Anda di halaman 1dari 3

Nama : KURNIANTI MENDILA

NPM : 2143700379
KELAS :A

SOAL & JAWABAN


1. Jelaskan pembagian obat ulkus peptikum
Beberapa terapi farmakologi, antara lain:
 Antibiotik untuk mengeliminasi bakteri H. pylori, seperti amoxicillin,
clarithromycin, metronidazole, tetracycline, dan levofloxacine.
 Obat-obatan yang bertujuan menghambat produksi asam lambung, seperti
golongan proton pump inhibitor (omeprazole, lansoprazole, rabeprazole,
esomeprazole, dan pantoprazole).
 Obat-obatan yang bertujuan menurunkan produksi asam lambung, seperti
golongan H2-blockers (cimetidine, ranitidine, dan famotidine).
 Obat-obatan yang bertujuan menetralisir asam lambung, seperti golongan antasida.
 Obat-obatan yang bertujuan melindungi dinding lambung, seperti sukralfat.

2. Apakah perbedaan GERD dan ulkus peptikum


Gerd: Menurut definisi Montreal, GERD adalah kondisi kronis, yang terjadi ketika
refluks isi lambung menyebabkan gejala yang mengganggu, merusak kualitas hidup
atau menyebabkan kerusakan mukosa atau komplikasi
Ulkus peptikum/ukak peptik merupakan robekan pada mukosa lambung atau
duodenum dengan ukuran >5mm dan kedalaman yang mencapai muskularis mukosa,
yang secara umum diakibatkan oleh aktivitas asam dan pepsin dari cairan lambung

3. Jelaskan pengobatan diare dan konstipasi!


 Pengobatan diare
Cairan elektrolit: Penggantian elektrolit untuk mencegah atau mengatasi
pengeluaran berlebihan cairan dan elektrolit, Contoh sediaan: Pedialyte ®, dan
renalyte®
Zat penghambat peristaltic (opiate & derivatnya): mengurangi gerakan
peristaltic usus halus sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi
air dan elektrolit oleh mukosa usus. Contohnya: Loperamid, difenoksilat,
difenoksin.

Adsorben: menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan oleh bakteri atau yang
juga berasal dari makanan, serta zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir
usus:
a. Kaolin-pectin: Kaopectate
b. Attapulgite: New diatabs
c. Karbo adsorben: Norit

Antisekresi, enzim pencernaan, microflora usus:


a. antisekresi, bekerja dengan membentuk lapisan pelindung untuk menutupi
luka-luka di dinding usus akibat peradangan. Contoh: scantoma (bismuth
subsalisilat)
b. enzim pencernaan, menangani kasus diare pada intoleransi terhadap
beberapa jenis makanan karena berkurangnya enzim pada tubuh. Contoh:
pankreoflat (Pankreatinin)
c. microflora usus, dapat mengembalikan fungsi usus dan dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Contoh: Lacto-B

Antibiotik
a. Kotrimoksazole
b. Amoksisilin dan ampicillin
c. Kloramfenikol
D. Metronidazole

 Pengobatan konstipasi
1. Melunakan feses dalam 1-3 hari
Emolien: meningkatkan sekresi air dan eleketrolit ke usus halus dan usus
besar, Contoh: Decusate
Mineral oil: diberikan secara oral atau parektal 15-45 ml
Lactulosa
Sorbitol

2. Melunakan feses dalam waktu 6-12 jam


Bisacodyl
Daun senna (laxing)
Magnesium sulfat dosis < 10 gram
Phenolphthalein dosis 30-270 mg per oral

3. Melunakan feses dalam waktu 1-6 jam


Bisacodyl per rektal dengan dosis 10 mg
PEG-ELS
Sodium fosfat
Magnesium sulfat

4. Jelaskan efek samping obat kemoterapi


Efek samping umum yang mungkin akan dapat dirasakan obat kemoterapi adalah:

 Rambut rontok
 Nyeri
 Kehilangan nafsu makan
 Perubahan indera perasa, mulut terasa pahit, asam bahkan tidak merasakan sama
sekali
 Penurunan berat badan
 Mual dan muntah
 Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia
 Kulit kering dan terasa perih
 Perdarahan, seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan
 Sering terkena infeksi
 Sulit tidur
 Gangguan psikologis, seperti depresi, stres, dan cemas
 Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas)
 Rasa lelah dan lemah sepanjang hari
 Konstipasi atau diare
 Sariawan

Meski jarang terjadi, pada beberapa kasus kemoterapi bisa menimbukan masalah yang lebih
serius, salah satunya adalah menyebabkan tingkat sel darah putih menurun dengan cepat
sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi. Jika ini terjadi, Anda berisiko tinggi untuk
mengalami sakit yang lebih parah.
Untuk itu, sedapat mungkin hindari orang-orang yang sakit atau terkena infeksi selama
menjalani kemoterapi. Jika setelah kemoterapi Anda mengalami gejala seperti demam, diare,
muntah-muntah, sulit bernapas, sakit dada, atau pendarahan, segera temui dokter.

5. Jelaskan efek samping analgetik untuk pasien kanker

Efek samping analgetic yang sering ditimbulkan pada pasien kanker yaitu mual, muntah dan
kram perut. Contoh obat yang biasa menimbulkan efek samping ini adalah petidin, sehingga
disarankan untuk dikonsumsi bersamaan dengan obat antimual/muntah yang tidak memiliki
interaksi obat. Selain itu efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan analgetic pada
pasien kemoterapi adalah pendarahan, contoh obat yang menimbulkan efek samping ini
adalah asam mefenamat sehingga penggunaan asam mefenamat sebaiknya diberhentikan.

Anda mungkin juga menyukai