Anda di halaman 1dari 24

SOAL INGATAN BOARD 38

1. AI : kasus sesak nafas, lesi kulit, IgE tinggi, diagnosis :


a. Hyper IgE syndrome
b. Eosinophilic pneumonitis
c. Reaksi hipersensitivitas (hipersensitivitas pneumonitis)

2. Tropmed : Kasus ditemukan larva strongiloides sterconalis, terapi : ivermectin 200 mcg tunggal,
3 hari
a. DEC
b. Pirantel pamoat
c. Albendazole 400 mg

3. AI : kasus ada lesi kulit, konkae livedo, konsul THT stenosis epliglotis, konsul DV vaskulitis,
RO.thorax nodul paru, kemungkinan diagnosis dan rencana pemeriksaan :
a. Wagener granulomatosa dan cek ANCA

4. AI : laki-laki TB dapat OAT 1 minggu, gatal dan bentol, reaksi hipersensitivitas tipe :
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 1 dan 4

5. AI : pasien perempuan dengan riwayat keguguran berulang, hamil (kasus mengarah ke APS),
tatalaksana saat ini adalah :
a. Kortikosteroid dan enoxaparin 40mg
b. Kortikosteroid dan aspirin
c. Kortikosteroid, aspirin dan enoxaparin

6. AI : pasien laki-laki diare berulang sejak kecil, membaik dengan antibiotic dari dokter, ditemukan
lesi kulit, eosinophil 7000an, apakah diagnosisnya :
a. Defisiensi IgA
b. Hyper IgE syndrome
c. DiGeorge syndrome

7. AI : kasus keguguran berulang perempuan usia muda, pemeriksaan lab :


a. IgG, IgM, ACA, LA, dan IgG IgM macroglobulin glikoprotein
8. AI : perempuan akan segera menikah, belum pernah berhubungan seksual. Pernah riwayat
campak dan cacar waktu kecil, vaksinasinya adalah : TD, pneumokokus, hep a, hep B, meningitis,
influenza
a. HPV, HEP B, MMR, DIFTERI, TETANUS

9. AI : pasien dengan urtikaria, penegakan diagnosis dengan :


a. IgE
b. Skin prick
c. RAST

10. AI : pasien anemia ditransfusi PRC durante transfuse gatal bentol, TTV stabil, tatalaksana
selanjutnya :
a. Stop transfuse, berikan antihistamin dan steroid
b. Pelankan transfuse, berikan antihistamin dan steroid
c. Pelankan transfuse, berikan antihistamin
d. Lanjutkan tranfusi

11. AI : kasus pasien dengan SLE, keluhan mata kering, kaku di tangan-tangan dan wajah, tampak
mengeras, antisentromer (+), URNP (-), komplikasi jantungnya adalah :
a. PH
b. Emboli paru
c. Efusi perikard

12. AI : kasus jari menghitam, ANA (+), antisentromer (+), patofisiologinya adalah :
a. Fibrogenesis pembuluh darah

13. AI : ibu mengandung dengan bayi mengalami AV block, ibu diperiksa anti-Ro (+), patofisiologi
kelainan jantung pada bayi :
a. Endocarditis liebman sacks
b. Antibody ibu yang menyerang ke janin melalui plasenta
c. Antibody ibu mencetuskan autoantibodi janin

14. Gastro : mekanisme kerusakan hati karena INH ;


a. Biometabolik aktif

15. Kardio : laki-laki tua dikonsulkan dari ortho, rencana TKR, diberi gambar EKG RBBB, tatalaksana
selanjutnya adalah :
a. Treadmill test
b. Dobutamine stress echo
c. Angiografi
d. Bisa langsung operasi
16. Kardio : pasien STEMI, sudah dapat streptokinase 1.5jt unit masih nyeri, apa langkah selanjutnya
a. Primary PCI
b. Rescue PCI
c. Evaluasi enzim jantung
d. Heparin

17. Kardio : bumil, hamil anak ke3, sesak nafas. Usia kehamilan 35 minggu. Saat hamil anak 1 dan 2
tidak ada gangguan, diagnosis yang paling mungkin :
a. Kardiomiopati
b. Emboli paru

18. Kardio : gambaran AV block drajat 2 mobitz 1 :


a. SA
b. Manufer valsalva
c. Peace maker
d. Adenosine

19. Kardio : pasien CHF masih sesak, LVEF 40% on ramipril, furosemide, spironolakton, bisoprolol
dosis kecil. Auskultasi RBB sedikit di basal. Tatalaksana
a. Bisoprolol jika masih bisa ditoleransi
b. Digoxin
c. Ivabradine

20. Kardio : diberikan gambar EKG AF, ditanya komplikasinya :


a. Stroke iskemik
b. DVT
c. PE

21. Kardio : EKH VF, tidak sadar. Tatalaksana :


a. CPR, defib 200 J, epinefrin 1mg
b. CPR, defib 200 J, amiodaron
c. CPR, defib 200 J, epinefrin 0.5mg
22. Nefro : hipertensi TD 200/120, ct scan normal, konsul mata normal, nyeri kepala, tatalaksana :
a. Klonidin dosis … 0,1-0,2 mcg
b. Labetalol dosis …
c. Nikardipine dosis …
23. Reumato : pasien nyeri panggul, patrick test (+), diberi gambar ro. Vertebra dan ro. Pelvis ,
DMARDS pilihan:
a. Tocilizumab
b. Adalimumab  pilihan 1st (biologic agent)
c. Methotrexate
d. Leflunomide
24. Reumato : NPSLE, dengan perdarahan intracranial. Terapinya :
a. MP 750mg + steroid tapp down + AZA
b. MP 500mg + steroid tap down + CYCLO 2x500 (?)
25. Reumato : nyeri panggul kanan, kena bola futsal, pemeriksaan motorik (+), diagnosis :
a. Bursitis trochanter
b. Syndrome piriformis
c. Osteonephrosis
26. Gastro : pasien TB rencana diberikan OAT, anti HCV (+), HCV RNA 2x10 6. Tatalaksana :
a. Sofosbuvir bersamaan dengan OAT
b. Sofosbuvir dimulai setelah OAT fase intensif
c. Sofosbuvir dimulai stelah OAT slesai semua (DAA)
d. Tidak perlu terapi HCV
27. Reumato : nyeri 2 sendi, diberikan gambar telinga dan kulit kepala bersisik.
a. Arthritis psoriatic
b. Arthritis septic
c. Arthritis reactive
28. Reumato : pasien geriatric nyeri lutut saat naik tangga. Dilakukan aspirasi carian lutut, leukosit
30.000, diberi foto ro. Genu ada osteofit. Diagnosisnya adalah :
a. Arthritis septic
b. OA
c. Pseudogout
29. Reumato : pasien kencing nanah, sekarang sudah sembuh. Ada nyeri di lutut, analisis cairan
sendi leukosit 38.000, diagnosis :
a. Arthritis reactive
b. Arthritis gonococcal
c. Arthritis septic
d. Arthritis gout
30. Endokrin : pasien kencing banyak, Na tinggi, pemeriksaan selanjutnya :
a. Tes deprivasi air
b. ADH
31. Endokin: pasien curiga DM, dilakukan TTGO puasa 110, setelah TTGO 137, termasuk: (GDPT)
a. Normal tolerance test
b. Gangguan fasting
c. Gangguan toleransi prandrial
32. Endokrin: Pasien DM, obes, GDP 123, Gd2jpp 208, terapi: GLP 1 (gliptin)
a. Sitagliptin
b. Metformin
c. Acarbose
33. Endokrin: Pasien bumil 10 minggu, hipertiroid, tidak ada keluhan, on PTU 3x100 mg, TSH 0,03
Ft4 normal, tatalaksana:
a. PTU lanjut, dosis sama
b. PTU lanjut, dosis diturunkan
c. PTU lanjut, dosis dinaikkan
d. PTU ganti metimazol
34. Endokrin: laki-laki dengan benjolan di leher, keluhan berdebar-debar, FT4 dan TSH (lupa), USG
ditemukan nodul di tiroid kanan, diagnosis:
a. Tiroiditis riedel
b. Struma multinodosa toksik
c. Struma nodosa toksik
35. Endokrin: pasien wanita dengan mata proptosis, ada benjolan di leher. Pemeriksaan untuk
mengetahui penyebab kelainan mata adalah: graves
a. TrAb
b. TPO
c. TSH
36. Endokrin: laki-laki susah ereksi, nyeri kepala, ada ginekomastia, pemeriksaan lanjutan:
a. ACTH, FSH, LH
b. ACTH, FSH, LH, MRI kepala
c. ACTH, FSH, testosterone, prolactin, MRI kepala
d. ACTH, FSH, LH, CT scan kepala
37. Endokrin: seseorang dengan riwayat narkoba suntik, ada tato. Dilakukan pemeriksaan HIV assay
tes 1: reaktif, tes 2: non reaktif, tes 3: non reaktif. Penanganan selanjutnya: (3 bulan)
a. Cek p24
b. CD4
c. Ulang lagi 2 bulan
d. Tidak perlu di cek lagi
38. Pulmo: pasien laki-laki dengan CD4 rendah, batuk kering, diberikan gambar MSCT thorax ada
gambaran bintik bintik. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis: PCP  PCR
a. Pewarnaan Gomori silver
b. Gen-xpert sputum
c. Kultur sputum
39. Pulmo: pasien dengan B20, batuk kering, diberikan Rontgen infiltrate difus retikuler bilateral,
pO2 60, FiO2 1,0. Tatalaksana:
a. Cotri 1x960
b. Cotri 2x960
c. Cotri 5x960
d. Cotri 2x960 + prednisone 40 mg
e. Cotri 5x960 + prednisone 40 mg
40. Pulmo: pasien batuk, nyeri dada, batuk darah, diperlihatkan gambar CT scan (massa melingkupi
dinding thorax). Pilihan penegakan diagnosis:
a. AJH transtorakal
b. Biopsi transtorakal
c. Biopsi transbronkial
d. Bronkoskopi
41. Pulmo: Pasien sesak nafas, bengkak,diberikan gambar rontgen (massa mediastinum superior).
Pilihan terapi:
a. Furosemid dosis …..
b. Dexa 2x5 mg
c. Radioterapi
d. Kemoterapi
42. Pulmo: Pasien TB on OAT kat II, evaluasi asam urat 10 mg/dl. Penyebab hiperurisemia:
a. Rifampisin
b. Streptomisin
c. PZA
d. INH
43. Pulmo: Pasien on OAT RHZE diminum 3 minggu lalu di stop sendiri, dating kembali dengan
batuk, tatalaksana:
a. OAT kat II
b. RHZE lagi
c. RHE
44. Pulmo: Pasien TB on OAT, dilakukan evaluasi gen-xpert MTB: positif dengan resisten rifampisin.
Termasuk:
a. MDR
b. Monoresisten
c. Poliresisten
d. XDR
45. Pulmo: Pasien wanita usia muda, sesak nafas, nafas bunyi bunyi, riwayat asma. Sudah pakai
salbutamol inhaler 1 jam, disemprot berkali-kali tidak ada perbaikan. Tatalaksana:
a. Nebulisasi SABA + steroid iv
b. Drip aminofilin dosis …..
c. Nebulisasi SAMA + ICS + steroid IV
46. Pulmo: pasien wanita sesak nafas, didapatkan wheezing, Cuma bias duduk. Termasuk:
a. Asma serangan ringan
b. Asma serangan sedang
c. Asma serangan berat
d. Status asmatikus
47. Pulmo: pasien batuk-batuk, kerja di pabrik tekstil. dIberikan gambar rontgen. Diagnosis:
a. Bisinosis (serat kapas)
b. Bagasosis (petani, tebu)
c. SIlikosis (silica, pasir)
d. Asbestosis
48. Pulmo: Pasien RA sudah sesak menahun, 3 bulan terakhir diberikan MTx, sesak semakin
memberat dalam 3 bulan terakhir. Penyebab sesak:
a. Fibrosis paru ec Mtx
b. ILD
49. Pulmo: Pasien batuk, sesak, mulut bau, ada gigi lubang. Diberikan foto rontgen toraks ada air
fluid level di pulmo kanan. Organisme penyebab:
a. Bacteroides
b. Klebsiela
c. Peptostreptococus
d. S aureus
e. E coli
50. Pulmo: pasien sesak nafas, diberikan gambar rontgen infiltrate difus bilateral. AGD pO2 60 FiO2
1,0. Diagnosis:
a. ARDS
b. ALI
c. Edema paru
51. Pulmo: pasien limfoma, sudah kemo selesai, dinyatakan sembuh. Pasien juga penderita CHF,
saat ini sesak. Pada rontgen didapatkan efusi pleura kanan. Dilakukan analisis cairan efusi
didapatkan LDH 100 protein 2,5, dengan LDH darah 200-an, albumin serum 3,5. Jenis efusi di
atas adalah:
a. Eksudat
b. Transudat
c. Chylous
d. Hemoragik
52. Pulmo: Pasien dengan batuk sesak nafas kadang. Ro toraks, massa mediastinum. Lab beta HCG
600-an, CEA (lupa), AFP (lupa). Diagnosis paling mungkin:
a. Germ cell
b. Teratoma
c. Limfoma
53. Remato: wanita post operasi panggul ec fraktur, masih susah mobilisasi. Diberikan gambar BMD
(osteopenia). Tatalaksana:
a. Zolendronat/tahun
b. Zolendronat/bulan
c. Kalsium dan vit D
54. Tropmed: pasien tidak sadar, pupil miosis, diantar polisi ke UGD. Penyebab paling mungkin:
a. Organofosfat dan karbamat miosis
b. Heroin dan ….. miosis  metadone
c. Kokain dan amfetamin  midriasis
55. Endokrin: pasien DM, mata kabur. Patofisiologi penurunan lapangan pandang adalah: retinopati:
vessel
a. Penurunan elastisitas lensa dan berkurangnya air mata
b. ……… dan penurunan massa otot
c. Penurnan elastisitas lensa dan kekuatan otot mata
56. AI: syok anafilaktik TD 100/60, tatalaksana:
a. Adrenalin 0,3 mg IM
b. Adrenalin 0,3 mg SC
c. 1 cc adrenalin dalam 10 cc NaCl 0,9%
d. Steroid
57. AI: TB termasuk reaksi apa: tipe IV (delayed immune cell mediated)
a. Sitotoksik
b. Respon imun humoral
c. …..
58. AI: pasien sering sesak nafas berulang, terutama ketika kena debu, kadang nafas sampai bunyi.
Ketika tidak serangan, kondisi baik dan masih bias berolahraga. Saat ini pasien ke poli IPD tidak
sesak, PF: ronki -, wheezing-. Dilakukan spirometri. Kemungkinan hasil yang didapatkan:
a. FVC 85, FEV1/FVC 85
b. FVC 80, FEV1/FVC 85
c. FVC 70, FEV1/FVC 70
59. AI: pasien dengan benjola di leher, lesi kulit, biopsy limfonodi ada infiltrasi eosinofilik. Terapi:
high dose steroid + CYC
a. Steroid dan imunosupresan
b. ….
60. AI: pasien dengan sesak, konka livedo, sering berulang, cairan serous, riwayat keluarga (+).
Tatalaksana:
a. Decongestan kerja panjang dan steroid semprot
b. Decongestan kerja pendek dan steroid semprot
c. Decongestan kerja pendek dan steroid tablet + antibiotik
d. Decongestan kerja panjang + antihistamin
e. Decongestan kerja pendek + antihistamin + antibiotik
61. Tropmed : HAP on meropenem, hasil K/S MRSA diberikan vanco 2x1gr selama 7 hari, menurut
anda :
a. Salah dosis
b. Salah terapi
c. Salah interval
d. Tepat dan rasional
62. Gastro : pasien geriatric tidak mau makan, stroke, sulit menelan. Jalur makan teraman adalah:
a. Gastrostomy
b. Nasogastric tube
c. Nasoenteric tube
63. Tropmed : bumil dari papua, demam, lab: falcifarum trophozoit +4, GOT 110, GPT 130, bil 2.3,
terapi :
a. DHP + primakuin 0,25 mg/kg, kl relaps 0,5 mg/kg/hr
b.
c. DHP
d. Artesunat
64. Tropmed : peningkatan creatinine pada malaria, patofisiologi:
a. Sitoadherensi
65. Tropmed : bumil dengan toxo (+),
a. Terapi langsung
b. Amniosentesis
66. Tropmed : Mata yellowish white, IgG/M CMV (-), toxo (-), IgM HSV (+). Terapinya: keratitis HSV
acyclovir 3% salep mata 14 hr
a. Ganci intravitreal
b. Valganci oral seumur hidup
67. Tropmed : DHF hari perawatan ke4, AT 90.000, mengeluhkan sesak dalam 3 jam mendadak, ro.
Thorax ada efusi bilateral, pemberian cairan sudah 2000, didapatkan ronki basal paru,
Tatalaksana selanjutnya :
a. Albumin
b. Koloid
c. Furosemide
68. Tropmed : HIV on ARV… Hb 8, creat meningkat. Pilihan ARV lanjutnya adalah ?
a. Zidovudin
b. Lopinavir/ritonavir
c. tenofovirr
69. Tropmed : laki-laki demam, kena banjir, mengarah ke leptospirosis. Diagnosis tegak dengan :
a. MAT >200
b. IgM 2x positif
70. Tropmed : kasus petugas kebersihan, membersihkan saluran air. Klinis mengarah lepto.
Pemeriksaan lab apa?
a. IgM lepto ?
71. Tropmed : kasus tifoid. Diagnosis baku emas tifoid
a. Kultur darah
b. Kultur urin
c. PCR feses
d. Kultru feses
72. Endokrin : kalsifikasi pankreas, nyeri tulang, batu ginjal, mual. Diagnosis ?
a. Hiperparatiroid primer? sekunder
73. Endokrin : pheokromsitoma, pemeriksaan diagnostiknya ?
a. VMA
b. Metanefrin
74. Endokrin : hiperaldosteron, hipokalema, hipertensi. Pemeriksaan lab? Ke primer??
a. Cek kalium urin + PRA/ARR ?
75. Pulmo: Kasus PPOK FEV1 20, termasuk:
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
d. Sangat berat
76. HOM: pasien thalasemia, tranfusi berulang, saat ini sesak nafas, dyspnea d’effort, kardiomegali,
ronki basah basal di kedua basal paru, feritin 7000, creatinin 3. Tatalaksana yang tepat:
a. Deferasirox
b. Deferiprone
c. Diuretik
77. HOM: pasien lemas, pembesaran di perut, tidak ada perdarahan. Splenomegali. Hb 7, AL 120rb,
sel blast 12%. Diagnosis:
a. CML fase akselerasi
b. CML fase krisis blast
c. AML
78. HOM: pasien 60 tahun, lemas, tidak ada perdarahan. Hb turun, AL turun, AT turun. Diagnosis:
a. MDS
b. Anemia aplastik
c. ITP
79. HOM: pasien B-ALL, datang dengan anemia Hb 8, leukosit 120 rb, asam urat 15, data lab lain
mengarah ke TLS. Tatalaksana yang tepat:
a. Hemodialisis
b. Hidrasi
c. SItoreduksi
d. Trf PRC
80. HOM: Pasien DM dalam terapi, Hb 8, MCV 78 MCH 26, GFR 30. Pemeriksaan selanjutnya untuk
melacak penyebab anemia:
a. Feritin dan saturasi transferin
b. Darah samar
c. Elektroforesis Hb
81. HOM: pasien usia tua, berat badan turun, anemia mikro hipo, tidak ada perdarahan yang
dikeluhkan. Pemeriksaan selnajutnya untuk mencari penyebab anemia:
a. Darah samar feses
b. Elektroforesis Hb
82. HOM: pasien usia tua dengan nyeri tulang. Hb 8, creatinin 3. diberikan gambar BMD panggul dan
lumbal dengan T score 6-7. Pemeriksaan selanjutnya adalah:
a. Kalsium dan paratiroid
b. Kalsium dan elektroforesis Hb
83. Gastro: pasien diare berulang, riwayat reseksi jejunum. Patofisiologinya:
a. Kerusakan vili
b. Gangguan permeabilitas
c. …..
84. Endokrin: pasien usia muda, kalsium meningkat, ……… diagnosis mengarah ke:
a. Hiperparatiroid primer
b. Hiperparatiroid sekunder
85. Nefro: pasien hipokalemia, asidosis metabolik, hipertensi. Diagnosis:
a. Gitelman syndrome
b. Barter syndrome
c. Hiperaldosteron primer (Conn syndrome)
86. Endokrin: kasus wanita usia 20 tahun, GD 700an, aseton +, AGD tdk asidosis, Na 134, BUN 60
creat 3,2. Diagnosis:
a. HHS
b. KAD
c. Ketosis diabetika
87. Endokrin: Pasien obes 38 tahun, riwayat ayah DM, GDP terganggu, GD2jpp terganggu.
Patofisiologi:
a. Autoantibodi sel beta pankreas
b. Resistensi di perifer + defisiensi insulin
c. ….
88. Endokrin: Kasus pasien dengan lemas dan tidak sadar, TD 70/50, AL 12rb, Na 110, Kalium 5,3, GD
40. Tatalaksana:
a. Steroid + NaCl 3%
b. Steroid + NaCl 3% + norepinefrin
c. Steroid + NaCl 3% + norepinefrin + antibiotik
89. Endokrin: kasus KAD, GD 600 an, kalium 4,4, sudah dilakukan terapi cairan. Tatalaksana
selanjutnya:
a. Insulin bolus lanjut drip + koreksi kalium + antibiotik
b. Insulin basal bolus + koreksi kalium
c. Insulin bolus lanjut drip + koreksi kalium
d. Insulin bolus lanjut drip + koreksi kalium + antibiotik + koreksi bicnat
90. Endokrin: pasien DM, nyeri di tungkai (gejala klaudikasio), pemeriksaan selanjutnya:
a. Doppler vena
b. Doppler arteri
c. Arteriografi
91. Pulmo: Kasus pasien dengan PE, P2 mengeras, hampton sign +, Tatalaksana dengan:
a. MSCT thorax
b. CT angio pulmoner
c. CT koroner
92. Nefro: Pasien dengan keluhan nyeri di pinggang kiri, didapatkan gambaran hidronefrosis,
creatinin 3. Pemeriksaan lanjutan:
a. CT uro
b. Pielografi antegrad
c. Pielografi retrograd
93. Endokrin: Pasien DM dengan ALI, tatalaksana tepat saat ini adalah:
a. PTA
b. Trombektomi
c. Heparin
d. Trombolisis intravaskuler
94. Tropmed: nyeri dan bengkak pada tungkai, kemerahan, panas, AL 18rb. Pasien dengan DM.
Patofisiologi:
a. Protein C
b. Protein S
c. Tissue factor
95. Kardio: pasien dengan sesak nafas, DD +, OP+, PND+, kaki bengkak, rales +/+, belum pernah
mengalami hal ini sebelumnya. Diagnosis:
a. ADHF de novo
b. ADHF acute on chronic
96. Kardio: Kasus pasien dengan T inversi II, III, AVF, enzim jantung normal. Tatalaksana selanjutnya:
a. CT koro
b. Korangio
c. Evaluasi enzim
97. Geriatri: pasien geriatri dengan gangguan kekuatan genggam dan kecepatan berjalan, makan
sulit. Problem pada lansia ini:
a. Inanition dan impecunity
b. Frailty dan imobilisasi
c. Inanition dan frailty
98. Psiko: pasien laki-laki 80 tahun mengeluhkan tidak bisa ereksi setiap pagi, istri pasien sudah
meninggal. Ia berniat menikah lagi namun tidak disetujui anaknya. Testosteron normal.
Tatalaksana yang tepat:
a. SIldenafil
b. Psikoterapi
c. ….
99. Psiko: laki-laki di PHK, sering mual dan diare. Menurut pengakuan istri, bila marah, sering
berdebar-debar. Ketidakseimbagan vegetatif termasuk:
a. Pseudovagotoni
b. Amfotoni
c. Hipertoni parasimpatis
d. Vagotoni
e. Hipertoni simpatis
100. Psiko: dipaparkan kasus depresi. Pasien juga penderita hepatitis B, dilakukan fibroscan
F2. tatalaksana medikamentosa yang tepat:
a. Setralin
b. Fluoxetin
c. Alprazolam
101. Psiko: dipaparkan kasus depresi. Pasien dengan peningkatan BUN dan creatinin.
Tatalaksana medikamentosa yang tepat:
a. Fluoxetin
b. Amitriptilin
c. Alprazolam
102. Psiko: seorang laki-laki mengeluhkan cemas, banyak pikiran. Os baru saja di PHK dari
pekerjaannya. Semakin lama semakin banyak pikiran sehingga sakitnya kumat. OS memikirkan
istrinya yang sekarang harus kerja lembur untuk mencari nafkah sambil mengasuh anak. Selain
itu, adik os juga baru meninggal. Hal ini membuat os semakin cemas, merasa bersalah. Diagnosis
yang tepat adalah:
a. Os di PHK dan sakitnya yang semakin berat
b. Istri os yang harus kerja lembur dan adik os yang meninggal
c. Os di PHK dan adik yang meninggal
d. …..
103. Psiko: dipaparkan kasus GAD, cemas 6 bulan. Terapi pilihan adalah:
a. Buspiron 2x10 mg
b. Alprazolam 2x0,5 mg
c. Fluoxetin 1x10 mg
104. Psiko: pasien perempuan 20 tahun seorang mahasiswi, mengeluh tidak ada niat untuk
kuliah sejak 3 bulan, tidak mau ke mal, menghindari keramaian. Pasien terancam drop out dari
universitas karena banyak ilmiah yang belum selesai. Diagnosis yang tepat:
a. Agorafobia
b. Fobia sosial
c. GAD
d. Gangguan panik
105. Geriatri: pasien lansia, diberikan gambar ulkus decubitus (foto: ulkus decubitus bulat,
terlihat otot dan pus). Tatalaksana yang tepat adalah:
a. Balut tipis/hari + Ab sistemik
b. Balut tebal/hari + Ab sistemik
c. Balut tipis/3hari + Ab sistemik
d. Balut tebal/3hari + Ab sistemik
106. Geriatri: pasien geriatri, baru op lutut. Mendadak marah-marah dan meracau.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa. Pasien penderita penyakit jantung.
Pemeriksaan MMSE 22/28. Faktor predisposisi hal tersebut adalah:
a. Nyeri
b. Infark miokard
c. Gangguan kognitif
d. Perpindahan ruangan (Perubahan orientasi)
107. Geriatri: pasien laki-laki, lansia, sering marah-marah, pasien juga mulai lupa untuk
melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Sulit untuk menghitung. Pasien memiliki riwayat
stroke infark. Tidak diberikan data MMSE di soal. Gangguan kognitif tersebut adalah:
a. MCI
b. VCI
c. Dementia alzheimer
d. Dementia vaskuler
108. Geriatri: pasien laki-laki lansia, suka marah-marah, lupa untuk aktivitas dan saat ini
menjadi sulit untuk membawa kendaraan sendiri. Pasien riwayat hipertensi dan DM. Skor MMSE
26/28. gangguan kognitif di atas adalah:
a. MCI
b. VCI
c. Demensia alzheimer
d. Demensia vaskuler
109. Geriatri: pasien lansia dengan gangguan kognitif (curiga dementia alzheimer). Terapi
yang tepat:
a. Donepezil dan gingko biloba
b. Donepezil dan memantin
c. Donepezil dan rivastigmin
d. ….
110. Geriatri: pasien wanita usia 72 tahun, sering ngompol, sulit menahan kencing. Menurut
pengasuhnya, pasien menjadi sulit mengontrol kencing. Pasien juga memiliki nyeri sendi lutut
yang membuat pasien sulit ke toilet. Pasien riwayat DM dan skor MMSE 20/28. Tipe
inkontinensia urin ini adalah:
a. Fungsional
b. Stres
c. Urgensi
d. Campuran
111. Geriatri: pasien laki-laki, 70 tahun mengeluhkan tiap kali kencing terasa berpasir.
Keluhan ini saat mengganggu pasien. Pasien memiliki riwayat batu ginjal dan sudah dilakukan
ESWL. Patogenesis yang mendasari adalah:
a. Iritasi bladder….
b. Involunter tonus uretra (?)……..
c. ….….
112. Gastro: Pasien datang dengan melena, riwayat konsumsi piroksikam. Diberikan gambar
endoskopi (tidak terlihat ada varises, ada darah yang mengalir). Patogenesis kasus ini adalah:
a. Penurunan prostaglandin
b. ….
113. Gastro: Pasien H. pilori +, terapi pilihan
a. Lanso + amox + klaritro 10 hari
b. Lanso + metro + levo 7 hari
c. ….
114. Gastro: Pasien kolitis ulseratif, rutin terapi dengan mesalamin dan steroid tablet,
mengeluhkan kadang masih diare. Dilakukan kolonoskopi dengan hasil kolitis sedang. Terapi
rumatan yang tepat adalah:
a. 5-Asa
b. Imunosupresan
c. Steroid tablet
d. Steroid iv
115. Gastro: Pasien hep B on terapi lamivudin, creatinin meningkat. Terapi pilihan:
a. Adefovir
b. Tenofovir
c. Entecavir
d. Telbivudin
116. Gastro: Pasien hep B, didapatkan nodul ukuran 2x4 cm di USG, dilakukan MSCT kontras
3 fase didapatkan penyegatan. Tatalaksana selanjutnya adalah:
a. Biopsi liver
b. AFP
c. Tidak perlu cek lagi
d. MRI abdomen
e. PET scan
117. Gastro: pasien hep B, didapatkan nodul di USG 2x3 cm, dilakukan MSCT kontras tidak
menyengat. Tatalaksana selanjutnya:
a. CT abdomen dg kontras 3 bulan lagi
b. CT abdomen tanpa kontras 3 bulan lagi
c. MRI abdomen saat ini
d. MRI abdomen 3 bulan lagi
e. Tidak perlu diperiksa lebih lanjut
118. Gastro: pasien dengan hematemesis melena, dilakukan endoskopi didapatkan varises
kecil, gastropati porta ringan. Tindakan selanjutnya:
a. Ligasi varises
b. Skleroterapi
c. Beta bloker non selektif
d. ISMN
e. Spironolakton
119. Kardio: pasien mengeluhkan nyeri dada, kesadaran CM, TD 120/70, diberikan gambar
EKG SVT 140x/menit. Tatalaksana yang tepat:
a. ATP dosis ….
b. Kardioversi 50 J
c. Defib 200 J
120. Nefro: Pasien dengan asam urat tinggi, alergi allopurinol. Terapi yang tepat:
a. Febuxostat
b. Probenesid
c. Kolkisin
121. Tropmed: Pasien ALL post kemoterapi. ANC 200, mengeluhkan demam, lemas, tidak ada
perdarahan. Terapi yang tepat:
a. Piperacilin-tazobactam
b. Piperacilin-tazobactam + micafungin
c. Meropenem + levofloxacin
d. Cefepim + amikasin
122. Kardio: Pasien laki-laki 65 tahun dengan sesak nafas, riwayat merokok, didapatkan karat
