Hepatologi
1. Seorang wanita 50 thn datang membawa hasil pemeriksaan anti HCV
(+), SGOT 110, USG gambaran Chronic Liver Disease, apa langkah
pemeriksaan selanjutnya?
a. Peg Interferon + Ribavirin
b. Sofosbuvir + Daclatasfir
c. Fibroscan
d. HCV RNA
e. Ombitasfir-Pariprevir-Ritonafir, dasabuvir
1. Seorang wanita 50 thn datang membawa hasil pemeriksaan anti HCV
(+), SGOT 110, USG gambaran Chronic Liver Disease, apa langkah
pemeriksaan selanjutnya?
a. Peg Interferon + Ribavirin
b. Sofosbuvir + Daclatasfir
c. Fibroscan
d. HCV RNA
e. Ombitasfir-Pariprevir-Ritonafir, dasabuvir
2. Seorang perempuan 30 tahun, berobat ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan badan lemas dan nafsu makan menurun. pasien diantar
oleh suaminya yang juga sedang berobat pengobatan hepatatis C sejak 6
bulan yang lalu. Pasien membawa hasil pemeriksaan lab dengan hasil
HbsAg: non reaktif, Anti HCV: Reaktif. Anda berencana memeriksa derajat
fibrosis hati, tetapi tidak mempunyai alat fibroscan. Data pemeriksaan
apakah yang anda butuhkan untuk menilai derajat fibrosis hati?
a. Hb, Leukosit, Trombosit, Gambaran darah tepi
b. Bilirubin direct, Indirect, Albumin
c. Gamma GT, Alkali fosfatase, Bilirubin total
d. SGOT,SGPT, Bilirubin
e. Trombosit, SGOT, SGPT
Menilai derajat Fibrosis
2. Seorang perempuan 30 tahun, berobat ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan badan lemas dan nafsu makan menurun. pasien diantar
oleh suaminya yang juga sedang berobat pengobatan hepatatis C sejak 6
bulan yang lalu. Pasien membawa hasil pemeriksaan lab dengan hasil
HbsAg: non reaktif, Anti HCV: Reaktif. Anda berencana memeriksa derajat
fibrosis hati, tetapi tidak mempunyai alat fibroscan. Data pemeriksaan
apakah yang anda butuhkan untuk menilai derajat fibrosis hati?
a. Hb, Leukosit, Trombosit, Gambaran darah tepi
b. Bilirubin direct, Indirect, Albumin
c. Gamma GT, Alkali fosfatase, Bilirubin total
d. SGOT,SGPT, Bilirubin
e. Trombosit, SGOT, SGPT
3. Seorang wanita 45thn datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 bulan, pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan hepatomegali,
pemeriksaan Lab Hg 14gr/dl, hematrokrit 42, leukosit 8000, trom
260.000, AFP 1,6, hepatitis marker negative, didapatkan nodul ukuran
8,3x7x9 di segmen 7,8 yg menyengat pada fase arteri dan delay pada
fase vena. Diagnosa?
a. Kolangiokarsinoma intrahepatik
b. Fatty liver
c. Hepatoceluler Carcinoma
d. Metastasis hepar
e. Belum dapat ditentukan, lanjutkan biopsy hati
3. Seorang wanita 45thn datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
sejak 3 bulan, pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan hepatomegali,
pemeriksaan Lab Hg 14gr/dl, hematrokrit 42, leukosit 8000, trom
260.000, AFP 1,6, hepatitis marker negative, didapatkan nodul ukuran
8,3x7x9 di segmen 7,8 yg menyengat pada fase arteri dan delay pada
fase vena. Diagnosa?
a. Kolangiokarsinoma intrahepatik
b. Focal sparing fatty liver
c. Hepatoceluler Carcinoma
d. Metastasis hepar
e. Belum dapat ditentukan, lanjutkan biopsy hati
4. Seorang laki-laki 42 tahun datang ke praktek saudara dengan
mebawa hasil lab, anti HCV reactive, HCV RNA 3.54x105 copy/ml.
Pasien mengeluh badan kuning dan perut membesar. Pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik, splenomegali schuffner 2 dan pekak
alih (+). Pasien rencana mendapat terapi sofosbuvir dan daclatasvir
tanpa ribavirin. Berapa lama pengobatan antivirus ini diberikan?
a. 8 minggu
b. 10 minggu
c. 12 minggu
d. 16 minggu
e. 24 minggu
4. Seorang laki-laki 42 tahun datang ke praktek saudara dengan
mebawa hasil lab, anti HCV reactive, HCV RNA 3.54x105 copy/ml.
Pasien mengeluh badan kuning dan perut membesar. Pemeriksaan
fisik didapatkan sklera ikterik, splenomegali schuffner 2 dan pekak
alih (+). Pasien rencana mendapat terapi sofosbuvir dan daclatasvir
tanpa ribavirin. Berapa lama pengobatan antivirus ini diberikan?
a. 8 minggu
b. 10 minggu
c. 12 minggu
d. 16 minggu
e. 24 minggu
6. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil anak pertama G1P0A0
gravid 33 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan
membawa hasil laboratorium HbsAg (+), SGOT 41 mg/dl, SGPT 45
mg/dl, HbV DNA 2 x 108 IU/ml . Pilihan terapi yang paling mungkin
pada pasien ini adalah:
a. Terminasi kehamilan
b. Terapi dengan Entecavir
c. Terapi dengan Tenofovir
d. Belum perlu terapi baik sebelum maupun setelah melahirkan
e. Belum perlu diterapi, terapi diberikan setelah melahirkan
EASL
6. Seorang perempuan berusia 28 tahun hamil anak pertama G1P0A0
gravid 33 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan
membawa hasil laboratorium HbsAg (+), SGOT 41 mg/dl, SGPT 45
mg/dl, HbV DNA 2 x 108 IU/ml . Pilihan terapi yang paling mungkin
pada pasien ini adalah:
a. Terminasi kehamilan
b. Terapi dengan Entecavir
c. Terapi dengan Tenofovir
d. Belum perlu terapi baik sebelum maupun setelah melahirkan
e. Belum perlu diterapi, terapi diberikan setelah melahirkan
8. Seorang laki - laki 51 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu
makan dan juga demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37oC , RR 22
x/mnt. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan pekak alih positif, splenomegali,
vena kolateral positif, tidak terdapat edema kedua tungkai. Dari hasil laboratorium
didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 7.600/mm3 , trombosit 78.000/mm3 ,
albumin 1,4 mg/dl, globulin 3,4 mg/dl, ureum 34 mg/dl, kreatinin 1,1 mg/dl.
Monitor keberhasilan pemberian diuretik pada pasien dengan ini dilihat dari:
a. Urin 0,5 cc/KgBB/hari
b. Urin 1 cc/KgBB/hari
c. Urin 1,5 cc/KgBB/hari
d. Penurunan berat badan 1 KgBB/hari
e. Penurunan berat badan 0,5 KgBB/ hari
In all patients, diuretic dosage should be
adjusted to achieve a rate of weight loss of no
greater than 0.5 kg/day in patients without
peripheral edema and 1 kg/day in those with
peripheral edema to prevent diuretic-induced
renal failure and/or hyponatremia
8. Seorang laki - laki 51 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu
makan dan juga demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37oC , RR 22
x/mnt. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan pekak alih positif, splenomegali,
vena kolateral positif, tidak terdapat edema kedua tungkai. Dari hasil laboratorium
didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 7.600/mm3 , trombosit 78.000/mm3 ,
albumin 1,4 mg/dl, globulin 3,4 mg/dl, ureum 34 mg/dl, kreatinin 1,1 mg/dl.
Monitor keberhasilan pemberian diuretik pada pasien dengan ini dilihat dari:
a. Urin 0,5 cc/KgBB/hari
b. Urin 1 cc/KgBB/hari
c. Urin 1,5 cc/KgBB/hari
d. Penurunan berat badan 1 KgBB/hari
e. Penurunan berat badan 0,5 KgBB/ hari
9. Pilihan obat Tb paru bila pasien dengan nilai SGPT/SGOT > 3,
Rifampicin sensitive (+) adalah:
a. 2RHSE/6HE
b. 2RHSE/6HR
c. 9HE
d. 10SEQ
e. 2SHE/9HE.
PNPK TB 2020
9. Pilihan obat Tb paru bila pasien dengan nilai SGPT/SGOT > 3,
Rifampicin sensitive (+) adalah:
a. 2RHSE/6HE
b. 2RHSE/6HR
c. 9HE
d. 10SEQ
e. 2SHE/9HE.
10. Seorang lelaki berusia 37 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mual,
disertai gatal pada kulit sejak 3 hari yang lalu.Pasien rutin meminum obat
anti tuberkulosis kategori I sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/70, frekuensi nadi 84x/menit, respirasi
18 x/menit, sklera ikterik (+), pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10,7 g/dL, leukosit 5.500/μL; trombosit
118.000/μL; ALT 82 U/L ALP 248 U/L. Keadaan saat ini sesuai dengan
kondisi pasien adalah:
a. Jejas Hepatoseluler
b. Jejas Akut
c. Jejas kolestatik
d. Jejas kombinasi
e. Jejas kronik
10. Seorang lelaki berusia 37 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan mual,
disertai gatal pada kulit sejak 3 hari yang lalu.Pasien rutin meminum obat
anti tuberkulosis kategori I sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 120/70, frekuensi nadi 84x/menit, respirasi
18 x/menit, sklera ikterik (+), pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10,7 g/dL, leukosit 5.500/μL; trombosit
118.000/μL; ALT 82 U/L ALP 248 U/L. Keadaan saat ini sesuai dengan
kondisi pasien adalah:
a. Jejas Hepatoseluler
b. Jejas Akut
c. Jejas kolestatik
d. Jejas kombinasi
e. Jejas kronik
11. Seorang perempuan usia 45 th datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan riwayat menderitq hepatitis B, 15 tahun yang lalu saat
melahirkan. Saat ini didapatkan HbsAg (+), antiHBc (+), antiHBe (-),
HBeAg (+), SGPT 35. Termasuk dalam kondisi apakah pasien saat ini?
a. low replicacy
b. imunotolerance
c. imunoreactive
d. imunoclearence
e. inactive
Lau KCK, Burak KW, Coffin CS. Impact of Hepatitis B Virus Genetic Variation, Integration, and Lymphotropism in Antiviral Treatment and Oncogenesis. Microorganisms. 2020; 8(10):1470. https://doi.org/10.3390/microorganisms8101470
11. Seorang perempuan usia 45 th datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan riwayat menderitq hepatitis B, 15 tahun yang lalu saat
melahirkan. Saat ini didapatkan HbsAg (+), antiHBc (+), antiHBe (-),
HBeAg (+), SGPT 35. Termasuk dalam kondisi apakah pasien saat ini?
a. low replicacy
b. imunotolerance
c. imunoreactive
d. imunoclearence
e. inactive
12. Laki-laki usia 60th datang kepoliklinik penyakit dalam dengan keluhan
benjolan diperut kanan yang baru dirasakan 6 bulan terakhir, berat
badan turun 10kg dalam waktu 2 bulan ini, pasien mengeluh cepat
kenyang, mual ada, BAK seperti teh tua (+). Dari hasil USG didapatkan
beberapa nodul 3 buah ukuran 2x3x3cm. Hasil CT Scan terdapat invasi
thrombus divena porta. Pilihan terapi mengacu rekomendasi Barcelona
Cancer of the Liver Clinic pada pasien ini adalah:
a. Sorafenib
b. Transarterial Chemoembolization (TACE)
c. BSC
d. Reseksi Tumor
e. Kombinasi TACE dan sorafenib
• Llovet, Josep M., et al.
"Hepatocellular carcinoma
(Primer)." Nature Reviews:
Disease Primers 7.1 (2021).
12. Laki-laki usia 60th datang kepoliklinik penyakit dalam dengan keluhan
benjolan diperut kanan yang baru dirasakan 6 bulan terakhir, berat
badan turun 10kg dalam waktu 2 bulan ini, pasien mengeluh cepat
kenyang, mual ada, BAK seperti teh tua (+). Dari hasil USG didapatkan
beberapa nodul 3 buah ukuran 2x3x3cm. Hasil CT Scan terdapat invasi
thrombus divena porta. Pilihan terapi mengacu rekomendasi Barcelona
Cancer of the Liver Clinic pada pasien ini adalah:
a. Sorafenib
b. Transarterial Chemoembolization (TACE)
c. BSC
d. Reseksi Tumor
e. Kombinasi TACE dan sorafenib
15.Pasien mau vaksin hepatitis B, yang dicek?
a. HbsAg, anti Hbs, anti Hb E
b. HbsAg, anti hbs, anti Hbc
c. Hbsag, anti Hbc, anti Hbe
d. Hbsag, HbeAg, anti Hbc
e. HbsAg, anti Hbe, HbeAg
15.Pasien mau vaksin hepatitis B, yang dicek?
