Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan
HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan diare karena bersifat
pencahar, sedangkan sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan
sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg
dan Al disebut hidrotalsit.
Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan
bekerja cepat. Tetapi dapat menyebabkan sendawa. Obat dengan kandungan bismut dan kalsium
dapat membentuk lapisan pelindung pada luka dilambung tetapi sebaiknya dihindari karna
bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak. Obat dengan kandungan
sukralfat, aluminium hidroksida dan bismuth koloida dpat digunakan untuk melindungi tukak
lambung agar tidak teriiritasi oleh asam lambung.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2)
Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa
Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
Metoklorpramid
Domperidon
h. Zat pembantu
Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah masuk
angin, kembung dan kentut
i. Penenang
Diazepam
Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung
2. Digestiva
Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus
terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan.
Obat digestiva antara lain :
a. Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase # Fungsinya membantu proses
pencernaan
b. Pepsin (enzim lambung)
c. Ox-bile (empedu sapi) # Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase, merangsang pengeluaran
empedu dari hati
d.Bromealin
3. Anti Diare
Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri,
kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai
banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah.
Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya dapat ditimbulkan oleh :
infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
infeksi oleh kuman thypus dan kolera
4. Laksativa
Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah
BAB.
Obat pencahar digunakan untuk :
Pada keadaan sembelit
pada pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh
5.Anti Spasmodika
Anti Spasmodika adalah at yang digunakan untuk mengurangi atau melawan kejang - kejang
otot.
Obat Anti Spasmodika :
Atropin Sulfat
Alkaloida belladona
6. Kolagoga
Kolagoga adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu empedu.
Obat Kolagoga adalah :
Asam Kenodeoksikolat
Asam Ursodeoksikolat
Asam Kenat
# membantu melarurkan batu empedu
8. Protektor Hati
Protektor htai adalah obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk meringankan,
mengurangi bahkan melindungi gangguan funsi hati. Obat protektor Hati adalah :
1. Curcuma rhizoma domestica
2. Curcuma XAnthorrizae
3.Sylimarin
4. Mekonin
• Bekerja langsung :
• Farmakodinamik Kolinergik
Meningkatkan TD
Meningkatkan denyut nadi
Meningkatkan kontraksi saluran kemih
Meningkatkan peristaltik
Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus)
Konstriksi pupil mata (miosis)
Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot
Menekan SSP
• Efek Samping
Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi)
Iskemia jantung, fibrilasi atrium
Toksin; antidotum → atropin dan epineprin
Selain itu juga menyebabkan mual.,muntah,dan diare
• Indikasi
Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan singkat), meteorismus, (kembung), retensio
urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma
Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah pemberian atropin pd
funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis (defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer
(defisiensi kolinergik sentral)
• Intoksikasi
Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme, rinitis alergika, salivasi,
muntah, diare, keringat berlebih
Efek nikotinik: otot rangka lumpuh
Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara, konvulsi, koma, nafas Cheyne
Stokes, lumpuh nafas
• Alkaloid Tumbuhan
Tumbuhannya:
Muskarin (jamur Amanita muscaria),
Pilokarpin (Pilocarpus jaborandi dan P.microphyllus)
Arekolin (Areca catechu = pinang)
• Efek umumnya muskarinik
Intoksikasi: bingung, koma, konvulsi
Indikasi: midriasis (pilokarpin)
• Obat Kolinergik Lain
Metoklopramid: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras radiologik, mencegah dan mengurangi
muntah
Kontraindikasi: obstruksi, perdarahan, perforasi sal cerna, epilepsi, gangguan ektrapiramidal
Sisaprid: untuk refluk gastroesofagial, gangguan mobilitas gaster, dispepsia
Efek samping: kolik, diare
Obat Anti Kolinergik
Obat parasimpatikolitika adalah obat yang menghambat efek kolinergik yang muscarik, tidak efek
nikotinik → karena itu juga disebut antimuskarinik/ antagonis kolinergik/ antispasmodik.
Atropin
• Atropin memblok asetilkolin endogen maupun eksogen
• SSP → merangsang n.vagus → frekuensi jantung berkurang
• Mata → midriasis
• Saluran nafas → mengurangi sekret hidung, mulut, farink dan bronkus
• Kardiovaskuler → frekuensi berkurang
• Saluran cerna → antispasmodik (menghambat peristaltik lambung dan usus)
• Otot polos → dilatasi saluran kemih
• Eksokrin → saliva, bronkus, keringat → kering
• Atropin mudah diserap, hati2 untuk tetes mata → masuk hidung → absorbsi sistemik → keracunan
Efek samping: mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dimensia, retensio urin, muka merah
Gejala keracunan: pusing, mulut kering, tidak dapat menelan, sukar bicara, haus, kabur, midriasis,
fotopobia, kulit kering dan panas, demam, jantung tachicardi, TD naik, meteorismus, bising usus hilang,
oligouria/anuria, inkoordinasi, eksitasi, bingung, delirium, halusinasi
Diagnosis keracunan: gejala sentral, midriasis, kulit merah kering, tachikardi
Pirenzepin
• Pada dosis tinggi menghambat reseptor di organ-organ(jantung,mata,lambung-usus,urogenital)
• Pada dosis rendah menghambat secara selektif reseptor muscarin-M dalam sel-sel parietal lambung
yang membentuk Hcl
• Digunakan dalam tukak lambung-usus dan gastritis
• Dosis →oral 2 dd 50 mg pada pagi hari
Flovoxat
• Berkhasiat merelaksasi langsung terhadap otot kandung kemih
• Berdaya lokal anestetis dan analgetis
• Kontra indikasi→tidak boleh digunakan pada pasien glaukoma dan pada gangguan fungsi ginjal
• Dosis→pada urge-inkontinensi 3 dd 200-400 mg (garam HCl)
Oksibutinin
• Khasiat→spasmolitis pada otot polos kandung kemih
• Digunakan khusus pada urge-inkontinensi urin untuk mengurangi hasrat berkemih,juga pada kejang-
kejang kandung kemih akibat iritasi oleh kateter
• Dosis→oral 3 dd 2,5 mg(HCl), bila perlu 3-4 dd 5 mg
Tolterodin
• Khasiatnya anti kolinergis sedang
• Digunakan pada urge-inkontinensi kemih
• Dosis →oral 3dd 2,5-5 mg(tartrat)
Tropicamida
• Khasiat →anti kolinergis kuat
• Digunakan sebagai midriatikum untuk diagnosa
• Pada dosis lebih besar(larutan 1%) berefek cycloplegis→melumpuhkan akomodasi
• Dosis →untuk midriasis 1-2 tetes larutan 0,5% minimal 15mnt sebelum pemeriksaan mata
Efek Anti Kolinergik
• Meningkatkan denyut nadi
• Mengurangi sekresi mukus
• Menurunkan peristaltik
• Dilatasi pupil mata (midriasis)
• Merangsang SSP
• Mengurangi tonus dan motilitas saluran
• Penggunaan
• Sebagai midriatikum
• Sebagai spasmolitikum
• Pada inkontinensi urin
• Pada parkinsonisme
• Pada asma dan bronkhihis
• Sebagai premedikasi pra-bedah
• Sebagai zat anti-mabuk jalan
• Pada hiperdrosus
• Sebagai zat penawar pada intoksikasi
Adrenergik
Obat simpatomimetik disebut adrenergik/agonis adrenergik → memulai respon pada tempat reseptor
adrenergik.
• Reseptor adrenergik: alfa1 ,alfa2, beta1 dan beta2
• Norepineprin dilepaskan oleh ujung saraf simpatis → merangsang reseptor untuk menimbulkan
respon
• Melepaska noradrenalin (NA) di ujung saraf-sarafnya
• Efek Adrenergik
Alfa1:
• Meningkatkatkan kontraksi jantung
• Vasokontriksi: meningkatkan tekanan darah
• Midriasis: dilatasi pupil mata
• Kelenjar saliva: pengurangan sekresi
Alfa2:
• Menghambat pelepasan norepineprin
• Dilatasi pembuluh darah (hipotensi)
• Menurunnya peristaltik
Beta1:
• Meningkatkan denyut jantung
• Menguatkan kontraksi jantung
Beta2:
• Dilatasi bronkiolus
• Relaksasi peristaltik GI dan uterus
Contoh Obat Adrenergik
1. Epineprin
2. Norepineprin
3. Isoproterenol
4. Dopamin
5. Dobutamin
6. Amfetamin
7. Metamfenamin
8. Efedrin
9. Metoksamin
10. Fenilefrin
11. Mefentermin
12. Metaraminol
13. Fenilpropanolamin
14. Hidroksiamfetamin
15. Etilnorepineprin
Obat Simpatolitik
Obat simpatolitik adalah obat yang menghambat efek obat simpatomimetik atau penghambat
/antagonis adrenergik
Efek Simpatolitik
• Menurunkan tekanan darah (vasodilatasi)
• Menurunkan denyut nadi
• Konstriksi bronkiolus
• Kontraksi uterus
• Reseptor adrenergik: alfa1, beta1 dan beta2
Penggolongan Simpatoplegik
Antagonis adrenoseptor alfa (alfa bloker)
Alfa Blocker
Zat-zat ini memblokir reseptor alfa yang banyak terdapat di jaringan otot polos dari kebanyakan
pembuluh, khususnya dalam pembuluh kulit dan mukosa. Efek utamanya adalah vasodilatasi perifer,
maka banyak dipergunakan pada hipertensi dan hipertrofi prostat.
b. Adrenergik
• Tiramin, efedrin, amfetamin dan obat sejenis menyebabkan penglepasan NE yang relatif cepat dan
singkat sehingga menghasilkan efek simpatomimetik.
• Reseprin memblok transpor aktif NE ke dalam vesikel, menyebabkan penglepasan NE secara lambat
dari dalam vesikel ke aksoplasma sehingga NE dipecah oleh MAO. Akibatnya terjadi blokade adrenergik
akibat pengosongan depot NE di ujung saraf.
3. Ikatan dengan receptor
• Agonis adalah obat yang menduduki reseptor dan dapat menimbulkan efek yang mirip dengan efek
transmitor.
• Antagonis atau blocker adalah obat yang hanya menduduki reseptor tanpa menimbulkan efek
langsung, tetapi efek akibat hilangnya efek transmitor karena tergesernya transmitor dari reseptor.
4. Hambatan destruksi transmitor
A. Kolinergik
• Antikolinesterase kelompok besar zat yang menghambat destruksi ACh karena menghambat AChE,
dengan akibat perangsangan berlebihan di reseptor muskarinik oleh ACh dan terjadinya perangsangan
yang disusul blokade di reseptor nikotinik.
B. Adrenergik
• Kokain dan imipramin mendasari peningkatan respon terhadap perangsangan simpatis akibat
hambatan proses ambilan kembali NE setelah penglepasanya di ujung saraf. Ambilan kembali NE setelah
penglepasanya di ujung saraf merupakan mekanisme utama penghentian transmisi adrenergik.
• Pirogalol (penghambat COMT) sedikit meningkatkan respons katekolamin.
• Tranilsipromin, pargilin, iproniazid dan nialamid (penghambat MAO) meningkatkan efek tiramin tetapi
tidak meningkatkan efek katekolamin.
Obat-Hormonal
Pengertian Hormon
Hormon adalah senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau jaringan
tubuh dan dilepaskan ke peredaran darah , menuju jaringan sasaran, berinteraksi secara selektif
dengan reseptor khas dan menunjukkan efek biologis.
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya, kekurangan atau kelebihan
hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon yang lain. Hal ini disebut homeostasis,
yang berarti seimbang.
Kelompok Hormon
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang berbeda-beda sebagai
berikut.
1. Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin, tiroksin dan triodtironin).
2. Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen, aldosteron, dan kortisol).
3. Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin, oksitosin, hormone
pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
Obat-Obat Hormonal
A.Obat Anti Tiroid
Mekanisme Kerja :
Obat antitiroid bekerja dengan cara menghambat pengikatan (inkorporasi) yodium pada TBG
(thyroxine binding globulin) sehingga akan menghambat sekresi TSH (Thyreoid Stimulating
Hormone) sehingga mengakibatkan berkurang produksi atau sekresi hormon tiroid.
Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole, Karbimazol.
Dokumentasi Level: Baik - Meskipun studi terkontrol belum dilakukan, beberapa data laporan
kasus telah didokumentasikan dan menunjukkan interaksi ini ada. Mekanisme Kerja: Beta-
blocker menghambat induksi pelepasan insulin oleh sulfonilurea, yang menyebabkan konsentrasi
glukosa darah tinggi. Acebutolol dan propranolol dilaporkan menghambat efek glibenklamid.
Tindakan yang harus Diambil:
1. Memantau pasien secara klinis.
2. Memonitor glukosa darah.
3. Gunakan kombinasi dengan hati-hati.
2. Levemir VS Bisoprolol Efek samping: Insulin detemir efeknya ditingkatkan oleh bisoprolol
Tingkat Keparahan: Sedang - Obat-obat ini dapat berinteraksi mengakibatkan kerusakan
potensial dari kondisi pasien. Pasien harus dipantau untuk manifestasi kemungkinan interaksi.
Intervensi medis atau perubahan dalam terapi mungkin diperlukan.
Dokumentasi Level: Baik - Meskipun studi terkontrol mungkin tidak dilakukan, beberapa
laporan kasus telah didokumentasikan dan data lainnya menujukan terjadinya interaksi.
Mekanisme Kerja: Beta-blocker, terutama non-selektif agen, dapat meningkatkan penurunan
glukosa darah, menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia dan hipoglikemia fatal yang
dilaporkan dari pasien diabetes dependent yang menggunakan insulin bersamaan timolol atau
propranolol. Pemulihan dari hipoglikemia terbukti diperpanjang secara signifikan oleh beta-
blocker non- selectife. Selain itu, mereka dapat menyebabkan hipertensi selama hipoglikemia.
3. Levemir VS Furosemid Efek samping: insulin determir efeknya sedikit berkurang oleh
furosemide Tingkat Keparahan: Minor - efek interaksi klinis yang terbatas dan mungkin
mengganggu, tapi biasanya tidak memerlukan perubahan besar terhadap terapi. Pasien harus
dipantau untuk manifestasi kemungkinan interaksi.
Dokumentasi Level: Terbatas - Laporan Beberapa interaksi ini ada. Laporan-laporan biasanya
terdiri dari beberapa laporan kasus terbatas di mana pembenaran klinis interaksi ditemukan.
Mekanisme Kerja: Furosemide memiliki beberapa aktivitas hyperglycaemic dan dapat
mengurangi efektivitas terapi insulin. Tindakan yang harus Diambil:
1. Memonitor glukosa darah.
2. Gunakan kombinasi dengan hati-hati.