Anda di halaman 1dari 18

I.

Resep asli

dr. Rian
jl. Undata No. 108 Palu
SIP: 139/Kanwil/Nakes90
No. 4 Tgl : 19/02/2017

R Fartolin 1,5 mg
Histapan 15 mg
Epexol 10 mg
Ketricin (4 mg) 25 mg

m.f.pulv dtd No. XV


t . d . d pulv. I

Pro : An. Hendro (8 tahun 20 kg )


Alamat :

Manifestasi Klinik
1. Demam
2. Batuk
3. Rinorea
4. Susah menelan

II. Paparan singkat diagnosa penyakit.


1. TONSILITIS
a. Definisi
Amandel atau tonsil adalah dua benjolan daging kecil yang merupakan
kumpulan jaringan linifoid yang terletak pada kerongkongan. Tonsilitis
dapat bersifat akut atau kronis. Biasanya bentuk akut yang tidak parah
berlangsung sekitar 4-6 hari dan sering menyerang anak-anak usia 5-10
tahun (Farokah, 2003)
b. Etiologi
Penyebabnya infeksi bakteri Streptococcus atau infeksi virus. Tonsil
berfungsi untuk membuat limfosit, yaitu sejenis sel darah putih yang
bertugas membunuh kuman yang masuk kedalam tubuh melalui mulut.
Tonsil akan berubah menjadi tempat infeksi bakteri maupun virus,
sehingga membengkak dan meradang menyebabkan tonsilitis (Reeves,
2001).
c. Patofisiologi
Patofisiologi tonsilitis kronis ialah adanya infeksi berulang pada tonsil
maka pada suatu waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman
sehingga kuman kemudian menginfeksi tonsil. Pada keadaan inilah
fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi tempat infeksi
(fokal infeksi) dan suatu saat kuman dan toksin dapat menyebar
keseluruh tubuh misalnya pada saat keadaan imun tubuh menurun.
d. Manifestasi klinik
Gejala pada tonsilitis akut adalah rasa gatal / kering ditenggorokan,
anoreksia, otalgia, tonsil membengkak. Dimulai dengan sakit
tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit menelan, kadang
muntah. Pada tonsilitis dapat menyebabkan kekambuhan sakit
No.tenggorokan
4 dan keluarnya nanah pada lekukan tonsil (Mansjoer,
Tgl : 19/02/2017
2000). Tanda klinisnya dijumpai tonsil membengkak dan meradang.
Tonsila biasanya bercak-bercak dan kadang-kadang diliputi oleh
R
eksudat. Fartolin 1,5 mg
III. Kelengkapan resep
a. Gambar resep Histapan 15 mg
Epexol
dr. Rian 10 mg
Ketricin
jl. Undata
inscriptio No. 108 Palu (4 mg) 25 mg inscriptio
SIP: 139/Kanwil/Nakes90
m.f.pulv dtd No. XV
t . d . d pulv. I

Pro : An. Hendro (8 tahun 20 kg )


Alamat :
invocatio

prascriptio

signatura

subscriptio

b. Keterangan resep
Inscriptio
Nama dokter dr. Rian
Alamat dokter Jln. Undata No 108 Palu
SIP 139/kanwil/nakes 90
No. 4
Tanggal 19/02/2017
Invocatio
Recipe = Ambillah
R/
Praescriptio
Nama Obat Fartolin, inolin, histapan, ketricin
Komposisi Fartolin = 1,5 mg, inolin = 15 mg, histapan = 10
mg, ketricin = (4 mg) 2,5 mg
Signatura
m.f Mis ce fac = Campur dan buatlah
Pulv. Pulveres = Serbuk terbagi
dtd. Da tales doses = sesuai takaran dosis
No. XV Nomero quin decem = sebanyak lima belas
Signa= Tandai

t . d .d Ter de die = 3 kali sehari


Pulv. I Pulveres unum = serbuk terbagi satu
Subscriptio
Pro. An. Hendro (8 tahun 20 kg )
Alamat Jl. Kasuari No. 1 Palu
Tanda tangan dokter

IV.Uraian Bahan

1. Ambroxol (Martindale, 1990)


nama resmi : AMBROXOL HYDROCLORIDE
nama lain : Ambroxol hidroklorida
RM/BM : C13H18Br2 . N2O . HCl / 414,6
Pemerian : serbuk atau hablur, putih atau kuning
kelarutan : sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam
diklorometan, larut dalam metanol
khaziat : mukolitik
kegunaan : zat aktif
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
DL : 60-120 mg / - (martindale, 1991)
DM : -/-

2. Histapan (Martindale, 801)


nama resmi : MEBHYDROLIN NAPADISILAT
nama lain : mebhydrolin napadisilat
RM/BM : C19H20N2 / 276,4
pemerian :-
kelarutan :-
khasiat : penanganan gejala alergi, dan pemberi efek sedatif
kegunaan : zat aktif
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
DM : -/-
DL : 100-300 mg/ - (Martindale)

3. Ketricin ( FI IV, 801)


nama resmi : TRIAMUNOLONUM
nama lain : Triamsinulon
RM/BM : C21H27
pemerian : serbuk hablur putih, atau praktis putih, tidak berbau
kelarutan : sangat sukar larut dalam air, dalam kloroform dan dalam
eter P, sukar larut dalam etanol dan dalam metanol
khasiat : anti inflamasi
kegunaan : Zat aktif
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
DL : -/4-8 mg (Martindale, 1545)
DM : -/-

4. Saccharum Lactis
Nama resmi : LACTOSUM
nama lain : saccharum lactis
RM/BM : C12H22O11 . H2O / 36,30
pemerian : serbuk hablur putih tidak berbau, rasa agak manis
kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak
larut dalam kloroform P dan eter P
khasiat : zat tambahan
kegunaan : bahan pengencer dan pelapis lumpang
penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
V. Resep Standar

1. Fartolin : mengandung salbutamol suffate


2. Histapan : mengandung mebhydrolin napadisilate
3. epexol : mengandung ambroxol
4. ketricin : mengandung triamcinolone

VI. Perhitungan Dosis

1. epexol ( DL : 60-120 mg / - )
berdasarkan BB
n 20
sekali = 62 x DL = 62 x 60 120 mg = 19,35 mg 38, 70 mg

berdasarkan resep
sekali = 1x 10 mg =10 mg
10 mg
% = 19,35 mg x 100 % = 51,67 % < 100% O.D

berdasarkan umur
n 8
sekali = 20 x DL = 20 x 60 120 mg = 24 mg 48 mg

berdasarkan resep
sekali = 1x10 mg = 10 mg
10 mg
% = 24 mg x 100% = 41,66 % < 100% O.D

2. Ketricin (DL : -/4-48 mg )


berdasarkan BB
n 20
sehari = 62 x DL = 62 x 4 48 mg = 1,2 mg 15,48 mg

berdasarkan resep
sehari = 3 x 2,5 mg = 7,5 mg
7,5 mg
% = 15,48 mg x 100% = 48,44% < 10% O.D

berdasarkan umur
n 8
sekali = 20 x DL = 20 x 4 48 mg = 1,6 mg 19,2 mg

berdasarkan resep
sehari = 3 x 2,5 mg = 7,5 mg
7,5 mg
% = 19,2 mg x 100% = 39% < 100% O.D

3. Salbutamol/fartolin (DL : 0,3 0,6 mg/kg BB)


berdasarkan BB
sekali = 0,3 -0,6 mg/kg x 20 kg = 6 mg 12 mg

berdasarkan resep
sekali = 1 x 1,5 mg = 1,5 mg
1,5 mg
% = 12 mg x 100% = 12,5 % < 100% O.D

salbutamol/fartolin (DM : 8 mg/12 mg)


berdasarkan BB
n 20
sekali = 62 x DM = 62 x 8 mg = 2,5 mg

n 20
sehari = 62 x DM = 62 x 12 mg = 3,8 mg

berdasarkan resep
sekali = 1 x 1,5 mg = 1,5 mg
1,5 mg
% = 2,5 mg x 100% = 60 % < 100% O.D

sehari = 3 x 1,5 mg = 4,5 mg


4,5 mg
% = 3.8 mg x 100% = 118,4 % > 100% = O.D
4. Histapan (DL : 100 300 mg/ -
berdasarkan BB
n 20
sekali = 62 x DL = 62 x 100 300 mg = 32,25mg 96,77 mg

berdasarkan resep
sekali = 1 x 15 mg = 15 mg
15 mg
% = 32,25 mg x 100% = 46,5 % < 100% O.D

berdasarkan umur
n 8
sekali = 20 x DL = 20 x 100-300 mg = 140 mg 30 mg

berdasarkan resep
sekali = 1 x 15 mg = 15 mg
15 mg
% = 40 mg x 100% = 37,5 % < 100% O.D

VII. Obat Tidak Tercampur ( OTT )


-
VIII. Perhitungan Bahan

1. Fartolin (1,5 mg/bks)


Fartolin = 1,5 mg/bks x 15 bks = 22,5 mg
22,5 mg
tab = 4 mg = 5,625 tab

5,625 tab = 5 tab + 0,625 tab


= 0,625 tab x kadar
= 0,625 x 4 mg
= 2,5 mg
Dilakukan pengenceran 2,5 mg Fartolin
Pengenceran :
T
BT =
I x k1t
100 mg
BT = x 4 mg = 160 mg
2,5 mg

SL = BT Berat 1 tab
= 160 mg 100 mg
= 60 mg

2. Histapan (15 mg/bks)


Histapan = 15 mg/bks x 15 bks = 225 mg
225 mg
tab = 50 mg = 4,5 tab

4,5 tab = 4 tab + 0,5 tab


= 0,5 tab x kadar
= 0,5 x 50 mg
= 25 mg
Dilakukan pengenceran 25 mg Histapan.
Pengenceran :
T
BT =
I x k1t
100 mg
BT = x 50 mg = 200 mg
25 mg
SL = BT Berat 1 tab
= 200 mg 100 mg
= 100 mg

3. Epexol (10 mg/bks)


Epexol = 10 mg/bks x 15 bks = 150 mg
150 mg
tab = 30 mg = 5 tab

4. Ketricin (4 mg/bks)
Ketricin = 4 mg/bks x 15 bks = 60 mg
60 mg
tab = 4 mg = 15 tab

Keterangan :

BT : Berat yang ditimbang


T : Berat yang ditimbang (KPK)
I : Berat yang dinginkan
K1T : Kadar 1 tablet (Zat aktif)

Syarat :
1. T harus > I
2. T harus > 50 mg = harus 100 mg
3. T sebisanya merupakan KPK dari I
4. BT merupakan bagian dari zat aktif, zat tambahan dan SL
SL=BT Berat 1 tablet
Keterangan :

SL : Berat Saccharum Lactis


BT : Berat total

IX. Alat dan Bahan


1. Alat
a. lumpang dan alu
b. sudip
c. kertas perkamen
d. sendok tanduk
e. lap kasar
f. lap halus
g. neraca ohaus

2. Bahan
a. fartolin 22,5 mg
b. histapan 225 mg
c. epexol 150 mg
d. ketricin 60 mg
e. saccharum lactis
f. alkohol 70%
g. handscoon
h. masker
i. plastik embalase
j. tisu
k. etiket putih

X. Cara kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Diambil bahan fartolin 5 tablet + 1 tablet untuk pengenceran, histapan 4
tablet + 1 tablet pengenceran, ketricin 15 tablet dan epexol 5 tablet.
3. Ditimbang SL 37,5 mg untuk pengenceran fartolin, SL 375 mg untuk
pengenceran histapan dan SL 225 mg untuk pengenceran ketricin.
4. Dimasukan SL 37,5 mg dan 1 tablet fartolin dalam lumpang lalu gerus
(pengenceran) lalu keluarkan dari dalam lumpang kemudian di bagi 3
orang
5. Dimasukan SL 375 mg dan 1 tablet histapan kedalam lumpang lalu gerus
hingga homogen (pengenceran) lalu dikeluarkan, bagi 3 orang.
6. Dimasukan SL 225 mg dan 1 tablet ketricin dalam lumpang lalu gerus
hingga homogen (pengenceran) lalu dikeluarkan, bagi 3 orang
7. Dimasukan 5 tablet fartolin kedalam lumpang lalu gerus sampai halus
tambahkan 4 tablet histapan lalu gerus hingga homogen, tambahkan 9
tablet ketricin lalu gerus sampai homogen, tambahkan 1 tablet epexol lalu
gerus sampai homogen
8. Ditambahkan pengenceran fartolin gerus hingga homogen, tambahkan
pengenceran histapan gerus homogen, tambahkan pengenceran ketricin
gerus sampai homogen
9. Dikeluarkan semua bahan dari dalam lumpang, lal bagi diatas 15 kertas
perkamen, lalu bungkus
10. Dimasukan kedalam plastik embalase lalu diberi etiket putih untuk
pemakaian dalam.

XI. Etiket
Apotek EMULGATOR
Jln. Untad 1
Apoteker : Farmasi, S.Farm., Apt.
SIPA : G 701 15 197 / KLS E

No :4 Tgl : 19/02/2017

Nama : An. Hendro (8 tahun 20 kg )


Bungkus/tab/caps
3x sehari 1 sendok

Sebelum makan / sesudah makan

XII. Indikasi berdasarkan diagnosa


1. Fartolin = untuk mengobati penyakit bronkopasme
(misalnya asma karena alergi tertentu, asma
bronkial)
2. Histapan = untuk penyakit alergi dan reaksi alergi
dan radang akut
3. Epexol = penyakit saluran napas akut dan kronis
dengan sekresi bronkial yang abnormal, terutama
serangan akut bronkhitis kronis
4. Ketricin = untuk mengobati pada kondisi penyakit
dermatologi, penyakit mata, penyakit pernapasan,
alergi.

XIII. Pembahasan

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pemakaian luar. pulvis adalah
serbuk yang tidak terbagi-bagi. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam
bobot yang kuarng lebih sama dengan yang dibungkus kertas perkamen atau
bahan pengemas lain yang cocok (Syamsuni, 2006).

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan pulveres yaitu serbuk yang


terbagi-bagi dalam 15 bungkus kertas perkamen yang dibagi sama banyak.
Pada percobaan ini disiapkan alat dan bahan lalu dilakukan pengenceran
saccharum lactis. Penambahan saccharum lactis bertujuan untuk menutupi
pori-pori lumpang agar bahan obat tidak terbuang kedalam pori-pori
lumpang. Masukan fartolin sebanyak 5 tablet kedalam lumpang lalu gerus
hingga halus dan homogen. Kemudian masukan histapan sebanyak 4 tablet
kedalam lumpang lalu gerus hingga homogen. Kemudian masukan epexol
sebanyak 5 tablet kedalam lumpang lalu gerus sampai homogen. Masukan
ketricin sebanyak 15 tablet lalu gerus sampai homogen. Penggerusan
bertujuan untuk membentuk pertahanan yang tersebar keseluruh partikel
yang digerus pada bahan energi tegangan dan menghasilkan pecahan. proses
penggerusan akan memungkinkan bahwa suatu partikel tertentu akan
terpecah (Hajar, dkk; 2009). Selanjutnya semua bahan dikeluarkan dari
dalam lumpang menggunakan sudip lalu dibagi diatas kertas perkamen
sebanyak 15 bungkus sama banyak. kemudiaan dimasukan kedalam plastik
embalase, lalu diberi etiket putih untuk pemakaian dalam.

