Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRATIKUM FAMASETIKA

No Resep :B
Bentuk Sediaan : Mixtura

Penyusun :
Nama : Dewa Ayu Pramita Widya C

NIM : 211037

Golongan :B

Hari/jam praktikum : Selasa, 08.30 – 11.10

Dosen Penanggung Jawab Sediaan : apt. Agustina Nila Yuliawati,


M.Farm.Sci

LABORATORIUM FARMASETIKA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA
DENPASAR
2022
A. DASAR TEORI
Mixtura adalah mencampur cairan homogen dengan cairan; tetapi pengertian
mixtura sekarang mengalami perluasan makna, mengingat campuran cairan dengan
extrak sekarang juga disebut mixtura, campuran beberapa cairan yang terdapat zat
padatnya juga bernama mixtura. Syarat mixtura yang baik harus homogen bahkan
secara molekuler dan tidak tedapat deposit. (Joenoes, 2003). Berdasarkan definisi di
atas mungkin solusi danmixtura terlihat sama. Namun sebenarnya terdapat sedikit
perbedaan. Solusinya hanya memiliki satu zat terlarut, sedangkan mixtura memiliki
dua atau lebih zat terlarut. Sebagai tambahan, Potiones adalah solusio yang
dimaksudkan untuk pemakaian dalam (Tunguadi, 2009). Sebagai tambahan, Potiones
atau yang biasa disingkat potio adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat terlarut. Potio tidak selalu berbentuk larutan atau campuran. Potio juga bisa
berbentuk emulsi atau suspensi (Syamsuni HA,2006). Sediaan mixtura per oral yang
beredar di pasaran misalnya OBH dan Benadril Sirop.
Berikut adalah faktor yang memengaruhi kelarutan sediaan:
1. Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula. Misalnya garam-
garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang
nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut dalam
kloroform.
2. Cosolvensi
Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya
penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
3. Kelarutan
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar
larut memerlukan banyak pelarut.
Ammonium klorida berupa garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air.
Memiliki rumus senyawa kimia NH4Cl dengan berat molekul 53,49. Ammonium
klorida diproduksi dengan cara mereaksikan larutan ammonium sulfat dan natrium
klorida. Ammonium digunakan sebagai bahan penunjang dalam industri farmasi
(sebagai zat ekspektoran obat batuk), pembuatan berbagai senyawa amoniak,
elektroplatting, serta sebagai bahan untuk memperlambat melelehnya salju (Zapp et
al., 2000).

B. RESEP
1. RESEP LENGKAP

2. RESEP STANDAR
F.M.S halaman 55

3. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
Mortir dan stamper Sol. Amm. Spir. Anis (SASA)
Botol/ wadah sediaan Ammonii chlorid
Beaker glass Succus liq.
Gelas ukur Aquadest
Pipet tetes
Timbangan gram dan miligram
Anak timbangan gram dan miligram
Kertas perkamen untuk menimbang
Perkamen dan Tali untuk
memperindah sediaan

4. MONOGRAFI BAHAN
 Ammoniae Anisi Spriritus (Farmacope Nederland V hal 327) Sinonim: SASA,
Solutio Ammonie Spriritus Anisi.
o Pemerian: Zat cair yang mula-mula tak berwarna, tetapi lama kelamaan
menjadi kuning muda, baunya sangat kuat seperti minyak adas manis dan
seperti amonia
o Khasiat: Zat tambahan (Corrigen odoris)
 Ammonium Chlorida (FI ed IV hal 94)
o Sinonim: Ammonii Chlorid
o Khasiat: Ekspektoran
o Pemerian: Serbuk butir atau hablur; putih, tidak berbau;rasa asin dan dingin;
o higroskopis.
o Kelarutan: Mudah larut dalam air, dan dalam gliserin, lebih midah larut dalam
air.
 Glycirrhizae Succus (FI ed IV hal 416) Sinonim: Succus Liquiritae, succus liq.
o Pemerian: Batang berbentuk silinder atau bongkah besar licin agak mengkilap,
hitam coklat tua atau serbuk berwarna coklat.
o Kelarutan: Larut dalam air panas.
o Khasiat: Ekspektoran.
 Aquadest (FI ed III hal 96).
o Cairan Jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
o Khasiat: Zat tambahan/Pelarut

5. PENIMBANGAN BAHAN
 Sol.Amm.Spir.Anis (SASA) : 1g/ml x 3 gram = 3ml
 Ammonii Chlorid : 1 gram
 Succ Liquiritiae : 5 gram
 Aquadest : 1gram/ml x 135g = 135 ml
 Kandungan ammonii chlorida dalam 15ml:
135 ml  1 gram
15 ml x gram
Jadi 135 x = 15 ml . 1 gram
X gram = 15 ml . 1 gram/ 135 ml = 0,1 gram setara dengan 100 mg

6. PERHITUNGAN DOSIS
ZAT AKTIF AMMONII CHLORIDUM
- DOSIS PUSTAKA/DM
1 X MINUM : -
1 HARI : 10.000 mg
- DOSIS PEMAKAIAN (DP)
- 1x minum : 100 mg
- 1 hari : 100 mg x 3 = 300 mg
- PERSENTASE DP TERHADAP DM
- 1x minum :-
- 1 hari : 300 mg/ 10.000 mg x 100% = 3 %
Kesimpulan: obat tidak overdosis

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN BERKAITAN DENGAN


SEDIAAN
Mixtura adalah salah satu jenis sediaan larutan yang pemeriannya harus jernih.
Maka diharapkan hasil dari sediaan pada praktikum ini haruslah jernih, hasil yang
diperoleh pada praktikum ini sudah sesua dengan ketentuan yaitu tampak jernih
dan terdapat partikel padat yang terdispersi secara merata.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah bahan obat dalam sediaan mixtura ini
khususnya succus liquiritae yaitu pemeriannya berupa bongkah besar licin agak
mengkilap, hitam coklat tua atau serbuk berwarna coklat. Menurut Syamsuni
(2006) apabila succus dalam jumlah kecil harus dikerjakan dengan metode gerus
tuang dan apabiladalam jumlah banyak/besar dilakukan dengan merebus atau
dipanaskan hingga larut. Karena dalam resep digunakan succus 5 gram (tergolong
dalam jumlah besar) maka succus dilarutkan dengan cara pemanasan (dikerjakan
dalam mortir panas dan digerus sedikit demi sedikit).

8. CARA KERJA

6. Tutup botol dan beri


1. Siapkan alat dan etiket putih tandai
bahan diminum 3 kali sehari 1
sendok makan

5. Terakhir tambahkan
2. Timbang semua
SASA dalam botol,
bahan dengan teliti
kocok perlahan

4. Larutkan ammonii
3. Timbang semua chlorida dengan
bahan dengan teliti aquadest, masukkan
ke dalam botol

9. ETIKET
Wadah Sediaan : Botol gelap dengan ukuran 150 ml
Etiket : Berwarna putih untuk penggunaan per oral
APOTEK STF MAHAGANESHA
SIA: 01/ABC/18
Jl. Tukad Barito no 57 Renon Denpasar

No: 211037 Tanggal:

Bp. Raymond (33 tahun)


3x sehari 1 sendok makan
KOCOK DAHULU

10. KHASIAT OBAT

1. SASA : Corrigen odoris


2. Ammonii Chlorid : ekspektoran
3. Succus Liq : ekspektoran
4. Aquadest : pelarut/ zat tambahan
Khasiat gabungan : sebagai obat batuk (ekspektoran)
11. SALINAN RESEP

Apotek STF Mahaganesha SIA. 01/BCA/12


Jl. Tukad Barito, No. 57, Renon, Denpasar 80226

SALINAN RESEP/APOGRAPH

Tanggal resep : 20/12/22 tanggal: 20/12/22


Nama dokter : dr. Ampuh pribadi no resep: B
Nama pasien :Bp. Raymond

R/ Sol. Amm. Spir. Anis 3


Ammonium Chlorid 1
Succus liq 5
Aquae 135

m.f.mixt
S.t.d.d.C.1
det
Pro: bp. Raymond (33 tahun)
Alamat: Jl. Depan No. 25 Denpasar
P.C.C
Cap apotek
ttd
(apt. Widya)

C. PEMBAHASAN
Permasalahan dalam pembuatan sediaan:

1. Mixtura adalah salah satu jenis sediaan larutan yang pemeriannya harus jernih.
Maka diharapkan hasil dari sediaan pada praktikum ini haruslah jernih, hasil yang
diperoleh pada praktikum ini sudah sesua dengan ketentuan yaitu tampak jernih
dan terdapat partikel padat yang terdispersi secara merata.
2. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah bahan obat dalam sediaan mixtura ini
khususnya succus liquiritae yaitu pemeriannya berupa bongkah besar licin agak
mengkilap, hitam coklat tua atau serbuk berwarna coklat. Menurut Syamsuni
(2006) apabila succus dalam jumlah kecil harus dikerjakan dengan metode gerus
tuang dan apabiladalam jumlah banyak/besar dilakukan dengan merebus atau
dipanaskan hingga larut. Karena dalam resep digunakan succus 5 gram (tergolong
dalam jumlah besar) maka succus dilarutkan dengan cara pemanasan (dikerjakan
dalam mortir panas dan digerus sedikit demi sedikit).
Pada resep diminta membuat mixtura yang mengandung SASA 3 gram, Ammonii
chlorid 1 gram, Succus liq 5 gram dan aquadest. Khasiat gabungan dari mixtura ini
adalah sebagai obat batuk tepatnya ekspektoran yang membantu pengeluaran dahak.
Khasiat ammonii chlorid yang berperan sebagai zat aktif dalam resep ini adalah
ekspektoran, sedangkan SASA (Sol. Amm.Spir.Anis) sebagai corrigen odoris yang
berfungsi sebagai zat yang memeperbaiki bau/aroma dalam sediaan, succus liq. Juga
sebagai ekspektoran dan aquadest sebagai zat tambahan yakni pelarut.
Dalam cara kerja terdapat langkah menggerus succus, tujuan penggerusan succus
selain untuk memperkecil ukuran partikelnya, penggerusan juga berfungsi agar succus
lebih mudah tercampur homogen saat ditambahkan zat cair lainnya seperti larutan
ammonii chlorid serta SASA. Digunakan mortir panas/hangat untuk menggerus
succus karena berdasarkan ketentuan apabila jumlah succus banyak, maka dikerjakan
dengan pemanasan agar lebih mudah melarut.
Dalam perhitungan dosis Ammonii chlorid setelah dihitung hasil persentase dosis
pemakaian degan dosis maksimalnya mendapat hasil 3 % (tidak overdosis).

D. KESIMPULAN
Mixtura adalah sediaan larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu macam
zat yang dapat berupa campuran cairan dengan zat padat, cairan dengan cairan,
ataupun cairan dengan ekstrak kental. Pada pembuatan mixtura ini, untuk melarutkan
Succus Liquiritiae dilakukan dengan metode pemanasan seperti yang sudah dibahas
pada pembasahan. Untuk resep ini zat aktif yang terkandung dalam mixtura adalah
Ammonii chlorid yang berhasiat sebagai ekspektoran dan juga succus sebagai
ekspektoran. Resep ditujukan pada pasien dewasa (usia 33 tahun). Khasiat dari mixtura
ini untuk pengobatan batuk berdahak (ekspektoran).

E. DAFTAR PUSTAKA

1. Indonesia, D. K. (1979). Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia.
2. Indonesia, D. K. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
3. Indonesia, D. K. (n.d.). Farmakope Nederland. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
4. Syamsuni H.A., 2006, Ilmu Resep, EGC, Jakarta
5. Tunguadi, 2009,Penuntun Praktikum Farmasi Fisika, Universitas Negeri
Gorontalo,Gorontalo.
6. Joenoes N.Z, 2003, ARS Prescribendi Resep Yang Rasional, Jilid 2, hal. 49-66,.
Airlangga University Press, Surabaya.
Denpasar, 3 Januari 2023

211037 Pramita Widya

Anda mungkin juga menyukai