Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karna atas berkat rahmat nya kami dapat
menyelesaikan makalah Kimia Analitik Instrumen dengan judul “Kromatografi Gas” dengan lancar.
Makalah ini kami buat sebagai pendukung dan media alat dalam program belajar diperkuliahan .
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada :
· Yth. Bapak Yohandri Bow,S.T,M.S. selaku dosen pembimbing kami yang teah banyak memberikan
arahan dan motivasi demi kelancaran pembuatan makalah ini
· Tak lupa kepada keluarga dan kerabat dekat yang telah banyak membantu kami baik dukungan
moril maupun materil
· Serta teman-teman yang telah banyak membantu dan memberi saran untuk perbaikan
Akhirnya kami selaku penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita khususnya bagi
proses belajar dan mengajar. Tak lupa kami juga meminta saran dan kritik dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini
Tim Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL…………………………………………………………..…………i
KATA PENGANTAR…………………………….………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….………..iii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN(ISI)
1.1 Kesimpulan……………………………..…….…………….20
1.2 Saran…………………...……………………….…..............20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Metoda yang terbaik dipilih untuk analisis adalah metoda yang selektif, diaman hanya analit saja yang
dideteksi dan diukur. Namun sayangnya sampel yang masuk ke laboratorium tidak hanya mengandung
analit saja, kadangkala analit yang akan di analisis berada didalam sampel dan dalam jumlah yang sangat
kecil sehingga analisis langsung tidak dapat dilakukan. Sampel haruslah diberi perlakuan untuk
mengambil analit sebelum dianalisis, perlakuan atau proses ini disebut dengan pemisahan analitik.
Pada awalnya, pemisahan dilakukan dengan cara penambahan asam atau basa berkonsentrasi tinggi,
dengan pemanasan hingga beberapa jam, dengan proses distilasi, dan dengan proses ekstraksi pelarut.
Keselururhan proses membutuhkan waktu yang lama, dari beberapa jam hingga hari. Pemisahan yang
membutuhkan waktu ini, sekarang digantikan oleh pemisahan kromatografi. Dengan kromatografi,
sampel dipisahkan sedikit sehingga waktu yang diperlukan untuk analisis menjadi singkat. Oleh karena
itulah penulis merasa perlu mengangkat tema “kromatografi” ini sebagai bahan pembelajaran atau pun
sumber informasi bagi para pembaca mengenai pemisahan secara kromatografi dan sekaligus sebagai
penyelesaian tugas dari dosen pembimbing mata kuliah kimia analitik instrumen.
1. Studi pustaka :penyusunan karya tulis ini menggunakan sumber-sumber tertulis yaitu buku-buku
sebagai acuan dalam mencari informasi penulisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kromatografi Secara Umum
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara
fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan.Molekul yang terlarut dalam fase gerak, akan melewati kolom yang merupakan fase diam.
Molekul yang memiliki ikatan yang kuat dengan kolom akan cenderung bergerak lebih lambat dibanding
molekul yang berikatan lemah. Dengan ini, berbagai macam tipe molekul dapat dipisahkan berdasarkan
pergerakan pada kolom. Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis
dengan menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut
Kromatografi adalah teknik dimana komponen suatu campuran dipisahkan berdasarkan laju
perpindahan komponen tersebut bergerak melalui fasa diam oleh fase gerak cair atau gas. Fasa diam
adalah fasa yang tak bergerak, terletak didalam suatu kolom atau permukaan datar, sedangkan fasa
bergerak adalah fasa yang bergerak melewati fasa diam dengan membawa analit.
Planar
Disini fasa diam terletak pada pelat datar atau kertas berpori, fasa gerak bergerak melalui fasa diam oleh
karena aksi kapiler atau karena gravitasi. Pada kromatografi kolom, fasa diam terletak didalam pipa
kapiler dan fasa gerak bergerak melalui fasa diam karena tekanan atau karena gravitasi.