a. HbsAg, anti Hbs, anti Hb E
b. HbsAg, anti hbs, anti Hbc
c. Hbsag, anti Hbc, anti Hbe
d. Hbsag, HbeAg, anti Hbc
e. HbsAg, anti Hbe, HbeAg
17. Evaluasi pada pasien sirosis hepatis dekompensata...
a. USG dan EGD setiap 6 bulan
b. USG setiap 6 bulan, EGD setiap 1 tahun sekali
c. USG dan EGD setiap 3 bulan sekali
d. Tergantung penilaian dokter
e. Tidak perlu evaluasi
World Gastroenterology Organisation
17. Evaluasi pada pasien sirosis hepatis dekompensata...
a. USG dan EGD setiap 6 bulan
b. USG setiap 6 bulan, EGD setiap 1 tahun sekali
c. USG dan EGD setiap 3 bulan sekali
d. Tergantung penilaian dokter
e. Tidak perlu evaluasi
18. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32
minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari
Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning
tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+)
dengan SGOT 264 dan SGPT 269. IgM anti Hbc (-) HBV DNa 5,32 x 108. Fibroscan
F2. Untuk mencegah Mother to child transmission pada pasien ini dilakukan
pemberian HBig single doses 0.06 ml/kgbb dan vaksin hepatitis B
Tujuan Tata laksana diatas adalah adalah:
A. Mencapai remisi virus hepatitis B (transmisi?)
B. Mencegah infeksi sekunder dan meningkat imunitas pada bayi
C. Mencapai titer anti Hbs yang tinggi dan imunitas yang bertahan lama
D. Mencegah kuning pada bayi
E. Mencegah konversi anti Hbe
18. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32
minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari
Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning
tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat.
Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+)
dengan SGOT 264 dan SGPT 269. IgM anti Hbc (-) HBV DNa 5,32 x 108. Fibroscan
F2. Untuk mencegah Mother to child transmission pada pasien ini dilakukan
pemberian HBig single doses 0.06 ml/kgbb dan vaksin hepatitis B
Tujuan Tata laksana diatas adalah adalah:
A. Mencapai remisi virus hepatitis B (transmisi?)
B. Mencegah infeksi sekunder dan meningkat imunitas pada bayi
C. Mencapai titer anti Hbs yang tinggi dan imunitas yang bertahan lama
D. Mencegah kuning pada bayi
E. Mencegah konversi anti Hbe
19. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0
gravid 32 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena
rujukan dari Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak
mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang
air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 150 dan SGPT 201.
HBV DNa 2 x 108. Fibroscan F2
Pilihan Terapi yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A .Peg Interferon
B.Daclatasvir
C.Telbivudin
D.Entecavir
E. Sofusbuvir
EASL
19. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0
gravid 32 minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena
rujukan dari Puskesmas dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak
mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien pernah mengeluhkan buang
air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 150 dan SGPT 201.
HBV DNa 2 x 108. Fibroscan F2
Pilihan Terapi yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A .Peg Interferon
B.Daclatasvir
C.Telbivudin
D.Entecavir
E. Sofusbuvir
20. Seorang laki - laki 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu
makan dan juga demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37oC , RR 22
x/mnt. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dullness positif,
splenomegali, vena kolateral positif. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb
10,6 gr/dl, Leukosit 7.600/mm3, trombosit 78.000/mm3, albumin 1,4 mg/dl,
globulin 3,4 mg/dl, ureum 34, kreatinin.1,3
Standar baku emas untuk menegakan diagnosis pasien tersebut adalah
a.USG Abdomen
b.Fibroscan
c.Biopsi Hati
d.CT Scan Abdomen
e.MRI Abdomen
• Liver biopsy is considered the gold standard
for diagnosis of cirrhosis and staging of
fibrosis. However, despite its universal use,
liver biopsy is an invasive and inaccurate gold
standard with numerous drawbacks.
• Radiologic and serum markers of fibrosis
correlate well with biopsy scores, especially
when excluding cirrhosis or excluding fibrosis.
This feature is certainly clinically useful, and
avoids liver biopsy in many cases.
Sharma, Suraj, Korosh Khalili, and Geoffrey Christopher Nguyen. "Non-invasive diagnosis of advanced fibrosis and cirrhosis." World journal of
gastroenterology: WJG 20.45 (2014): 16820.
20. Seorang laki - laki 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu
makan dan juga demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37oC , RR 22
x/mnt. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dullness positif,
splenomegali, vena kolateral positif. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb
10,6 gr/dl, Leukosit 7.600/mm3, trombosit 78.000/mm3, albumin 1,4 mg/dl,
globulin 3,4 mg/dl, ureum 34, kreatinin.1,3
Standar baku emas untuk menegakan diagnosis pasien tersebut adalah
a.USG Abdomen
b.Fibroscan
c.Biopsi Hati
d.CT Scan Abdomen
e.MRI Abdomen
21. Seorang laki - laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan
muntah, malaise, dan tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan
TB paru dalam terapi kategori I selama 10 hari ini. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak kuning, TD 120/80mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu
37oC , RR 22 x/mnt. Dari pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali.
Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3,
trombosit 167.000/mm3, SGOT 321 SGPT 541. Menurut Common Toxicity
Criteria pasien ini termasuk kedalam hepatotoksisitas grade :
a.0
b.1
c.2
d.3
e.4
Batch 41 63
21. Seorang laki - laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan
muntah, malaise, dan tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan
TB paru dalam terapi kategori I selama 10 hari ini. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak kuning, TD 120/80mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu
37oC , RR 22 x/mnt. Dari pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali.
Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3,
trombosit 167.000/mm3, SGOT 321 SGPT 541. Menurut Common Toxicity
Criteria pasien ini termasuk kedalam hepatotoksisitas grade :
a.0
b.1
c.2
d.3
e.4
23. Seorang laki laki usia 42 tahun datang dengan Pekeluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu disertai perut membesar. nurunan BB dalam 2 bulan terakhir
disertai penurunan nafsu makan. BAK seperti teh dan gatal seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik menunjukkan conjungtiva pucat dan sklera ikterik.
Laboratium awal menunjukkan Hb 8,5 mg/dl, Leukosit 9.700/mm3 dan
trombosit 389.000/mm3, Bil T/D/I: 14,92/14,32/0 dan OT/PT: 132/89. Hasil
USG Abdomen menunjukkan dilatasi ductus biliaris intrahepatik. Apakah
penyebab gatal pada pasien ini ?
a. Aktifitas histamin yang meningkat
b. Asam empedu bersifat toksik
c. Sirosis Hepatis
d. Akumulasi dari substansi pruritogenik akibat gangguan sekresi asam empedu
e. Semua benar
Jaundice associated pruritis: A review of pathophysiology and tr
eatment - PMC (nih.gov)
• During cholestasis, bile acids diffuse into both the systemic circulation and skin. Bile
acids independently elicit itch when injected into mice and appear to act by binding
and activating TGR5, a receptor expressed on itch-encoding sensory neurons.
• LPA has also been identified as a potential causative pruritogen in cholestatic disease.
Research into autotaxin (ATX), an enzyme that produces most LPA, supports the
hypothesis that the ATX-LPA signaling axis contributes to cholestatic pruritus.
• More recent evidence implicates the heme metabolite bilirubin as an additional
potential pruritogen in cholestatic itch. Along with bile acids and LPA, bilirubin is a
major component of bile and is the underlying cause of jaundice in patients with
cholestasis, because bilirubin is itself yellow. Bilirubin appears to specifically bind
and activate 2 members of the Mas-related G-protein—coupled receptor (Mrgpr)
family of receptors, mouse Mrgpra1 and human MRGPRX4.
Patel, Sagar P., et al. "Cholestatic pruritus: Emerging mechanisms and therapeutics." Journal of the American
Academy of Dermatology 81.6 (2019): 1371-1378.
23. Seorang laki laki usia 42 tahun datang dengan Pekeluhan utama nyeri perut
sejak 2 minggu disertai perut membesar. nurunan BB dalam 2 bulan terakhir
disertai penurunan nafsu makan. BAK seperti teh dan gatal seluruh tubuh.
Pemeriksaan fisik menunjukkan conjungtiva pucat dan sklera ikterik.
Laboratium awal menunjukkan Hb 8,5 mg/dl, Leukosit 9.700/mm3 dan
trombosit 389.000/mm3, Bil T/D/I: 14,92/14,32/0 dan OT/PT: 132/89. Hasil
USG Abdomen menunjukkan dilatasi ductus biliaris intrahepatik. Apakah
penyebab gatal pada pasien ini ?
a. Aktifitas histamin yang meningkat
b. Asam empedu bersifat toksik
c. Sirosis Hepatis
d. Akumulasi dari substansi pruritogenik akibat gangguan sekresi asam empedu
e. Semua benar
24. Saat anda bekerja di poliklinik, ada konsultasi dari TS OBG seorang wanita
29 tahun sedang hamil 31-32 minggu dengan hepatitis B. Kehamilan ini
adalah kali kedua dimana kehamilan pertamanya mengalami keguguran.
Pasien selama kehamilannya ini sering meminum ramuan tradisional untuk
memperkuat kandungannya. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil
laboratorium antara lain SGOT: 89 u/L, SGPT: 128 u/L, HbsAg reaktif, anti
Hbe+.
Apa diagnosis kasus ini?
A. Gravida dengan Hepatitis B Akut
B. Gravida dengan Hepatitis fulminant
C. Gravida dengan Hepatitis B Kronik
D. Gravida dengan Autoimun Hepatitis
E. Gravida dengan Drug induced Liver injury
Lau KCK, Burak KW, Coffin CS. Impact of Hepatitis B Virus Genetic Variation, Integration, and Lymphotropism in Antiviral Treatment and Oncogenesis. Microorganisms. 2020; 8(10):1470. https://doi.org/10.3390/microorganisms8101470
24. Saat anda bekerja di poliklinik, ada konsultasi dari TS OBG seorang wanita
29 tahun sedang hamil 31-32 minggu dengan hepatitis B. Kehamilan ini
adalah kali kedua dimana kehamilan pertamanya mengalami keguguran.
Pasien selama kehamilannya ini sering meminum ramuan tradisional untuk
memperkuat kandungannya. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil
laboratorium antara lain SGOT: 89 u/L, SGPT: 128 u/L, HbsAg reaktif, anti
Hbe+.
Apa diagnosis kasus ini?
A. Gravida dengan Hepatitis B Akut
B. Gravida dengan Hepatitis fulminant
C. Gravida dengan Hepatitis B Kronik
D. Gravida dengan Autoimun Hepatitis
E. Gravida dengan Drug induced Liver injury
25. Seorang laki laki usia 48 tahun opname karena keluhan benjolan di perut yang dirasa semakin
membesar dalam 2 minggu ini. Pasien terdiagnosis Hepatitis B di poliklinik sejak 1 bulan yang lalu dan
minum obat dari dokter, yaitu propranolol, lansoprazole, spironolacton. BB juga dirasakan menurun
dalam 1 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah, GCS 456, TD: 104/66
Nadi: 138 RR: 30 S: 37.5 SpO2 : 99% on NRBM 10 lpm. Pasien tampak anemis dan ikterik dan pada
pemeriksaan abdomen liver span 20 cm, konsistensi keras, batas tidak tegas, permukaan tidak rata,
traubes space dullness (+) Schuffnerr 2. Pemeriksaan laboratorium sebelumnya Hb 9,5g/dl, Leukosit
14.500/mm3, Thrombosit 78.000/mm3, Bil T/D/I 7,85/6,72/1,13 mg/dL, OT/PT 352/100 U/L, Albumin
2,2 g/dL, GDS 75 mg/dL, Ur/Cr 59,9/1,01 mg/dL, HBsAg (+). Pasien telah membawa hasil CT Scan
abdomen dengan hasil Hepatomegali dengan gambaran hepatoma uk 9.13 x 7.81 x 16.04 cm di segmen
V, VI, VII disertai trombus uk 1.92x1.4 cm di vena porta, Splenomegali ringan dengan asites minimal.
Berdasarkan kasus diatas apa rencana terapi yang sesuai?
A. Reseksi
B. Kemoterapi sistemik
C. BSC
D. Ablasi dengan radiofrequensi
E. Kemoterapi dengan sorafenib
• Llovet, Josep M., et al.
"Hepatocellular carcinoma
(Primer)." Nature Reviews:
Disease Primers 7.1 (2021).
27. Infeksi Hepatitis B koinfeksi HIV memerlukan terapi bila :
A. HBV DNA < 2000 IU, ALT normal, tidak ada perburukan
Nekroinflamasi hati
B. Hbe Ag positif dan HBV DNA < 2000 IU
C. Biopsi/Fibroscan < F2
D. HBV DNA < 2000 IU, ALT meningkat 2x harga normal
E. Semua pasien HIV dengan hepatitis B, indikasi diterapi
27. Infeksi Hepatitis B koinfeksi HIV memerlukan terapi bila :
A. HBV DNA < 2000 IU, ALT normal, tidak ada perburukan
Nekroinflamasi hati
B. Hbe Ag positif dan HBV DNA < 2000 IU
C. Biopsi/Fibroscan < F2
D. HBV DNA < 2000 IU, ALT meningkat 2x harga normal
E. Semua pasien HIV dengan hepatitis B, indikasi diterapi
29. Seorang perempuan berusia 40 tahun, buruh bangunan datang berobat ke IGD
dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang bertambah sejak 4 hari yang lalu.
Pasien datang dengan membungkuk sambil memegang perut kanannya. Satu bulan
sebelumnya, pasien mengeluh adanya BAB encer selama 3 hari namun sembuh
sendiri tanpa pengobatan, terdapat demam disertai nyeri otot dan sendi sertamual
dan muntah.
Keadaan umum didapatkan suhu subfebris dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
Ludwig Sign yang positif. Dari pemeriksaan USG didapatkan abses hepar dengan
ukuran 9 cm. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah :
A. Terapi medikamentosa saja
B. Terapi medikamentosa diikuti dengan drainase per kutan
C. Terapi medikamentosa diikuti dengan aspirasi berulang
D. Terapi medikamentosa diikuti dengan aspirasi jarum per kutan
E. Terapi medikamentosa diikuti dengan tes serologi
ABSES HATI PIOGENIK
Sharma, Sanchit, and Vineet Ahuja. "Liver abscess: complications and treatment." Clinical Liver Disease 18.3 (2021): 122.
Sharma, Sanchit, and Vineet Ahuja. "Liver abscess: complications and treatment." Clinical Liver Disease 18.3 (2021): 122.
Sharma, Sanchit, and Vineet Ahuja. "Liver abscess: complications and treatment." Clinical Liver Disease 18.3 (2021): 122.
29. Seorang perempuan berusia 40 tahun, buruh bangunan datang berobat ke IGD
dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang bertambah sejak 4 hari yang lalu.
Pasien datang dengan membungkuk sambil memegang perut kanannya. Satu bulan
sebelumnya, pasien mengeluh adanya BAB encer selama 3 hari namun sembuh
sendiri tanpa pengobatan, terdapat demam disertai nyeri otot dan sendi sertamual
dan muntah.
Keadaan umum didapatkan suhu subfebris dan pada pemeriksaan fisik didapatkan
Ludwig Sign yang positif. Dari pemeriksaan USG didapatkan abses hepar dengan
ukuran 9 cm. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah :
A. Terapi medikamentosa saja
B. Terapi medikamentosa diikuti dengan drainase per kutan
C. Terapi medikamentosa diikuti dengan aspirasi berulang
D. Terapi medikamentosa diikuti dengan aspirasi jarum per kutan
E. Terapi medikamentosa diikuti dengan tes serologi
31. Seorang perempuan 56 tahun, terdiagnosis hepatitis B sejak 7
tahun yang lalu, datang ke poliklinik untuk kontrol. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil laboratorium: HBsAg positif; HBeAg
negative, anti HBe positif, HBV DNA 2,7x104 IU/mL, SGOT 121 U/L dan
SGPT 98 U/L. Berdasarkan pembagian perjalanan penyakit pasien ini
berada dalam fase
a. Immune tolerance
b. Immune clearance
c. Inactive carrier
d. Healing phase
e. Reactivation
31. Seorang perempuan 56 tahun, terdiagnosis hepatitis B sejak 7
tahun yang lalu, datang ke poliklinik untuk kontrol. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Hasil laboratorium: HBsAg positif; HBeAg
negative, anti HBe positif, HBV DNA 2,7x104 IU/mL, SGOT 121 U/L dan
SGPT 98 U/L. Berdasarkan pembagian perjalanan penyakit pasien ini
berada dalam fase
a. Immune tolerance
b. Immune clearance
c. Inactive carrier
d. Healing phase
e. Reactivation
41. Seorang wanita dalam kehamilan 10 minggu dengan hepatitis B
kronis, dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HbeAg +, HBV
DNA 1x 10^6, SGOT 30, SGPT 26. Penatalaksanan yang tepat pada
pasien ini :
a. Tidak ada tatalaksana, hanya observasi saja
b. Segera berikan antivirus untuk ibu
c. Immunoglobulin untuk bayi, tidak ada tatalaksana untuk ibu
d. Immunoglobulin + vaksin Hepatitis B untuk bayi, antivirus untuk Ibu
e. Immunoglobulin + vaksin hepatitis untuk bayi, tidak ada tatalaksana
buat ibu
• Wanita usia subur dengan infeksi VHB disarankan untuk menggunakan kontrasepsi selama pengobatan dan pasien
tersebut harus diinformasikan efek samping dari pengobatan VHB pada kehamilan.1,19 Pada wanita hamil yang
telah didiagnosis mengidap infeksi VHB kronik pada awal kehamilan, keputusan dimulainya terapi harus melihat
risiko dan keuntungan pengobatan tersebut. Pengobatan biasanya dimulai pada pasien dengan fibrosis hepatik
atau dengan risiko dekompensasi. Terapi VHB pada wanita hamil biasanya ditunda sampai trimester 3 untuk
menghindari transmisi perinatal.1
• Peg-IFN dikontraindikasikan pada kehamilan. Sedangkan lamivudin, entecavir, dan adefovir dikategorikan dalam
pregnancy safety class C. Telbivudin dan tenofovir dikategorikan pregnancy safety class B. Tenovofir lebih
direkomendasikan sebagai terapi karena risiko resistensi yang rendah.1, 19, 151, 152 Telbivudin menunjukkan
efikasi yang baik dalam supresi DNA VHB pada trimester 3 kehamilan, studi kasus kontrol menunjukkan insiden
transmisi perinatal lebih sedikit pada pemberian telbivudin yang diikuti dengan HBIg dan vaksinasi dibandingkan
dengan kelompok kontrol dengan HBIg dan vaksinasi saja (0% vs 8%, p=0.002).153 Sampai saat ini, masih terdapat
kontroversi tentang kelompok yang mendapat keuntungan paling tinggi dengan pemberian terapi antiviral selama
kehamilan. Namun panduan yang ada menyebutkan batasan DNA VHB > 2 x 10^5 IU/mL sebagai indikasi pemberian
terapi antiviral.13
• Bila pasien menjadi hamil pada saat menjalani terapi VHB, maka pengobatan perlu dievaluasi. Pasien disarankan
untuk menghentikan pengobatan, kecuali pada pasien dengan sirosis dan fibrosis lanjut di mana penghentian
pengobatan akan meningkatkan risiko dekompensasi. Pasien dalam terapi Peg-IFN yang kemudian hamil, harus
mengganti terapinya dengan obat yang lebih aman (pregnancy safety class B atau C). Wanita hamil yang terapinya
dihentikan berisiko untuk mengalami hepatitis flare, dan disarankan untuk menjalani pemantauan ketat.