nikotin di kuku. Dilakukan echocardiografi. Harapan echo:
a. RVH, …… displacement trikuspid
b. RVH,…..
c. …
123. HOM: pasien hemofilia A, nyeri lutut post trauma. Terapi yang sesuai:
a. Faktor VIII 600 unit
b. Faktor VIII 1200 unit
c. Faktor VIII 1200 unit + natrium diklofenak
d. Faktor VIII 1200 unit + natrium diklofenak + asam traneksamat
e. Faktor VIII 1200 unit + natrium diclofenac + asam traneksamat + vit K
124. Pulmo: pasien dengan sesak nafas memberat, usia 70 tahun, BUN dan creat meningkat.
AGD (lupa), batuk berdahak, terapi yang sesuai:
a. Azitromisin
b. Cefepim + Levofloxacin
c. …
125. Pulmo: pasien mengeluhkan sesak nafas memberat tiba tiba, dikeluhkan setelah pasien
angkak beban berat. Dari pemeriksaan paru didapatkan perkusi hipersonor dan vesikuler
menurun pada auskultasi paru kanan. Tindakan yang tepat:
a. Dekompresi
b. Ro Thorax
c. WSD
d. Pungsi berulang
126. Pulmo: pasien wanita usia 22 tahun, mengeluhkan sesak nafas dan batuk berdahak.
Demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan redup dan vesikuler menurun paru kanan. Dilakukan
pungsi pleura kanan didapatkan PMN 80, glukosa 90. Tatalaksana yang sesuai:
a. WSD
b. Pungsi berulang
c. Mini catheter …
127. Pulmo: pasien laki-laki kecelakaan motor, stang motor membentur dinding dada. Pasien
mengeluhkan nyeri. Pasien ke UGD, dikatakan tidak ada patah tulang, diberikan anti nyeri lalu
pulang. Beberapa jam di rumah, pasien sesak nafas memberat. Di UGD diperiksa redup dan
vesikuler menurun. Hb 8,5, AL 9 ribu, AT 170rb. Tatalaksana yang sesuai:
a. Konsul bedah untuk torakotomi
b. WSD
c. Ro toraks
d. Pungsi berulang
128. Endokrin: Pasien dengan kolesterol total 200 an, TG 300. Fungsi hati meningkat.
Dilakukan USG abdomen didapatkan liver hiperechoic. Patofisiologi yang mendasar adalah:
a. Oksidasi asam lemak di hati
b. Stres oksidatif yang memunculkan inflamasi
c. ….
129. Endokrin: pasien dengan dislipidemia, kolesterol total 230, TG 275, LDL 180, HDL 30.
Terapi yang sesuai dan target pengelolaan pasien adalah:
a. Rosuvastatin 20 mg dan target LDL < 130
b. Rosuvastatin 20 mg dan target LDL < 100, HDL > 40
c. Atorvastatin 40 mg dan target LDL < 130 dan HDL > 40
d. ….
130. Nefro: pasien perempuan 24 tahun dengan kecing berbuih, didapatkan proteinuria +4,
kolesterol total 350, kaki bengkak. Faktor prognostik perburukan fungsi ginjal adalah:
a. Proteinuria
b. Lipid
c. Edema
d. ..
131. Tropmed: pasien laki-laki dengan sakit kepala memberat. CD4 rendah. B20 reaktif.
Pemeriksaan kriptokokus +, IgM dan IgG toxo +, CMV +, HSV (?). Terapi yang sesuai untuk
pemberatan kondisi intrakranial adalah:
a. Amfoterisin B + fluconazole
b. Pirimetamin + sulfadiazin
c. Ganciclovir
d. …
132. Endokrin: pasien laki-laki usia muda, mengeluhkan demam, benjolan di leher. Awalnya
FT4 naik, setelah dievaluasi FT4 kemudian turun. Patofisiologi yang mendasari adalah:
a. Kerusakan folikel ….
b. Autoantibodi …..
133. Endokrin: pasien dengan penurunan kesadaran ke UGD. Didiagnosis DM dan baru
pertama kali terapi glibenklamid. GDS 40, kemudian dilakukan bolus D40 hingga GDS evaluasi
110. Saat ini pasien telah sadar dan sudah dapat komunikasi dan makan. Tindakan selanjutnya:
a. Rawat jalan, mengganti glibenklamid dengan glibenklamid
b. Rawat inap, infus D10, pantau GD/jam, glibenklamid stop
c. Rawat inap, infus D10, pantau GD/jam, glibenklamid stop ganti dengan metformin
d. Rawat inap, infus NaCl 0,9%, pantau GD/jam, glibenklamid stop
134. Nefro: Pasien Ca paru unresectable, datang dengan lemas, Na 110, dilakukan koreksi
natrium cepat intravena, evaluasi kalium didapatkan 138. Kondisi pasien saat ini didapatkan
disartria. Patofisiologi yang mendasari adalah:
a. Demielinisasi pontin
b. …
135. Nefro: Pasien kasus CHF/sirosis dengan Na 128, terapi yang sesuai
a. Kapsul garam
b. Restriksi cairan
c. Spironolakton
d. Furosemid
136. Nefro: Pasien minum omeprazole, BAK merah. Tidak ada data eosinofil urin. Hal yang
mendasari:
a. ATN
b. NIA
c. Atrofi tubulus …
137. Nefro: Bumil TD 160/100, proteinuria 350 mg. Kondisi ini termasuk:
a. Eklamsia
b. Pre eklamsia ringan
c. Pre eklamsia berat
d. Hipertensi gestasional
138. Nefro: Pasien luka bakar derajat luas, TD 90/7. Na 154. Tatalaksana yang sesuai:
a. NaCl 0,45%
b. NaCl 0,9%
c. D5 1/4 NS
d. …
139. HOM: pasien mengeluhkan perdarahan yang terus menerus tidak berhenti setelah cabut
gigi. Tidak ada riwayat perdarahan seperti ini sebelumnya. Pemeriksaan APTT memanjang.
Pemeriksaan selanjutnya:
a. F8 dan F9
b. Risocetin
c. …
140. Nefro: Pasien gangguan ginjal, BAK merah. Pasien riwayat faringitis dan sudah membaik
dengan antibiotik. Urin didapatkan cast eritrosit. Hal yang mendasari adalah:
a. GN
b. NIA
c. ATN
d. RTA
141. HOM: perempuan dengan Hb 4, didapatkan Antibodi IgG dan C3 di eritrosit. Tatalaksana
selanjutnya:
a. Trf PRC + prednison 1 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lalu tapp down
b. Trf PRC + steroid pulse
c. Prednison 1 mg/kgbb/hari selama 2 minggu lalu tapp down
d. Pulse dose steroid
e. Trf PRC + imunosupresan
142. HOM: perempuan mengeluhkan mens bertambah banyak dan lebih panjang dari
durasinya. AT 9 rb. (kasus mengarah ke ITP). Tatalaksana yang sesuai:
a. Trf TC + IVIG
b. Trf TC + trf PRC + steroid
c. Trf TC + steroid
d. Trf TC + FFP + IVIG
143. Tropmed: kasus luka, bagaimana cara pemberian tetanus Ig:
a. Disuntikkan IM, dievaluasi tiap 72 jam, dimulai segera saat diagnosis
b. Disuntikkan SC, dievaluasi tiap 24 jam, dimulai setelah debridement
c. DIsuntikkan IM, dievaluasi tiap 72 jam, dimulai setelah debridement
d. Disuntikkan IM, sebagian disuntikkan di pinggir luka, dimulai segera
e. Disuntikkan IM, sebagian disuntikkan di pinggir luka, dimulai setelah debridement
144. Geriatri: pasien post stroke, tidak mau makan. Istri meninggal, cenderung menyendiri
dan tidak mau bergaul. Memiliki penyakit jantung dan asma. Konsumsi digoksin, steroid,
salbutamol, inhaler. Penyebab kondisi di atas adalah:
a. Depresi dan steroid
b. Digoksin dan asma
c. Steroid dan asma
d. ….
145. HOM: pasien wanita mengeluhkan menstruasi banyak, pasien menggunakan IUD. Hb 7.
keluhan kadang debar-debar. Pemeriksaan paru dan jantung tidak ada kelainan. Data status besi
(lupa). Terapi yang tepat adalah:
a. Besi intravena
b. Trf PRC + besi intravena
c. Trf PRC + besi oral
d. Besi oral
e. Trf PRC dan TC
146. HOM: kasus MM. Hb 7, Sel plasma 30%, data beta 2 mglob (lupa). Termasuk dalam:
a. Salmon durie 1
b. Salmon durie 2
c. Salmon durie 3
d. ISS 2
e. ISS 3
147. Endokrin: pasien geriatri laki-laki, hendak operasi. Dikonsulkan dari TS bedah karena FT4
rendah, TSH N, kortisol turun, testosteron turun. Persiapan operasi yang tepat adalah:
a. L-tiroksin dan hidrokortison
b. L-tiroksin, hidrokortison, dan testosteron
c. …
148. Endokrin: kasus hipotiroid subklinis dengan TSH 12, FT4 normal. Tatalaksana:
a. Terapi dengan l-tiroksin
b. Tunda terapi, monitor berkala
c. …
149. Reumato: Kasus artritis septik, leukosit sendi 80rb, tatalaksana:
a. Antibiotik 4 minggu
b. Antibiotik 1 minggu
c. Antibiotik 2 minggu
d. Antibiotik 2 minggu + artroskopi
e. Antibiotik 1 minggu + pungsi berulang
150. Kardio: pasien laki-laki usia muda, mengeluhkan nyeri dada tajam, pasien cenderung
membungkuk, didapatkan keluhan flu like syndrome. Diberikan EKG ST elevasi difus dan depresi
PR. Kasus tersebut adalah:
a. Perikarditis
b. Endokarditis
c. …
151. Kardio: pasien sesak nafas, DD +, OP +, PND +, kaki bengkak +, ekstremitas dingin +,
kardiomegali. Tipe gangguan pada pasien ini:
a. Wet-cold
b. Wet-warm
c. Dry-cold
d. Dry-warm
152. HOM: kasus sepsis, Hb turun, AT turun, D-dimer naik, fibrinogen turun. Terapi yang
tepat adalah:
a. Trf PRC + FFP
b. Trf PRC + cryo
c. Trf PRC + TC
153. Nefro: Pasien Ca ovarium, BUN dan creat naik, hidronefrosis. Tatalaksana yang tepat:
a. Hemodialisis
b. DJ stent
c. …
154. HOM: kasus DVT. Bagaimana manajemennya:
a. Heparin bolus 80 u/kg, lanjut drip 18 unit/kg, bersamaan dengan warfarin
b. Heparin bolus 60 lanjut drip 12, bersamaan dengan warfarin
c. Heparin bolus 80 lanjut drip 18, setelah 7 hari (?) bridging dengan warfarin
155. Kardio: Pasien AF, nyeri dada. Tatalaksana yang tepat:
a. Kardioversi 120 J
b. Kardioversi 100 J
c. Defib 200 J
d. Amiodaron
e. ..
156. Tropmed: Pasien post MVR dirawat di ICU, kondisi lemas. TD 70/40 sudah diberikan
dobutamin, dopamin, dan norepinefrin. Pasien mengelami sesak nafas durante perawatanPada
pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung S3 dan ronki pada paru. Kondisi ini termasuk:
a. Syok kardiogenik dan syok distributif
b. Syok distributif dengan komponen obstruktif
c. Syok kardiogenik dan syok obstruktif
d. Syok hipovolemik dan syok kardiogenik
157. Endokrin: pasien post tiroidektomi atas indikasi keganasan. Saat ini mengalami
hipotiroid. Pemeriksaan lanjutan yang tepat:
a. Skintigrafi
b. Whole body CT scan
c. PET scan
d. TSH
158. Remato: pasien nyeri sendi pagi hari, LED meningkat, anti CCP normal, diberikan
rontgen manus ke arah RA. Terapi untuk menghambat progresivitas penyakit adalah:
a. MTX
b. Leflunamid
c. Hidroksiklorokuin
159. Remato: pasien SLE, nyeri sendi, rambut rontok, rash (-), proteinuria (-). Terapi yang
tepat:
a. Azatioprin + hidroksiklorokuin
b. MP + MMF
c. …
160. Remato: pasien SLE sudah minum steroid dan klorokuin. Pasien saat ini hamil.
Proteinuria +3. Tatalaksana yang tepat:
a. Steroid dan klorokuin lanjut, tambah siklofosfamid
b. Steroid dan klorokuin lanjut, tambah siklosporin
c. Steroid dan klorokuin stop ganti MMF
d. Steroid dan klorokuin stop ganti siklosporin
e. ….
161. Geriatri: Pasien geriatri kurang minum, aktivitas hanya di tempat tidur, os minum
captopril, amlodipin, levodopa. Tatalaksana yang tepat:
a. Banyak minum + serat 15 gr
b. Banyak minum + serat 35 gr
c. Mobilisasi + laksatif
d. Mobilisasi + banyak minum
e. …..
162. Nefro: pasien HT, DM, dislipidemia, minum statin dan fibrat. BAK berkurang, fungsi
ginjal naik. Patofisiologi yang mendasari:
a. Aliran yang berkurang
b. Rhabdomiolisis
c. …
163. HOM: perempuan hb 17, AL 9rb, AT 580rb. Pemeriksaan yang tepat:
a. Jak 2
b. BMP
c. Bcr-Abl
164. HOM: pasien anemia NN/micro hipo (lupa), lebih ke arah anemia of chronic disease.
Patofisiologinya:
a. Peningkatan hepcidin
b. Peningkatan feroportin
c. Penurunan eritropoetin
165. Kardio: Terapi untuk cegah IE pada demam rematik:
a. Benzatin penisilin 1,2jt unit/3 minggu sd 21 tahun
b. Eritromisin 4x500 mg
c. ….
166. Pulmo: Pasien perokok, sesak nafas, sering sesak nafas berulang, belum pernah rawat
inap dalam 1 tahun. FEV1 (lupa). Terapi yang tepat:
a. Salbutamol + tiotropium
b. Salbutamol + ipratropium + steroid inhalasi
c. Salbutamol + tiotropium + steroid inhalasi
167. Geriatri: pasien geriatri dengan sindrom delirium, intake sulit. Keluhan saat ini marah
marah dan mengamuk. Terapi yang tepat:
a. Haldol 2 mg po
b. Haldol 0,5 mg IM
c. Diazepam 2 mg iv
168. Nefro: pasien dengan keluhan kencing berpasir. Riwayat keluarga batu. Hasil foto BNO:
gambaran radioopak. Upaya pencegahan batu kalsium yang tepat:
a. Tiazid
b. Banyak minum dan alkalinisasi urin
c. Kalium sitrat
169. Endokrin: Pasien mengeluhkan nyeri tungkai kanan dalam 3 jam, tampak menghitam di
ujung-ujungnya, saturasi sulit dinilai, pasien seorang penderita HT dan perokok. Diagnosis yang
tepat:
a. Chronic limb iskemia kanan
b. Acute limb iskemia kanan
c. DVT kanan
d. CCLI kanan
170. Psiko: pasien dengan sesak nafas mendadak karena ada masalah. Pemeriksaan kalsium
rendah. Terapi yang sesuai:
a. O2 + NRM + ca glukonas
b. O2 + RM + Ca glukonas
c. O2 + RM
d. O2 + simple mask
e. O2 + simple mask + Ca glukonas
171. Nefro: pasien laki-laki usia tua, menderita HT dan peningkatan fungsi ginjal. Dilakukan
biopsi ginjal dengan hasil membranosa. Terapi yang tepat adalah:
a. Steroid dosis tinggi
b. Siklofosfamid
c. Siklosporin
d. ACE inhibitor
e. …
172. Tropmed: perawat tertusuk jarum saat injeksi streptomisin. Status HIV pasien tidak
diketahui. Tatalaksana yang tepat:
a. Cek status HIV pasien, berikan ARV untuk perawat
b. Cek status HIV perawat, berikan terapi untuk perawat
c. Langsung berikan post exposure profilaksis
d. Tidak perlu di cek lebih lanjut dan tidak perlu terapi
e. Cek status HIV pasien dan perawat (?)
173. Gastro: pasien laki-laki 70 tahun dengan massa pankreas. ECOG 0. bilirubin 20.
Tatalaksana yang tepat:
a. SEMS
b. Reseksi pankreas
c. Kemoterapi
d. Radioterapi
174. AI: kasus pasien angioedema post minum obat. Reaksi tersebut termasuk:
a. Hipersensitivitas tipe 1
b. Tipe 2
c. Tipe 3
d. Tipe 4
e. Tipe 1 dan 4
175. AI: pasien riwayat sesak nafas berulang, memiliki alergi telur waktu kecil, tetapi saat ini
sudah tidak ada keluhan dengan konsumsi telur. Pasien juga memelihara kucing di rumah. Hasil
pemeriksaan SPT: kucing +4, telur +2, debu +4. Tatalaksana yang tepat:
a. Inhaler + menghindari kucing dan debu
b. Inhaler + tidak makan telur + hindari kucing dan debu
c. Inhaler + masih boleh memelihara kucing tapi di luar rumah + hindari debu dan telur
d. …
176. Tropmed: pasien B20 dan TB. Urutan terapi yang tepat untuk OAT dan ARV:
a. ARV dimulai setelah OAT 2 minggu
b. OAT dimulai setelah ARV 2 minggu
c. ARV dan OAT bersamaan 2 minggu kemudian dievaluasi
d. ARV setelah OAT fase intensif
177. Gastro: pasien sulit telan makanan padat, hanya bisa makanan cair. Pemeriksaan awal
yang tepat:
a. OMD
b. EGD
c. USG
178. HOM: pasien wanita lemah memberat, sudah konsumsi SF 3 bulan namun masih
didapatkan Hb rendah, SI normal, feritin normal, MCV 54 MCH 21. Tidak didapatkan perdarahan.
Pemeriksaan lanjutan yang tepat:
a. Elektroforesis Hb
b. Darah samar feses
c. Biopsi sumsum tulang
d. …
179. Endokrin: pasien post tiroidektomi, mengeluhkan keram dan kaku di ekstremitas,
chovstek (+), terapi yang tepat:
a. Ca glukonas
b. Kalsium karbonat
c. Kalsium sitrat
d. …
180. Nefro: pasien nyeri lutut, minum ibuprofen 1 bulan, creatinin 1,4 jadi 3,6, leukosit urin
negatif. Kelainan yang mendasari:
a. NIA
b. Nekrosis papiler akut
c. Atrofi tubulus
d. ….
181. Psiko: pasien perempuan usia 20 tahun, mengeluh banyak pikiran sejak 3 bulan, pasien
menjadi lebih mudah tersinggung. Pasien saat ini terancam drop out di kampus. Diagnosis:
a. Gangguan penyesuaian dengan afek cemas
b. GAD
c. Depresi
d. Gangguan panik
e. …
182. Endokrin: pasien DM dalam terapi metformin, HbA1c 8,2. Tatalaksana yang tepat:
a. ….…… + basal insulin
b. ….…..+ metformin + basal insulin
c. Modifikasi gaya hidup + basal insulin
d. …
183. Reumato: Laki-laki usia muda, nyeri di tulang belakang, ro: sacroileitis, schober test (+).
Pemeriksaan lanjutan yang tepat:
a. HLA B27
b. Anti CCP
c. LED dan CRP
184. Tropmed: pasien laki-laki anti HIV +, aktif seksual dengan perempuan maupun laki-laki,
CD4 800. tatalaksana yang tepat:
a. Terapi ARV langsung
b. Cek western blot
c. Tunda ARV
185. Gastro: pasien ikterik, USG batu di duktus koledokus. Tatalaksana lanjutan yang tepat:
a. ERCP
b. MRCP
c. CT scan
186. HOM: pasien on warfarin. INR tinggi. Faktor yang dipengaruhi:
a. F II, VII, IX, X
b. ….

Anda mungkin juga menyukai