Kolom
Kromatografi gas termasuk kedalam kromatografi kolom, analit diinjeksikan pada titik injeksi kemudian
dibawa oleh fasa gerak menuju kolom yang terletak didalam sebuah oven yang dijaga temperaturnya.
Pemisahan terjadi didalam kolom, analit atau komponen yang lebih cepat menguap akan lebih cepat
keluar mencapai detector, sedangkan komponen yang mempunyai titik uap lebih tinggi akan keluar lebih
lambat dari kolom.
1. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom digunakan untukdigunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa. Kolom
yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk penyerap (seperti selulosa, silika gel,
poliamida). Fase diam dialiri (dielusi) dengan fase gerak berupa pelarut. Sampel yang mengandung
campuran senyawa dituangkan ke bagian atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase
gerak. Setiap senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan sekaligus ditahan
oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam akan berbeda dengan senyawa lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi kolom adalah fase diam yang
digunakan, kepolaran pelarut (fase diam), ukuran kolom (diamter dan panjang kolom), kecepatan alir
elusi.
2. Kromatografi Kertas
Mekanisme pemisahan dengan kromatografi kertas prinsipnya sama dengan mekanisme pada
kromatografi kolom. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. Sampel
yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar
kertas saring dicelupkan kedalam pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa gerak (pelarut) dapat saja
beragam. Air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan
sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
KLT merupakan cara analisis cepat yang memerlukan bahan sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya.
KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak dan karbohidrat. KLT
dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni
dalam skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang pada KLT disesuaikan dengan sifat kelarutan
senyawa yang dianalisis.
Sebagai fase diam digunakan silika gel, karena tidak akan bereaksi dengan senyawa atau pereaksi yang
reaktif. Data yang diperoleh dari analisis dengan KLT adalah nilai Rf, nilai Rf berguna untuk identifikasi
suatu senyawa. Nilai Rf suatu senyawa dalam sampel dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa murni.
Nilai Rf didefinisikan sebagi perbandingan jarak yang ditempuh oleh senyawa pada permukaan fase
diam dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh pelarut sebagai fase gerak.
Kelebihannya disbanding kromatografi kertas adalah efisiensi pemisahan yang jauh lebih baik
dikarenakan ukuran partikel pada fasa diam yang sangat kecil (halus). KLT sangat berguna pada bagian
forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam serat, atau sisa darah pada serat tekstil.
4. Kromatografi Gas
Kromatografi Gas adalah metode kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument dan
elektronika yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Kromatografi gas adalah
salah satu metode pemisahan kromatografi yang digunakan untuk memisahkan semua zat yang
berbentuk uap/gas atau dapat diuapkan, tanpa mengalami penguraian dan menggunakan gas sebagai
fase geraknya. Prinsip kerja dari metode kromatografi gas adalah dengan menyuntikkan contoh ke
dalam ujung kolom kromatografi gas, lalu contoh tersebut diuapkan dan dielusi oleh gas inert yang
digunakan sebagai fase geraknya. Ada beberapa kelebihan kromatografi gas, diantaranya kita dapat
menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang tinggi. Gas dan uap
mempunyai viskositas yang rendah, demikian juga kesetimbangan partisi antara gas dan cairan
berlangsung cepat, sehingga analisis relative cepat dan sensitifitasnya tinggi. Fase gas dibandingkan
sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan zat-zat terlarut. Kelemahannya
adalah tehnik ini terbatas untuk zat yang mudah menguap. Kromatografi gas lebih serius daripada
pembatasan kelarutan pada kromatografi cair, secara keseluruhan memang demikian. Akan tetapi, jika
kita ingat bahwa suhu sampai 400¬0C dapat dipakai pada kromatografi gas dan bahwa kromatografi
dilakukan secara cepat untuk meminimumkan penguraian, pembatasan itu menjadi tidak begitu perlu.
Disamping itu, pada KG, senyawa yang tak atsiri sering dapat dibah menjadi turunan yang lebih atsiri dan
lebih stabil sebelum kromatografi.
1. Tangki gas pembawa : Gas bertindak sebagai fasa gerak disebut juga gas pembawa (carierr gas). Gas-
gas pembawa yang biasa digunakan seperti helium, hidrogen (pembakaran) dan nitrogen (udara tekan).
Helium digunakan bila detektornya TCD.
2. Alat pengatur tekanan (regulator), regulator digunakan unutk mengatur tekanan gas-gas yang
digunakan. Selain itu, ada pengatur laju aliran gas (soap bubble flow rate meter). Bila karet ditekan akan
muncul gelembung sabun, kemudian akan didorong oleh gas pembawa, sehingga gas pembawa dapat
diukur kecepatan alirannya.
3. Injection port (tempat memasukkan cuplikan) adalah cabang unutk memasukkan cuplikan dengan
cara penyuntikkan. Pada saat memasukkan cuplikan waktunya harus sesingkat mungkin. Suhu injection
port harus lebih tinggi dari titik didih cuplikan (200c), kalau suhunya rendah dan memasukkan cuplikan
terlalu lambat maka pita elusinya lebar dan HETP besar. Biasanya volume cuplikan berkisar 1- 20µl
4. Kolom adalah tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen cuplikan. Kolom ini
ditempatkan di dalam oven bersuhu tinggi, sehingga komponen-komponen cuplikan tetap berupa uap.
Jenis-jenis kolom sebagai berikut :
Kolom Kapiler, permukaan dalamnya dilapisi dengan zat cair fase diam.
Kolom isian, biasanya mengandung zat padat pendukung (solid support). Sifat-sifatnya zat padat
pebdukung yang diinginkan.
5. Oven untuk memanaskan kolom pada suatu termostat. Suhu optimum yang digunakan tergantung
pada :
- Tingakt pemisahan yang diinginkan, suhu kolom yang terlalu tinggi kurang baik karena jarak antara
kurva elusi komponen yang satu dengan yang lainnya terlalu dekat sebaliknya bila suhu terlalu rendah
jaraknya terlalu jauh.
6. Detektor adalah bagian unutk mendeteksi komponen-komponen yang keluar dari kolom. Detektor ini
akan mengirimkan isyarat listrik ke alat pencatat (rekorder). Detektor pada alat kromatografi gas ada
beberapa macam, di antaranya adalah :
Secara ringkas prinsip kerja FID adalah mula-mula dialirkan udara dan hidrogen maka akan timbul
pembakaran yang menimbulakan energi. Energi akan mengionisasi komponen-komponen yang nantinya
akan keluar dari kolom. Molekul-molekul kolom tersebut berubah menjadi ion. Ion-ion positif akan
tertarik ke elektroda negatif sehingga arus bertambah. Arus mengalir melalui tahanan dan menimbulkan
selisih tegangan. Penurunan tegangan yang terjadi disalurkan melalui amplifier dan masuk ke dalam
suatu rekorder (integrator). Bila suatu saat kromatografi gas menggunakan FID sebaiknya digunakan N2
sebagai gas pembawa.
2. TCD
Detektor ini bekerja berdasarkan pada prinsip bahwa benda panas akan kehilangan laju yang
bergantung pada susunan gas di sekitarnya. TCD biasanya terdiri atas suatu blok logam. Di dalam blok
logam tersebut ditempatkan kawat hantar tipis yang berfungsi sebagai tahanan listrik dan merupakan
dua tangan dari rangakaian jembetan weatstone (R1 dan R2). Bila ada komponen dari keluar dari kolom
dan melalui kawat tahanan, maka suhu R1 dan R2 akan berubah, begitu pula tahanannya.
Hal ini menyebabkan jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang dan menimbulkan isyarat listrik.
Isyarat listrik tersebut akan diteruskan ke rekorder. Rekorder akan mencatat isyarat ini dalam bentuk
kromatogram. Bila suatu alat kromatografi gas menggunakan TCD sebagai detector, sebaiknya
digunakan He sebagai gas pembawa.
7. Rekorder ( alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat). Recorder yang banyak
digunakan pada saat ini disebut integrator yang mempunyai fasilitas lebih lengkap daripada recorder
biasa.
Analisa Kromatografi terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian penganalisa dan bagian pengendali. Bagian
penganalisa biasanya diletakkan di lapangan dekat titik pengambilan sampel, sedangakn bagian
pengendali sampel terletak jauh di ruang kontrol. Bagian analiser terdiri dari katup-katup : kolom dan
detektor. Bagian kontrol terdiri dari pemrogram, perekam dari unit dan pembantu seperti pemilih jalur
dan unit memori.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) merupakan
salah satu metode kimia dan fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik
kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini
jika dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
• mudah melaksanakannya
Komponen-komponen penting dari KCKT dapat dilihat pada Gambar. Diagram Blok KCKT berikut ini :
1. Pompa (Pump)
Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom. Ada dua tipe pompa yang
digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement).
Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa
reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu
membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line)
detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran
reservoir tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya
terbatas.
2. Injektor (injector)
Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum dari
material kolom. Ada dua model umum :
a. Stopped Flow
b. Solvent Flowing
a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran
dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak
dipengaruhi
b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada Kromtografi Gas.
Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan
semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor)
dapat menyebabkan penyumbatan.
c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10 μ dan
dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil
dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir,
bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.
3. Kolom (Column)
Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan
kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik : Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi
kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah 50 -100 cm. Untuk kemasan poros
mikropartikulat, 10 -30 cm. Dewasa ini ada yang 5 cm.
b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25 -100 cm.
Kolom umumnya dibuat dari stainlesteel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa
juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi
eksklusi. Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid
Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution
Chromatography, EC)
4. Detektor (Detector) .
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom (analisis
kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang
tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua
tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan,
tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm. Variabel panjang gelombang dapat
digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi
juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
dibandingkan dengan detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:
Dari Gambar waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui /dihitung. Lni bisa digunakan untuk
mengidentifikasi secara kualitatif suatu komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan
tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk memperoleh
hasil secara kuantitatif.
6. Fasa gerak
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah salah
satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi yang sangat luas pada solven yang
digunakan untuk KCKT, tetapi ada beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
4. Melarutkan sampel
Umumnya, semua solven yang sudah digunakan langsung dibuang karena prosedur pemumiannya
kembali sangat membosankan dan mahal biayanya. Dari semua persyaratan di atas, persyaratan 1) s/d
4) merupakan yang sangat penting.
Menghilangkan gas (gelembung udara) dari solven, terutama untuk KCKT yang menggunakan pompa
bolak balik (reciprocating pump) sangat diperlukan terutama bila detektor tidak tahan kinerja sampai
100 psi. Udara yang terlarut yang tidak dikeluarkan akan menyebabkan gangguan yang besar di dalam
detektor sehingga data yang diperoleh tidak dapat digunakan (the data may be useless). Menghilangkan
gas (degassing) juga sangat baik bila menggunakan kolom yang sangat sensitifterhadap udara (contoh :
kolom berikatan dengan NH2).
Keuntungan KCKT
KCKT dapat dipandang sebagai pelengkap Kromatografi Gas (KG). Dalam banyak hal kedua teknik ini
dapat digunakan untuk memperoleh efek pemisahan yang sama membaiknya. Bila derivatisasi
diperlukan pada KG, namun pada KCKT zat-zat yang tidak diderivatisasi dapat dianalisis. Untuk zat-zat
yang labil pada pemanasan atau tidak menguap, KCKT adalah pilihan utama. Namun demikian bukan
berarti KCKT menggantikan KG, tetapi akan memainkan peranan yang lebih besar bagi para analis
laboratorium. Derivatisasi juga menjadi populer pada KCKT karena teknik ini dapat digunakan untuk
menambah sensitivitas detektor UV Visibel yang umumnya digunakan.
Cepat: Waktu analisis umumnya kurang dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30
menit. Untuk analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi kurang dari 5 menit bisa dicapai
Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua rasa dimana interaksi selektif dapat
terjadi. Pada KG, gas yang mengalir sedikit berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama dicapai
hanya dengan rasa diam. Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam dan rasa
gerak pada KCKT memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang diinginkan.
Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan dalam KCKT dapat mendeteksi kadar
dalam jumlah nanogram (10-9 gram) dari bermacam- macam zat. Detektor-detektor Fluoresensi dan
Elektrokimia dapat mendeteksi jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll dapat juga digunakan dalam KCKT.
Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat
digunakan kembali (reusable) . Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sma sebelum dari
jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis solven yang digunakan
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat – zat yang tidak bisa dianalisis dengan KG karena
volatilitas rendah , biasanya diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. KCKT dengan tipe eksklusi
dan penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat – zat tersebut.
Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam KCKT tidak menyebabkan
destruktif (kerusakan) pada komponen sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel
tersebut dapat dengan mudah sikumpulkan setelah melewati detector. Solvennya dapat dihilangkan
dengan menguapkan ksecuali untuk kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.
Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai bidang. Dalam
senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang digunakan adalah tekanan
uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa kegunaan kromatografi gas pada
bidang-bidang nya adalah
a. Polusi udara
Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang digabungkan dengan daya
sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal untuk menentukan banyak senyawa
yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai untuk menetukan Alkil-AlkilTimbal, Hidrokarbon,
aldehid, ketonSO , H S, dan beberapa oksida dari nitrogen dan lain-lain.
b. klinik
Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam klinik seperti :asam-
asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asam-asam lemak dan turunannya, trigliserida-
trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin
c. Bahan-bahan pelapis
Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet dan mesin-mesin sintesis
d. Minyak atsiri
Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruksitrat, dan lain-lain
e. Bahan makanan
Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuan atau pencampuran,
kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan, juga dapat dipakai untuk menguji
jus, aspirin, kopi dan lain-lain
f. Sisa-sisa peptisida
KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan sisa-sisa peptisida yang
diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen, danfosfor
g. Perminyakan
Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas
hidrokarbon yang ringan
i. Bidang kimia/ penelitianDigunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian kemurnian hasil.
Kromatografi Lapis Tapis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang hidrofobik seperti lemak
dan karbohidrat. Kromatografi Lapis Tipis juga dapat digunakan untuk menentukan eluen pada analisis
kromatografi kolom dan isolasi senyawa murni dalam skala kecil. Selain itu juga, kromatografi lapis tipis
sangat berguna untuk pada bagian forensic, misalnya untuk pemisahan cat dalam serat, atau sisa darah
pada serat tekstil.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan sukses
besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam amino larut dalam air
dan tidak mudah menguap (tidak mungkin di distilasi), pemisahan asam amino adalah masalah
paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi
kertas merupakan berita sangat baik bagi mereka
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan
antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada
larutan.
2. Kromatografi pada umumnya diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu kromatografi gas dan
kromatografi cair. Dimana keduanya memiliki klasifikasi lagi.
3. Manfaat kromatografi adalah untuk mempermudah pemisahan komponen pada suatu campuran
tanpa memerlukan yang yang lama seperti pada saat pemisahan analitik.
3.2 SARAN
Untuk melakukan pemisahan campuran sebaiknya menggunakan kromatografi, karena sampel dapat
dipisahkan, dikumpulkan, baru kemudian dideteksi dan diukur sehingga dapat mengefisiensikan waktu.
Sehingga cara ini lebih baik jika dibandingkan dengan pemisahan secara analitik.