• Pencegahan transmisi perinatal dapat dilakukan dengan pemberian HBIg pada fetus dalam 12 jam setelah
lahir dikombinasikan dengan vaksin. Pada waita hamil dengan muatan virus yang tinggi, risiko transmisi
perinatal mencapai >10% walaupun dengan kombinasi HBIg dan vaksinasi. Karena itu, supresi muatan virus
dengan analog nukelos(t)ida pada trimester 3 direkomendasikan untuk mencegah transmisi dan
meningkatkan efektivitas HBIg dan vaksinasi pada fetus. Studi buta acak berganda membuktikan efektifitas
lamivudin pada trimester 3 kehamilan untuk mencegah transmisi perinatal. Wanita hamil yang diberikan
terapi lamivudin pada trimester 3 dikombinasikan dengan pemberian HBIg dan vaksin pada fetus. Setelah
pemantauan selama 52 minggu, terjadi penurunan insiden seropositivitas HBsAg pada kelompok yang
mendapatkan lamivudin, HBIg, dan vaksin dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan plasebo,
vaksin, dan HBIg (18% vs 39%, p=0.014).154
• Tidak ada bukti yang menyatakan adanya transmisi virus hepatitis B melalui ASI. Pada studi pemantauan 147
bayi dengan ibu pengidap HBsAg, tidak ada perbedaan jumlah bayi yang medapatkan HBsAg dan anti-HBs
pada kelompok ASI dengan kelompok susu formula.155 Maka, ibu dengan HBsAg positif masih disarankan
untuk menyusui bayinya. Belum ada studi yang menyatakan keamanan terapi antiviral pada pasien laktasi,
walaupun tenofovir dapat terdeteksi pada ASI dalam konsentrasi yang rendah. Dalam hal ini, laktasi tidak
dikontraindikasikan.13, 24
EASL
41. Seorang wanita dalam kehamilan 10 minggu dengan hepatitis B
kronis, dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan HbeAg +, HBV
DNA 1x 10^6, SGOT 30, SGPT 26. Penatalaksanan yang tepat pada
pasien ini :
a. Tidak ada tatalaksana, hanya observasi saja
b. Segera berikan antivirus untuk ibu
c. Immunoglobulin untuk bayi, tidak ada tatalaksana untuk ibu
d. Immunoglobulin + vaksin Hepatitis B untuk bayi, antivirus untuk Ibu
e. Immunoglobulin + vaksin hepatitis untuk bayi, tidak ada tatalaksana
buat ibu
86. Seorang laki-laki 34 tahun datang ke poliklinik untuk berkonsultasi tentang
vaksinasi hepatitis B. Pasien memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kronik serta
menjalani hemodialisa rutin 2 kali dalam seminggu. Dua bulan setelah vaksinasi
hepatitis B yang ketiga, didapatkan hasil serologi anti HBs 15 mIU/mL.
Rekomendasi yang anda berikan pada pasien ini adalah: hiporesponsif (10-99)
a. Tidak perlu diberikan booster, tidak perlu evaluasi serologi anti HBs
b. Tidak perlu diberikan booster, evaluasi serologi anti HBs 1 tahun kemudian
c. Tidak perlu diberikan booster, evaluasi serologi anti HBs 2 tahun kemudian
d. Tidak perlu diberikan booster, evaluasi serologi anti HBs 3 tahun kemudian
e. Diberikan booster vaksinasi hepatitis B, evaluasi serologi anti HBs 2 bulan
kemudian
87. Seorang pria usia 28 tahun dengan keluhan batuk lama kurang lebih 1 bulan disertai demam
dan keringat malam. Pasien juga mengeluh berat badan semakin turun. Pasien tidak merokok.
Riawayat kontak dengan keluarga yang mengkonsumsi OAT. Riwayat penyakit sebelumnya
disangkal, pasien mengatakan hanya pernah masuk rumah sakit 1 kali saat dilakukan operasi
pada kaki kanannya akibat kecelakaan dan sempat mendapatkan transfusi darah. Pasien
kemudian dilakukan pemeriksaan sputum dan didapatkan hasil BTA positif. Pada
pemeriksaan laboratorium juga didapatkan anti HCV positif yang dilanjutkan pemeriksaan
HCV RNA dengan hasil HCV RNA 2x106. Bagaimanakan rencana penatalaksanaan pada
pasien ini?
a. Segera menjalani kemoterapi karena semua hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium baik
sambil di observasi ketat fungsi hati dan ginjal
b. Memberikan terapi preemptive dengan obat nucleoside analog (lamivudin) dan dapat
menjalani kemoterapi
c. Lakukan pemeriksaan HBV DNA
d. Tunda kemoterapi, lakukan pemeriksaan HbeAg dan antiHBe
e. Tunda kemoterapi, lakukan pemeriksaan anti HbS
1. Seorang laki-laki berusia 20 tahun periksa ke Puskesmas karena mual dan nyeri perut sejak 10 hari terakhir. Nafsu
makan menurun dan badan terasa lemas. Awalnya terasa demam dan nyeri pada sendi-sendi kecil, namun hilang setelah
2 hari. Pasien juga mengeluh BAK seperti teh. Riwayat pengguna narkoba, tattoo ,transfuse darah,hubungan
seksual,riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal. Pasien tersebut adalah mahasiswa yang memiliki kebiasaan
makan di warung kampus. Pada pemeriksaan didapatkan sclera kedua mata ikterik. Hepar teraba 2 jari di bawah arcus
costa dan didapatkan nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan laboratorium menunjukan nilai bilirubin direk 4,5 mg/dL,
AST 895 IU/L,ALT 128 IU/L. Apakah pemeriksaan laboratorium yang paling tepat untuk penegakan diagnosis?
a. Saat ini menderita hepatitis A, belum pernah terinfeksi HBV dan menderita hepatitis C pada masa lalu
b. Saat ini menderita hepatitis A, pernah terinfeksi oleh HBV dan HCV pada masa lalu
c. Pernah terinfeksi oleh HAV dan HCV pada masa lalu dan saat ini sedang menderita hepatitis B
d. Pernah terinfeksi oleh HAV pada masa lalu, pernah vaksinasi hepatitis B dan saat ini sedang menderita hepatitis C
e. Pernah terinfeksi HAV dan HCV pada masa lalu, belum pernah terinfeksi HBV dan saat ini menderita hepatitis C
1. Seorang pria berusia 40 tahun dengan status pemeriksaan serologis HBsAg (-) dan anti-HCV (+), 6 bulan
berikutnya pasien melakukan pemeriksaan kembali dan hasilnya adalah HBsAg (+) dan anti-HCV (+). Apa
kesimpulan yang tepat tentang kondisi pasien?
c. Pasien pernah terinfeksi Hepatitis C, dan saat ini mengalami infeksi Hepatitis B akut
d. Pasien pernah diberi vaksin hepatitis C, dan saat ini pasien mengalami hepatitis B akut
Tatalaksana pemberian nutrisi pada pasien ini yang paling sesuai adalah:
A. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Valin
B. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Leusin
C. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Lisin
D. karbohidrat 30 kkal/kg/ hari + asam amino tinggi Leusin
E. karbohidrat 30kkal/kg/ hari + asam amino tinggi Lisin
10. Seorang laki-laki 80 tahun dibawa keluarganya ke poliklinik penyakit dalam RSDM dengan
keluhan lemas, lemas dirasakan terus menerus sejak 3 bulan lalu membuat pasien kadang
harus dibantu anak untuk duduk atau berpindah tempat tidur. Keluhan dirasakan terutama
sejak pasien menderita sakit stroke. Berat badan semakin menurun disertai nafsu makan
menurun. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 96x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36,5oC. Kecepatan berjalan 0,5 meter/menit, kekuatan genggam tangan rendah, massa
otot > 2 SD. Sebagai dokter anda akan memberikan edukasi nutrisi pada pasien ini.
Tatalaksana pemberian nutrisi pada pasien ini yang paling sesuai adalah:
A. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Valin
B. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Leusin
C. protein 1-1.5 gr/kg/ hari + asam amino tinggi Lisin
D. karbohidrat 30 kkal/kg/ hari + asam amino tinggi Leusin
E. karbohidrat 30kkal/kg/ hari + asam amino tinggi Lisin
11. Seorang laki-laki, berusia 75 tahun, perokok, sering mengeluk sesak dalam
lima tahun terakhir terutama jika hawa dingin. Pasien jarang bisa makan banyak,
terutama selama sesak. Pasien sering berobat membeli obat sendiri ke apotik
untuk mengurangi sesaknya, berisi: aminofilin dan deksametason. Pasien dengan
riwayat hipertensi lama dan rutin menum amlodipine 1x5 mg. Saat ini pasien
tinggal bersama anak dan istrinya mengelola toko kelontong miliknya.
Pernyataan berikut yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang sering
dikaitkan dengan kondisi frailty, yaitu:
A. Depresi + penggunaan obat steroid + PPOK
B. Penggunaan obat CCB + PPOK
C. Penyakit paru obstrukif kronis + penggunaan obat steroid
D. Depresi + PPOK
E. Penggunaan obat steroid + CCB
11. Seorang laki-laki, berusia 75 tahun, perokok, sering mengeluk sesak dalam
lima tahun terakhir terutama jika hawa dingin. Pasien jarang bisa makan banyak,
terutama selama sesak. Pasien sering berobat membeli obat sendiri ke apotik
untuk mengurangi sesaknya, berisi: aminofilin dan deksametason. Pasien dengan
riwayat hipertensi lama dan rutin menum amlodipine 1x5 mg. Saat ini pasien
tinggal bersama anak dan istrinya mengelola toko kelontong miliknya.
Pernyataan berikut yang paling sesuai dengan kondisi pasien yang sering
dikaitkan dengan kondisi frailty, yaitu:
A. Depresi + penggunaan obat steroid + PPOK
B. Penggunaan obat CCB + PPOK
C. Penyakit paru obstrukif kronis + penggunaan obat steroid
D. Depresi + PPOK
E. Penggunaan obat steroid + CCB
12. Seorang perempuan usia 62 tahun. Pasien adalah penderita gouty arthritis dan rutin
mengkonsumsi allopurinol 100 mg/hari sejak 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tinggi
badan 155 cm dan berat badan 40 kg. hasil pemeriksaan tanda vital, kepala, jantung, paru,
abdomen dalam batas normal dan ekstremitas sendi palang bengkak. Kondisi tersebut
membuat pasien menjadi sulit berjalan dan melakukan aktivitas sehari hari. Pasien datang ke
poliklinik untuk menjalani pemeriksaan DXA dan menunjukkan hasil T-score -1,7. Pasien
sering kali merasa sedih karena tinggal sendiri dan anak pasien tinggal jauh dieperantauan
yang tidak ada kabarnya. Pasien sulit untuk memulai tidur dan sering terbangun dimalam hari.
Kondisi tersebut membuat pasien menjadi jarang makan dan lama kelamaan membuat pasien
menjadi kurus. BAB dan BAK pasien dalam batas normal.
Teori yang mendasari terjadinya Elderly Mistreatment pada pasien ini adalah :
A. Teori interaksi simbolik
B. Teori situasional
C. Teori penukaran
D. Teori pembelajaran sosial
E. Teori psikoanalitik
13. Seorang laki-laki umur 74 th dibawa oleh tetangganya ke IGD karena tidak sadarkan diri.
Pasien ditemukan jatuh tergeletak dilantai rumahnya, tidak diketahui pasti penyebab pasien
tidak sadarkan diri. Pasien tinggal dengan anak laki-laki semata wayang setelah 10 tahun yang
lalu istri pasien meninggal dunia. Pasien telah 12 tahun menderita penyakit kencing manis dan
darah tinggi, pasien dikatakan tidak rutin minum obat, karena sering lupa sudah minum obat
atau belum, dan bila habis tidak ada yang mengantar berobat. Dari pengakuan tetangga pasien
diketahui anak pasien sering kali berlaku kasar kepada ayahnya, tidak jarang tetangga pasien
mendengar jeritan dan tangisan dari pasien pada malam hari. Hal ini diketahui karena karena
anak pasien pada masa kecilnya di didik secara keras dan cenderung kasar oleh pasien.
