Anda di halaman 1dari 37

LARUTAN

FI Ed IV
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia terlarut, atau terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
sediaan larutan

1. Kelarutan zat aktif


2. Kestabilan zat aktif dalam larutan
3. Dosis takaran
4. Penyimpanan
5.Penampilan menarik (rasa,warna, viskositas)
Kelarutan zat aktif
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kelarutan suatu zat antara lain adalah :
• Ø  pH
• Ø  temperatur
• Ø  jenis pelarut
• Ø  bentuk dan ukuran partikel zat
Istilah kelarutan
Jumlah bagian pelarut yang
Istikah Kelarutan diperlukan untk melarutkan 1
bagian zat

Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1 sampai 10

Larut 10 sampai 30

Agak sukar larut 30 sampai 100

Sukar larut 100 sampai 1000

Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000

Praktis tidak larut Lebih dari 10.000


Menghitung jumlah pelarut yang
digunakan dan kriteria kelarutan...

• Zat aktif ctm mudah larut dalam air


• 0,5 g ctm membutuhkan air berapa ml?
• Parasetamol larut dalam 70 bagian air
(jika pada suatu resep parasetamol 500 mg,
berapa jumlah air yang dibutuhkan dan apa
kriteria kelarutan parasetamol tersebut ?)
• 1g sukrosa larut dalam 10 ml air , apa kriteria
kelarutannya?
• 100g garam kasar larut dalam 30 ml air panas, apa
kriteria kelarutannya?
• Efedrin hcl mempunyai kriteria kelarutan mudah larut
dalam air, berapa ml air yang dibutuhkan untuk
melarutkan 50 mg efedrin hcl?
• Parasetamol mudah larut dalam etanol, berapa
alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkan 0,25g
parasetamol ?
• Parasetamol mudah larut dalam etanol, berapa
alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkan 120 mg
parasetamol ?
Larutan oral
• Larutan yang dimaksudkan untuk pemberian
oral, mengandung flavouring agent dan
pewarna, stabilisator dan bahan pengawet.

• dengan dosis lazim obat dalam suatu pemberian


yang menyenangkan, seperti 5 ml (satu sendok
teh) atau 15 ml (satu sendok makan). Selain
itu juga tersedia dalam bentuk larutan oral
tetes, yang digunakan untuk pasien anak-anak
yang memerlukan konsumsi dalam dosis kecil,
dengan menggunakan alat penetes yang sudah
disediakan.
Formula umun larutan oral
R/ Zat aktif
Pelarut / pembawa
Pemanis
Pengental
Anti cap-locking agent
Pengawet
Pembasah  jika perlu
Solubilizer  jika perlu
Antioksidan  jika perlu
Pengatur pH (dapar)  jika perlu
Flavouring agent (pewangi / perasa) Pewarna
Pelarut / pembawa

• Biasanya digunakan air, air aromatik, sirup,


juice (dari buah, dimana pemilihannya
tergantung tujuan penggunaan sediaan dan
sifat fisika-kimia zat aktif), spirits, dan
minyak. Selain itu dapat juga digunakan: air
murni USP, alcohol USP, alkohol encer NF,
gliserin USP, propilen glikol USP (Ansel, hal
312-316).
Flavouring agent

• Flavour digunakan untuk menutupi rasa


tidak enak dan membuat agar obat dapat
diterima oleh pasien terutama anak-anak.
• Dalam pemilihan pewangi harus
dipertimbangkan, untuk siapa obat diberikan
dan berapa usia pengkonsumsinya. Anak-
anak lebih menyukai rasa manis atau buah-
buahan sedangkan orang dewasa lebih
menyukai rasa asam
Zat Pewarna
Zat pewarna ditambahkan ke dalam sediaan
oral cair
• untuk menutupi penampilan yang tidak
menarik atau meningkatkan penerimaan
pasien.
• Zat warna yang ditambahkan harus sesuai
dengan flavour sediaan tersebut.
• Zat warna harus nontoksik, non-iritan, dan
dapat tersatukan dengan zat aktif serta zat
tambahan lainnya
pengawet
• Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan
dengan dosis berulang (multiple dose), sehingga
terdapat kemungkinan yang sangat besar
mengalami kontaminasi mikroorganisme. Oleh
sebab itu, diperlukan pengawet yang merupakan
salah satu bahan pembantu yang ditambahkan,
untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme.
• Adanya mikroorganisme di dalam sediaan akan
mempengaruhi stabilitas sediaan / potensi zat
aktif
Penggunaan pengawet kombinasi

