Ulil
Melanjutkan. Pasien diatas tiba2 nyeri lagi dan di EKG hasilnya ini (menunjukan EKG),
diagnose? STEMI Anterior septal
cathnya LM distal 70%, LAD proximal 70%, LCx 80% mid. Syntax berapa? Plan? Sekitar
40-an. CABG
pasien menolak CABG, Diapain? Dimana? PCI, LM-LAD.
Bagaimana tahu culprit lesi pada NSTEMI? TIMI: ulserasi plak, ada tidaknya thrombus,
gambaran hazy, diseksi koroner
pertanyaan bonus, pasang mana dulu? LAD, LM atau LM-LAD langsung sewaktu index
prosedur? LM dulu (jawaban kesepakatan bersama para penguji :D )
LCx revask gk? Kapan? Tidak saat ini. Observasi klinis dahulu, ada tidaknya iskemik,
hemodinamik instability atau aritmia.
Kapan non culprit dibuka langsung saat procedur tindakan primary? Hemodinamik
masih tidak stabil atau on going chest pain post revask culprit, critical stenosis atau
unstable plak pada nonculprit lession.
Apa yang baru dari guideline Myocard Revask yang baru? Radial access class IA,
pemilihan revask PCI vs CABG, penanganan CIN, penggunaan DAPT + OAC, dll (banyak
yang dijelaskan, liha guideline sendiri ya..)
Melanjutkan pasien: pasien sudah stabil. Apa plan selanjutnya? Rehab jantung
Bagaimana? Jelaskan semua rehab fase 1, 2, entry test dan peresepan latihan.
Apa entry testnya, pasien stabil dan EF 55%? Pasien stabil tanpa komplikasi PCI? TMT
dengan metode modified Bruce.
TMT untuk apa saja? Threshold iskemik dan penentuan resep latihan
Bagaimana cara pemilihan entry Test? EF, ada tidak komplikasi prosedur, dll
Rehab apa lagi yang penting? Psikososial.
Apa itu? Jelaskan semua tentang peran psikososial + termasuk cara reaktivitas post ACS
Pasien seorang pekerja lapangan, bagaimana edukasinya? Kerja tambang menunggu
kondisi stabil dahulu.
Kapan tahu stabil? Perlu TMT ulang 3-6 bulan.
Apa yang dilihat pada TMT evaluasi? Ada tidaknya iskemik, bila ada threshold iskemik
berapa mets dan dijadikan batas threshold aktivitas. Pekerjaan kemudian disesuaikan
dengan hasil TMT evaluasi.
Bagaimana tatalaksana pasien AHF tidak stabil? Airway Breathing :C-PEP/Bi-PEP atau
ventilator bila ada gagal napas. Circulation : inotropik/vasopressor bila hipotensi.
Dobutamin bila hipotensi tanpa tanda syok, dopamine/norepinefrin bila ada tanda syok.
Furosemide atau vasodilator bila ada kongesti setelah perfusi cukup baik. Segera
identifikasi penyebab AHF, CHAMP!
Guideline Maternal yang baru, apa yang perubahan isi guideline yang menarik? Intinya
kelas maternal cardiovascular risk dan penggunaan antikoagulan pada ibu hamil
dr Dyah
Bayi, usia 2 bulan, datang dengan sianosis dan gelisah apa yang anda lakukan?
Manajemen spell
Knee-chest position apa tujuannya?
Sedasi apa pilihannya? Kenapa?
Koreksi asidosis kapan dilakukan
Spell kemudian teratasi apa manajemen berikutnya menegakkan Dx apa
saja DD PJB sianotik? Bagaimana penegakan Dx nya
DD PJB sianotik dengan oligemia
TOF
Atresia pulmonal
PS valvar
Ebstein anomaly
bagaimana membedakan dengan Px fisik, EKG dan Ro thorax?
Pasien NSTEMI
Manajemen NSTEMI
Stratifikasi Risiko
Lebih tinggi mortalitas STEMI atau NSTEMI? Saat hospitalisasi dan 6 bulan
post hospitalisasi kenapa?
Pasien tersebut kemudian dilakukan cath, dilakukan stent 1 DES di LAD, 1 bulan
kemudian kontrol dengan irama AF manajemen?
Penilaian risiko CHADS2VASC skor, apa saja komponennya
Risiko bleeding HAS BLED, apa saja komponennya
Pasien dengan CHADS2VASC 2, HAS BLED 1 bagaimana manajemen
antitrombotiknya
Apa tujuan pemberian antikoagulan pada AF?
Pasien tersebut kemudian pada kontrol berikutnya mengeluh nyeri perut
manajemen? pemberian PPI, apa pilihannya? Kenapa?
Apa trial fondaparinux pada pasien NSTEMI?
dr. Iqbal
Laki2, 60 tahun, datang ke UGD dg keluhan pingsan 2 menit, apa yang dilakukan?
anamnesis : karakteristik pingsan (kardial atau non-kardial, prodromal, palpitasi, somatis,
durasi, frekuensi), rekurensi dan progresivitas, keluhan penyerta (angina, failure, neurologis),
faktor risiko
Selanjutnya Px fisik vital sign TD 140/80, nadi 35, RR 20, afebris, jantung dbn
EKG, diberi gambar, diminta interpretasi TAVB, selanjutnya? cari reversible cause
(iskemik, elektrolit, pengaruh obat), kongenital, atau degeneratif (Lenegre-Lev)
Selanjutnya yg dilakukan pacemaker, sementara di UGD? TCP, transfer cathlab pasang
TPM, rawat ICCU
Pasien menolak PPM, apa yg dilakukan? edukasi risiko, apa saja dan bagaimana
mekanismenya? pingsan berulang, disfungsi organ lain (perfusi turun), CHF (aritmia-
induced, disfungsi diastolik)
Tetap menolak, dikasih apa? Salbutamol, isoproterenol, dan sejenisnya
Guideline CHF 2018, apa yg baru? klasifikasi CHF, penggunaan ARNI, pendekatan CRT dan
algoritma AHF
Jelaskan mekanisme kerja ARNI?
Prof Budi Yuli memberi EKG post PPM, interpretasikan? AV sinkroni, berarti pake double
chamber
dr. Cynthia
Seorang laki-laki, 65 tahun datang dengan keluhan sering nggliyer 1 bulan, keluhan disertai
pingsan sebanyak 2 kali. Keluhan nggliyer saat pasien aktifitas. Keluhan nyeri dada (+), tidak
dipengaruhi aktifitas, keringat dingin (-), durasi rata2 5 menit. Keluhan mual (+) muntah (+) saat
pasien nggliyer. Riwayat dyspnea deu effort (-), Ortopnea (-), kaki bengkak (-).
Faktor risiko: merokok (+), Darah tinggi (-), DM (-), FH (-), dyslipidemia (?)
Pemeriksaan fisik: TD 150/90 mmhg, nadi: 30 bpm, Rate: 16 bpm, sat O2 98%.
Jika anda berada di UGD dengan akses cathlab, bagaimana plannya? Langsung tranvena
pacemaker. Tindakan apa yang bisa dilakukan? Pemberian obat SA, berapa ampul? 2
ampul? Kenapa 2 ampul? Karena kl 1 ampul, rate ngga akan naik (jawaban dr. Syukri).
Terapi lain menunggu tpm? Drip dopamine.
Diagnosis pasien apa? karena keluhan tidak khas angina, dengan riwayat sinkope 1
bulan, curiga TAVB ec degenerative, masih perlu dilacak reversible causenya. Lacak
laboratorium normal.
Pasien sdh di ICCU, bagaimana untuk mengeksklud koroner? Karena jawabnya muter2,
di arahkan ke koroangiografi.
Kapan kita lakukan koroangiografi pada pasien ini, dengan usia 65 thn, riwayat merokok
(+) kapan seharusnya kita lakukan koroangiografi. Saat pemasangan tpm, 2-3 hari post
tpm, atau sampe 2 minggu? Saya ngga tau jawabannya, dari beliau kayanya jawabnya
jika klinis pasien sdh stabil…
Lalu dilakukan koroner, hasilnya stenosis 80% di proksimal RCA. Apakah langsung
pasang stent? Saya jawab ngga, jawaban salah, harusnya dipasang stent karena sudah
ada aritmia dengan bukti proksimal stenosis 80%. Pasien kemudian dilakukan
pemasangan stent pasien masih TAVB.
terapi obat apa pada pasien ini, CAD on PCI dan PPM? DAPT, high intensity statin, Ace
inhibitor, beta blocker.
Apa fungsi beta bloker pada pasien ini? Anti aritmia, anti remodelling
dr. Yoko
Prof. Harris : Pasien laki-laki usia 60 tahun, DM, mengeluh nyeri tungkai kiri sejak 3 hari ini,
kaki dingin dan berubah warna kemerahan. Apa yang Anda pikirkan?
Jawab : Anamnesis tentang onset, karakteristik nyeri, ada claudicatio intermitten apa
tidak dll, kemudian pemeriksaan fisik cari 6P
Prof. Harris : Pemeriksaan penunjang apa yang Anda perlukan sampai kemungkinan
dilakukan tindakan?
Jawab : Klasifikasi Rutherford yaitu Rutherford I, IIa, IIb dan III jelaskan kriterianya
termasuk deficit sensorik dan motorik serta kriteria audible arteri dan vena (sesuai AHA)
Prof. Harris : Kalau pada kasus ini kemungkinan stage yang mana trus Anda apakan?
Jawab : Kemungkinan stage IIa Prof, berarti masih ada indikasi untuk dilakukan
trombolisis
Prof. Harris : Oke, pasien ini sudah Anda lakukan trombolisis, 12 jam kemudian tiba-tiba
pasien mengeluh nyeri bertambah berat, kaki juga masih teraba dingin, apa yang Anda
pikirkan?
Jawab : Kami perlu mengkonsulkan ke sejawat bedah vaskular Prof untuk kemungkinan
revaskularisasi yang lain tromboembolektomi atau mungkin bypass
Prof. Harris : Oke, sekarang lanjut ke kasus yang lain…Seorang wanita usia 40 tahun
dikonsulkan dari TS bedah dengan Ca mammae hendak menjalani kemoterapi, TS bedah
menanyakan apakah boleh dilakukan kemo pada pasien ini. Apa yang Anda lakukan?
Jawab : Saya lakukan anamnesis Prof mengenai ada tidaknya keluhan di bidang kardiak
(chest pain, failure dll), faktor risiko dll, pemeriksaan fisik (cardiomegaly dll), pemeriksaan EKG
dan juga echocardiografi untuk melihat anatomi dan fungsional jantung
Prof. Harris : Dari echo EF pasien ini 40% dengan LVIDd 56 dengan LA dilatasi, apa yang Anda
pikirkan?
Jawab : Pasien kami edukasi tentang sakitnya dan kami terapi dengan obat-obatan HF
Prof, seperti ACEi atau ARB dan beta blocker, diuretic bila ada simptom
Prof. Harris : Ya betul, ya intinya memang sebaiknya pasien tersebut kita terapi dahulu gagal
jantungnya untuk kemudian baru bisa dilakukan kemoterapi. Cukup dari saya…
dr. Anwar : Ada seorang pasien laki-laki 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada
saat duduk-duduk, hilang sendiri setelah 5 menit…faktor risiko smoker. Apa yang Anda lakukan?
Jawab : Kami lakukan anamnesis Dokter, mengenai keluhannya apakah ke arah kardiak
atau non kardiak (SOCRATES) ini kita langsung nanya ke dr. Anwar karena beliau berperan
seolah-olah menjadi pasiennya…intinya dari anamnesis kesimpulan saya tidak khas angina dan
bukan ACS
dr. Anwar : Pemeriksaan fisik normal, EKG nya seperti ini (ditunjukkan gambar EKG dari
laptop beliau)…bagaimana car abaca EKGnya?
Jawab : Kita lihat EKG layak baca atau tidak dari identitas dan waktu pemeriksaan…
dr. Anwar : …memotong langsung, ya EKG ini layak baca, trus bagaimana selanjutnya?
Jawab : Kita lihat mulai dari irama, frekuensi….dst (intinya EKG pasien ini normal)
Jawab : DAN DISINILAH SAYA TERJEBAK….sy jawab menurut saya keluhan pasien bukan
suatu keluhan khas angina Dokter, karena tidak memenuhi kriteria bla..bla…dan saya simpulkan
ini suatu non-anginal pain dengan PTP bla-bla…hiks
Jawab : Edukasi Dokter terkait kesimpulan pemeriksaan kita, dan rencana kita untuk
echo dan TMT, kemudian kita pulangkan
dr. Anwar : Pasien Anda pulangkan? Trus Anda kasih obat apa…missal itu pasien datangnya
sore-sore gitu?
dr. Anwar : Oke, Anda pulangkan ya? Trus besok paginya pasien datang lagi ke IGD dengan
keluhan nyeri dada lagi dengan EKG (ditunjukkan EKGnya dari laptop beliau : ST elevasi inferior
dengan ST depresi di antero lateral) dengan TD 70/palpasi…akral dingin…Apa yang Anda
lakukan?
dr. Anwar : Bagaimana kalau begini, Anda ditanya istrinya…”Dok, gimana kata Dokter suami
saya kemarin tidak apa-apa…?”
dr. Anwar : Ya, disinilah menurut saya PTP memang tidak pas ya untuk diterapkan di IGD.
Ini kasus benar-benar terjadi ya, saya pernah jumpai di Jakarta…Kalau sudah seperti ini Anda
sudah tahu kesalahan Anda dimana?
Jawab : Iya Dok, seharusnya saya lebih memastikan keluhan ke arah ACS, melakukan
evaluasi EKG setiap 10-15 menit kalau memang inconclusive, dan cek cardiac enzyme
dr. Anwar : Nha…itu betul seharusnya seperti itu ya…Terus kalau sudah seperti ini apa yang
Anda lakukan? Settingnya Anda di Sardjito
Jawab : Kami berikan terapi awal ACS (loading antiplatelet (ditanya tentang dosis
loading aspirin brp cara pemberiannya gimana dikunyah, clopidogrel, ticagrelor dan
prasugrel…) kemudian kita siapkan primary PCI
dr. Anwar : Oke setuju ya,,,pasien kita dorong ke cathlab…kalau primary loading
clopidogrelnya berapa? Ticagrelor berapa, di magelang ada Tica gak kira-kira?
Jawab : CPG loading 600 mg Dok, ticagrelor tetap 180 mg…di Magelang kemungkinan
belum ada ticagrelor Dok, jadi kita menggunakan Aspirin 320 mg dan clopidogrel 600 mg
dr. Anwar : Oke pasien ini sudah dilakukan primary PCI, didapatkan hasil…RCA proximal
total oklusi, LAD proksimal stenosis 80%, mana yang mau Anda buka?
Jawab : Culprit lesion Dokter, jadi RCA nya yang kita buka
Jawab : Menurut guideline STEMI 2017 complete revasc tidak direkomendasikan untuk
rutin dilakukan Dok
dr. Anwar : Kembali ke kasus ini, kira-kira Anda buka tidak LADnya?
Jawab : Mengingat pasien ini memang jatuh pada kondisi syok kardiogenik, menurut
saya masih ada indikasi untuk kita lakukan complete revasc Dokter…
dr. Anwar : Ya, saya setuju…dan saya kira Prof. Harris juga setuju ya kita lakukan complete
revasc
dr. Anwar : Oke, setelah selesai perawatan…pasien pulang diagnosis apa yang Anda
tuliskan di era BPJS sekarang ini terkait klaim dll?
Jawab : Kami tuliskan diagnose CAD2VD post primary PCI di RCA dan LAD, STEMI
inferior, Syok Kardiogenik Dokter
dr. Anwar : Oke setuju ya…yang penting syok kardiogenik harus Anda cantumkan di
diagnosis agar semua prosedur kita dapat tertanggung semua oleh pihak BPJS.
dr. Irsad : Oke, meneruskan kasus dari dr. Anwar…pasien tadi mau pulang, apa yang Anda
lakukan terkait rehab dan prevensi?
Jawab : Saya akan melakukan rehab jantung Dokter, terkait tujuan rahab adalah
mengembalikan bla..bla… saya akan melakukan rehab Fase I, II dst sesuai dengan 4 pilar rehab
(medical goal, psikological goal, social goal, health service goal)…. Entry test bisa kita pilih
berdasarkan risiko pasien (high, intermediate, low) bisa dengan 6MWT atau TMT
dr. Irsad : Pada pasien ini entry test pa yang Anda pilih? Berdasarkan apa?
Jawab : Sy memilih 6MWT Dokter karena pasien pernah mengalami periode syok
kardiogenik sehingga sy menilai pasien ini high risk
dr. Irsad : Pasien ini selama 6 menit mampu menempuh jarak 300 meter, bagaimana
peresepan latihannya?
Jawab : Dalam 6 menit menempuh jarak 300 meter berarti dalam 30 menit pasien
mampu menempuh jarak 1500 meter. Karena rekomendasi latihan 4-5x seminggu @30 menit.
Pasien ini high risk jadi saya meresepkan 50% dari kapasitas fungsional sehingga saya
menyarankan latihan jalan 800 meter dalam 30 menit sebanyak 4-5x seminggu atau lebih bagus
setiap hari. Jarak tempuh dinaikkan bertahap sebesar 100 meter perminggunya, jadi minggu I
target 800 menet/30 menit, minggu II 900 meter/menit dst
dr. Irsad : Oke, kalau pekerjaan pasien ini ternyata sopir, kapan dia boleh menyetir lagi?
Jawab : Saya akan menghitung kapasitas fungsional (METS) dia dulu Dok, dengan TMT
untuk melihat apakah dia benar-benar siap melakukan aktivitas keseharian dia atau tidak
dr. Anwar : (Beliau langsung memotong) Nha ini pertanyaan sering ditanyakan pasien…
kalau mau berhubungan sex butuh berapa METs ya Dok?
dr. Anwar : Ya…sekitar 4 METs ya…kalau untuk aktivitas sehari-hari missal mandi dll butuh
berapa METs?
Jawab : Berdasarkan skor ASCVD kita tetap memberikan terapi statin high intensity
statin Dokter karena dengan riwayat CVD dengan target LDL <70 mg/dL