Anda di halaman 1dari 64

TERAPI PEPTIC ULCER

Dini Permata Sari, S.Farm, M.Si., Apt


Pendahuluan
 Makanan masuk ke lambung akan dicerna secara
kimiawi dengan bantuan enzim pepsin dan renin
serta asam lambung (HCl).
 Pada orang sehat, terdapat suatu keseimbangan
antara enzim dan asam lambung dengan daya tahan
mukosa lambung (lapisan lendir pada lambung).
Artinya keberadaan enzim dan asam lambung tidak
menimbulkan gangguan pada lapisan mukosa lambung.
Mereka hidup bertetangga dengan baik, sehingga
suasana damai tercipta dalam rongga lambung.
 Bila terjadi gangguan keseimbangan, maka akan terjadi kerusakan
pada mukosa yang menimbulkan rasa sakit (nyeri). Bila gangguan ini
terjadi terus menerus, maka terjadi luka pada lapisan mukosa
lambung.
 Rasa nyeri ini disebabkan oleh rangsangan asam lambung terhadap
lapisan mukosa lambung, sehingga ujung-ujung syaraf yang ada lebih
peka terhadap rasa nyeri.
 Rasa nyeri ini biasanya dirasakan di daerah ulu hati dan terasa jelas
sehingga bisa ditunjukkan dengan pasti lokasinya. Kadang-kadang nyeri
ini dirasakan di dinding dada depan atau bisa juga di punggung.
 Selain nyeri, rangsangan asam lambung tadi juga mengakibatkan
munculnya rasa mual. Nyeri ini akan terasa saat lambung kosong dan
hilang setelah diisi makanan.
DEFINISI
 Ulser: luka terbuka atau lesi, biasanya ditemukan pada
kulit/daerah membran mukosa tubuh`

 Proses iritasi dan inflamasi di mana terjadi kerusakan


jaringan pada mukosa saluran cerna yang meluas sampai
submukosa atau lebih dalam hingga muskolaris mukosa
EPIDEMIOLOGI
Penelitian (AS): 500.000 orang/tahun tukak lambung
70% berusia 25-64 tahun

48% disebabkan infeksi H. pylori dan 24% karena


penggunaan obat NSAID.

Infeksi bakteri H. pylori jarang terjadi pada anak-anak


namun kebanyakan tukak lambung yang menyerang
anak-anak terjadi pada usia antara 8 dan 17 tahun.
ETIOLOGI
Lapisan pelindung tsb dapat mengalami kerusakan.
• Penggunaan NSAID (non steroidal anti inflammatory
drugs) dalam jangka waktu lama,
• infeksi bakteri Helicobacter pylori,
• Makanan/minuman yang merangsang lambung
(pedas/ asam, kopi, alkohol)
• Pola makan yang tidak teratur,
• Stres fisik (pembedahan, penyakit berat, luka bakar)
dan stres mental.
MANIFESTASI KLINIS
Lesi yang sering kambuh
Terdiagnosa pada usia dewasa (30-45
tahun) - paruh baya, tetapi tanda-tanda
dapat terlihat pada usia dewasa muda
(25-30 tahun)
Rasa terbakar atau nyeri yang sangat
pedih pada perut, yang menjadi
semakin parah di malam hari dan 1
hingga 3 jam sesudah makan
Nausea (mual)
Muntah, Muntah darah (hematemesis)
Kembung
Sendawa
Penurunan berat badan
Feces berdarah
TERAPI ULCER

I. Antasida
II. Antikembung/Antiflatulen
III. Proton Pump Inhibitors (PPI)
IV. H2 Blocker
V. Obat Sitoprotektif
VI. Obat Antikolinergik
VII. Obat Penguat Motilitas
VIII. Antibiotik
IX. Analog Prostaglandin E1
1. Antasida
Mekanisme kerja: menetralkan atau mendapar asam yang
disekresikan oleh lambung.
Contoh: aluminium, kalsium karbonat, dan natrium
bikarbonat.

2. Antikembung/Antiflatulen
Mekanisme kerja: menurunkan tegangan permukaan
gelembung gas dalam lambung sehingga mudah dikeluarkan
Contoh: Dimetilpolisiloksan

3. Antikolinergik
Mekanisme kerjanya:  blokade reseptor M1 pada saraf
parasimpatis sehingga Menghambat kegiatan muskarin dari
asetilkoloin  Menurunkan tonus dan motilitas saluran
lambung-usus dan produksi HCl
Contoh: Pirenzepin dan fenitoin
4. Proton Pump Inhibitors (PPIs)
Mekanisme kerja: basa lemah netral mencapai sel parietal darah dan
berdifusi ke dalam sekretori kanalikuli, tempat obat terprotonasi dan
terperangkap. Zat yang terprotonasi membentuk asam sulfenik dan
sulfanilamid. Sulfanilamid berinteraksi secara kovalen dengan gugus
sulfhidril pada sisi kritis luminal tempat H+, K+, ATP-ase, kemudian
terjadi inhibisi penuh dengan dua molekul dari inhibitor mengikat tiap
molekul enzim.
Contoh: omeprazol, lansoprazol, rabeprazol.

5. Antagonis histamin (H2)


Mekanisme kerja: berikatan dengan reseptor H2 di sel parietal secara
kompetitif dan reversibel, menyebabkan berkurangnya produksi sitosolik
siklik AMP dan sekresi histamine yang menstimulasi sekresi asam
lambung. Antagonis reseptor H2 menghambat secara sempurna sekresi
asam lambung yang sekresinya diinduksi oleh histamin maupun gastrin,
tetapi menghambat secara parsial sekresi asam lambung yang
sekresinya diinduksi oleh asetilkolin.
Contoh: simetidin, ranitidin, famotidin, dan nisatidi
Potensi paling lemah adalah simetidin, yang paling kuat adalah
Famotidin. Ranitidin memiliki durasi yang lebih lama dari Simetidin.
6. Obat sitoprotektif (pelindung mukosa) yaitu obat yang berfungsi
membentuk semacam lapisan pelindung disekitar tukak, dan melindunginya
dari asam yang merangsang.
Mekanisme kerja: membentuk gel kompleks ulser adheren dengan eksudat
protein seperti albumin dan fibrinogen pada sisi ulser dan melindunginya dari
serangan asam , membentuk barier viskos pada permukaan mukosa di
lambung dan duodenum, serta menghambat aktivitas pepsin dan membentuk
ikatan garam dengan empedu.
Contoh: sukralfat, yaitu suatu sukrosa oktasulfat dan kompleks polyaluminum
hidroksida. Sukralfat sebaiknya dikonsumsi pada saat perut kosong untuk
mencegah ikatan dengan protein dan fosfat.

7. Obat penguat motilitas


Penggunaan antiemetika tersebut pada gangguan lambung adalah karena
pengaruh memperkuat motilitas lambung yang diperkirakan terganggu.
Dengan demikian, pengaliran kembali (refluks) empedu dan enzim
pencernaan dari duodenum ke lambung tercegah. Tukak tidak dirangsang
lebih lanjut dan dapat sembuh lebih cepat.
Contoh: Metoklopramid, cisaprida, dan domperidon
8. Antibiotik
H. pylori sangat sensitif terhadap antibiotik tertentu,
biasanya amoxicillin atau clarithromycin yang termasuk
golongan makrolida. Kedua antibiotik ini dikenal sebagai
tiga pengobatan dasar pada terapi ulcer. Kombinasi lainnya
yang sering digunakan adalah metronidazol, tetrasiklin, dan
siprofloksasin.

9. Analog Prostaglandin E1
Mekanisme kerja: meningkatkan produksi mucus lambung
dan sekresi mukosa, menghambat sekresi asam lambung
dengan kerja langsung ke sel parietal, dan menghambat
sekresi asam lambung yang distimulasi makanan, histamin
dan pentagastrin.
Contoh: misoprostol
INTERAKSI OBAT
ULCER
ANTASIDA
Interaksi penting yg tjd al:
 Tetrasiklin pembentukan kelat yang kurang larutsulit
diserap
 Suplemen besiMgSO mengubah FeSO garam yang
4, 4
kurang mudah diabsorbsi
karbonat + Fe  kompleks Fe yang kurang larut
Al(OH)3 mengendapkan besi
 Warfarin  membentuk kelat yang mudah diserap  efek
meningkat
 Digoksin  meningkatkan efek digoksin  toksik
 Quinidin  mempengaruhi pH lambung dan urin
 Isoniazid  dgn Al(OH) menunda pengosongan lambung 
3
penurunan [ ] serum INH
 Ketokonazol: basa yang kurang larut  sehingga harus
diubah oleh asam lambung mjd garam HCl yang larut.
Antasida menghambat perubahan ini  ketokonazol tidak
bekerja optimal.
2. Antikolinergik
a. Antasida (sda)
b. Antidepresan, antihistamin, antipsikotik, antidiskinetik,
amantadin, disopiramid, kinidin, kinin.
Mekanisme: obat-obat yang menghambat atau
menginduksi sitokrom P450 isoenzim CYP2D6
(antikolinergik) mengakibatkan terganggunya
metabolisme trisiklik, sehingga konsentrasi plasmanya.
Implikasi: menimbulkan efek samping antikolinergik
secara berlebihan.
c. Digoksin
Implikasi : efek digoksin
d. Levodopa
Implikasi : efek levodopa
Antagonis H2
 Simetidin merupakan inhibitor enzim sitokrom P450  bila
diberikan bersamaan dengan obat yang dimetabolisme di hati
(kafein, teofilin, beta blocker, fenitoin, antibiotik) 
metabolisme obat tersebut dihambat  kadar plasmanya
meningkat  efek obat meningkat
 Ranitidin kurang mengikat isoenzim CYP450 dibanding
cimetidine, shg kurang potensial thp interaksi obat.
 Famotidin dan nizatidin tdk berinteraksi dgn obat yg
dimetabolisme oleh isoenzim CYP450
 H RAs jg menurunkan sekresi asam lambung shg menaikkan pH
2
lambungmengubah biovailabilitas obat spt ketokonazole, dan
sediaan obat yg tergantung pada pH
OMEPRAZOLE
SUKRALFAT
Acetylcholine & Gastrin
Ach: released from vagal
postganglionic or enteric
neurons during feeding
Gastrin: secreted from G-cell
in gastric antrum during
feeding.

Histamine
-Secreted by entero-
chromaffin-like
cells (ECL) and mast cell
during
feeding. By H2 receptor
-Potentiation: histamine
and Ach/
gastrin, different
intracellular
mechanism.(Ca2+/cAMP)

Somatostatin
-Inhibitor of gastric acid secretion,
inhibit cAMP, also inhibits gastrin
and histamine
-D cell(antrum and fundus)
Proton stimulate somatostatin
secretion
-Vagal inhibition of
somatostatin release promotes acid
secretion.
JENIS-JENIS ULCER
 Aphthous ulcer : bisul pada membran mukosa
bibir/mulut/saluran pencernaan (GIT)
 Decubitus ulcer : ulcer kronik pada kulit yang
terjadi akibat sakit yang berkepanjangan
 Peptic ulcer : luka pada saluran didaerah lambung
atau pada bagian usus kecil.
Terbagi menjadi 2 : a. gastric ulcer
b. duodenal ulcer
 Noli-me-tangere: ulcer yang menjadi kanker pada
jaringan lunak dan tulang
 Noma: ulcer yang akut pada membran mukosa
mulut, genital,dan sering terjadi pada anak-anak
yang kekurangan nutrisi
Pharmacologic Therapy
Peranan infeksi H. pylori dalam patogenesis peptic ulcer:
Mekanisme:

 H. pylori mensekresikan urease (menghasilkan ammonia),


protease (merusak glikoprotein pada mukosa lambung) atau
fosfolipase.
 Lipopolisakharida bakteri menarik sel inflamatori ke mukosa.
Neutrofil melepaskan myeloperoksida.
 Faktor pengaktif platelet abkteri merangsang pengumpulan
trombosit di kapiler permukaan.
 Kerusakan mukosa menyebabkan kebocoran nutrien jaringan di
permukaan, mempertahankan H.pylori.
 Kerusakan lapisan protektif mukosa. Sel epitel terkena efek
merusak kombinasi asam-pepsin.
 Inflamasi mukosa lambung.
Peranan infeksi H. pylori dalam patogenesis peptic
ulcer (cont…..) :

Mukosa yang meradang kronis menjadi lebih peka


terhadap cedera karena pepsin-asam dan lebih
mudah terkena ulcer.
Ulcer terbentuk pada tempat inflamasi kronis.
Contoh :
- Antrum
- Sambungan mukosa antrum dan fundus
Pangastritis – Saat terjadi gastritis yang berat,
ulcer menjadi semakin meluas karena adanya
migrasi proksimal.
HELICOBACTER PYLORI
NonSteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs)

Non Selektif NSAIDs (Aspirin) menyebabkan kerusakan mukosal


lambung dengan 2 mekanisme:
 Iritasi langsung dan topikal pada epitelium lambung
 Penghambatan sistemik sintesis prostaglandin mukosal endogen

Cyclooxigenase (COX) adalah enzim yang membatasi laju


konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin yang dihambat
oleh NSAIDs.

2 isoform COX:
 COX 1( ditemukan dlm jaringan tubuh lambung,ginjal, usus,
dan platelet)
 COX 2 (tdk dpt diprediksi dlm jaringan dibwh kondisi
fisiologik normal, tp kehadirannya diinduksi selama inflamasi
akut dan arthritis.

Anda mungkin juga menyukai