Anda di halaman 1dari 5

FARMAKOKINETIK DIAZEPAM

Injeksi Intravena

a. Absorbsi : Pada pemberian secara intravena waktu untuk mencapai konsentrasi plasma
puncak sekitar 1 menit 1,2.
b. Distribusi : Distribusi diazepam ke berbagai jaringan memiliki waktu paruh sekitar 1
sampai > 3 jam. Volume distribusi diazepam pada pemberian IV adalah 1,2 L/kg 2,3.
c. Metabolisme : Pemberian diazepam secara IV, IM, rektal maupun oral memiliki proses
metabolisme yang sama, yaitu dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui
urine. Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari
diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19 menjadi bentuk metabolit aktif berupa
N-desmethyldiazepam. Kemudian N-desmethyldiazepam dihidroksilasi oleh CYP3A4
menjadi metabolit aktif temazepam. Selanjutnya, N-desmethyldiazepam dan temazepam
dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui glukoronidase 2,3,4.
d. Eliminasi : Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mL/menit pada dewasa muda.
Waktu paruh eliminasi diazepam yaitu 35-45 jam pemberian intravena 1,2,3.

Injeksi Intramuskular

a. Absorbsi : Pada pemberian secara intramuskular waktu untuk mencapai konsentrasi


plasma puncak yaitu 0,25−2 jam 1,2.
b. Distribusi : Diazepam dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan ASI. Distribusi
diazepam ke berbagai jaringan memiliki waktu paruh sekitar 1 sampai > 3 jam. Volume
distribusi diazepam pada pemberian IM adalah 1,2 L/kg 2,3.
c. Metabolisme : Pemberian diazepam secara IV, IM, rektal maupun oral memiliki proses
metabolisme yang sama, yaitu dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui
urine. Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari
diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19 menjadi bentuk metabolit aktif berupa
N-desmethyldiazepam. Kemudian N-desmethyldiazepam dihidroksilasi oleh CYP3A4
menjadi metabolit aktif temazepam. Selanjutnya, N-desmethyldiazepam dan temazepam
dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui glukoronidase 2,3,4.
d. Eliminasi : Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mL/menit pada dewasa muda.
Waktu paruh eliminasi diazepam yaitu 60−72 jam pada pemberian IM 1,2,3.
Per Rektal

a. Absorbsi : Pada pemberian per rektal waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak
adalah 10−30 menit 1,2.
b. Distribusi : Diazepam dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan ASI. Distribusi
diazepam ke berbagai jaringan memiliki waktu paruh sekitar 1 sampai > 3 jam. Volume
distribusi diazepam pada pemberian per rektal 1 L/kg 2,3.
c. Metabolisme : Pemberian diazepam secara IV, IM, rektal maupun oral memiliki proses
metabolisme yang sama, yaitu dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui
urine. Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari
diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19 menjadi bentuk metabolit aktif berupa
N-desmethyldiazepam. Kemudian N-desmethyldiazepam dihidroksilasi oleh CYP3A4
menjadi metabolit aktif temazepam. Selanjutnya, N-desmethyldiazepam dan temazepam
dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui glukoronidase 2,3,4.
d. Eliminasi : Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mL/menit pada dewasa muda.
Waktu paruh eliminasi diazepam yaitu 45-46 jam pada pemberian per rektal 1,2,3.