Indikasi dari obat yang digunakan adalah epexol untuk penyakit saluran
pernapasan akut dan kronis disertai dengan sekresi bronkial yang abnormal,
terutama pada serangan akut dan bronkhitis kronis, asma bronkial. Histapan
digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit alergi.

Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut : kering, halus, homogen,
dan memenuhi uji keragaman bobot (seragam dalam bobot atau
keseragaman kandungan), yang berlaku untuk serbuk terbagi/pulveres yang
mengandung obat keras, narkotik, psikotropik (Syamsuni, 2007)

Aturan pembuatan serbuk yaitu jangan mencampur obat berkhasiat keras


dalam keadaan yang tidak diencerkan. Untuk BJ yang berlebihan, BJ yang
besar terlebih dahulu baru kemudian BJ yang kecil. Jangan menggerus
bahan serbuk dalam jumlah sekaligus. untuk serbuk kristal gunakan
lumpang panas, contoh bahan higroskopis seperti NaBr, dan untuk bahan
mudah menguap atau rusak oleh pemasan jangan gunakan lumpang panas
(peroksida, HaHCO3)

Tujuan pengenceran obat adalah meningkatkan keakuratan takaran obat


dalam resep, sebab takaran obat < 50 mg, sehingga dikhawatirkan alat tidak
akurat dalam menimbangnya, sehingga diperlukan pengenceran obat (Anief,
2006). Alasan dibuat serbuk karena pasien adalah seorang anak-anak
sehingga tidak bisa menelan tablet, kapsul atau pil sehingga lebih mudah
menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

Menurut resep obat diberikan sebanyak 3 x sehari, hal ini sebab obat yang
diberikan memiliki masa kerja selama 8 jam, maka pemberiannya 3 x sehari
(Febry, 2010) dan pemberiannya dilakukan setelah makan. Karena menurut
Tjay, Rahardja, 2007, obat-obat yang digunakan sebelum makan adalah
obat-obat yang bersifat sebagai garam atau ester yang dapat terurai diasam
lambung.

XIV. Kesimpulan

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa :

1. Tonsilitis dapat di sebab kan oleh bakteri dan juga virus


2. Gejala pada tonsilitis akut adalah rasa gatal / kering ditenggorokan,
anoreksia, otalgia, tonsil membengkak. Dimulai dengan sakit
tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit menelan, kadang
muntah
3. Penggerusan pada pembuatan serbuk dilakukan dengan tablet berwarna
terlebuh dahulu kemudian tablet yang tidak berwarna.
4. Penggerusan pada pembuatan serbuk dilakukan dengan tablet yang
berukuran lebih besar kemudian pada tablet yang berukuran kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Anief. M, 2006, ilmu meracik obat ke 9, gadjah mada university press, yogyakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Djojodibroto. D, 2009, Respirologi, EGC, Jakarta

Pierce. Neil, 2007, At A Glance Ilmu Bedah, Alih Bahasa, Jakarta

Syamsuni, 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta

Tjay, Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting, EGC, Jakarta

www.medscape.com

Widodo, 2012, Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis Dan


Disertasi, Magna Script Publishing, Jakarta
Copy resep
Apotek Farmasi Kelas E
Jl. Untad 1
Apoteker : Farmasi, S.Farm., Apt.
SIPA : G 701 15 020

Salinan Resep

No. :1
Tgl. Pembuatan : 19/02/2017
Tgl. Resep : 19/02/2017
Dari dokter : dr. Rian
Nama Pasien : Hendro (8 tahun/20 kg)

R Fartolin 1,5 mg
Histapan 15 mg
Epexol 10 mg
Ketricin (4 mg) 25 mg

m.f.pulv dtd No. XV


t . d . d pulv. I
det
PCC

Apotek Farmasi Kelas E


Cap Apotek

Apoteker : Farmasi, S.Farm., Apt.

Anda mungkin juga menyukai