Anda di halaman 1dari 12

I.

Resep asli

Dr. Rian
Jln. Undata No. 108 Palu
SIP. 139/ Kanwil/ Nakes 90
tgl, 3 Maret 2017
No. 3

R/ Ambroksal 75 mg
Interhistin 150 mg
Salbutamol 12 mg

m.f . pulv no.XV


s. tdd pulv I

Pro : Hena (2,5 tahun) 10 kh

Alamat :

Manifestasi klinik

1. Gejala koriza (coryza syndrome)


2. Gejala faringeal, yaitu sakit tenggorokan yang ringan sampai berat.
3. Faringokonjungtival yang merupakan varian dari gejala faringeal.
4. Gejala influenza yang dapat merupakan kondisi sakit yang berat.
5. Gejala obstruksi langotrakeobronkitis akut (cwop)

Diagnosa

Ispa adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari.


Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung sampai
alveoli paru beserta organ adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah
dan pleura. (habeahan, 2009)

II. Paparan Singkat


1. ISPA
a. Definisi
Ispa adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14
hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung
sampai alveoli paru beserta organ adneksanya seperti sinus, ruang
telinga tengah dan pleura. (habeahan, 2009)

b. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia
(Depkes RI,2005). Bakteri penyebab ISPA seperti : diplococcus
pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemolytiaus, streptococcus
aureus. Hemophilus influenza, bacillus Friedlander. Virus seperti :
respiratory syncytial virus, virus influenza, ademovirus,
cytomegalovirus. Jamur seperti : mycoplasma pneumoces dernatitides,
coccidiades immitis.

c. Manifestasi Klinik
1. Gejala koriza (coryza syndrome) yaitu pengeluaran cairan
(discharge) nasal yang berlebihan
2. Gejala faringeal, yaitu sakit tenggorokan yang ringan sampai berat.
3. Faringokonjungtival yang merupakan varian dari gejala faringeal.
4. Gejala influenza yang dapat merupakan kondisi sakit yang berat.
5. Gejala obstruksi langotrakeobronkitis akut (cwop), yaitu suatu
kondisi serius yang menangani anak-anak ditandai dengan batuk,
dyspnea Dr.
danRian
stridor inspirasi yang disertai sianosis (djojodibruto,
Jln. Undata No. 108 Palu
2009)
SIP. 139/ Kanwil/ Nakes 90
tgl, 3 Maret 2017
No. 3
III. Kelengkapan Resep
R/ Ambroksal 75 mg
Interhistin 150 mg
Salbutamol 12 mg

m.f . pulv no.XV


s. tdd pulv I a

Pro : Hena (2,5 tahun) 10 kg


Alamat :
b

Keterangan

Singkatan Kepanjangan Artinya


a. Inscriptio
Nama Dokter dr. Rian
Alamat Jl. Undata No. 108
Palu
SIP 139/ kanwil/ Nakes
90
NO NUMERO Tiga
Tanggal 03 Maret 2017
b. Invocatio
R/ Recipe Ambillah
c. prescriptio
Nama Obat Ambroksal
Interhistin
Salbutamol

Komposisi Ambroksal 75 mg
Interhistin 150 mg
Salbutamol 12 mg

d. Signatura
m.f Misce fac Campur, buatlah
Pulv Pulveres Serbuk
No Numero Jumlah
S signa Tandai
T ter Tiga
Dd De die Kali sehari
I unum Satu
e.Subcriptio
pro Hena
umur 2,5 tahun
berat badan 10 kg
alamat

IV. Resep Standar

1. Interhistin : tiap tablet mengandung Mebhydrolin Napadisilate 50


mg/tablet

2. Ambroxol mengandung ambroksol HCL 30 mg/tablet

V. Uraian Bahan

1. Salbutamol (Martindale : 1131)

Nama resmi : SALBUTAMOL


Nama lain : Albuterol
RM/BM : C13H21NO3 / 230,3
Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau hampir putih
Kelarutan : Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam cair.
Khasiat : Bronkodilatator
Kegunaan : Zat aktif obat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Dosis Lazim : sekali : - ; sehari : 0,3 0,6 mg/kg
(Medscape)
Dosis maksimum :-
2. Interhistin (Martindale : 584)

