Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASETIKA LANJUT (F210)


“PRESKRIPSI 1A”

Disusun oleh:
Dita Suci Ramadhani
P17335119046
1B

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2020
A. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan larutan (solution).

B. HARI , TANGGAL PRAKTIKUM, NOMOR MEJA


Hari : Kamis
Tanggal : 6 Februari 2020
No Meja : 3

C. PRESKRIPSI
Preskripsi 1A
dr. Abu Rabbani
Jl. Pasteur no.176 Bandung Tlp.2038990
SIP : 445/3219-DINKES/154-SIP-I-DUM/III/2018
Bandung, 5 Februari
2020

R/ OBP 60ml S 3-4 dd cth l

Pro: Nandi S (9Tahun)

D. KELENGKAPAN RESEP
Paraf dokter penulis resep

E. DAFTAR OBAT
No Nama Obat Daftar Obat Logo
1. OBP Obat bebas

F. ETIKET
Apotek EMBRIO 19
Jl. Eyckman No.24 Bandung Telp. 022-2030347
Apoteker:Dra. Ganthina S, M.Si.,Apt
SIPA: 19630628/SIPA_32.73/2016/2116
NO : 1A TGL: 06-02-2020

Nandi S
Sehari tiga sampai empat kali satu sendok teh

1
G. LABEL

BEYOND USED DATE - 14 HARI


KOCOK DAHULU

H. FORMULA BAKU
(Pustaka : Formularium Nasional Edisi II hlm:250. Hardcopy)
POTIO ALBA
Posio putih
Obat batuk putih/OBP
Tiap 100 ml mengandung:
Ammoniae Anisi Spiritus 1g
Oleum Menthae Piperitae gtt 1
Sirupus Simplex 10 g
Aqua destillata hingga 100 ml

I. PEMERIAN

1. Oleum Menthae Piperitae


Zat Aktif Oleum Menthae Piperitae
Sinonim Minyak permen
Struktur -
Rumus Molekul -
Pemerian Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning
kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian
dingin.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:458. Hardcopy)
Kelarutan Larut dalam 4 bagian volume etanol (70%) P opalesensi
yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan yang
dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N
pada campuran 0,5 ml natrium klorida 0,02 N dan 50 ml
air.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:458. Hardcopy)
Khasiat Zat tambahan; karminativum.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:458. Hardcopy)

2
2. Oleum Menthae Piperitae
Zat Aktif Sirupus Simplex
Sinonim Sirop gula/sukrosa
Struktur

(HOPE 6th, hlm 703. Softcopy)

Rumus Molekul (C12H22O11 (BM 342,30)


(HOPE 6th, hlm:703. Softcopy)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:567. Hardcopy)
Kelarutan Dalam air 1 : 0,5
1 : 0,2 dalam suhu 100°C
th
(HOPE 6 hlm:704. Softcopy)
Khasiat Pemanis

3. Aquadest
Zat Aktif Aqua destillata
Sinonim Air suling
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:96. Hardcopy)
Struktur -
Rumus Molekul H2O (BM 18,02)
(HOPE 6th hlm:766. Softcopy)

Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:567. Hardcopy)
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
(HOPE 6th, hal 704)
Khasiat Pelarut

J. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERACIKAN


Permasalahan Peracikan Penyelesaian Peracikan
Ammoniae Anisi spiritus dapat mengikis atau Ammoniae Anisi spiritus dimasukkan ke dalam
meninggalkan noda pada dinding botol kaca. botol tidak melewati dinding menggunakan
corong kaca

3
K. PERHITUNGAN DOSIS LAZIN DAN DOSIS MAKSIMAL
Dosis OBP anak-anak: 3-4 kali sehari, 1 sendok teh

Dosis takaran penggunaan yang diberikan telah sesuai dengan dosis penggunaan OBP
yaitu sehari 3-4 kali, 1 sendok teh.

L. ALAT
No Alat Jumlah
1 Beaker glass 250 ml 2 buah
2 Kaca arloji 1 buah
3 Cawan uap 1 buah
4 Pipet tetes 4 buah
5 Corong kaca 1 buah
6 Gelas ukur 10 ml 1 buah
7 Gelas ukur 100 ml 1 buah
8 Batang pengaduk 1 buah

M. WADAH
Botol kaca coklat ukuran 100 ml.

N. PENIMBANGAN
No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan
1 Ammoniae Anisi 60
ml × 1 g = 0,6 g
spiritus 100

2 Sirupus Simplex 60
ml
× 10 g = 6 g
100
3 Aquadest 60 ml – (0,6 g + 6 g + 4 ml + 2 ml)
= 60 ml – 12,6 ml
= 47,4 ml
4 Oleum Menthae 60 ml × gtt 1 = 0,6 g ̴ 1 gtt
Piperitae 100

O. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbangan disetarakan
3. Botol ukuran 100 ml dikalibrasi sebanyak 60 ml menggunakan air keran, ditandai
dengan label, botol dibilas dengan aquadest 2×2 ml
4. Ammoniae Anisi spiritus ditimbang seberat 60 mg menggunakan kaca arloji
5. Ammoniae Anisi spiritus dimasukkan ke dalam botol menggunakan corong kaca,
kaca arloji dibilas dengan aquadest 2×2 ml
6. Sirupus simplex ditimbang seberat 6 gram menggunakan cawan uap

4
7. Sirupus simplex yang sudah ditimbang dilarukan dengan aquadest 2 ml di dalam
cawan uap lalu dimasukkan ke dalam botol
8. Aquadest ditambahkan ke dalam botol hingga tanda batas kalibrasi (60 ml)
9. Oleum Menthae Piperitae ditambahkan sebanyak 1 tetes ke dalam botol
10. Botol ditutup dan dikocok
11. Botol ditempel etiket putih, label Beyond Used Date dan label kocok dahulu
12. Botol diserahkan bersama sendok teh (5 ml).

P. PEMBAHASAN
Pada preskripsi 1A, praktikan membuat sediaan larutan atau solution. Kekurangan dalam
resep adalah paraf dokter penulis resep. Dalam preskripsi terdapat formula baku OBP atau
Obat Batuk Putih yang mengandung Ammoniae Anisi spiritus, Oleum menthae piperitae,
Sirupus simplex dan aquadest. Penggunaan Ammoniae Anisi spiritus atau disebut juga SASA
pada sediaan dapat mengikis atau meninggalkan noda pada dinding botol sehingga saat
memasukkan ke dalam botol digunakan corong kaca.
Pada preskripsi 1A tercantum “S 3-4 dd cth 1” atau “Signa 3-4 dedie sendok theae 1”
yang artinya tanda sehari tiga sampai empat kali satu sendok teh. Dosis takaran penggunaan
tersebut telah sesuai dengan dosis takaran yang tertera pada buku Formularium Nasional.
Setelah perhitungan dosis, dapat dihitung penimbangan setiap zat dan tidak terdapat
penimbangan yang kurang dari batas timbang yaitu kurang dari 50 mg.
Dalam proses pembuatan, ditentukan alat dan jumlah alat yang digunakan untuk
memudahkan ketika praktikum. Wadah sediaan disesuaikan dengan volume sediaan yang
akan dibuat yaitu botol kaca coklat ukuran 100 ml. Botol dilakukan kalibrasi dan ditandai
dengan label untuk membandingkan atau mengecek akurasi sebagai tolak ukur volume
sediian yang telah dibuat. Kalibrasi dilakukan dengan air keran karena itu harus dibilas
dengan aquadest sebanyak 2×2 ml kemudian air bilasan dibuang untuk memastikan botol
dalam keadaan bersih pada saat dimasukkan sediaan. Pembilasan dilakukan juga pada kaca
arloji dan cawan uap yang digunakan untuk menimbang Ammoniae Anisi spiritus dan sirupus
simplex. Hal tersebut untuk melarutkan zat yang masih menempel pada alat. Berbeda dengan
membilas botol, pembilasan pada kaca arloji dan cawan uap dimasukkan ke dalam botol.
Oleum Menthae Piperitae diteteskan terakhir setelah ditambahkan aquadest hingga tanda
batas untuk menghindari oleum menguap sehingga botol langsung ditutup dan dikocok. Botol
ditempel dengan etiket putih untuk pemakaian dalam, label Beyond Used Date 14 hari dan
label kocok dahulu. Label Beyond Used Date 14 hari merupakan batas waktu penggunaan

5
mencakup obat racikan (Buletin Rasional, 2012). Botol diserahkan dengan sendok obat
ukuran 5 ml.

Q. DAFTAR PUSTAKA

Buletin Rasional. 2012. Beyond Use Date (BUD). Vol 10 (3). ISSN 1411-8742.
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
--------. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
--------. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 6th Ed. London: The
Pharmaceutical Press.
Sweetman, S et al. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference 36th Edition.
London: The Pharmaceutical Press.

6
LAPORAN PRAKTIKUM
FARMASETIKA LANJUT (F210)
“PRESKRIPSI 1B”

Disusun oleh:
Dita Suci Ramadhani
P17335119046
1B

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2020
A. TUJUAN
Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan larutan (solution).

A. HARI , TANGGAL PRAKTIKUM, NOMOR MEJA


Hari : Kamis
Tanggal : 6 Februari 2020
No Meja : 3

B. PRESKRIPSI
Preskripsi 1B
dr. Syaiful Rahman
Jl. BKR No.178 Bandung Tlp 7301234
SIP : 442/002/DU/SIP.I/III/2018

R/ Codein HCl Tab No. VI


Syr Thymi 10%
Syr Simplex 30%
Aquadest ad 80ml
m.f. Potio
S 4 dd 25ml

Pro: Reynaldi 18tahun

Perbaikan resep
Preskripsi 1B
dr. Syaiful Rahman
Jl. BKR No.178 Bandung Tlp 7301234
SIP : 442/002/DU/SIP.I/III/2018
Bandung, 5/2/2020.

R/ Codein HCl Tab No. VI


Syr Thymi 10%
Syr Simplex 30%
Aquadest ad 80ml
m.f. Potio
S 4 dd 10 ml

Pro: Reynaldi 18tahun

C. KELENGKAPAN RESEP
Tanggal pembuatan resep
Paraf dokter penulis resep
D. DAFTAR OBAT
No Nama Obat Daftar Obat Logo
1. Codein HCl Obat narkotika

E. ETIKET
Apotek EMBRIO 19
Jl. Eyckman No.24 Bandung Telp. 022-2030347
Apoteker:Dra. Ganthina S, M.Si.,Apt
SIPA: 19630628/SIPA_32.73/2016/2116
NO : 1B TGL: 06-02-2020

Reynaldi
Sehari empat kali sepuluh mililiter

F. LABEL
TIDAK BOLEH DIULANG TANPA
RESEP BARU DARI DOKTER

BEYOND USED DATE - 14 HARI


KOCOK DAHULU

G. FORMULA BAKU
(Pustaka : Formularium Nasional Edisi II hlm:82. Hardcopy)
Codeini Compressi
Tablet Kodeina
Tiap tablet mengandung:
Codein Phosphas 10 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Sediaan berkekuatan lain : 15 mg, 20 mg
Dapat juga digunakan Coden hidroklorida

3
H. PEMERIAN

1. Codeini Hydrochloridum

Zat Aktif Codeini Hydrochloridum


Sinonim Codein HCl
Struktur

(British pharmacopoeia 2009, hlm:1412. Softcopy)


Rumus Molekul (C18H21NO3,HCl.2H2O) (BM = 371,9)
(Martindale 36th Edition hlm:37, Softcopy)
Pemerian Serbuk hablur putih atau hablur jarum tidak berwarna.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:172. Hardcopy)
Kelarutan Larut dalam 20 bagian air dan dalam lebih kurang 90
bagian etanol (90%) P.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:172. Hardcopy)
Khasiat Antitusivum
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:172. Hardcopy)

2. Sirupus Simplex

Zat Aktif Sirupus Simplex


Sinonim Sirop gula/sukrosa
Struktur

(HOPE 6th, hlm 703. Softcopy)

Rumus Molekul (C12H22O11 (BM 342,30)


(HOPE 6th, hlm:703. Softcopy)
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:567. Hardcopy)
Kelarutan Dalam air 1 : 0,5
1 : 0,2 dalam suhu 100°C
(HOPE 6th hlm:704. Softcopy)
Khasiat Pemanis

4
3. Sirupus Thymi
Zat Aktif Sirupus Thymi
Sinonim Sirup Thymi
Struktur -
Rumus Molekul -
Pemerian Sirup warna coklat, baud an rasa seperti thymi.
(Ilmu Resep Teori 2 hlm:86. Softcopy)
Kelarutan -
Khasiat -

4. Aquadest
Zat Aktif Aqua destillata
Sinonim Air suling
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:96. Hardcopy)
Struktur -
Rumus Molekul H2O (BM 18,02)
(HOPE 6th hlm:766. Softcopy)

Pemerian Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak


mempunyai rasa.
(Farmakope Indonesia Ed.III, hlm:567. Hardcopy)
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya.
(HOPE 6th, hal 704)
Khasiat Pelarut

I. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERACIKAN


Permasalahan Peracikan Penyelesaian Peracikan
Codein HCl dalam resep digunakan sediaan Codein HCl tablet diambil zat berkhasiatnya.
tablet.
Formula baku yang tersedia dalam tablet Codein phosphas dikonversi menjadi Codein
Codein mengandung Codein phosphas HCl setara dengan perbandungan 1 : 1,09
sedangkan yang dogunakan adalah Codein
HCl.
Sediaan Codein tab dengan kekuatan lain.Codein tab yang dgunakan dengan kekuatan 10
mg/15 mg/20 mg.
Dosis lazim Codein HCl melebihi rentang Usul penurunan kadar atau bahan Codein HCl
dosis lazim (overdose). dari 25ml menjadi 10ml
Penambahan zat tambahan yang cocok. Oleum Citri ditambahkan sebagai pewangi
sebanyak 1 tetes dengan beratnya diabaikan.

J. PERHITUNGAN DOSIS LAZIN DAN DOSIS MAKSIMAL


Dosis Codein Batuk ( Off label ): 7.5-30mg PO setiap 4-6
jam sekali, PRN
(Pustaka : Farmakope Indonesia Edisi III hlm:964. Hardcopy)

A. Dosis Lazim
1. Codein HCl

5
Sehari 4 kali 25 ml (setiap 6 jam), dalam 25 ml mengandung Codein HCl :
25
ml × 110,1 mg = 34,41 mg
80

Dosis satu kali minum = 7,5-30 mg


Dosis satu kali minum dalam resep = 34,41 mg
Kesimpulan : Overdose
Perbaikan Dosis
Sehari 4 kali 10 ml (setiap 6 jam), dalam 10 ml mengandung Codein HCl :
10
ml × 110,1 mg = 13,76 mg
80

Dosis satu kali minum = 7,5-30 mg


Dosis satu kali minum dalam resep = 13,76 mg
Kesimpulan : Tidak underdose dan tidak overdose
B. Dosis Maksimum
1. Codein HCl PO 1× = 60 mg
1hr = 300 mg
a. DM umur 13 tahun
18
1× = × 60 mg = 54 mg
20
18
1hr = × 300 mg = 270 mg
20

b. Zat dalam resep


13,76
1× = mg × 100% = 25,48 %
54
4 × 13,76
1hr = mg × 100% = 20,38 %
270

Kesimpulan : DM<100%, resep dapat dibuat.


K. ALAT
No Alat Jumlah
1 Beaker glass 250ml 2 Buah
2 Beaker glass 100 ml 1 buah
3 Sendok tanduk 1 buah
4 Gelas ukur 10 ml 1 buah
5 Gelas ukur 25 ml 1 buah
6 Gelas ukur 100 ml 1 buah
7 Corong kaca 1 buah
8 Pipet tetes 4 buah
9 Batang pengaduk 1 buah

L. WADAH
Botol kaca coklat ukuran 100 ml.

6
M. PENIMBANGAN
No Nama Bahan Perhitungan Penimbangan
1 Codein HCl Codein HCl tab = 6 tablet
Codein phospas = 6 tab × 20 mg/tab = 120 mg
Penyetaraan Codein phosphas dengan Codein HCl
BM Codein HCl = 371, 85
BM Codein phosphas = 406,37
Codein phosphas diganti dengan Codein HCl setara dengan
perbandingan 1 : 1,09
1
Codein HCl = 120 mg × 109 = 110,1 mg
Kelarutan : Codein HCl dalam air (1:20)
0,11 g × 20 = 2,2 ml ̴ 5 ml (aquadest)
2 Syrupus Thymi 10
× 80 ml = 8 ml
100
3 Syrupus Simplex 30
100
× 80 ml = 24 ml
4 Aquadest 80 ml – (8 + 24 + 4 + 5 + 4 + 4) ml
= 80 ml – 49 ml
= 31 ml

N. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Timbangan disetarakan
3. Botol ukuran 100 ml dikalibrasi sebanyak 80 ml menggunakan air keran, ditandai
dengan label, botol dibilas dengan aquadest 2×2 ml
4. Codein HCl ditimbang seberat 110,1 mg menggunakan kertas perkamen
5. Aquadest diukur sebanyak 5 ml dengan gelas ukur 10 ml untuk melarutkan Codein
HCl
6. Codein HCl dilarutkan dalam beaker glass 100 ml, diaduk hingga larut, lalu
dimasukkan ke dalam botol, beaker glass dibilas dengan aquadest 2×2 ml
7. Sirup thymi diukur sebanyak 8 ml menggunakan gelas ukur 10 ml dimasukkan ke
dalam botol, gelas ukur dibilas dengan aquadest 2×2 ml
8. Sirupus simplex diukur sebanyak 24 ml menggunakan gelas ukur 25 ml dimasukkan
ke dalam botol, gelas ukur dibilas dengan aquadest 2×2 ml
9. Aquadest ditambahkan ke dalam botol hingga tanda batas kalibrasi (80 ml)
10. Oleum Citri sebagai pewangi ditambahkan sebanyak 1 tetes ke dalam botol dengan
berat diabaikan
11. Botol ditutup dan dikocok
12. Botol ditempel etiket putih, label NI, Beyond Used Date dan label kocok dahulu
13. Botol diserahkan bersama sendok teh sloki (cup takar obat).

7
O. PEMBAHASAN
Pada preskripsi 1B, praktikan membuat sediaan potio. Kekurangan dalam resep
adalah tanggal pembuatan resep dan paraf dokter penulis resep. Dalam preskripsi tercantum
Codein HCl yang tergolong dalam obat narkotika, maka diberi garis bawah merah untuk
memberi tanda atau memisahkan dari resep lainnya. Formula baku dalam preskripsi adalah
Codeini compressi yang mengandung Codein phosphas dan zat tambahan yang cocok,
sedangkan yang digunakan adalah Codein HCl sehingga diperlukan usul untuk diambil zat
berkhasiatnya. Codein phospas dikonversi menjadi codein HCl setara dengan perbandingan
BM per BM dihasilkan perbandingan 1 : 1,09.
Dalam formula baku, Codeini compressi memiliki sediaan berkuatan lain, sehingga
diperlukan usul untuk memilih kekuatan sediaan yang akan dibuat yaitu 20 mg. Sebelum
menghitung dosis lazim perlu menghitung penyetaraan Codein phospas dengan Codein HCl
kemudian dihitung dosis lazim PO dan didapat kesimpulan bahwa dosis lazim melebihi
rentang atau overdose, diperlukan usul untuk penurunan kadar penggunaan Codein HCl.
Kemudian dilakukan penurunan signa dari “S 4 dd 25 ml” menjadi “S 4 dd 10 ml” untuk
didapat dosis lazim dalam rentang 7,5 – 30 mg PO setiap 4-6 jam sekali. Pada perhitungan
dosis maksimum pada Codein HCl kurang dari 100% sehingga resep dapat dibuat.
Setelah perhitungan dosis, dapat dihitung penimbangan setiap zat dan tidak terdapat
penimbangan yang kurang dari batas timbang yaitu kurang dari 50 mg. Dalam proses
pembuatan, ditentukan alat dan jumlah alat yang digunakan untuk memudahkan ketika
praktikum. Wadah sediaan disesuaikan dengan volume sediaan yang akan dibuat yaitu botol
kaca coklat ukuran 100 ml. Botol dilakukan kalibrasi dan ditandai dengan label untuk
membandingkan atau mengecek akurasi sebagai tolak ukur volume sediian yang telah dibuat.
Kalibrasi dilakukan dengan air keran karena itu harus dibilas dengan aquadest sebanyak 2×2
ml kemudian air bilasan dibuang untuk memastikan botol dalam keadaan bersih pada saat
dimasukkan sediaan. Pembilasan dilakukan juga pada gelas ukur yang digunakan untuk
mengukur sirup thymi dan sirupus simplex. Hal tersebut untuk melarutkan zat yang masih
menempel pada alat. Berbeda dengan membilas botol, pembilasan pada gelas ukur
dimasukkan ke dalam botol sehingga pada perhitungan aquadest hingga 80 ml dikurangi
dengan air untuk membilas alat.
Penambahan zat yang cocok pada formula baku menggunakan Oleum Citri sebagai
pewangi dengan berat diabaikan. Oleum Citri diteteskan terakhir setelah ditambahkan
aquadest hingga tanda batas untuk menghindari oleum menguap sehingga botol langsung
ditutup dan dikocok. Botol ditempel dengan etiket putih untuk pemakaian dalam, label

8
Beyond Used Date 14 hari dan label kocok dahulu. Label Beyond Used Date 14 hari
merupakan batas waktu penggunaan mencakup obat racikan (Buletin Rasional, 2012). Botol
diserahkan dengan sloki atau cup takar obat, dapat juga menggunakan sendok obat 5 ml
dengan pemakaian 2 kali dalam sekali minum.

P. DAFTAR PUSTAKA

British Pharmacopoiea Commision. 2009. British pharmacopoeia. London: The.


Pharmaceutical Press.
Buletin Rasional. 2012. Beyond Use Date (BUD). Vol 10 (3). ISSN 1411-8742.
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional. Edisi Kedua, Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
--------. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
--------. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients. 6th Ed. London: The
Pharmaceutical Press.
Sweetman, S et al. 2009. Martindale: The Complete Drug Reference 36th Edition.
London: The Pharmaceutical Press.
Tim MGMP Pati. 2015. Ilmu Resep Teori Jilid II. Sleman: Deepublish Publisher.

Anda mungkin juga menyukai