorban akan semakin tinggi.
Pada spektrofotometri UV-Vis ada beberapa istilah yang digunakan terkait
dengan molekul, yaitu kromofor, auksokrom, efek batokromik atau pergeseran
merah, efek hipokromik atau pergeseran biru, hipsokromik, dan hipokromik.
Kromofor adalah molekul atau bagian molekul yang mengabsorbsi sinar dengan
kuat di daerah UV-Vis, misalnya heksana, aseton, asetilen, benzena, karbonil,
karbondioksida, karbonmonooksida, gas nitrogen. Auksokrom adalah gugus
fungsi yang mengandung pasangan elektron bebas berikatan kovalen tunggal,
yang terikat pada kromofor yang mengintensifkan absorbsi sinar UV-Vis pada
kromofor tersebut, baik panjang gelombang maupun intensitasnya, misalnya
gugus hidroksi, amina, halida, alkoksi.
Tipe Spektrofotometer UV-Vis Single-beam instrument Gambar 1, dapat
digunakan untuk kuantitatif dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang tunggal. Single-beam instrument mempunyai beberapa keuntungan
yaitu sederhana dan harga yang cukup rendah.
Beberapa instrumen menghasilkan single-beam instrument untuk
pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang gelombang single beam
yang paling rendah adalah 190-210 nm dan gelombang yang paling tinggi adalah
800-1000 nm (Skoog, 1996). Sedangkan Doublebeam dibuat untuk digunakan
pada panjang gelombang 190 sampai 750 nm. Double-beam instrument
mempunyai dua sinar yang dibentuk oleh potongan cermin yang berbentuk V
yang disebut pemecah sinar. Sinar pertama melewati larutan blanko dan sinar
kedua secara serentak melewati sampel (Skoog, 1996).
Gambar 1. Diagram alat spektrometer UV-Vis (single beam)
Sumber sinar polikromatis, untuk sinar UV adalah lampu deuterium,
sedangkan sinar Visibel atau sinar tampak adalah lampu wolfram. Monokromator
pada spektrometer UV-Vis digunakaan lensa prisma dan filter optik. Sel sampel
berupa kuvet yang terbuat dari kuarsa atau gelas dengan lebar yang bervariasi.
Detektor berupa detektor foto atau detektor panas atau detektor dioda foto,
berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya
menjadi arus listrik (Suharti, 2017).
Spektrofotometri UV-Visible dapat digunakan untuk penentuan terhadap
sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah
menjadi suatu larutan yang jernih Untuk sampel yang berupa larutan perlu
diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai antara lain: (Suharti,
2017).
1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna.
2. Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi pada
struktur molekulnya dan tidak berwarna (tidak boleh mengabsorpsi sinar yang
dipakai oleh sampel)
3. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
4. Kemurniannya harus tinggi .

Bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometri Uv-Vis


1. Sumber cahaya
Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan
berbagai macam rentang panjang gelombang Untuk Spektrofotometer. Sumber
cahaya untuk Spektrofotometri:
a. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm.Spektrum energy
radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukursampel yang terletak pada
daerah uv (Suharti, 2017).
b. Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerahtampak
(Suharti, 2017).
2. Monokromator
Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombangyaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
mono kromatis. Jenis monokromator yang banyak digunakan adalah gratting
atau lensa prisma dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya.
Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan
sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Pada gambar di atas disebut
sebagai pendispersi atau penyebarcahaya. dengan adanya pendispersi hanya
satu jenis cahaya atau cahayadengan panjang gelombang tunggal yang
mengenai sel sampel (Suharti, 2017).
3. Detektor
Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampeldan
mengubahnya menjadi arus listrik (Suharti, 2017).

4. Read Out
Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnyaisyarat listrik
yang berasal dari detector (Suharti, 2017).
2.2.2 Spektrofotometer IR

Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode


yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada
pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang
13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James
Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan
gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan.
Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan
rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan
kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian
daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan Gambar 2, sinar infra meArah dibagi
atas tiga daerah, yaitu:
a. Daerah Infra Merah dekat.
b. Daerah Infra Merah pertengahan.
c. Daerah infra merah jauh.
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah
panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah
adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 –
50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering
digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ)
atau disebut juga sebagai Kaiser.
Pembentukan Spektrofotometri Infra Merah
Anda mungkin tahu bahwa cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut
bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan
gelombang dengan frekuensi yang berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak
bisa melihat mereka. Jika anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar
infra-merah yang mempunyai frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa
beberapa frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut. Sebuah alat
pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan menunjukkan
bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali,
tapi frekwensi lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang
melewati senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage
transmittance). Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi
dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya,
itu tidak pernah terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin
transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi
sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut diserap oleh
senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat kita mengerti
tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut. Grafik di bawah ini
menunjukkan bagaimana nilai persentasi transmitasi berubah jika frekuensi dari
radiasi Infra-merah yang diberikan itu dirubah.

2.3 Macam-macam Vibrasi


a.Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya
sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan
tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:
1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu
bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi
masih dalam satu bidang datar.

b. Vibrasi Bengkokan (Bending)


Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar,
maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang
mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan
ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi
masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang
datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang
menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.

2.4 Alat dan Sistem Kerja


Spektrometer infra merah biasanya merupakan spektrometer berkas ganda
dan terdiri dari 4 bagian utama yaitu sumber radiasi, daerah cuplikan, kisi difraksi
(monokromator), dan detektor.

2.4.1 Sumber Radiasi


Radiasi infra merah biasanya dihasilkan oleh pemijar Nernst dan Globar.
Pemijar Globar merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi sekitar
1200°C, sehingga memancarkan radiasi kontinyu pada daerah 1-40 µm. Globar
merupakan sumber radiasi yang sangat stabil. Pijar Nernst merupakan batang
cekung dari sirkonium dan yttrium oksida yang dipanasi sekitar 1500°C dengan
arus listrik. Sumber ini memancarkan radiasi antara 0,4-20 µm dan kurang stabil
jika dibandingkan dengan Globar.

2.4.2 Monokromator
Monokromator ini terdiri dari sistem celah masuk dan celah keluar, alat
pendespersi yang berupa kisi difraksi atau prisma, dan beberapa cermin untuk
memantulkan dan memfokuskan sinar. Bahan yang digunakan untuk prisma
adalah natrium klorida, kalium bromida, sesium bromida dan litium fluorida.
Prisma natrium klorida paling banyak digunakan untuk monokromator infra
merah, karena dispersinya tinggi untuk daerah antara 5,0-16 µm, tetapi
dispersinya kurang baik untuk daerah antara 1,0-5,0 µm.
2.4.3 Detektor
Sebagian besar alat modern menggunakan detektor panas. Detektor
fotolistrik tidak dapat digunakan untuk menggunakan infra merah karena energi
foton infra merah tidak cukup besar untuk membebaskan elektron dari permukaan
katoda suatu tabung foton. Detektor panas untuk mendeteksi infra merah yaitu
termokopel, bolometer, dan sel Golay. Ketiga detektor ini bekerja berdasarkan
efek pemanasan yang ditimbulkan oleh sinar infra merah.

2.4.4 Daerah Cuplikan


Daerah cuplikan infra merah dapat terdiri dari 3 jenis yaitu cuplikan yang
berbentuk gas, cairan dan padatan. Gaya intermolekul berubah nyata dari bentuk
padatan ke cairan ke gas dan spektrum infra merah biasanya menunjukkan
pengaruh dari perbedaan ini dalam bentuk pergeseran frekuensi. Oleh karena itu,
sangat penting untuk dicatat pada spektrum cara pengolahan cuplikan ynag
dilakukan.

2.4.5 Sistem Kerja


Sinar dari sumber dibagi dalam 2 berkas yang sama, satu berkas melalui
cuplikan dan satu berkas lainnya sebagai baku. Fungsi model berkas ganda adalah
mengukur perbedaan intensitas antara 2 berkas pada setiap panjang gelombang.
Kedua berkas itu dipantulkan pada ”chopper” yang berupa cermin berputar. Hal
ini menyebabkan berkas cuplikan dan berkas baku dipantulkan secara bergantian
ke kisi difraksi. Kisi difraksi berputar lambat, setiap frekuensi dikirim ke detektor
yang mengubah energi panas menjadi energi listrik.
Jika pada suatu frekuensi cuplikan menyerap sinar maka detektor akan menerima
intensitas berkas baku yang besar dan berkas cuplikan yang lemah secara
bergantian. Hal ini menimbulkan arus listrik bolak-balik dalam detektor dan akan
diperkuat oleh amplifier. Jika cuplikan tidak menyerap sinar, berarti intensitas
berkas cuplikan sama dengan intensitas berkas baku dan hal ini tidak
menimbulkan arus bolak-balik, tetapi arus searah. Amplifier dibuat hanya untuk
arus bolak=balik.
Arus bolak-balik yang terjadi ini digunakan untuk menjalankan suatu
motor yang dihubungkan dengan suatu alat penghalang berkas sinar yang disebut
baji optik. Baji optik ini oleh motor dapat digerakkan turun naik ke dalam berkas
baku sehingga akan mengurangi intensitasnya yang akan diteruskan ke detektor.
Baji optik ini digerakkan sedemikian jauh ke dalam berkas baku sehingga
intensitasnya dikurangi dengan jumlah yang sama banyaknya dengan jumlah
pengurangan intensitas berkas cuplikan, jika cuplikan melakukan penyerapan.
Gerakan baji ini dihubungkan secara mekanik dengan pena alat rekorder sehingga
gerakan baji ini merupakan pita serapan pada spektrum tersebut. Secara singkat
sistem kerjanya seperti ini sebuah cuplikan ynag ditempatkan di dalam
spektrofotometer infra merah dan dikenai radiasi infra merah yang berubah
panjang gelombangnya secara berkesinambungan menyerap cahaya jika radiasi
yang masuk bersesuaian dengan energi getaran molekul tertentu.
Spektrofotometer infra merah memayar daerah rentangan dan lenturan molekul.
Penyerapan radiasi dicatat dan menghasilkan sebuah spektrum infra merah.
Hadirnya sebuah puncak serapan dalam daerah gugus fungsi sebuah spektrum
infra merah hampir selalu merupakan petunjuk pasti bahwa beberapa gugus fungsi
tertentu terdapat dalam senyawa cuplikan. Demikian pula, tidak adanya puncak
dalam bagian tertentu dari daerah gugus fungsi sebuah spektrum infra merah
biasanya berarti bahwa gugus tersebut yang menyerap pada daerah itu tidak ada.

2.2.3 Spektrofotometer Massa

Salah satu fungsi spektroskopi massa adaah identifikasi struktur kimia


suatu molekul. Penentuan struktur molekul baik molekul organik maupun
anorganik didasarkan pada pola fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika
suatu molekul diionkan. Spektroskopi massa adalah suatu tekhnik analisis yang
mendasarkan pemisahan bekas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa
dengan muatan dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tersebut. Dalam
spektroskopi massa, molekul–molekul senyawa organik ditembak dengan berkas
elektron dan diubah menjadi ion-ion positif yang berenergi tinggi (ion - ion
molekuler atau ion - ion induk), yang dapat dipecah-pecah menjadi ion-ion yang
lebih kecil (ion- ion pecahan) atau fragmen. Lepasnya elektron dari molekul akan
menghasilkan radikal kation. Pola fragmentasi suatu molekul sangat berbeda
dengan molekul yang lain dan hasil analisisnya dapat berulang (reproducible).

M➜M+
Sebagai contoh, metanol memberikan ion molekul sebagai berikut: CH3-O-
H➜CH3-O-H2e-1 m/z=32
Ion molekuler M+ selanjutnya terurai menjadi sepasang pecahan atau fragmen,
yang dapat berupa radikal dan ion atau molekul kecil radikal.
M+ ➜m1+ +m2
Ion-ion molekuler, ion-ion pecahan dan ion-ion radikal pecahan
selanjutnya dipisahkan sesuai dengan massa dan muatannya oleh pembelokan
medan magnet yang dapat berubah, dan akan menimbulkan arus pada kolektor
yang sebanding dengan limpahan relatif molekul ion tersebut. Spektrum massa
mengambarkan perbandingan limpahan relatif terhadap m/z (massa/muatan).
Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam proses fragmentasi (m2) atau
radikal (.m2) tidak dapat dideteksi dalam spektrometer massa. Spektrum massa
akan menghasilkan puncak-puncak yang tercatat dalam rekorder, yang
dipaparkan sebagai grafik batangan.

Fragmen-fragmen disusun sedemikian sehingga peak-peak ditata menurut


kenaikan m/z dari kiri ke kanan dalam spektrum. Intensitas peak sebanding
dengan kelimpahan relatif fragmen-fragmen yang bergantung pada stabilitas
relatif mereka. Puncak yang paling tinggi dinamakan base peak (puncak dasar)
ditandai dengan nilai intensitas sebesar 100%; peak-peak yang lebih kecil
misalnya 20%, 30%, adalah nilai relatif terhadap peak dasar. Puncak uang paling
tinggi pada spektrum methanol adalah puncak M-1 pada m/z = 31. Puncak ini
timbul karena lepasnya atom hidrogen dari ion molekul.
CH3-O-H➜CH2=O+-H+H m/z=31

Spektrometri massa adalah teknik analisis instrumental untuk membantu


identifikasi dan eludasi struktur molekul senyawa murni berdasarkan massa
molekul relatif ionnya/ion fragmennya (m/e). Spektrum Massa adalah alat yang
digunakan untuk menentukan banyak senyawa organik yang dapat diionisasi
pada keadaan uap dan dicatat berat molekulnya dengan mengukur perbandingan
massa terhadap muatan (m/e). Kedua ion molekul (m/e) dapat diputus-putus lagi
atau difragmentasi lebih kecil yang didapat berguna untuk penentuan struktur
molekul (Permanasari, 2008).

Pada tahun 1960, penggunaan spektrometri massa (MS) mulai meluas.


Spektroskopi massa akan diketahui BM, fragmen-fragmen IC untuk menyusun
reaksi fragmentasi yang terjadi sehingga diketahui struktur molekulnya.
Perangkat yang digunakan untuk memproduksi ion- ion selalu memberikan
energi vibrasional yang cukup berlebih kepada ion- ion. Selanjutnya digunakan
berfragmentasi menghasilkan ion baru dengan kehilangan fragmen netral
(Riyanto, 2005).

Bila energi vibrasional cukup maka B+ atau C+ dapat terurai lebih lanjut.

Fragmen netral tidak nampak dalam spektra, yang nampak hanya ion
yang bermuatan positif. Terjadinya fragmentasi merupakan usaha untuk stabilitas
akibat adanya pemberian eneri yang berlebih (Riyanto, 2005).

Prinsip kerja spektrofotometri Massa


Kebanyakan metoda spektroskopi yang telah dibahas timbul dari
penyerapan energi oleh molekul organik, tetapi spektroskopi massa memiliki
prinsip yang berbeda. Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel dalam keadaan
gas dengan elektron berenergi cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi
pertama senyawa tersebut (potensial ionisasi kebanyak senyawa organik antara
185-300 kkal/mol). Tabrakan antara sebuah molekul organik dan salah satu
elektron berenergi tinggi menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul
itu dan terbentuknya suatu ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh
penembakan elektron berenergi tinggi tersebut tidak stabil dan pecah menjadi
fragmen kecil, baik berbentuk radikal bebas maupun ion-ion lain. Dalam sebuah
spektrometer massa yang khas, fragmen yang bermuatan positif ini akan
dideteksi (Gritter, Bobbit, & Schwirting, 1991).

Cara kerja spektrofotometri Massa

Secara keseluruhan, tahap-tahap proses yang terjadi dalam spektroskopi


massa dapat dibagi menjadi injeksi, ionisasi, akselerasi, defleksi (pembelokan)
dan deteksi (Ilmu, 2013):

1. Ionisasi
Atom diionisasi dengan mengambil satu atau lebih elektron dari atom
tersebut agar terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur
yang biasanya membentuk ion-ion negatif (contoh : klor) atau unsur-unsur
yang tidak pernah membentuk ion (contoh : argon). Spektrometer massa
ini selalu bekerja hanya dengan ion positif.
2. Akselerasi
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi
kinetik yang sama. Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang
sangat positif itu akan melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu 0V.
Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat
terfokus.

3. Defleksi (pembelokan)
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,
pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin
ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga
tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain,
semakin banyak elektron yang diambil pada tahap ionisasi semakin besar
muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar.

4. Deteksi
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara
elektrik. Instrumentasi pada spektometer massa, yaitu:
1. Sistem penanganan sampel  fungsinya mengubah sampel agar
mempuyai bentuk gas pada tekanan rendah dan reprodusibel.
2. Sumber ion  fungsinya utnuk mengubah molekul-molekul
menjadi ion dalam bentuk gas.
3. Penganalisis massa  untuk memisahkan ion-ion dengan
perbandingan massa terhadap muatan yang berbeda-beda. Jenis-jenis
penganalisis:
- Penganalisis berfokus tunggal dengan pembentukan magnet
- Penganalisis berfokus ganda
- Penganalisis lintasan waktu
- Penganalisis kuadrupol
4. Pengumpul ion
Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan
anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu). Karena
partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet
dan partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan
(Tezaningrum, 2019).

Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron


berenergi tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel
berionisasi (melepas elektron sehingga menjadi ion positif ion-ion positif).Ion-
ion positif ini kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan diarahkan ke
dalam suatu medan magnet melalui suatu celah sempit (Tezaningrum, 2019).

Pembelokan ion dalam medan magnet bergantung kepada (Tezaningrum,


2019):

a. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion  makin besar potensial
listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil
pembelokan.
b. Kuat medan magnet  makin kuat magnet, makin besar pembelokkan
c. Massa partikel (ion)  makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan
d. Muatan partikel  makin besar muatan, makin besar pembelokan

Bagian-bagian dan fungsi spektrofotometri Massa

Bagian-bagian dari Spektroskopi Massa, yaitu:


1. Injeksi sampel
2. Pemanas : menguapkan sampel
3. Tembakan elektron : mengionisasi sampel
4. Partikel diarahkan ke medan magnet
5. Medan magnet: memisahkan partikel berdasarkan rasio
massa/muatan.

Kelebihan dan kekurangan dari spektrofotometri Massa


Kelebihan utama yang dimiliki Spektrometri Massa adalah penggunaan
tandem Spektroskopi Massa. Detektor dapat diprogram untuk memilih ion
tertentu pada fragmen. Proses ini pada dasarnya adalah teknik seleksi, namun
sebenarnya lebih kompleks. Kuantitas yang diukur adalah jumlah molekul
fragmen dipilih oleh operator. Selama tidak ada gangguan atau penindasan ion,
pemisahan LC bisa sangat cepat. Denga menggunakan Spektroskopi Massa
waktu analisis bisa hanya 1 menit atau kurang, dibanidngkan dengan lebih dari
10 menit dengan deteksi UV (Tezaningrum, 2019).

a. Dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatil,


b. Dapat menghasilkan spektrum massa,
c. Fragmentasi menyediakan informasi struktur,
d. Perpustakaan spektrum massa dapat dicari “sidik jari” massa EI
spektral,
e. Cepat dan mudah.
Kekurangan spektrofotomerti massa (MS)
Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin
tapi ditempatkan dalam suatu lingkungan penelitian dan pengembangan yang
digunakan untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang berasal dari proses
rutin atau dalam pengembangan proses instrumentasi ini mahal dan
membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan pemeliharaan yang
teratur (Tezaningrum, 2019).
a. Sampel harus secara termal mudah menguap dan stabil,
b. Molekul ion mungkin lemah atau tidak ada untuk banya senyawa,
c. Hanya dapat menganalisis senyawa dengan berat molekul rendah (<1000
Amu),
d. Informasi strukturalnya terbatas,
e. Untuk peptida massa fingerprint : protein harus murni dan masalah dengan
adanya kontaminasi.

2.2.4 Spektrofotometer NMR


Spektrofotometri Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu
metode analisis yang paling mudah digunakan pada kimia modern. NMR
digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang
baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak
jenis nuclei yang berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H)
secara histori adalah salah satu yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR
khususnya digunakan pada studi molekul organik karena biasanya membentuk
atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar.

Gambar 7. Spektrofotometri NMR

Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang


menjelaskan pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen.
Kedua, jumlah pita dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi
yang berbeda pada molekul dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari
beberapa resonansi utama pada spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia.
Ini sangat penting untuk menduga bagian dari spektrum NMR yang mengandung
informasi tentang lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur dari
komponen yang dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR
menentukan perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini menjelaskan
jumlah atom hidrogen yang relatif yang keluar pada masing-masing posisi pada
molekul yangdiperoleh.

Perbandingan ini petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul


dan harus mutlak sesuai untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum
struktur tersebut kemungkinan dipertimbangkan benar. Struktur kompleks pita-
pita dapat mengandung informasi tentang jarak yang memisahkan beberapa atom
hidrogen yang melewati ikatan kovalen dan penyusun spasial atom hidrogen
yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya. Struktur dasar
menunjukkan pembungkusan atau penggabungan molekul yang memiliki ikatan
yang panjang, seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita NMR pada
mulanya spin coupling diantara beberapa atom hidrogen. Penggabungan ini
merupakan perputaran fungsi jarak melintasi ikatan dan geometri molekul.
Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan tepat
denganperhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan mekanika
kuantum yang sesuai dengan aturan.

Spektrofotometri NMR adalah salah satu teknik utama yang


digunakan untuk mendapatkan informasi fisik, kimia, elektronik dan tentang
struktur molekul. Spektrofotometri NMR pada dasarnya merupakan
spektrofotometri absorbsi, sebagaimana spektrofotometri infra merah
maupun spektrofotometer ultraviolet. Pada kondisi yang sesuai, suatu
sampel dapat mengabsorpsi radiasi elektromagnetik daerah frekuensi radio,
pada frekuensi yang tergantung dari sifat - sifat sampel. Suatu plot dari frekuensi
puncak-puncak absorbsi versus intensitas puncak memberikan suatu spektrum
NMR.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan
sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia
sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami
reaksi kimia. Spektro NMR merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi
structural. Dasar dari spektro NMR adalah absorpsi radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi radio yang
digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan 100 MHz. Bahkan, baru-baru
ini ada spektro NMR yang menggunakan radio frekuensi sampai 500MHz.

Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13) mempunyai sifat-
sifat magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau karbon diletakkan
dalam bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan radiasi
elektromagnetik maka inti atom hidrogen dan karbon dari senyawa tersebut akan
menyerap energy melalui suatu proses absorpsi yang dikenal dengan resonansi
magnetik. Absorpsi radiasi terjadi bila kekuatan medan magnet sesuai dengan
frekuensi radiasielektromagnetik.

Kegunaan SpektrofotometriNMR

Banyak informasi yang dapat diperoleh dari spektro NMR. Pada


umumnya metode ini berguna sekali untuk mengidentifikasi struktur senyawa
atau rumus bangun molekul senyawa organik. Meskipun Spektro Infra Merah
juga dapatdigunakan untuk tujuan tersebut, analisis spektro NMR mampu
memberikan informasi yang lebih lengkap.

NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan


sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimiasebagaimana
hubungan komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektro
NMR merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi struktural. Dasar dari
spektro NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan frekuensi radio
oleh inti atom. Frekuensi radio yang digunakan berkisar dari 0,1 sampai dengan
100 MHz. Bahkan, baru-baru ini ada spektro NMR yang menggunakan radio
frekuensi sampai 500 MHz. Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13)
mempunyai sifat-sifat magnet. Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau
karbon diletakkan dalam bidang magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan
radiasi elektromagnetik maka inti atom hidrogen dankarbon dari senyawa
tersebut akan menyerap energi melalui suatu proses absorpsi yang dikenal
dengan resonansi magnetik. Absorpsi radiasi terjadi bila kekuatan medan magnet
sesuai dengan frekuensi radiasi elektromagnetik. Proton tunggal 1H adalah
isotop yang paling penting dalam hidrogen. Isotop ini melimpah hampir 100%
dan jaringan hewan mengandung 80% air. 1H memproses momen magnetik
yang besar dari inti yang penting secara biologi. Ketika pada medan magnet
konstan, frekuensi NMR dari inti hanya bergantung pada momen magnetnya,
frekuensi 1H paling tinggi pada spektro yang sama. Sebagai contoh, pada
spektro 360MHz untuk 1H, frekuensi untuk 31P adalah 145,76 MHz dan untuk
13C adalah sekitar 90MHz..Dampak spektro NMR pada senyawa bahan alam
sangat penting. Ini dapat digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk
memahami efek dinamis seperti perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan
merupakan instrumen tak ternilai untuk memahami struktur dan fungsi asam
nukleat dan protein. Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai variasi sampel,
dalam bentuk padat atau pun larutan.

Aplikasi Spektrofotometri NMR. Biasanya digunakan untuk


mengidentifikasi atau menjelaskan informasi struktur rinci tentang senyawa
kimia. Sebagai contoh:

1. Menentukan kemurnianobat-obatan.

2. Mengidentifikasi kontaminan dalam makanan, kosmetik, atauobat-obatan

3. Membantu ahli kimia penelitian menemukan apakah reaksi kimia telah terjadi

di situs yang benar padamolekul.


4. Mengidentifikasi obat disita oleh polisi dan agen beacukai.
5. Memeriksa struktur plastik, untuk memastikan mereka akan memiliki sifat
yang diinginkan.
Metode spektrofotometri jenis ini didasarkan pada penyerapan energi oleh
partikel yang sedang berputar di dalam medan magnet yang kuat. Energi yang
dipakai dalam pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang
radio 75-0,5m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti
yang diukur. Inti yang dapat diukur dengan NMR yaitu :
a. Bentuk bulat

b. Berputar

c. Bilangan kuantum spin = ½

d. Jumlah proton dan netron ganjil, contoh : 1H, 19F, 31P, 11B, 13C

Spektrofotometri NMR (Nuclear Magnetic Resonance = Resonansi


Magnetik Inti) berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom. Spektro NMR
didasarkan pada penyerapan panjang gelombang radio oleh inti-inti tertentu
dalammolekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang
kuat.Inti atom unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni atom unsur
yang mempunyai spin atau tidak mempunyai spin. Spin inti akan menimbulkan
medan magnet. Dari resonansi magnet proton (RMP), akan diperoleh informasi
jenis hidrogen, jumlah hidrogen dan lingkungan hidrogen dalam suatu senyawa
begitu juga dari resonansi magnet karbon (RMC).
Gambar 8. Spektrofotometri NMR
Spektrofotometri NMR ini memberikan banyak informasi mengenai
kedudukan gugus fungsi. Ada empat parameter yang dapat membantu
menginterpretasi spektro NMR. (1) pergeseran kimia, (2) penjodohan spin, (3)
tetapan penjodohan dan pola penjodohan, dan (4) integrasi. Untuk memastikan
kebenaran struktur yang dianalisis, metode ini sering dibantu dengan spektro 2-D
yaitu HMQC (Heteronuclear Multiple Quantum Coherence), HMBC
(Heteronuclear Multi Bond Coherence), COSY (Correlation Spectroscopy) dan
NOESY (Nuclear Overhauser Effect Spectroscopy).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Spektrofotometri UV-Vis
SpektrofotometriUv-Vis merupakan spektrofotometer yang digunakan untuk
pengukuran didaerah ultra violet dan didaerah tampak. Spektrofotometri
UV-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200 –350
nm) dan sinar tampak (350 – 800 nm) oleh suatu senyawa.
2. Spektrofotometri IR
Spektrofotometri inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan
spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena cepat
dan relatif murah, dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsional dalam molekul, dan spektrum inframerah yang dihasilkan oleh
suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah
fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
3. Spektrofotometri Massa
 Spektrometri massa digunakan untuk mengidentifikasi struktur kimia suatu
molekul. Dalam menentukan struktur molekul baik organik maupun
anorganik, spektrometer akan membentuk pola fragmentasi dari ion-ion
yang terbentuk ketika suatu molekul diionkan.

4. Spektrofotometri NMR
Spektrofometri NMR adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk
menentukan susunan (jumlah) atom karbon di dalam suatu molekul organik
hasil isolasi atau hasil transformasi dan sintesis. Spektrofotometri jenis ini
didasarkan pada penyerapan energi oleh partikel yang sedang berputar di
dalam medan magnet yang kuat. Energi yang dipakai dalam
pengukuran dengan metode ini berada pada daerah gelombang radio 75-
0,5m atau pada frekuensi 4-600 MHz, yang bergantung pada jenis inti yang
diukur.

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A., A.L. Underwood. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:


Erlangga.
Fessenden, R.J. (1982). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Fessenden,Ralp J., Fesseden, Joan S. (1986). Organic Chemistry. University of
Hendayana, Sumar. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP
Indonesia Press.
Khopkar, S. M. (2003). Konsep Dasar kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Montana.
Pecsok, R. L., L.D. Shileds, T. Cairns, dan I.G. Mcwilliam. (1976). Modern
methods of chemical analysis. 2nd ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sastrohamidjojo, H. (2001). Spektroskopi. 415. Yogyakarta: Liberty.
Semarang Press.
Silverstein. (2002). Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York:
John Wiley & Sons Ltd.
Skoog, D.A. and D.M. West. (1971). Prin-ciples of instrumental analysis. New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Stanley H. Pine, dkk. Kimia Organik 1. Edisi ke 4, ITB Bandung, Bandung 1988.
Sudjadi, Penentuan Struktur Senyawa Organik. Ghalia Indonesia, Bandung 1983.
Sumar Hendana, dkk. Kimia Analitik Instrumen. IKIP Semarang Press, Semarang
1994.

Anda mungkin juga menyukai