Teori yang mendasari terjadinya Elderly Mistreatment pada pasien ini adalah :
A. Teori interaksi simbolik pramurawat stress
B. Teori situasional pasien tidak punya jaringan penghubung
C. Teori penukaran pramurawat menganggap pasien sebagai strategi penyeimbang
D. Teori pembelajaran sosial
E. Teori psikoanalitik pramurawat memiliki problem psikologis
14. Perempuan 70 tahun datang dengan keluhan sensasi berputar, lingkungan
disekitarnya berputar, dibarengi dengan mual dan muntah yang dirasakan 5 hari
yang lalu lalu. Keluhan muncul makin lama makin memburuk dengan perubahan
posisi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ttv dalam batas normal, tes darah rutin
dalam batas normal. Pasien kemudian didiagnosa sebagai BPPV, tatalaksana yang
dapat diberikan pada pasien ini adalah :
A. Roomberg Manuver
B. Berg Manuver
C. Time up and go Test Manuver
D. Epley Manuver
E. Dix-hallpike Manuver
14. Perempuan 70 tahun datang dengan keluhan sensasi berputar, lingkungan
disekitarnya berputar, dibarengi dengan mual dan muntah yang dirasakan 5 hari
yang lalu lalu. Keluhan muncul makin lama makin memburuk dengan perubahan
posisi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ttv dalam batas normal, tes darah rutin
dalam batas normal. Pasien kemudian didiagnosa sebagai BPPV, tatalaksana yang
dapat diberikan pada pasien ini adalah :
A. Roomberg Manuver
B. Berg Manuver
C. Time up and go Test Manuver
D. Epley Manuver
E. Dix-hallpike Manuver diagnosis BPPV
15. Wanita usia 77 tahun datang dengan keluhan tidak bisa menahan kencing sejak 2
minggu lalu terutama ketika batuk dan bersin. Pasien masih bisa menjalankan aktivitas
seperti biasa. Ingatan pasien masih cukup baik untuk mengingat kenangan di masa lalu.
Diagnosa dan terapi primer yang paling sesuai untuk diberikan pada kasus ini ialah :
Diagnosa dan terapi primer yang paling sesuai untuk diberikan pada kasus ini ialah :
Terdapat riwayat diabetes mellitus dan hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, serta riwayat operasi prostat TURP 5 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemiparesis sinistra dengan kekuatan motorik 4, pasien dapat berjalan tanpa alat
bantu. Pada pemeriksaan colok dubur tidak ada pembesaran prostat dan tidak ada feses di rectum.
Hasil urinalisis: leukosit 0-1/LPB, eritrosit 0/LPB, nitrit (-), glukosa darah nuchter 120 mg/dl, dan 2 jam post prandial 170
mg/dl.
Salah satu kemungkinan diagnosis inkontinensia urin yang benar pada pasien ini adalah :
A. Inkontinensia Urin tipe Urgensi subtipe motorik akibat stroke
B. Inkontinensia Urin tipe Stress akibat diabetes mellitus
C. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat adanya obstruksi saluran kemih
D. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat kelemahan otot dasar panggul
Soal
Seorang laki – laki berusia 75 tahun kontrol berobat dengan keluhan mengompol sejak seminggu. Pasien pasca perawatan
rumah sakit karena strok. Pasien mengeluh terdapat ketidakmampuan menunda berkemih setelah sensasi bekemih muncul
sehingga kadang – kadang mengompol sebelum mencapai toilet. Pada siang hari pasien berkemih 1-2 jam sekali, sedangkan
pada malam hari pasien berkemih hingga 4 kali.
Terdapat riwayat diabetes mellitus dan hipertensi sejak 20 tahun yang lalu, serta riwayat operasi prostat TURP 5 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemiparesis sinistra dengan kekuatan motorik 4, pasien dapat berjalan tanpa alat
bantu. Pada pemeriksaan colok dubur tidak ada pembesaran prostat dan tidak ada feses di rectum.
Hasil urinalisis: leukosit 0-1/LPB, eritrosit 0/LPB, nitrit (-), glukosa darah nuchter 120 mg/dl, dan 2 jam post prandial 170
mg/dl.
Salah satu kemungkinan diagnosis inkontinensia urin yang benar pada pasien ini adalah :
A. Inkontinensia Urin tipe Urgensi subtipe motorik akibat stroke
B. Inkontinensia Urin tipe Stress akibat diabetes mellitus
C. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat adanya obstruksi saluran kemih
D. Inkontinensia Urin tipe Fungsional akibat kelemahan otot dasar panggul
Soal
Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung dan sulit
berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan diagnosis terakhir
vascular cognitiveimpairment (VCI), hernia nucleus (HNP), hipertensi, dan diabetes melitus.
Saat berobat 5 hari yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh
dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptropil, amlodipin, glikuidon, metformin
dan lorazepam.
Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
A. Ansietas
B. Skizofrenia
C. Sindrom delirium akut
D. Progresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia
Soal
Seorang lelaki berusia 74 tahun, dibawa kembali berobat ke poliklinik karena terlihat sangat bingung dan sulit
berkonsentrasi sejak 2 hari terakhir. Pasien berobat rutin di poliklinik penyakit dalam dengan diagnosis terakhir
vascular cognitiveimpairment (VCI), hernia nucleus (HNP), hipertensi, dan diabetes melitus.
Saat berobat 5 hari yang lalu, pasien mengeluh sulit tidur karena mengeluh nyeri punggung bawahnya kambuh
dan diresepkan obat yang meliputi kombinasi parasetamol dan kodein, kaptropil, amlodipin, glikuidon, metformin
dan lorazepam.
Gejala yang dialami pasien pada 2 hari terakhir mengarah pada kondisi:
A. Ansietas
B. Skizofrenia
C. Sindrom delirium akut
D. Progresi dari gangguan kognitif
E. Gangguan perilaku dan psikologik pada demensia
Soal
Seorang laki-laki 90 tahun masuk perawatan dengan masalah utama pneumonia dan CVD stroke iskemik akut dengan
hemiparese dextra. Selama perawatan timbul gambaran kemerahan di bokong yang mencapai lapisan dermis. Pasien
dengan imoblisasi ketergantungan total.
Tatalaksana yang paling tepat untuk mencegah perburukan daerah bokong tersebut adalah:
A. Berikan antibiotik sistemik
B. Gesek dengan air hangat
C. Gesek dengan es dan hembusan udara hangat
D. Kompres Nacl fisiologis dan berikan antibiotik topical
E. Kompres Nacl fisiologis dan berikan antibiotik sistemik
Ulkus Dekubitus
Pressure Ulcers – Management
Stadium 1 Stadium 3
Terjadi reaksi peradangan terbatas pada epidermis. Kulit kemerahan Luka kotor dan bernanah dibersihkan dengan larutan NaCl fisiologis.
dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi losion, kemudian Usahakan luka selalu bersih dan eksudat dapat mengalir keluar. Balut
dipijat 2 – 3 x/hari jangan terlalu tebal agar oksigenasi dan penguapan baik. Kelembapan luka
dijaga tetap basah, untuk mempermudah regenerasi sel-sel kulit. Perlu
pemberian antibiotika sistemik.
Stadium 2
Tatalaksana yang paling tepat untuk mencegah perburukan daerah bokong tersebut adalah:
A. Berikan antibiotik sistemik
B. Gesek dengan air hangat
C. Gesek dengan es dan hembusan udara hangat
D. Kompres Nacl fisiologis dan berikan antibiotik topical
E. Kompres Nacl fisiologis dan berikan antibiotik sistemik