Per Oral

a. Absorbsi : Pada pemberian per oral >90% diazepam akan diserap dengan cepat melalui
gastrointestinal. Absorpsi diazepam akan menjadi lebih lambat 45 menit jika diberikan
bersamaan dengan makanan berlemak, sedangkan jika dalam kondisi perut kosong
hanya 15 menit. Pada pemberian per oral waktu untuk mencapai konsentrasi plasma
puncak yaitu 30 – 90 menit 1,2.
b. Distribusi : Diazepam dapat menembus sawar darah otak, plasenta, dan ASI. Distribusi
diazepam ke berbagai jaringan memiliki waktu paruh sekitar 1 sampai > 3 jam. Volume
distribusi diazepam pada pemberian per oral adalah 1,1 L/kg 2,3.
c. Metabolisme : Pemberian diazepam secara IV, IM, rektal maupun oral memiliki proses
metabolisme yang sama, yaitu dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui
urine. Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari
diazepam dilakukan oleh CYP3A4 dan CYP2C19 menjadi bentuk metabolit aktif berupa
N-desmethyldiazepam. Kemudian N-desmethyldiazepam dihidroksilasi oleh CYP3A4
menjadi metabolit aktif temazepam. Selanjutnya, N-desmethyldiazepam dan temazepam
dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui glukoronidase 2,3,4.
d. Eliminasi : Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat
glukoronidase. Waktu paruh diazepam memanjang pada neonatus, geriatri, dan pasien
dengan penyakit hati atau ginjal. Waktu klirens diazepam mencapai 20−30 mL/menit
pada dewasa muda. Waktu paruh eliminasi diazepam yaitu 48 jam pada pemberian per
oral 1,2,3.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMBERIAN DIAZEPAM

 INJEKSI INTRAVENA5,6
o Keuntungan : Efek obat timbul paling cepat dibandingkan cara lain, dapat
diberikan pada pasien yang tidak kooperatif atau tidak sadar sehingga sangat
berguna dalam keadaan darurat.
o Kerugian : Pemberian diazepam IV harus secara lambat dan hati-hati karena dapat
menimbulkan obstruksi saluran nafas oleh lidah (akibat relaksasi otot), depresi
napas sampai henti napas, henti jantung dan kantuk. Selain itu juga diperlukan
cara asepsis, menimbulkan rasa nyeri, bahaya penularan hepatitis, tidak ekonomis,
sulit dilakukan oleh orang yang bukan tenaga medis.
 INJEKSI INTRAMUSKULAR5,6
o Keuntungan : Efek timbul lebih cepat dibandingkan per oral maupun per rektal,
dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif atau tidak sadar sehingga
sangat berguna dalam keadaan darurat.
o Kerugian : Dapat menimbulkan obstruksi saluran nafas oleh lidah (akibat relaksasi
otot), depresi napas sampai henti napas, henti jantung, kantuk, perlu cara asepsis,
nyeri, bahaya penularan hepatitis, tidak ekonomis, sulit dilakukan oleh orang yang
bukan tenaga medis.
 PER REKTAL5,6
o Keuntungan : dapat langsung digunakan tanpa perlu bantuan petugas medis, lebih
ekonomis, tidak nyeri, tidak berisiko terjadi penularan penyakit akibat jarum
suntik. Efek depresi napas lebih minimal.
o Kerugian : waktu munculnya efek obat lebih lama daripada jalur IV dan IM
namun masih lebih cepat dibandingkan per oral, sehingga masih cukup efektif
dibandingkan obat per oral dalam kondisi darurat. Efek yang timbul juga
berlangsung lebih lama dalam tubuh, namun tidak lebih lama dari obat per oral.
 PER ORAL5,6
o Keuntungan : dapat langsung digunakan/dikonsumsi tanpa perlu bantuan petugas
medis, lebih ekonomis, tidak nyeri, tidak berisiko terjadi penularan penyakit
akibat jarum suntik. Efek depresi napas lebih minimal.
o Kerugian : waktu munculnya efek obat paling lama dibandingkan cara lain (IV,
IM, rektal) sehingga tidak efektif jika dalam kondisi darurat dan efek yang timbul
juga berlangsung lebih lama dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. PubChem. Diazepam (Compound). National Library of Medicine. 2020. Available


from: https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diazepam
2. MIMS. Diazepam. 2020. Available from:
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diazepam?mtype=generic
3. Food and Drug Administration. Valium®. 2016. Available from:
https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/013263s094lbl.pdf
4. Drugs.com. Diazepam. 2019. Available from:
https://www.drugs.com/ppa/diazepam.html
5. Ganiswarna, S.G, et al., 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. FK UI : Jakarta.
6. Katzung, B.G., Masters, S.B., Trevor, A.J., 2012. Basic & Clinical Pharmacology 12th
Ed., Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai