Anda di halaman 1dari 10

ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)

EKG NORMAL (Normal Sinus Rhythm)


Kertas EKG

Garis horizontal merupakan waktu (1 kotak kecil = 1 mm = 0,04 detik).

Garis vertical merupakan voltase/ amplitude (1 kotak kecil = 1 mm = 0,1 miliVolt).

Karakteristik EKG Normal (Normal Sinus Rhythm)

1. Laju atau rate : 60 -100x/menit.


2. Ritme : Interval P-P regular, interval R-R regular.
3. Gelombang P : selalu positif (upright) di lead II dan di ikuti kompleks QRS. Durasi < 0,12 detik (< 3
kotak kecil).
4. Interval PR : durasi 0,12-0,20 detik (3-5 kotak kecil) dan konstan beat to beat.
5. Interval (durasi) QRS : kurang dari 0,10 detik (< 3 kotak kecil).

(Gambaran EKG Normal Sinus Rhytm)

EKG ABNORMAL
A. Irama Henti Jantung :
1. Ventricular Fibrillation (VF)
Karakteristik :
 Kompleks QRS : tidak ditemukan kompleks QRS normal, tidak terlihat pola “negatif-
positif-negatif” QRS yang regular.
 Kecepatan : tidak dapat dihitung, defleksi listrik sangat cepat dan sangat tidak teratur.
 Irama : tidak ada pola irama regular, bentuk gelombang listrik bervariasi dalam ukuran
dan bentuk.

(Gambar coarse VF/ VF kasar)

(Gambar fine VF / VF halus)


2. Ventricular Takikardi (VT) tanpa denyut

3. Pulseless Electrical Activity (PEA = Aktivitas Listrik Tanpa Nadi)


Karakteristik :
 Irama menunjukkan aktivitas listrik ventrikel namun bukan VF atau VT tanpa denyut.
 Dapat berupa irama dengan kompleks QRS sempit (<0,12 detik) atau lebar (>0,12 detik),
cepat (> 100x/menit) atau lambat (<60x/menit).

(Gambaran EKG PEA. PEA dapat berupa irama apapun (selain VT tanpa denyut dan VF)
namun tidak didapatkan denyut nadi)

4. Asistol.
Karakteristik :
 Secara klasik ditampilkan sebagai suatu garis datar.
 Irama : tidak dapat ditetapkan, kadang terlihat adanya gelombang P, namun berdasarkan
definisinya maka gelombang R harus tidak tampak.
 Kompleks QRS : tidak terlihat defleksi yang konsistem terhadap suatu kompleks QRS.
(Gambar EKG asistol)

(Gambar EKG P wave asistol)

B. Irama Abnormal Non Henti Jantung :


Takiaritmia Supraventrikel :
1. Sinus Takikardia
Karakteristik :
 Kecepatan : > 100x/menit
 Irama : sinus (di lead II gelombang positif, dan di lead AVR gelombang negatif).
 PR interval : < 0,12 detik (3 kotak kecil).
 Kompleks QRS : bisa sempit (<0,12 detik atau < 3 kotak kecil) atau lebar (> 0,12 detik
atau > 3 kotak kecil).

(Gambar EKG Sinus Takikardia)


2. Fibrilasi Atrium
Karakteristik :
 Kecepatan : laju atrial 400-600x/menit, laju ventrikel bervariasi dapat cepat, normal atau
lambat.
 Irama : irama ventrikel tidak teratur (jarak R-R ireguler).
 Gelombang P : tidak dapat diidentifikasi, garis baseline bergelombang.
 Kompleks QRS : 0,10 detik atau kurang.

(Gambar EKG Fibrilasi Atrium)

3. Flutter Atrium
Karakteristik :
 Kecepatan : laju atrial 220-350x/menit.
 Irama : irama atrial teratur (tidak seperti atrial fibrilasi), dan irama ventrikel seringkali
regular (jarak R-R reguler).
 Gelombang P : tidak terlihat gelombang P sebenarnya dan berbentuk gigi gergaji (saw
tooth) yang klasik.
 Interval PR : Tidak dapat diukur.
 Kompleks QRS : tetap ≤ 0,10 – 0,12 detik.

(Gambar EKG Atrial Flutter – sawtooth pattern)

Takiaritmia Ventrikel :

1. Ventricular Takikardia Monomorfik


Karakteristik :
 Kecepatan : laju ventrikel > 100x/menit, khususnya 120-125x/menit.
 Irama : regular (jarak R-R reguler).
 Gelombang P : jarang terlihat gelombang P.
 Interval PR : Tidak ada.
 Kompleks QRS : memiliki bentuk dan amplitudo yang sama, berasal dari focus tunggal
atau jalur re-entry.
 Jika durasi munculnya VT < 30 detik merupakan VT yang tidak berkepanjangan (non-
sustainned VT) sehingga tidak membutuhkan intervensi. Namun, jika durasi munculnya
VT > 30 detik adalah VT yang berkepanjangan (sustainned VT) sehingga membutuhkan
intervensi.

(Gambar EKG VT Monomorfik)

2. Ventricular Takikardia Polimorfik


Karakteristik :
 Kecepatan : laju ventrikel > 100x/menit, khususnya 120-250x/menit.
 Irama : hanya ada irama ventrikel.
 Gelombang P : jarang terlihat.
 Interval PR : Tidak ada.
 Kompleks QRS : memiliki bentuk dan amplitudo yang tidak sama, terdapat beberapa
focus jalur yang berbeda. Takikardia ventrikel tipe polimorfik yang timbul pada interval
QT yang memanjang disebut Torsades de Pointes.

(Gambar EKG VT Polimorfik)

(Gambar EKG Subtipe VT Polimorfik yang Unik – Torsades de Pointes)


Bradikardia :
1. Sinus Bradikardia
Karakteristik :
 Kecepatan : < 60x/menit.
 Irama : sinus reguler
 Gelombang P : ukuran dan bentuk normal, setiap gelombang P selalu diikuti oleh
kompleks QRS.
 Interval PR : regular < 0,20 detik (< 5 kotak kecil).
 Kompleks QRS : sempit (≤0,10 detik atau < 3 kotak kecil).

(Gambar EKG Sinus Bradikardia)

2. Atrioventrikular Block Derajat 1


Karakteristik :
 Kecepatan : penghambatan jantung derajat satu. Kecepatan sesuai irama sinus atau
kecepatan atrial.
 Irama : sinus regular kedua atrium dan ventrikel.
 Gelombang P : ukuran dan bentuk normal, setiap gelombang P selalu diikuti oleh
kompleks QRS, dan setiap kompleks QRS selalu didahului gelombang P.
 Interval PR : memanjang, namun konstan > 0,20 detik (> 5 kotak kecil).
 Kompleks QRS : sempit (≤0,10 detik atau < 3 kotak kecil).

(Gambar EKG Sinus Bradikardia)

3. Atrioventrikular Block Derajat 2 tipe I (Mobitz Wenckebach)


Karakteristik : terdapat pemanjangan interval PR (>0,20 detik) yang progresif hingga satu
gelombang P tidak diikuti oleh kompleks QRS (drop beat / block beat).
 Kecepatan : laju atrial lebih besar dari laju ventrikel.
 Irama : irama ventrikel ireguler.
 Gelombang P : bentuk normal, beberapa gelombang P tidak diikuti kompleks QRS.
 Interval PR : tidak konstan, semakin lama semakin memanjang (progresif).
 Kompleks QRS : biasanya normal (<0,10 detik atau < 3 kotak kecil).

(Gambar EKG AV Block Derajat 2 tipe I atau Mobitz I)

4. Atrioventrikular Block Derajat 2 tipe II (Mobitz II)


Karakteristik : terdapat drop beat / block beat yang tiba-tiba tanpa didahului pemanjangan
interval PR secara progesif seperti pada Mobitz I.
 Kecepatan : laju ventrikel lebih lambat.
 Irama : irama ventrikel ireguler.
 Gelombang P : bentuk normal dan beberapa gelombang P tidak diikuti kompleks QRS.
 Interval PR : normal atau memanjang secara konstan, tidak ada pemanjangan progresif
seperti pada Mobitz I.
 Kompleks QRS : biasanya melebar (> 3 kotak kecil) karena block pada cabang berkas.

5. Atrioventrikular Block Derajat 3 (Total AV Block)


Karakteristik : Impuls dari atrium tidak dihantarkan ke ventrikel sehingga atrium dan
ventrikel mengalami depolarisasi secara terpisah satu dengan yang lain.
 Kecepatan : laju atrial biasanya 60-100x/menit, laju ventrikel 20-40x/menit.
 Irama : irama atrium dan ventrikel regular namun independent.
 Gelombang P : ukuran dan bentuk normal.
 Interval PR : tidak ada hubungan antara gelombang P dengan kompleks QRS.
 Kompleks QRS : tergantung dari lokasi escape pacemaker, kompleks QRS normal jika
irama dari junctional dan melebar jika terdapat ventricular escape rhythm.
(Gambar EKG AV Block Derajat 3)

C. Gambaran EKG pada Iskemia, Injuri, Infark Miokard (Abnormalitas Segmen ST)
1. EKG pada Iskemia Miokard :
 Dapat berupa gambaran inversi gelombang T maupun ST depresi.
 Inversi gelombang T dianggap bermakna jika dalamnya ≥ 2 mV (>2 kotak kecil),
sedangkan ST depresi dianggap bermakna jika depresi segmen ST > 0,5 mm (lebih dari
setengah kotak kecil) di bawah garis isoelektris (baseline) dan 0,04 detik (1 kotal kecil)
dari J point serta dijumpai pada dua atau lebih lead yang berhubungan.

A B

(Gambar A. T inverted disertai depresi segmen ST yang menandakan terjadinya proses iskemik
akut (ongoing ischemia). Gambar B. merupakan gambaran tipe ST depresi : upsloping,
downsloping dan horizontal).

2. EKG pada Injuri atau Infark Miokard :


 Tampak gambaran EKG elevasi segmen ST pada lead yang berhadapan dengan lokasi
injuri atau infark.
 Elevasi segmen ST dianggap bermakna jika elevasi > 1 mm (1 kotak kecil) di lead
ekstremitas (I, II, III, AVR, AVL, AVF) dan > 2 mm di lead precordial (V1-V6) pada dua atau
lebih sadapan yang berhubungan.
(Gambaran Evolusi Segmen ST pada EKG Infark Miokard)

DAFTAR PUSTAKA

1. Dharma, S., 2016. Cara Mudah Membaca EKG. EGC : Jakarta.


2. PERKI, 2020. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Dasar. PP PERKI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai