Anda di halaman 1dari 8

TUGAS LCT 5

Nama : Ahmad Rifai


NIM : 70100120088
Kelas :E

Tugas 1

 TERAPI FARMAKOLOGI (HELICOBACTER PYLORI)

a. Proton Pump Inhibitor-Based Three-Drug Regimens (PPI)

PPI bekerja dengan memblokir sekresi asam lambung dengan


menghambat hidrogen kalium adeno sine triphosphatase dalam sel parietal
lambung, yang menghasilkan efek antisekresi yang mendalam dan tahan
lama. PPI biasanya ditoleransi dengan baik. Potensi efek samping termasuk
sakit kepala, pusing, mengantuk, diare, sembelit, mual, dan kekurangan
vitamin B12. Semua PPI dapat menurunkan penyerapan obat-obatan seperti
ketoco nazole atau itraconazole yang membutuhkan lingkungan asam untuk
penyerapan. Interaksi obat lain bervariasi dengan masing-masing agen. PPI
terdegradasi dalam lingkungan asam dan oleh karena itu diformulasikan
dalam kapsul atau tablet lepas lambat. Lansoprazole, esomeprazole, dan
omeprazole mengandung butiran salut enterik (peka pH) dalam bentuk
kapsul. Pada pasien yang tidak dapat menelan kapsul, isinya dapat
dicampur dalam saus apel atau ditempatkan dalam jus jeruk. Pada pasien
dengan selang nasogastrik, isinya harus dicampur dalam larutan natrium
bikarbonat 8,4%. Butiran esomeprazole dapat didispersikan dalam air.
Lansoprazole juga tersedia dalam kemasan untuk suspensi oral dan tablet
disinte grating lepas lambat; paket untuk suspensi oral tidak boleh
ditempatkan melalui pipa nasogastrik. Pasien yang memakai pantoprazole
atau rabeprazole harus diinstruksikan untuk tidak menghancurkan,
mengunyah, atau membelah tablet lepas lambat.
Obat – obat yang tergolong PPI, antara lain :

1) Esomeprazole

Esomeprazole secara khusus bekerja dengan menghambat enzim


H+/K+-ATPase, pompa asam, sekresi asam basal dan merangsang
sekresi asam. Esomeprazole menghambat langkah terakhir produksi
asam lambung, sehingga secara efektif dan persisten menghambat
sekresi asam lambung.

2) Dexlansoprazole

Dexlansoprazole bekerja dengan cara menghambat kerja enzim di


lapisan lambung, sehingga dapat mengurangi produksi dan sekresi
asam lambung. Dengan cara ini, gejala ketidaknyamanan seperti sakit
perut, mulas, atau mual akan mereda.

3) Rabeprazol

Rabeprazol bekerja dengan mengontrol sekresi asam lambung


dengan menghambat pompa proton yang mengangkut ion H keluar dari
sel parietal lambung.

4) Lansoprazole

Lansoprazole bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang


diproduksi di dinding lambung. Perut secara alami menghasilkan asam
untuk mencerna makanan dan membunuh bakteri. Namun, asam ini
bisa menyebabkan iritasi pada lambung itu sendiri. Oleh karena itu
lendir atau lendir pelindung diproduksi untuk melindungi dinding
perut.

5) Omeprazol

Omeprazol bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung


melalui penghambat spesifik pompa proton H + / K + -ATPase, yang
terdapat pada permukaan sekretori sel parietal lambung.
6) Pantoprazol

Pantoprazol bekerja dengan menghambat produksi asam lambung


oleh sel-sel lapisan lambung, sehingga mengurangi produksi asam
lambung.

b. Bismuth-Containing Quadruple Therapy

Mekanisme kerjanya diduga melalui peningkatan absorpsi air dan


elektrolit (antisekretori) dan juga sebagai penghambat sintesis
prostaglandin sehingga terjadi efek antiinflamasi dan penurunan motilitas
usus (Goldman, 2009).

Sebagai mekanisme tambahan, bismuth subsalicylate dapat mengikat


toksin yang diproduksi oleh bakteri misalnya Escherichia coli. Obat ini
juga sebagai antimikroba (Alharbiet, 2012).

Obat – obat yang tergolong Bismuth, antara lain :

 Pepto Bismol

 Kaopectate

 Maalox

c. Non-Bismuth Quadruple “Concomitant” Therapy and Hybrid


Therapy

Obat – obat yang tergolong Non-Bismuth Quadruple, antara lain :

1) Clarithromycin adalah bakteriostatik yang bekerja dengan cara


mengikat sub unit 50s dari ribosom bakteri sehingga menghambat
translasi mRNA. Dengan demikian, sistesis protein akan terganggu
sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat.
2) Amoxicillin, bekerja dengan menghambat dinding sel bakteri, dengan
menghambat cross-linkage di antara rantai polimer peptidoglikan
lincar yang menutupi komponen mayor dari dinding sel kuman
Gram-positif. Mekanisme kerja antibiotik ini secara ringkas adalah
sebagai beeikut :

 Obat bergabung dengan penicilin-hinding protein (PBPs) pada


kuman.

 Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses


transpeptidasi antar rantai peptidoglika terganggu.

 Kemudian, terjadi aktivitas enzim proteolitik pada dinding sel


yang mengakibatkan pecahnya dinding sel bakteri.

3) Metronidazol dikenal sebagai antibakteri, antiprotozoa dan radiasi-


sensitizer. Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis asam
nukleat dengan merusak DNA. Sebagai antiprotozoa, metronidazol
bekerja dengan mendestruksi protozoa tersebut. Sedangkan sebagai
radiasi-sensitizer, metronidazol efektif mampu merusak sel yang tidak
diinginkan.

d. Levofloxacin-Based Therapy

Levofloxacin bekerja dengan menghambat enzim topoisomerase IV


dan DNA gyrase yaitu enzim yang diperlukan untuk rep likasi, transkripsi,
perbaikan (repair), dan rekombinasi DNA bakteri (Thomson, 2007).

Obat – obat yang tergolong Levofloxacin, antara lain :

 Levofloxacin hemihydrate

 Farlev

 Cendo LFX

 Cravit
 Lekuicin

 Nislev

 Prolecin

 Simlev

 Zidalev

e. Probiotics

Probiotics bekerja dengan menempel pada dinding usus (kolonisasi)


kompetisi tempat pelekatan (pertarungan bakteri baik dan bakteri jahat),
memproduksi zat antimikroba (fermentasi), dan kompetisi nutrisi dengan
bakteri patogen.

Obat – obat yang tergolong Probiotics, antara lain :

 Lactobacillus

 Bifidobacterium

Tugas 2

 TREATMENT OF NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY


DRUG-INDUCED ULCERS

a. Misoprostol Co- theraphy

Misoprostol Co-theraphy merupakan golongan Analog Prostaglandin,


mekanisme kerjanya mengurangi sekresi asam lambung menambah sekresi
mukus, sekresi bikarbonat dan meningkatkan aliran darah mukosa (Tarigan,
2001). Contoh obat yang tergolong Misoprotosol adalah Cytotec.

b. H2- Reseptor Antagonist Co-theraphy


Antagonis Reseptor H 2 mengurangi sekresi asam lambung dengan
cara berkompetisi dengan histamin untuk berikatan dengan reseptor H2
pada sel pariental lambung. Bila histamin berikatan dengan H2 maka akan
dihasilkan asam. Dengan diblokirnya tempat ikatan antara histamin dan
reseptor digantikan dengan obat-obat ini, maka asam tidak akan dihasilkan
(Berardy and Lynda, 2005). Obat-obat golongan antagonis reseptor H2,
antara lain :

 Simetidin

Obat ini secara farmakologis hanya memblok reseptor histamine


H2. Relative selektif, tidak memblok reseptor HI atau reseptor
otonomik. Simetidin digunakan untuk pengobatan tukak peptikum
duodenum, tukak lambung,esofagitis erosif dan hipersekresi (Katzung,
2001).

 Ranitidin

Obat ini bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung;


volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen berkurang. Tidak
mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik yang distimulasi
oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.

 Famotidine

Famotidine bekerja dengan cara menghambat sekresi asam


lambung pada keadaan basal dan akibat adanya stimulasi oleh
pentagastrin (Malau, 2014).

 Nizatidine

Nizatidine bekerja dengan cara menghambat reseptor H2 pada


dinding lambung, sehingga mengurangi pengeluaran asam lambung.

c. Proton Pompa Inhibitor Co-theraphy


Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim KH ATPase yang
akan memecah KH ATP akan menghasilkan energi yang digunakan untuk
mengeluarkan asam dari kanalikuli serta pariental ke dalam lumen lambung.
(Lacy dkk, 2008).

Obat – obat golongan PPI antara lain:

 Dexlamsoprazole

 Esomeprazole

 Lansoprazole.

 Omeprazole

 Pantoprazole

 Rabeprazole

d. Cyclooxygenase-2 Inhibitors

Obat golongan COX-2 inhibitor merupakan suatu inhibitor kompetitif


bekerja dengan cara obat yang menyerupai substrat tersebut berikan dengan
enzim COX-2 sehingga tidak terbentuk prostasiklin dan prostaglandin yang
merupakan suatu mediator nyeri. Obat ini bekerja selektif menghambat
COX-2 saja, sehingga lebih aman untuk pencernaan (Katzung, 1989).

Obat – obat yang tergolong COX-2 inhibitor, antara lain :

 Celecoxib

 Etoricoxib

 Parecoxib

e. COX-2 Inhibitors Versus NSAID Plus PPI


Obat ini bekerja dengan menghambat
enzim cyclooxygenase-2 (COX-2). Obat ini merupakan kelompok obat
yang digunakan untuk mengurangi produksi prostaglandin. Prostaglandin
diproduksi tubuh saat tubuh terinfeksi atau cedera. Obat yang masuk ke
dalam golongan obat COX-2 Inhibitors Versus NSAID Plus PPI digunakan
sebagai obat antinyeri atau analgetik. COX 2 inhibitor merupakan obat
antiinflamasi nonsteroid atau OAINS yang bekerja dengan lebih spesifik
menghambat enzim COX 2. Golongan obat ini tersedia dalam bentuk
kapsul, tablet salut selaput, dan serbuk injeksi.

Obat – obat yang tergolong COX-2 Inhibitors Versus NSAID Plus PPI,
antara lain :

 Celecoxib

 Etoricoxib

 Parecoxib

Anda mungkin juga menyukai