• Alasan penggunaan bahan pengawet secara


kombinasi adalah dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan spektrum
antimikroba, efek yang sinergis
memungkinkan penggunaan pengawet dalam
jumlah kecil, sehingga kadar toksisitasnya
menurun pula, dan mengurangi
kemungkinan terjadinya resistensi
Contoh pengawet
• Asam benzoat (aktif pada pH rendah)
• Asam sorbat (aktif pada pH rendah)
• Ester hidroksibenzoat
• Syrup, dengan konsentrasi sukrosa lebih dari 65 %
• asam dan garam benzoate untuk larutan oral: 0,01-0,1% ; untuk sirup
oral: 0,15% (HOPE, 2003, hal 50)
• asam dan garam sorbat 0,05-0,2 % (umumnya digunakan kombinasi
dengan pengawet lain, contoh : glikol) (HOPE, 2003, hal 588)
• methylparaben : 0,015-0,2% (HOPE, 2003, hal 390) ; 0,1–0,25 % (RPS,
2005, 748)
• propylparaben : 0,01-0,02% (HOPE, 2003, hal 526) ; 0,1–0,25 % (RPS,
2005, 748)
• methylparaben 0,18% dan propylparaben 0,02% b/v kombinasi
tersebut digunakan untuk berbagai formulasi sediaan parenteral
(HOPE, 2003, hal 526)
Antioksidan
• Antioksidan di dalam sediaan larutan
berfungsi sbg proteksi terhadap bahan
aktif yang mudah teroksidasi oleh
• Antioksidan yang ideal bersifat : nontoksik,
noniritan, efektif pada konsentrasi rendah
(pada kondisi tertentu penggunaan dan
penyimpanan), larut dalam fase pembawa,
stabil, tidak berbau dan tidak berasa
Anticaplocking agent
• Untuk mencegah kristalisasi gula pada
daerah leher botol (cap locking), maka
umumnya digunakan alkohol polyhydric
seperti sorbitol, gliserol, atau propilenglikol.
(Aulton, 1988, 254-267). Yang paling umum
digunakan adalah sorbitol sebanyak 15-30%.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient,
second ed, hal 477)
EVALUASI SEDIAAN LARUTAN
Evaluasi Fisika
• Evaluasi organoleptik sediaan : bau, rasa,
warna.
• Evaluasi kejernihan : FI IV hal 998 <881>,
dibutuhkan 5 mL
• Penentuan pH larutan : FI IV hal 1039 <1071>,
dibutuhkan 1 botol.
• Penentuan Berat jenis larutan dengan
Piknometer : FI IV hal 1030 <981>, dibutuhkan
10 mL
• Penentuan Viskositas (sifat aliran) larutan
dengan alat viscometer
• Penentuan Volume terpindahkan : FI IV hal
1089 <1201>, dibutuhkan 30 wadah (dapat
dipakai untuk uji-uji lain)
• Penentuan stabilitas sediaan dengan
menyimpan Retained Sample pada
temperatur kamar.
Evaluasi Kimia
• Identifikasi dan Penetapan kadar zat aktif dan
sediaan (sesuai monografi)

Evaluasi Biologi
• Jumlah cemaran mikroba (Uji Batas Mikroba) :
FI IV hal 847 - 854 <51>
• Untuk sediaan antibiotik dilakukan Penetapan potensi
Antibiotik secara Mikrobiologi : FI IV hal 891- 899 <131>
• Uji Efektivitas Pengawet : FI IV hal 854 – 855
<61>
Pengerjaan resep larutan
• Menghitung dm larutan
• Penimbangan bahan
• Cara kerja
• R/ CTM 24 mg
mf pot 100ml
s3ddCth1
Pro : ii 14 th
DM
PENIMBANGAN BAHAN
• CTM 24 mg (abaikan dulu pengenceran)
• Aquadest ad 100ml ( 99,86 ml )
CK
• Siapkan alat dan timbang bahan, kalibrasi botol 100ml
• CTM dimasukkan kedalam beker glass tambah air (....ml)
aduk smpai larut, tambah aquadest sampai tanda batas
Pengenceran larutan
• Ctm 24 mg < 50 mg 
• Timbang ctm 50mg ditambah air ....ml aduk
larut, agar hasil dari pengambilan > 2 ml
• 24mg/50mg x ...... = 2 ml> 2ml
• Ambil 5ml air, 24mg/50mg x 5ml = 2,4 ml
LATIHAN
• R/ Efedrin hcl 50 mg
mf pot 60ml
s3ddC1
Pro: nama masing2, umur 10th
Menghitung BJ larutan
• R/ Efedrin hcl 50 mg
sirup simplex 25 %
mf pot 60ml
s3ddC1
• Pro: aa 19 th

• Berlaku untuk resep yang mengandung sirup


karena akan mempengaruhi jumlah larutan yang
akan diberikan 1xp dan 1hp dalam ml
• Bj larutan = rasio antara jumlah sirup dalam
resep (g) dan jumlah larutan (ml)
Jumlah sirup (g)/ jumlah larutan (g)
Jika hasilnya < 1/6 maka bj larutan = 1
Jika hasilnya >1/6 maka bj larutan=1,3
Dimasukkan pada perhitungan DM
CONTOH...
Perhitungan DM menggunakan bj

•  xx 100%
Hitung bj larutan
• R/ parasetamol 0,5g/5ml
sirup simplex 10 %
mf pot 100ml
s3ddC1
• Berat sirup 10 g
• Rasio antara sirup dan larutan
• Bj = 1
tugas
• Buat materi tentang elixir sampai evaluasi
• Ppt perseroan
Next...
POTIO NETRALISASI
POTIO SATURASI
POTIO EFERFESEN
Netralisasi

• Netralisasi adalah obat minum yang dibuat dengan


mencampurkan bagian asam dan bagian basa
sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.

• Contoh : solution citratis magnesici, amygdalat


ammonicus.

• Pembuatan: seluruh bagian asam direaksikan


dengan bagian basanya, jika perlu reaksi dipercepat
dengan pemanasan.
Saturatio
• Saturatio adalah obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam
dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga
larutan menjadi jenuh dengan gas.

Pembuatan:
• Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia.
Misalnya NaHCO3 digerus-tuang kemudian masuk botol.

• Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia.

• Dua pertiga bagian asam masuk ke dalam botol yang sudah berisi
bagian basanya, gas yang terjadi dibuang seluruhnya.

• Sisa bagian asm dituangkan hati – hati lewat tepi botol, segera tutup
dengan sampagne knop (berdrat) sehingga gas yang terjadi tertahan di
dalam botol tersebut.
Potio effervescent
• Potio Effervescent adalah saturatio dengan gas CO2
yang lewat jenuh.

Pembuatan:
• Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air
yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus-tuang kemudian
masuk botol.
• Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang
tersedia.
• Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang
sudah berisi bagian basanya dengan hati – hati, segera
• Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang –
kadang dimaksudkan untuk menyegarkan rasa minuman (Corrigensia).

Hal – hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan Saturatio dan Potio
Effervescent adalah :
• Diberikan dalam botol yang tahan tekanan (kuat), berisi kira – kira Sembilan persepuluh
bagian dan tertutup-kedap dengan tutup gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat
dengan sampagne knop.

• Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut, karena tidak boleh dikocok.
Pengocokan menyebabkan botol menjadi pecah, karena berisi gas dalam jumlah besar yang
menimbulkan tekanan.

Penambahan bahan – bahan yang dilarutkan ke dalam


bagian asam adalah:
• Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak, sebagian dilarutkan ke dalam bagian
asam dan sebagian lagi dilarutkan ke dalam bagian basa sesuai perbandingan jumlah airnya.
• Zat – zat mudah menguap.
• Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkohol.
• Sirop.
Zat – zat yang dilarutkan ke dalam
bagian basa:
• Garam dari asam yang sukar larut, misalnya
Na-salisilat.
• Jika saturatio mengandung asam tartrat,
garam – garam kalium dan ammonium harus
ditambahkan ke dalam bagiaan basanya, jika
tidak, akan terbentuk endapan kalium atau
ammonium dari asam tartrat.
Untuk melihat berapa bagian asam atau basa yang
diperlukan dapat melihat table penjenuhan (saturatio dan
netralisasi) dalam farmakope Belanda V berikut ini.
Untuk 10 bagian Asam Asam asetat Asam sitrat Asam salisilat Asam
amigdalat encer tartrat
Ammonia 8,9 58,8 4,1 8,1 4,41
Kalium karbonat - 144,7 10,1 20,0 10,9
Natrium karbonat - 69,9 4,9 9,7 5,2
Natrium 18,1 119,0 8,3 16,4 8,9
bikarbonat
Ammonia Kalium karbonat Natrium Natrium
karbonat bikarbonat
Asam amigdalat 11,2 - - 5,5

Asam asetat 1,7 0,7 1,43 0,84


encer
Asam sitrat 24,0 9,9 20,4 12,0

Asam salisilat 12,3 5,0 10,4 6,1

Asam tartrat 22,7 9,2 19,1 11,2

Anda mungkin juga menyukai