Anda di halaman 1dari 24

Potio, Sirop, Elixir, Potio

Effervesent, dan Guttae


D3FARMASI UIM
LARUTAN
Keuntungan :
1. Merupakan campuran yang homogen
2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan
3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sementara
kapsul dan tablet tidak dapat diencerkan
4. Kerja awal obat lebih cepat karena absorpsi lebih
cepat dibandingkan sediaan padat
5. Lebih cocok untuk anak-anak, kerena dapat
ditambahkan pemanis, zat warna, dan aroma tertentu
sehingga menarik
LARUTAN

Kerugian :
1. Bahan obat ada yang tidak larut dalam larutan
2. Bahan obat tidak stabil dalam sediaan cair
3. Bau dan rasa yang tidak dapat ditutupi jika dalam
bentuk sediaan cair
LARUTAN ORAL
1. POTIONES (obat minum)
 Obat minum bahasa latin disebut Potiones,
merupakan bentuk sediaan larutan yang
dimaksudkan untuk pemakaian dalam (per
oral), potio juga dapat berbentuk suspensi
atau emulsi.
 Misalnya Potio alba contra Tussim (Obat batuk
putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim
(Obat batuk hitam/OBH).
RESEP POTIO

Contoh resep OBP (Fornas ed.2 Hal. 250 )


R/ Ammoniac anisi spiritus 1 g
Oleum Menthae Piperitae gtt 1
Sirupus simplex 10 g
Aqua destillata ad 100 ml
R/ OBP 1%
Adde
Codein HCl 5 mg/ cth
M f Potio 200 ml
Cara mengerjakan resep OBP diatas sebagai berikut :
 Timbang ammoniac anisi spiritus (SASA) dalam sirupus
simplex yang sudah ada dalam wadah, kemudian
tambahkan oleum menthae piperitae, terakhir dicukupkan
dengan aqua destillata sampai volume yang diinginkan
 Codein HCL umumnya dalam bentuk tablet, hitung jumlah
tablet yang harus ditambahkan ( 200/5 x 5 mg = 200 mg /10
mg x 1 tablet = 20 tablet).
 Gerus halus Codein, tambahkan sebagian OBP suspensikan
dengan homogen, kemudian masukkan kedalam wadah dan
cukupkan dengan OBP sampai volume yang diinginkan.
2. Potio Nigra Contra Tussim

 Potio Nigra contra Tussim atau yang


biasa disebut dengan OBH (Obat Batuk
Hitam) merupakan sediaan yang
berbentuk larutan yang berwarna hitam,
dapat berfungsi sebagai pereda batuk,
baik berdahak ataupun tidak berdahak.
Resep Standar OBH menurut Formularium Nasional

POTIO NIGRA
Posio Hitam/Obat Batuk Hitam/OBH

Komposisi Tiap 300 ml mengandung :


Glycirrhizae Succus 10 g
Ammonii Chloridum 6g
Ammoniae Anisi Spiritus 6g
Aqua Destilata hingga 300 ml

Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik


Cara pengerjaan resep diatas sebagai berikut:
1. Glycirrhizae succus larutkan dalam air panas (didihkan),
setelah dingin masukkan Ammonii Chloridum, kemudian
cukupkan dengan aqua destillata sampai 294 ml.
2. Terakhir masukkan SASA (6g), jadi total OBH 300 ml.
3. SASA dimasukkan terakhir supaya tidak menggores wadah
obat, jika ada sirop boleh ditimbang dalam sirop.

3. SIRUP

Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa


atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks
adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar
sukrosa dalam sirup adalah 64 - 66%, kecuali dinyatakan
lain.
Macam-macam sirup, yaitu :
1. Sirup simpleks, mengandung gula 65 % dengan
penambahan nipagin 0,25% b/v
2. Sirup obat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan
untuk pengobatan
3. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain.
Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk
menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak.
4. ELIKSIR
Menurut Farmakope Indonesia III:
Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai
rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat
tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainnya, zat
warna, zat wangi dan zat pengawet; digunakan sebagai
obat dalam.
Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang
dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat.
Dapat ditambahkan Gliserol, sorbitol dan propilenglikol;
sebagai pengganti gula dapat digunakan sirop gula.
Menurut M. Anief:
Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 %
yang berfungi sebagai kosolven.

FARMAKOPE V/VI
Untuk dapat menyatakan sebagai Eliksir, larutan harus
mengandung etanol.
Contoh resep Eliksir :

R/ Phenobarbital 4
Oleum Citri 0,25
Propylenglycol 100 ml
Etanol 100 ml
Sorbitol 600 ml
Corrigens coloris qs
Aq dest. Ad 1 liter
Resep Elixir Paracetamol 100 ml
(Formularium Nasional hal 3)

Tiap 5 ml mengandung :
R/ Acetaminophenum 120 mg
Glycerolum 2,5 ml
Propilenglycolum 500 µl
Sorbitoli solution 70% 1,25 ml
Aethanolum 500 µl
Zat tambahan yang cocok q.s
Aquadest ad 5 ml
Cara Pengerjaan resep di atas yaitu :
 Bahan aktif parasetamol dilarutkan dengan etanol
yang tersedia
 Campurkan dengan sorbitol, gliserin dan propilenglikol
, zat warna dan terakhir dicukupkan denga aqua
destilata yang tersedia
 Oleum citri sebagai pengharum ditambahkan terakhir
5. NETRALISASI, SATURASI DAN POTIO
EFFERVESCENT
5.1. Netralisasi
Netralisasi adalaha obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai
reaksi selesai dan larutan bersifat netral.

Contoh : solution Citratis Magnesici, Amygdalat


Ammonicus.

Cara pembuatan : seluruh bagian asam direaksikan


dengan bagian basanya, jika perlu reaksi dipercepat
dengan pemanasan.
5.2 Saturasi
Saturasi adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan
asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam
wadah sehingga larutan menjadi jenuh dengan gas.
Pembuatan :
a. Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuangkan kemudian
masukkan kedalam botol
b. Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagain air yang
tersedia
c. Bagian asam sebanyak 2/3 dimasukkan kedalam botol yang
sudah berisi bagian basanya, gas yang terjadi dibuang
seluruhnya.
d. Sisa bagian asam dituangkan hati-hati lewat dinding botol,
segera tutup dengan sumbat berderaqt (sampagne knop)
sehingga gas yang terjadi tertahan di dalam botol.
5.3 POTIO EFFERVESCENT

Potio effervescent adalah saturasi dengan gas CO2 yang lewat


jenuh.

Cara pembuatannya yaitu sebagai berikut:


1. Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia,
misalnya NaHCO3 digerus-tuangkan kemudian dimasukkan ke dalam
botol
2. Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang tersedia.
3. Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi
bagian basanya dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne
knop.
Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas
obat, dan kadang- kadang dimaksudkan untuk menyegarkan rasa
minuman (Corrigensia).
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan
saturasi dan potio effervescent adalah :
1. Diberikan dalam botol yang tahan tekanan
(kuat), berisi kira-kira sembilan persepuluh
bagian dan ditutup kedap dengan tutup gabus
atau karet yang rapat.
2. Sediaan harus dalam keadaan larut jernih,
tidak boleh dikocok. Karena jenuh dengan gas
CO2, jika dikocok akan menyebabkan botol
pecah.
Bahan-bahan yang ditambahkan dalam
saturasi dan potio effervescent :
1. Bahan-bahan yang dilarutkan ke dlaam
bagian asam :
a. Bahan netral dalaml jumlah kecil. Jika jumlah
banyak, maka sebagian dilarutkan ke dalam asam
dan sebagian lagi ke dalam basa sesuai
perbandingan jumlah airnya.
b. Bahan yang mudah menguap
c. Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohol
d. Sirup-sirup
2. Bahan-bahan yang dilarutkan ked lam bagian
basa
a. Garam dari asam yang sukar larut, misalnya
Na-benzoat, Na-salisilat.
b. Jika saturasi mengandung asam tartrat,
garam-garam kalium dan ammonium harus
ditambahkan ke dalam bagian basanya, jika
dimasukkan ke dalam asam akan terbentuk
endapan kalium atau ammonium dari asam
tartrat.
6. GUTTAE

 Guttae atau obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan,


emulsi atau suspense yang jika tidak dinyatakan lain,
dimaksudkan untuk obat dalam.
 Digunakan dengan cara meneteskan larutan tersebut
dengan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan
yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku
yang tertera dalam Farmakope Indonesia( 47,5-52,5 mg air
suling pada suhu 20°C ).
 Umumnya obat diteteskan ke dalam makanan atau
minuman atau dapat langsung diteteskan ke dalam mulut.
 Dalam perdagangan dikenal sebagai sediaan pediatric drop
yaitu obat tetes yang digunakan untuk anak-anak atau bayi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai