KROMATOGRAFI GAS
MATA KULIAH KIMIA ANALISIS
Oleh:
Ni Kadek Ayu Setya Pradnyani (211033)
Michelle Novena Nauli (211035)
Dewa Ayu Pramita Widya Cahyaningrum (211037)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya
lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini pula kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dalam mempelajari “Kromatografi Gas” ini. Akhir kata, tak ada gading yang tak
retak. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR ISI
i
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Kromatografi Gas........................................................................................................2
2.2 Instrumen Dan Bagian-Bagian Kromatografi gas.......................................................2
2.3 Analisis Kualitatif Dan Kuantitatif Kromatografi gas.................................................4
2.4 Perhitungan Menggunakan Kromatografi gas.............................................................5
BAB III PENUTUP..................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan prinsip kerja dari kromatografi gas
2. Mengetahui instrumentasi dan bagian-bagian kromatografi gas
3. Mengetahui cara analisis kualitatif dan kuantitatif menggunakan kromatografi gas
4. Mengetahui perhitungan menggunakan kromatografi gas
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Instrument dan bagian-bagian kromatografi gas:
1. Gas pembawa
Gas pembawa merupakan istilah pengganti fasa gerak dalam kromatografi gas.
Gas ini terdapat pada suatu tanki bertekanan sangat tinggi (± 150 atm).
Persyaratan ideal gas pembawa antara lain :
a. Gas pembawa harus bersifat inert
b. Murni , murah dan mudah diperoleh
c. Pemilihan gas pembawa sangat tergantung pada jenis detektor yang
digunakan
d. Sistem pendukung gas pembawa harus menyediakan molecular sieves
sebagai bahan untuk menghilangkan air dan impurities yang lain.
Selain berfungsi sebagai carrier, gas ada juga yang difungsikan sebagai
penghasil nyala untuk GC dengan detektor ionisasi nyala (flame ionization
detektor). Untuk keperluan ini digunakan gas seperti hidrogen, oksigen dan
udara.
2. Pengatur aliran dan tekanan gas pembawa
Kecepatan aliran gas mempengaruhi kerja kolom, sehingga diperlukan
pengaturan yang tepat untuk mendukung proses kerja dalam kolom. Pengatur
ini disebut juga pengurang Dragger, yang bekerja dengan baik pada tekanan
2,5 atm. Harga umum kecepatan alir gas dikaitkan dengan diameter luar (OD)
dari kolom adalah :
1/4 " OD, kecepatan alirnya = 75 mL / menit
1/8 " OD, kecepatan alirnya = 25 mL / menit
3. Tempat injeksi sampel (injection port)
Fungsi dasar injektor adalah mengubah fasa sampel menjadi gas atau uap.
Volume injeksi bervariasi tergantung fasa sampel. Untuk sampel gas berkisar
antara 0,5-50 mL dan untuk cairan berkisar antara 0,2-20 mikroliter.
4. Kolom
Lazimnya tampak luar suatu kolom adalah tabung berbentuk kumparan akan
tetapi terdapat pula kolom yang berbentuk lurus atau bengkok seperti huruf V
atau W. tabung ini terbuat dari bermacam - macam bahan seperti tembaga,
Teflon, stainless steel, aluminium dan gelas. Tabung tembaga tidak digunakan
untuk senyawa senyawa seperti amina, asetilen, terpena dan steroid karena
3
akan terjadi reaksi kimia. Panjang kolom bervariasi menurut standar pabrik
pembuatnya.
5. Detektor
Untuk mengidentifikasi setiap senyawa yang telah dipisahkan dari kolom
kemudian mengubahnya menjadi signal listrik untuk kemudian datanya diolah
di dalam sistem komputer. Data yang bisa kita lihat dari hasil pemisahan GC
adalah berupa puncak-puncak kromatogram. Sinyal elektronik akan berguna
untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen-komponen
yang terpisah di antara fase diam dan fase gerak.
6. Komputer
Kromatografi modern menggunakan komputer yang Memfasilitasi setting
parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase gas, suhu oven dan
pemrograman suhu, serta penyuntikan sampel secara otomatis. Menampilkan
kromatogram dan informasi-informasi lain dengan menggunakan grafik
berwarna. Output dari alat gas chromatography ini berupa data yang berisi
nilai-nilai hasil pembacaan. Data tersebut bisa berbentuk mentah atau
kesimpulan dari hasil library sesuai dengan jenis alat gas kromatografi
(Rubiyanto, 2017).
4
Gambar 2.2 Contoh output kromatogram dari kromatografi gas
Gambar 2.2 diatas adalah contoh output kromatogram dari Gas kromatografi
pemisahan seri n-alkana yang dilakukan pada suhu isotermal (gambar a) dan pada
suhu terprogram (pada gambar b) (Kealey and Haines 2002).
Pada pemisahan n-alkana diatas secara isotermal (gambar a) heksana (C6)
sampai dekana (C10) tidak terpisah secara sempurna sementara itu dengan
menggunakan suhu terprogram ke semua seri alkana terpisah secara sempurna.
(Abdul Rohman, 2007)
Analisis kuantitatif dengan gas chromatography menggunakan metode standar
internal. Metode ini digunakan karena terdapat ketidakpastian yang disebabkan injeksi
sampel dan kecepatan aliran. Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang
tidak sesuai atau tidak mungkin diinjeksi langsung pada gas chromatography
(Rizalina et al., 2018). Ada beberapa cara analisis kuantitatif, antara lain dengan
metode penormalan luas dan metode standar. Analisis kuantitatif dapat dihitung
dengan cara mengukur tinggi dan luas puncak dari kromatogram. Luas puncak dapat
diukur melalui planimetri, penimbangan, mengalikan tinggi puncak dan yang paling
teliti adalah dengan integrator listrik atau computer (Day dan Underwood, 1986).
Metode penormalan luas merupakan cara sederhana untuk menghitung suatu
komponen dengan mengukur luas puncak keseluruhan. Cara ini dapat digunakan
untuk menghitung persen berat jika komponen yang dianalisis terdiri atas deret
homolog yang titik didihnya tidak berbeda jauh dan dianggap semua puncak terelusi
serta mempunyai kepekaan terhadap detektor. Sedangkan metode standar dalam
dikenal sebagai kalibrasi tidak langsung. Faktor koreksi dapat diperoleh dengan
membuat kurva kalibrasi perbandingan berat dan luas puncak cuplikan, kemudian ke
dalam cuplikan yang akan dianalisis ditambahkan senyawa standar dalam jumlah
yang terukur, selanjutnya campuran ini di kromatografikan. Perbandingan luas diukur
berat senyawa yang dianalisis terhadap senyawa standar dibaca oleh grafik, sehungga
senyawa yang dianalisis dapat dihitung dengan mudah (Mashuni, 1993).
5
Cl
K=
Cg
Keterangan:
K: koefisien partisi
Cl: konsentrasi sampel dalam fase diam (kolom)
Cg: konsentrasi sampel dalam fase gerak (carrier)
Dengan adanya perbedaan koefsien partisi maka sampel akan bergerak dengan
kecepatan migrasi yang berbeda sehingga terjadilah proses pemisahan(W dan S, 1992)
Dengan Cl adalah konsetrasi molar komponen di dalam fase diam dan Cg adalah
konsentrasi molar komponen di dalam fase gerak. Idealnya, K konstan pada kisaran
konsentrasi yang luas sehingga Cl proporsional terhadap Cg (Nur, 2003).
( )
Kadar residual solvent mg =
Kg
b
W spl
Keterangan:
a = Intercept dari kurva kalibrasi standar alcohol
b = slope dari kurva kalibrasi standar alcohol
Wspl = bobot penimbangan sampel (g).
6
Hasil Kurva Standar Alkohol
7
Hasil Analisis Alkohol dalam Sampel
Hasil analisis alkohol dalam sampel obat batuk sirup. Sebanyak 9 sampel yang
tidak menuliskan keterangan alkohol dalam kemasaanya terdeteksi mengandung
alkohol dengan konsentrasi yang bervariasi. Satu sampel yang dalam kemasaannya
menuliskan keterangan alkohol kurang dari 1% tidak terdeteksi mengandung alkohol
setelah dianalisis menggunakan metode headspace kromatografi gas.
8
Konsentrasi Alkohol dalam Sampel Obat Batuk Sirup
Dari 15 sampel yang diuji diketahui 9 sampel mengandung alkohol dengan
konsentrasi terbesar, yaitu 1,569% v/v pada sampel D. Ditemukannya kandungan
alkohol pada sampel bisa disebabkan karena limit deteksi alat yang digunakan untuk
menganalisis alkohol berbeda-beda dan dapat dimungkinkan pula bahwa limit deteksi
alat yang digunakan oleh produsen obat untuk menganalisis alkohol tersebut di atas
alat kromatografi gas yang digunakan pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari
rentang konsentrasi alkohol yang ditemukan pada sampel, yang berada dalam rentang
sangat kecil, yaitu 0,045%−1,569%. Makin kecil limit deteksi alat (LoD), akan makin
baik untuk analisis suatu senyawa yang konsentrasinya kecil pula (Suseno dan
Qomariyah, 2021).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromatografi gas merupakan suatu cara kromatografi di mana sampel diuap
dan diinjeksikan ke dalam bagian atas dari kolom. Sampel kemudian dibawa melalui
kolom oleh gas pembawa yang bersifat inert. Keuntungan dari penggunaan
kromatografi gas dalam pengujian gas adalah analisis yang cepat, efisien, dan akurat.
Metode kromatografi gas merupakan salah satu teknik pemisahan senyawa
berdasarkan perbedaan distribusi pergerakan yang terjadi di antara fase gerak dan fase
diam untuk pemisahan senyawa yang berada pada larutan. Instrument dan bagian-
bagian kromatografi gas terdiri dari gas pembawa, pengatur aliran dan tekanan gas
pembawa, tempat injeksi sampel (injection port), kolom, detector, computer. Analisis
kualitatif dilakukan dengan melihat waktu retensi dari sampel gas. Waktu retensi yang
berbeda dari masing-masing puncak berguna untuk menentukan senyawa yang ada
dalam sampel gas asalkan ada gas standarnya. Ada beberapa cara analisis kuantitatif,
antara lain dengan metode penormalan luas dan metode standar. Analisis kuantitatif
dapat dihitung dengan cara mengukur tinggi dan luas puncak dari kromatogram.
10
DAFTAR PUSTAKA
11