Nama resmi : MEBHYDROLINE NAPADISILATE


Nama lain : Mebhydrolin Napadisilat
RM/BM : C12H20N2 / 276, 4
Pemerian :-
Kelarutan :-
Khasiat : Gejala alergi dan pemberi efek selektif
Kegunaan : Zat aktif obat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Dosis Lazim : sekali : - ; sehari :100 200 mg (Medscape)
Dosis maksimum :-

3. Ambroxol (Martindale : 1990)

Nama resmi : AMBROXOL HYDROCHLORIDUM


Nama lain : Ambroxol HCL
RM/BM : C13H18Br2N2O.HCL / 414,6
Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau kuning
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, praktis tidak larut
dalam klorometer, larut dalam metanol.
Khasiat : Mulkolitik
Kegunaan : Zat aktif obat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Dosis Lazim : sekali : - ; sehari : 1,2 1,6 mg/kg BB
(Medscape)
Dosis maksimum :-
VI. Obat Tidak Tercampur (OTT)

VII. Perhitungan Dosis

1. Ambroksal
DM = -
DL = -
Berdasarkan BB
1XP = n/62 x DL = 10/62 X (60-120) mg = (9,62-19,33) mg

Berdasarkan resep
1xp = 1 x (75 mg/15) = 5 mg
Dd = 3 x 5 mg = 15 mg

2. Salbutamol
DM = 8 MG / -
DL = 0,3 0,6/kg BB / -
Berdasarkan BB
DM 1XP = n/62 x DM = 10/62 X 8 mg = 1,29 mg
DL 1XP = BB X DL = 10 KG X (0,3 0,6) mg = (3-6) mg

Berdasarkan resep
1xp = 1 x (12 mg/ 15) = 0,8 mg
Dd = 3 x 0,8 mg = 2,4 mg

3. Interhistin
DL sekali = 100-200 mg
Berdasarkan BB
DL 1XP = n/62 x DL = 10/62 X (100-200) mg = (16,1-32,2) mg

Berdasarkan resep
1xp = 1 x (150 mg/ 15) = 10 mg
Dd = 3 x 10 mg = 30 mg

VIII. Perhitungan Bahan


- Perhitungan Bahan
1. Ambroksol = 75 mg = 0,07 g
2. Interhistin = 150 mg = 0,15 g
3. Salbutamol = 12 mg = 0,01 g

- Pengenceran
Ambroxol 75 mg = 2,15 tab
T
BT = I x Kit

105
= 15 x 30 mg

= 210 mg
T = 15 mg
SL = 210-100
= 90 mg

IX. Alat dan Bahan

a. Alat
1. Lumpang dan alu
2. Sudip
3. Lap kasar
4. Lap halus
5. Sendok tanduk
6. Neraca
b. Bahan
1. Ambroksal = 3 tablet 12 mg
2. Interhistin = 3 tablet 150 mg
3. Salbutamol = 3 tablet 75 mg

X. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Dimasukkan saccharum lactis secukupnya kedalam lumpang
3. Diambil 3 tablet interhistin, gerus hingga halus
4. Diambil 2 tablet ambroksol, gerus hingga halus dan homogen
5. Ditambahkan hasil pengenceran 1 tablet ambroksol dengan SL kedalam
lumpang, gerus hingga homogen.
6. Diambil 3 tablet salbutamol, masukkan dalam lumpang lalu gerus hingga
halus dan homogen
7. Dibagikan dalam 15 kertas perkamen sama rata
8. Dibungkus etiket putih untuk pemakaian dalam

XI.Etiket
APOTIK DUNIA
Jl. Sisingamangaraja No. 13 Palu
Aryati Cahyaramdhani
G 701 15 049
Tgl : 03 Maret 2017
No: 3
Nama: Hena
Bungkus/
tab/caps
..3..x sehari 1.. serbuk

Sebelum/ sesudah makan

XI. Indikasi berdasarkan diagnosa

Resep ini diindikasikan untuk penderita ISPA. Resep ini mengandung obat
Ambroksal, Interhistin dan Salbutamol. Ambroksal mempunyai indikasi
untuk penyakit-penyakit pada saluran pernafasan dimana terjadi banyak
lendir atau dahak, mengurangi rasa sakit pada tenggorokan. Interhistin
mempunyai indikasi untuk mengurangi gejala-gejala alergi. Salbutamol
mempunyai indikasi untuk mengobati bronkospasme.
XII. Pembahasan

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar tubuh.
Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehingga lebih
mudah larut dan lebih mudah terdispersi. (syamsuni,2007)
Pada resep ini dilakukan pembuatan serbuk bagi (pulveres) untuk anak
hena berusia 2,5 tahun dengan berat badan 10 kg. pada percobaan ini
digunakan salbutamol 3 tablet, interhistin 3 tablet dan ambroxol 2 1/2 tablet
untuk 15 bungkus. Ambroxol dalam bentuk tablet maka untuk tabletnya
dilakukan pengenceran dengan saccharum lactis. Tujuan digunakan SL
untuk menutupi pori-pori pada lumpang sehingga jumlah obat yang digerus
tidak berkurang. Hasil pengenceran tersebut dibagi menjadi 2 bagian, 1
bagian digunakan untuk bahan campuran resep.
Pertama-tama dimasukkan SL secukupnya kedalam lumpang,
dimasukkan 3 tablet interhistin, gerus hingga halus. Tujuan penggerusan
untuk menghomogenkan dan menghaluskan serbuk. Kemudian dimasukkan
2 tablet ambroksol, gerus hingga halus dan homogeny. Lalu tambahkan 1
bagian hasil pengenceran ambroxol ke dalam lumpang, gerus hingga
homogen. Setelah selesai penggerusan, hasil racikan tadi dibagai menjadi 15
bungkus dengan bobot yang lebih kurang sama untuk tiap bungkus.
Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen. Dimasukkan kedalam plastik
embalase dan diberi etiket putih untuk pemakaian dalam.
Resep ini diindikasikan kepada penderita ISPA. Dimana ISPA ini adlaah
infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari atau 2 minggu.
Resep ini digunakan secara oral, tiga kali sehari 1 bungkus. Diminum
sesudah makan dan tidak dianjurkan untuk diminum saat perut kosong untuk
mengurangi kemungkinan nyeri pada lambung.
Mekanisme kerja salbutamol yaitu merupakan obat bronkodilator yang
merupakan golongan selektif beta 2 adrenergikagonis. Artinya obat ini
secara spesifik bekerja pada reseptor beta 2 adrenergik yang terdapat pada
otot polos bronkus. Interhistin merupakan obat golongan anti histamine.
khususnya antagonis reseptor histamine H1. Histamin adalah zat kimia
dalam tubuh manusia yang berperan pada reaksi alergi. Ambroxol adalah
agen mukolitik atau pengencer dahak. Obat ini bekerja dengan cara
memecah serat mukopolisakarida pada dahak sehingga membuatnya lebih
longgar dan encer sehingga dahak akan lebih mudah dihilangkan dengan
batuk.
Adapun tujuan dari setiap perlakuan pada praktikum ini adlaah tujuan
digunakan SL yaitu untuk menutupi pori-pori pada lumpang saat
penggerusan sehingga jumlah obat yang digerus tidak berkurang. Tujuan
penggerusan adalah untuk menghomogenkan dan menghaluskan serbuk.
Tujuan pengenceran dilakukan agar bahan obat yang jumlahnya terlalu kecil
dapat ditimbang. Tujuan dibungkus dengan kertas perkamen yaitu agar
serbuk tidak mudah menjadi lembab saat penyimpanan.
Aturan pakai untuk resep ini adalah 3 x 1 maka artyinya obat diminum
tiga kali sehari. Aturam minum obat berdasarkan pembagian dalam 24 jam
maka jarak kinum obat adalah 24 : 3 = 8 jam. Berarti obat harus diminum
setiap 8 jam sekali, dan setiap kali minum adalah 1 serbuk. Alas an diminum
3 kali sehari karena setiap obat memiliki sifat farmakologi berbeda-beda
termasuk waktu paruh dan waktu mulai kerja obat. Hal tersebut yang
berpengaruh terhadap aturan minum obat . obat ini diminum sesudah makan
dan tidak dianjurkaan untuk diminum saat perut kosong untuk mengurangi
kemungkinan nyeri pada lambung.

XII. Kesimpulan
1. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
2. ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung selama 14
hari atau 2 minggu.
3. Ambroksol mempunyai indikasi mukolitik atau penghancur dahak,
salbutamol mempunyai indikasi bronkodilator atau melebarkan
bronkus sehingga memperlancar jalannya udara, interhistin
mempunyai indikasi pengobatan gejala alergi dan pemberian efek
sedatif.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai