Anda di halaman 1dari 8

KIMIA FARMASI II

PRAKTIKUM VI
“ANALISIS KADAR AIR PADA SAMPEL OBAT DENGAN METODE
GRAVIMETRI “

DISUSUN OLEH :
RISKA SAFITRI
(18.71.020179)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
2019
PRAKTIKUM VI
“ANALISIS KADAR AIR PADA SAMPEL OBAT DENGAN METODE
GRAVIMETRI”

I. TUJUAN
a. Mengetahui prinsip analisis secara gravimetri
b. Mampu menetapkan kadar air pada sampel dengan metode gravimetri

II. PENDAHULUAN
Kadar air adalag persentase kandungan air suatu bahan yang dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar
air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100% sedangkan kadar
air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100% (Syarief, 1988).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting
dalam bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan
data awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya
bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak, akan terjadi perubahan pada
bahan pangan (Winarno, 1993)
Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan berat dari
suatu unsur atau senyawa unsur dengan cara memisahkan unsur tersebut dengan
persenyawaannya, kemudian ditimbang atau proses isolasi dan pengukuran berat
suatu unsur atau senyawa tertentu. Tujuan percobaan gravimetri adalah untuk
memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya, untuk mengetahui kadar air
pada sampel. Prinsip percobaan gravimetri yaitu berdasarkan pengurangan berat
sampel, sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan. Metode gravimetri merupakan
metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun metode ini harus
dilakukan di laboratorium sehingga penerapannya membutuhkan waktu dan tenaga
yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar air. Kebutuhan akan metode
pengukuran tidak langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan
tenaga yang dibutuhkan metode gravimetri (Underwood, 1980).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetric meliputi
transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode
penguapan; metode elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainnya. Pada
prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu
faktor-faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar, 2002).
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang
paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis
gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya).
Dalam analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah
bahan yang dianalisis. Bagian terbesar analisis garvimetri menyangkut perubahan
unsur atau gugus senyawa yanga dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan
mantap (stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau gugus
yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom
penyususnnya (Gandjar, 2007).
Penentuan kadar air dilakukan dengan memasukkan sampel dalam oven pada
suhu 1050C selama 3 jam. Kemudian berat sampel ditimbang kadar air dalam bahan
dapat dihitungkan dengan rumus :
berat awal−berat akhir
% kadar air= ×100 %
berat awal

Penentuan kadar air berguna untuk mengetahui ketahan suatu bahan dalam
penyimpanannya dan merupakan cara penanganan yang baik bagi suatu bahan untuk
menghindari pengaruh aktifitas mikroba. Jumlah kadar air yang rendah membuat
bahan akan lebih tahan disimpan dalam jangka waktu yang relative lama
(Malangi,2015).

III. ALAT DAN BAHAN


a) Alat
1. Cawan porselin
2. Oven
3. Desikator
4. Timbangan analitik

b) Bahan
1. Sampel obat

IV. CARA KERJA

Cawan porselin dikeringkan terlebih dahulu dalam oven pada suhu


105 0C selama 30 menit

Cawan porselin didinginkan dalam desikator dan ditimbang


sebagai berat wadah kosong

Ditimbang sampel sebnayak 2-3 gram, dicatat sebagai berat wadah


kosong + sampel

Dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 0C selama 3 jam, lalu


didinginkan dalam desikator

Ditimbang sebagai berat setelah pemanasan

Dipanaskan lagi dalam oven pada suhu 105 0C selama 30 menit

Ditimbang hingga berat konstan, yaitu setelah diperoleh 2 kali


penimbangan memiliki selisih ≤ 0,5 mg

Rumus penentuan kadar air :


W 1−W 2
Kadar air= × 100 %
W
Dimana :
W1 = bobot wadah + sampel (dalam gram)
W2 = bobot wadah + sampel setelah dikeringkan (dalam gram)
W = bobot sampel (dalam gram)

V. HASIL PENGAMATAN
Diketahui : Bobot cawan kosong = 64,1314 gram
W = Bobot sampel = 2,145 gram
W1 = Bobot wadah + sampel setelah dikeringkan = 66,0623 gram
W2 = Bobot wadah + sampel = 66,2764 gram

Ditanya : Kadar air ?


Jawab :
W 1−W 2
Kadar air= × 100 %
W
66,2764 gram−66,0623 gram
Kadar air= ×100 %
2,145 gram

0,2141 gram
¿ ×100 %
2,145 gram

¿ 9,98 %

Jadi, kadar air pada sampel adalah 9,98%

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini berjudul analisis kadar air pada sampel obat dengan
metode gravimetri. Analisis gravimetri adalah suatu cara analisis kuantitatif
dengan penimbangan berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehingga
nantinya zat tersebut diketahui rumus molekul dengan pasti dan berada dalam
keadaan stabil. Dan untuk mencapai itu analisis harus dapat berlangsung dengan
baik antara lain proses pemisahan harus berlangsung sempurna. Prinsip dari
metode ini adalah berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan
pemanasan, kemudian ditimbang sampai berat konstan. Pengurangan bobot yang
terjadi merupakan kandungan air yang terdapat dalam bahan. Tujuan analisis
kadar air ini adalah untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam sampel
obat tersebut.
Cara kerja metode ini, yaitu cawan kosong dipanaskan dalam oven pada
temperature 105°C selama 30 menit, didinginkan dalam desikator selama 15
menit, lalu ditimbang (W0). Kemudian sampel sebanyak 2 gram dimasukan pada
cawan yang telah diketahui bobotnya, ditimbang (W1), lalu dikeringkan dalam
oven pada suhu 105°C selama 3 jam, didinginkan dalam eksikator selama 15-30
menit, kemudian cawan dan isinya ditimbang dan dikeringkan kembali selama 1
jam, serta didinginkan didalam eksikator, ditimbang kembali (W2) hingga
penimbangan diperoleh berat konstan.
Adapun suatu penetapan kadar air yang persentase kandungan air suatu bahan
yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis
sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari
100 persen. Dan hasil % kadar air yang didapat pada praktikum kali ini adalah
sebesar 9,98%.

VII. KESIMPULAN
1. Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat
mengetahui prinsip analisis metode gravimetri. Prinsip dari metode ini adalah
berdasarkan penguapan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan,
kemudian ditimbang sampai berat konstan.
2. Hasil yang didapat adalah kadar air dari sampel obat sebesar 9,98% dan
menurut Farmakope Indonesia menyatakan bahwa kadar air sampel obat tidak
kurang dari 99,5%
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, Ibnu G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Syarief, R dan A. Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian.


Jakarta : Mediatama Sarana Perkasa.

Underwood, A. L dan R. A. Day. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat.


Jakarta : Erlangga.

Winarno, F. G. 1993. Pangan Gizi, Teknologi Dan Konsumen. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama

Yang mengetahui,

Dosen Pengampu Asisten dosen

Susi Novaryatiin, M.Si Selvia Susanti

Praktikan
Riska Safitri

Anda mungkin juga menyukai