atropinism seperti pandangan kabur, mulut kering dan retensi urin. Kedua obat ini tidak
digunakan pada pasien yang memiliki resiko bacterial enteritis
Loperamid merupakan opioid agonist sintetis yang memiliki efek antidiare dengan
menstimulasi reseptor mikro-opioid yang berada pada otot sirkular usus. Hal ini
menyebabkan melambatnya motilitas usus, meningkatkan absorbsi elektrolit dan air melalui
usus. Stimulasi pada reseptor tersebut juga menurunkan sekresi pada saluran cerna, yang
berkontribusi pada efek antidiare. Selain itu, terdapat mekanisme lain, yaitu gangguan
terhadap mekanisme kolinergik dan nonkolinergik yang terlibat dalam regulasi peristaltik,
penghambatan calmodulin dan inhibisi voltage-dependent calcium channels. Efek terhadap
calmodulin dan calcium channel ini yang berkontribusi dalam efek antiskretori. Loperamid
50 kali lipat lebih poten dibandingkan morfin dan 2-3 kali lebih poten dibandingkan
diphenoxylate dalam efeknya terhadap motilitas saluran cerna. Loperamid tidak memiliki
efek terhadap SSP karena penetrasinya kurang baik.
Loperamid digunakan sebagai terapi simptomatik diare akut dan nonspesifik. Efek
terapinya meliputi penurunanan volume feses harian, meningkatkan viskositas, bulk volume,
dan mengurangi kehilangan cariran dan elektrolit. Loperamid tidak disarankan untuk anak
kurang dari 6 tahun karena akan meningkatkan efek samping seperti ileus dan toxic
megacolon. Dosis untuk dewasa adala 4 mg per oral, diikuti dengan 2 mg setiap setelah
buang air , sampai dengan 16 mg per hari.
Efek samping yang jarang timbul antara lain, pusing, konstipasi, nyeri abdominal,
mual, muntah, mulut kering, lelah dan reaksi hipersensitif. Seperti dijelaskan sebelumnya,
loperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare yang disebabkan oleh bakteri karena akan
memperparah diare, toxic megacolon atau ileus paralytic.
Tabel : Produk Obat yang Mengandung Loperamid (ISO Indonesia vol 44-2009 s/d 2010)
Antisekretori
-
Bismut Subsalisilat
Racecadotril
Contoh adsorben, antara lain (ISO Indonesia vol 44-2009 s/d 2010):
a) Bismuth subsalicylate
Merupakan bentuk kompleks dari bismuth dan asam salisilat.
Contoh :
Scantoma
: mengandung Bismuth subsalicylate 375 mg
Stobiol
: mengandung Bismuth subsalicylate 262 mg
b) Attapulgite
Contoh :
Biodiar
: mengandung attapulgit koloidal teraktifasi 630 mg
New Diatab
Teradi
c) Kaolin-pektin
Contoh :
Envois-FB
mg
Neo Diaform
Neo Kacitin
Neo Kaolana
Oppidiar sirup
d) Activated charcoal
Contoh :
Bekarbon
Norit
e) Kombinasi
Contoh :
Molagit
Entrogard
: mengandung Attapulgit 750 mg, Pektin 50 mg
Fitodiar
: mengandung Attalpugite 300 mg, Psidii Folium
Obat lain
-
Probiotik
Probiotik, termasuk beberapa spesies Lactobacillus, Bifidobacteria lactis dan
Saccharomyces boulardii umum digunakan untuk management atau pencegahan diare
akut. Lactobacillus meningkatkan sistem imun, menghasilkan substansi antimikroba
dan berkompetisi dengan bakteri terhadap binding site pada mukosa usus (Berrardi, et
al., 2009).
Sediaan Lactobacillus yang mengandung bakteri atau yeast seperti bakteri
asam laktat merupakan suplemen harian yang digunakan sebagai pengganti microflora
kolon. Memperbaiki
fungsi
intestinal
normal
dan
menekan
pertumbuhan
mikroorganisme patogen. Sediaan yang umum ada antara lain susu, jus, air atau sereal
(Spruill and Wade, 2009).
Contoh sediaannya antara lain (ISO Indonesia vol 44-2009 s/d 2010):
a. Lactodia (Indofarma)
akibat
karbohidrat.
lactose
intolerance.
Laktase
diperlukan untuk
pencernaan
menyebabkan diare osmotik. Produk ini digunakan setiap kali mengkonsumsi produk
susu seperti susu dan es krim (Spruill and Wade, 2008).
Zinc
Penggunaan suplemen zinc harian pada anak-anak dengan diare akut dapat
mengurangi pengeluaran feses, frekuensi feses berair, dan durasi serta keparahan
diare. Ditujukan untuk yang mengalami defisiensi zinc yang diakibatkan gangguan
imunitas selular dan humoral yang menyebabkan pada GIT terjadi gangguan absorbsi
air dan elektrolit, meningkatkan sekresi sebagai respon terhadap endotoksin bakteri,
dan menurunnya enzim brush border (Berrardi, et al., 2009). Contoh sediaan
suplemen zinc adalah Zn- Diar (Hexpharm Jaya) dengan komposisi seng sulfat
monohidrat 54,9 mg yang setara dengan mineral seng 20 mg/ tablet dispersibel (ISO
Indonesia vol 44-2009 s/d 2010).
Dapat dilakukan dengan cara pemberian oral rehidration atau memperbanyak intake
cairan seperti air mineral, sup atau jus buah, dengan tujuan untuk mengembalikan komposisi
cairan dan elektrolit tubuh yang sebelumnya mengalami dehidrasi akibat diare (Berarrdi, et
al., 2009).
Oral rehydration solution (ORS) atau oralit digunakan pada kasus diare ringan sampai
sedang. Rehidrasi dengan menggunakan ORS harus dilakukan secepatnya yaitu 3-4 jam
untuk menggantikan cairan serta elektrolit yang hilang selama diare untuk mencegah adanya
dehidrasi. Cara kerja dari ORS adalah dengan menggantikan cairan serta elektrolit tubuh
yang hilang karena diare dan muntah, namun ORS tidak untukmengobati gejala diare
(Berarrdi, et al, 2009 ; Nathan, 2010).
ORS mengandung beberapa komponen yaitu Natrium dan kalium yang berfungsi
sebagai pengganti ion essensial, sitrat atau bicarbonate yang berfungsi untuk memperbaiki
keseimbangan asam basa tubuh serta glukosa digunakan sebagai sebagai carrier pada
transport ion natrium dan air untuk melewati mukosa pada usus halus.Komposisi ORS yang
direkomendasikan oleh WHO yaitu adalah komponen natrium 75 mmol/L dan glukosa 200
mmol/L (Nathan,2010).
Dalam 1 sachet ORS serbuk harus dilarutkan dengan menggunakan 200mL air.
Penting sekali untuk membuat larutan ORS sesuai dengan volume yang direkomendasikan,
sebab apabila terlalu pekat konsentrasinya, maka larutan akan mengalami hiperosmolar, dan
dapat menyebabkan penarikan air pada usus halus sehingga dapat memperparah diarenya.
Larutan ORS yang telah dilarutkan tersebut sebaiknya digunakan tidak lebih dari 24 jam dan
disimpan di dalam lemari es. Dosis ORS yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah
200-400 mL diminum tiap setelah buang air besar, atau 2-4 liter selama 4-6 jam
(Nathan,2010).
Cara membuat Oralit (Kementrian Kesehatan R.I, 2011) :
1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air hingga bersih
2. Sediakan 1 gelas air minum (200 mL)
3. Pastikan oralit dalam keadaan bubuk kering
4. Masukkan 1 bungkus oralit ke dalam air minum di gelas
5. Aduk cairan oralit sampai larut
6. Larutan oralit jangan disimpan lebih dari 24 jam
Dietary management
Saat mengalami diare, umumnya pasien menahan untuk tidak makan dikarenakan
khawatir diare yang dialami akan bertambah parah. Hal tersebut justru memperparah keadaan
pasien, sebab pada saat yang sama pasien juga mengalami malabsorbsi nutrisi. Oleh karena
itu, pasien dianjurkan makan tetap seperti biasa, namun sedapat mungkin menghindari
makanan berlemak dan makanan dengan kadar gula yang tinggi karena akan dapat
menimbulkan diare osmotik, serta dihindari pula makanan pedas karena akan mengganggu
saluran cerna seperti timbul rasa mulas dan kembung pada perut. Perlu dihindari juga
minuman yang mengandung kafein, karena kafein dapat meningkatkan siklik AMP sehingga
berakibat pada peningkatan sekresi cairan ke saluran cerna, hal ini dapat memperparah diare.
Pasien dianjurkan untuk banyak minum air putih, dan jika diperlukan dapat disertai
pemberian ORS (Blenkinsopp et al., 2009; Berarrdi, 2009).
Pustaka
Anonim, 2009. ISO Indonesia Volume 44. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan, hal 444-446.
Spruill W. J., Wade W. E., 2008. Diarrhea, Constipation, and Irritable, in Dipiro, T.,
(eds) Pharmacotheraphy a Phathophysiologic Approach. New York: The McGraw-Hill
Companies.