Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA

POTIO

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA
ARNI RAUDINA SAFITRI K1A019007
ILHAM SANI K1A019029
KHAIRUNNISA K1A019031
LALE IMAS INDA DARAJAH K1A019033
SURYA FEBRIANTO K1A019063

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
A. RESEP AWAL POTIO

SIP : 123/SIP/2015
Praktek : Jl. Majapahit No. 62, Mataram

No. 004

R/ R/ Potio Nigra Contra Tussim 100 mL


Sec FOI

S.3.d.d.C 1

Nama : Rindu
Alamat : Jl. Pendidikan no 2 C3

B. SKRINING ADMINISTRASI

Kelengkapan Ada Tidak Keterangan


Ada
Nama Dokter √
SIP √ 123/SIP/2015
No. Telp/Hp √ -
Alamat Dokter √ Jl. Majapahit No.62 Mataram
Paraf/Tanda
Tangan Dokter √ -
Tempat dan √ -
Tanggal Penulisan
Resep
Tanda R/ √ R/
Nama dan Jumlah Potio Nigra Contra Tussim 100
Obat √ mL
Aturan Pakai √ S.3.d.d.C 1

Bentuk Sediaan √ Larutan


Nama Pasien √ Rindu

Umur Pasien/BB √ -
No.Telp/Hp Pasien √ -

Alamat Pasien √ Jl. Pendidikan no 2 C3

C. RESEP SETELAH SKRINING


dr. Andi Alamsyah
SIP : 123/SIP/2015
Praktek : Jl. Majapahit No. 62, Mataram
No. 004 Mataram, 15 Desember 2020

R/ Potio Nigra Contra Tussim 100 mL


Trap 300 mL mengandung :
Glycirrizhae Succus 10 gram
Ammonii Chloridum 6 gram
Ammoniae Anisi Spiritus 6 gram
Aqua Destillata 300 ml
S.3.d.d.C 1

Nama : Rindu
Umur : 14 Tahun
Alamat : Jl Pendidikan no. 2 C3

D. RESEP LATIN
Recipe/ Potio Nigra Contra Tussim 100 mL
Secumdium Formularium Indonesia
Signa 3 de die Cochlear 1
Pro : Rindu
E. RESEP INDONESIA
Ambillah/ Larutan obat batuk hitam 100 mL
Menurut Formularium Indonesia
Tandai sebanyak 3 kali sehari sebanyak 1 sendok makan
Untuk: Rindu (14 tahun)

F. MONOGRAFI

1. Glycyrrhizae Succus (Kemenkes, 1979)


 Nama resmi : Glycyrrhizae Succus
 Nama lain/ : Ekstrak akar manis
sinonim
 RM/BM : -
 Pemerian : Batang berbentuk silinder atau bongkah besar, licin, agak
mengkilap, hitam coklat tua, atau serbuk berwarna coklat;
bau lemah khas, arasa manis, khas
 Kelarutan : Zat larut dalam etanol tidak kurang dari 75%
 Incompabilitas : -
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Amonii Chloridum (Kemenkes, 1979)


 Nama resmi : Amonii Chloridum
 Nama lain/ : Ammonium Klorida
sinonim
 RM/BM : NH4Cl/53,49

 Pemerian : Serbuk butir atau hablur; putih; tidak berbau; rasa


asin dan dingin; higroskopik
 Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserol P; lebih
mudah larut dalam air mendidih; agak sukar larut
dalam etanol (95%) P
 Incompabilitas : -
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Ammoniae Anisi spritus (Kemenkes, 1979)


 Nama resmi : Solutio Ammoniae Sprituosa Anisata
 Nama lain/ : Ammoniae Anisi spritus
sinonim
 RM/BM : -
 Pemerian : Cair yang mula-mula tak berwarna lama kelamaan
menjadi kuning muda, baunya sangat khas seperti
minyak adas manis dan seperti amonia
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Incompabilitas : -
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. Aqua Destillata (Kemenkes, 1979)


 Nama resmi : Aqua Destillata
 Nama lain/ : Air suling
sinonim
 RM/BM : H2O
 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
 Kelarutan : -
 Incompabilitas : -
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
G. PERHITUNGAN DOSIS

Amonium Clorida
 Dosis lazim (DL) untuk dewasa
Sekali =-
Sehari = 2-4 g (Depkes RI, 1979)

 Dosis maksimum (DM) untuk dewasa


Sekali =-
Sehari = 10 g (Depkes RI, 1979)

 Dosis maksimum (DM) untuk anak 14 tahun


Sekali =-
Sehari =

=7g
 Dosis pemakaian dalam resep
Sehari =2 g x 3
=6g

 Persentase pemakaian
Sekali =-

Sehari =

= 85,71 %

Kesimpulan :Penggunaan / pemakaian obat telah sesuai dengan aturan karena


pemakaian sehari tidak melebihi dosis maksimum.
H. PERHITUNGAN BAHAN

100 mL
 Suqqus Liq = 𝑋 10 𝑔
300 mL

= 3,3 g

100 mL
 Ammonium Chlorida = 300 mL 𝑋 6 𝑔

=2g

100 mL
 SASA = 300 mL 𝑋 6 𝑔

=2g

300 mL
 Aquades = 3
= 100 mL
Jadi, dalam 100 mL potio nigra contra tussim mengandung
- Suqqus liq = 3,3 g
- Amonium clorida =2g
- SASA =2g
- Aquades = 100 mL

I. PENGERJAAN SEDIAAN
Glycyrrhizae succus
 ditimbang sebanyak 2 gram
 dimasukkan ke dalam mortir
 digerus dengan air panas sama banyak
 dimasukkan ke dalam botol
 didinginkan
Hasil

Ammonii Chloridum
 ditimbang sebanyak 2 gram
 dimasukkan ke dalam mortir
 digerus sampai halus
 dilarutkan dengan air
 dimasukkan ke dalam Glycyrrhizae succus yang dingin
Hasil
(Sasa) Ammoniae Anisi Spiritus
 ditimbang sebanyak 2 gram
 dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi Glycyrrhizae succus dan ammonii
chloridum
 ditambahkan Aqua destillata sampai batas kalibrasi
 dikocok sampai homogen
Hasil
 diberi etiket putih
Hasil

J. ETIKET

APOTEK JAYA
Jl.Majapahit No.63, Mataram
APA : Fajar Ahmad, S.Farm.,Apt
No.SIPA : 01234
No. 004 Tgl. 15 Desember 2020
Nama : Rindu kapsul
3 ×sehari 1 tablet
sendok makan
sebelum/ saat/ sesudah makan
Semoga Lekas Sembuh

K. PEMBAHASAN
Pada resep praktikum ini, dilakukan pembuatan sediaan potio dengan maksud
agar mahasiswa dapat membaca dan meracik resep potio. Menurut (Anief, 2015), potio
adalah sediaan berupa cairan yang dimaksudkan untuk diminum, diramu dan diracik
sedemikian rupa hingga dimungkinkan untuk diberikan dalam volume dosis tunggal
dalam jumlah yang banyak, umumnya yaitu 50 mL. Bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini yaitu glycyrrhizae succus, ammonia chloridum, ammoniae anisi spritus,
dan aqua destillata. Kemudian diminta untuk membuat sediaan potio sebanyak 100 mL.
Peracikan obat pada resep potio ini didasarkan pada resep standar yang sudah
terdapat di dalam formularium Indonesia. Tahap awal yang dilakukan yaitu glycyrrhizae
succus digerus di dalam mortar dengan menggunakan air panas hingga larut semua, lalu
dimasukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu. Kemudian, ammonia
chloridum digerus di dalam mortar ditambahkan air hingga larut, kemudian dimasukkan
ke dalam botol yang berisi glycyrrhizae succus yang sudah dingin. Selanjutnya
ditambahkan ammoniae anisi spiritus atau SASA sebanyak 2 gram. Dalam melakukan
penambahan SASA ke dalam botol harus sangat berhati-hati dan dengan cepat,
dikarenakan sifat SASA yang mudah untuk menguap. Setelah penambahan SASA,
ditambahkan aqua dIstillata atau aquades sampai batas kalibrasi yang terdapat di botol.
Botol kemudian ditutup lalu dikocok hingga semua bahan dalam botol homogen.
Sebelum melakukan peracikan terhadap resep ini, dilihat terlebih dahulu antara
dosis yang diberikan dalam resep dengan pasien yang akan mengkonsumsi obat tesebut.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dosis yang diberikan nantinya tidak melebihi dosis
maksimumnya bagi anak berumur 14 tahun. Perhitungan dosis obat dilakukan dengan
menggunakan rumus Dilling, sehingga didapatkan dosis maksimum ammonia chloridum
untuk anak berumur 14 tahun dalam sehari yaitu 7 gram. Sedangkan dosis pemakaian
dalam resep yaitu sebanyak 6 gram dalam sehari pemakaian sehingga dapat dikatakan
bahwa pemakaian obat dalam resep tidak melebihi dosis maksimum atau tidak overdosis
(OD) dan aman. Dengan adanya bahan ammonia chloridum dalam resep ini sebagai
ekspektoran atau penghancur dahak, sehingga dapat diketahui bahwa obat ini diberikan
pada pasien yang mengalami batuk berdahak. Dalam resep, obat ini dikonsumsi
sebanyak tiga kali dalam sehari dengan sekali minum 1 sendok makan. Obat ini
diminum setiap 8 jam sekali dan disimpan ditempat yang tidak terkena dengan sinar
matahari langsung karena akan menimbulkan kerusakan pada bahan obat yang
terkandung di dalamnya. Pada obat ini diberikan etiket putih karena obat penggunaan
dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2015. Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Edisi III. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lampiran : Uraian Tugas
No Nama Nim Uraian Tugas
1 Arni Raudina Safitri K1A019007 Skrining Administrasi
Perhitungan Dosis
Perhitungan Bahan
2 Ilham Sani K1A019029 Monografi
Resep Setelah skrining
3 Khairunnisa K1A019031 Resep Awal
Pengerjaan sediaan
Etiket
4 Lale Imas Inda Daarajah K1A019033 Resep Latin
Resep Indonesia
Edit Laporan Sementara
5 Surya Febrianto K1A019063 Pembahasan
Daftar Pustaka
Edit Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai