Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan

dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah (Pearce, 2002). Jantung

memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah

rongga dada. Dua per tiga jantung terletak di sebelah kiri garis mediasternal

(Sloane, 2003).

Coronary Artery Disease (CAD) adalah kelainan yang terjadi pada

pembuluh darah jantung. CAD adalah salah satu penyakit yang paling

mematikan yang terjadi pada laki-laki maupun pada wanita (Mohamad,2018).

Penyebab dari CAD yaitu oleh penumpukan zat-zat lemak seperti kolesterol,

trigliserida di bawah lapisan endothelium dari dinding pembuluh nadi. Salah satu

faktor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya penimbunan

zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan (Sartika, 2008).

Pada dewasa lanjut dikhawatirkan sudah ada pengapuran pada dinding

pembuluh darah jantung (coronair artery) yang disebut plaque. Plaque adalah

bahan lemak yang terbentuk dari kolesterol, kalsium dan zat-zat lain yang ada

dalam darah. Ada 2 macam plaque, yaitu keras yang dikenal sebagai

pengapuran dan lunak yang disebut soft plaque biasanya suatu cholesterol

plaque. Plaque ini sangat erat hubungannya dengan risiko terjadinya

penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah jantung (Yeo C.H, 2004).

1
2

Menurut Nagel (2004), aplikasi utama dari penggunaan Multislice

Computed Tomography Scan (MSCT Scan) 64 slice adalah untuk melakukan

pemeriksaan pada klinis yang tidak mampu didapatkan dengan CT Scan biasa.

MSCT Scan 64 slice dapat melakukan pemeriksaan pada klinis CT Scan

konvensional. Selain itu, kelebihan dari MSCT Scan ini adalah untuk melakukan

pemeriksaan pada organ tubuh seperti jantung dan pembuluh darah jantung

yang sebelumnya sulit dilakukan dengan CT Scan konvensional. Waktu

pemeriksaan yang sangat singkat memungkinkan pengambilan gambar untuk

organ tubuh seperti jantung dan pembuluh darah jantung dapat dilakukan,

karena penggunaan MSCT Scan 64 slice ini seakan-akan tampak seperti

gerakan jantung dihentikan ”freeze”. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat

dilakukan meliputi Coronary Calcium Score, Coronary Angiography, Cardiac

Morphologi, dan Function (Gunawan, 2003).

Salah satu aplikasi klinis dalam pemeriksaan MSCT Scan Cardiac yang

sering dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar yaitu penggunaaan calsium

scoring sebagai pemeriksaan penunjang MSCT Scan Cardiac dengan klinis

CAD. Pemeriksaan MSCT Scan Cardiac yang pertama dilakukan setelah

dilakukan topogram yaitu pemeriksaan calcium scoring.

Pemeriksaan calsium scoring dilakukan dengan MSCT Scan tanpa

menggunakan media kontras, dengan kecepatan yang tinggi dan potongan yang

sangat tipis dapat mendeteksi plaque. Plaque yang terdeteksi yaitu kalsium atau

hard plaque pada pembuluh darah koroner (MayoClinic.com. 2006). Jumlah

kalsium pada pembuluh darah koroner tersebut dibuat dalam suatu nilai
3

kuantitatif yang disebut calcium score. Calcium score pada tiap pembuluh darah

koroner mencerminkan banyaknya kalsifikasi pada pembuluh darah tersebut.

Calcium score tidak secara langsung menunjukkan persentasi penyempitan

pada pembuluh darah koroner, tetapi calsium score yang lebih tinggi

menunjukkan kemungkinan yang lebih besar adanya stenosis pada pembuluh

darah koroner tersebut (Yeo C.H, 2004).

Coronary calsium scoring merupakan pemeriksaan yang independen

dengan pemeriksaan CT cardiac dengan tujuan yang saling mendukung dalam

menegakan diagnosa terhadap penyakit jantung (A de Roos, dkk, British Journal

of Radiology, 2006). Pemeriksaan calsium scoring dilakukan dengan tujuan

untuk menilai dan menghitung jumlah kalsifikasi yang terdapat pada pembuluh

darah dan pemeriksaan CT cardiac adalah pemeriksaan CT Scan dengan

menggunakan kontras media untuk menghasilkan gambaran struktur pembuluh

darah (Muljadi R, 2005). Setelah selesai dilakukan pemeriksaan Calsium

scoring maka dilakukan penilaian dan penghitungan pada pixel tertentu di dalam

gambaran yang diharapkan untuk dipertimbangkan dalam membuat calsification

scoring (Jacobs, 2016).

Instalasi Radiologi di RSUP Sanglah Denpasar selalu melakukan

pemeriksaan MSCT Calsium Scoring dan MSCT Cardiac dalam satu protokol

untuk melihat penyakit pada pembuluh darah jantung, seperti pada klinis CAD.

Pemeriksaan calcium scoring dilakukan terlebih dahulu sebelum dilanjutkan

dengan pemeriksaan MSCT cardiac. Terdapat hal yang menarik dalam

penghitungan calcium scoring yang dilakuakan di RSUP Sanglah Denpasar,


4

nilai calcium score tidak didapatkan dengan penghitungan otomatis pada sistem

komputer, tetapi hanya dilakukan dengan penglihatan subyektif oleh petugas.

Hal ini berbeda dengan prosedur untuk menghitung calcium score yaitu dengan

penghitungan otomatis menggunakan software penghitungan calcium score.

Pada pemeriksaan MSCT Cardiac perlu diperhatikan teknik pemasukan

media kontras yang digunakan. Menurut Ghoshhajra (2017) ada teknik

pemasukan media kontras yang baik digunakan pada pemeriksaan MSCT Scan

Cardiac, yaitu teknik bolus tracking dan tes bolus. Teknik bolus tracking

merupakan teknik yang mengukur nilai atenuasi media kontras dalam Region of

Interest (ROI) seerti aorta atau arteri pulmonari pada ambang standar tercapai,

kemudian perintah pernapasan dan scanning secara otomatis. Dalam jurnal

yang ditulis oleh Ghoshhajra (2017) ini juga menyatakan bahwa ada teknik

pemasukan media kontras lain yang dapat digunakan pada pemeriksaan MSCT

Cardiac, yaitu tes bolus. Tes bolus ini memiliki sebuah ”uji coba” untuk

memastikan fungsi dari kateter IV yang benar dan pasien-pasien tersebut mulai

terbiasa dengan kehangatan dan sensasi media kontras yang tidak biasa

sebelum pmeriksaan CT cardiac dilakukan, selain itu teknik ini memiliki

kelebihan juga dapat menentukan waktu penyengatan media kontras ROI pada

ascending aorta, dan metode bolus tracking memiliki resiko kehilangan

penyangatan yang optimal (Scholtz, 2017). Sedangkan, teknik pemasukan

media kontras yang digunakan di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar

pada pemeriksaan MSCT Cardiac dengan kasus CAD menggunakan teknik

bolus tracking.
5

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis akan mengkaji lebih

jauh pemeriksaan MSCT Scan 64 slice dengan metode penilaian calcium score

dan teknik pemasukan bolus tracking dalam mendiagnosis CAD dan

mengangkatnya dalam bentuk Tugas Akhir dengan judul “Teknik Pemeriksaan

MSCT Cardiac pada Kasus Coronary Artery Disease (CAD) di Instalasi

Radiologi RSUP Sanglah Denpasar“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana prosedur pemeriksaan MSCT Scan Cardiac dengan klinis

Coronary Artery Disease (CAD) di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah

Denpasar?

2. Bagaimana cara melakukan penilaian calcium score secara subyektif pada

pemeriksaan MSCT Cardiac pada kasus Coronary Artery Disease (CAD) di

Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar?

3. Mengapa di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar menggunakan

teknik pemasukkan media kontras bolus tracking?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendiskripsikan prosedur pemeriksaan MSCT-Scan Cardiac dengan

klinis CAD (Coronary Artery Disease) di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah

Denpasar.
6

2. Untuk mengetahui cara melakukan penilaian calcium score secara subyektif

pada pemeriksaan MSCT Cardiac pada kasus Coronary Artery Disease

(CAD) di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar.

3. Untuk mengetahui alasan menggunakan teknik pemasukan media kontras

bolus tracking di Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan sebagai referensi bagi radiograferdan civitas akademika

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang khususnya Jurusan

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam prosedur pemeriksaan MSCT-Scan Cardiac dengan klinis CAD

(Coronary

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang asli. Penelitian serupa pernah

diteliti oleh : dr. Yeo Hans Cahyadi, PhD,SpJP. Bagian Kardiologi RS Husada

Mengadakan penelitian yang berjudul :

“Kolom Preview Pasfm Healthcare CT Scan untuk penyakit Jantung Koroner “.

Oleh Vivi Juanita S.

Penelitian diatas memiliki persamaan dengan tugas akhir yang sedang penulis

kerjakan. Persamaannya adalah sama-sama melakukan penelitian tentang


7

MSCT Scan pada cardiac. Perbedaan dari penelitian ini yaitu terletak pada

kajian dr. Yeo Hans Cahyadi, PhD,SpJP membahas tentang kegunaan dari

pesawat MSCT Scan dalam pemeriksaan cardiac, sedangkan pada penelitian

yang penulis lakukan membahas tentang waktu pemeriksaan calsium scoring

beserta keterbatasan dan kelebihan dari pemeriksaan calsium scoring dalam

pemeriksaan MSCT Scan Cardiac. Lokasi penelitian yang penulis lakukan juga

berbeda (http://www.geogle.com/calsiumscoring/).

Anda mungkin juga menyukai