Anda di halaman 1dari 25

PENCITRAAN KONTRAS LASER SPEKEL UNTUK

MENGEVALUASI LESI USUS PADA NEONATUS


DENGAN ENTEROKOLITIS NEKROTIKAN
Disusun oleh : Rufaida Mudrika (1102013259)
Pembimbing: dr. Nataliandra Sp. Rad

Kepaniteraan Klinik Departemen Radiologi


Periode 4 Agustus - 8 September 2018
RSPAD Gatot Soebroto
Jakarta Pusat
Tentang Jurnal; Case Report
01 Judul
• Laser Speckle Contrast Imaging to Evaluate
Bowel Lesions in Neonates with NEC
02 Penulis
• Kristine Back Korsholm Knudsen, Joergen Thorup,
Rune Strandby, Rikard Ambrus, Inge Ifaoui.

03 Dimuat di
• Knudsen KBK, Thorup J, Strandby, et al, Laser Speckle Contrast
Imaging to Evaluate Bowel Lesions in Neonates with NEC,
European Journal of Pediatric Surgery Report. Stuttgart:
Georg Thieme Verlag KG. 2017. Vol. 5. Page: e43 – e46.
ABSTRAK
Enterokolitis Nekrotikan (NEC) adalah kegawatdaruratan
bedah yang paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir.
Iskemia pada pencernaan dianggap sebagai sebuah faktor
risiko terjadinya lesi NEC.

Pencitraan kontras laser spekel (LSCI) dapat digunakan untuk


menilai mikrosirkulasi jaringan. LSCI dapat menjadi alat yang
berguna dalam membedakan usus yang iskemik dengan yang
tidak iskemik pada bayi yang sedang dioperasi karena NEC.
Pendahuluan
• Enterokolitis Nekrotikan (NEC) adalah kegawatdaruratan
bedah yang paling sering terjadi pada bayi yang baru
lahir dan paling sering pada bayi prematur.

• Etiologi dari NEC masih tetap belum jelas, namun


iskemia usus dapat berperan penting pada patogenesis
awal dari penyakit tersebut.
Pendahuluan (2)
Tabel 1. Staging menurut Bell dan tatalaksana NEC yang di
sarankan.
Pendahuluan (3)
• Pencitraan kontras laser spekel (LSCI) dapat digunakan untuk menilai mikrosirkulasi
jaringan.
• Pencitraan kontras laser spekel (LSCI) pertama kali diperkenalkan pada awal 1980-an
sebagai sebuah teknik pengukuran mikrosirkulasi yang non-invasif dan aktual.

• Dengan metode ini, sebuah spekel (bintik-bintik) dihasilkan setelah permukaan


dari jaringan telah diterangi dengan menggunakan cahaya laser.
• Pergerakan sel darah menginduksi terjadinya fluktuasi sehingga mikrosirkulasi
dapat diukur.
Laporan Kasus
Saat Lahir Case Timeline
Hari ke-0

Bayi laki-laki Saat Lahir


preterm dilahirkan Lanjutan
Usia
secara operasi SC.
Penatalaksanaan : Hari ke-2 Usia
CPAP, rejimen Perdarahan Hari ke-5
standar caffeine. pulmonalYourterjadi d
Text Here Adanya
citrate, dan cairan i ilanjutkan d perbaikan secara
ntravena. engan hipotensi da klinis, dan
n gagal nafas, ke dikembalikan pada t
mudian di erapi CPAP.
lakukan intubasi
Case Timeline (2)
• Antibiotik spektrum luas (+)
• BAB berdarah, • Pemberian makan enterik
• Intoleransi pemberian dihentikan.
makanan, • Pemeriksaan x-ray abdomen Oleh karena itu,
• Rasa tidak nyaman menunjukkan adanya gas laparatomi
pada tampak klinis. porta dengan pneumotosis
intestinal.
dilakukan.

Sampel darah Namun, tetap


menunjukkan adanya mengalami penurunan
pening-katan laktat kondisi lanjut dan
plasma (3.6 mmol/L,
Usia Hari N: 0.5 – 2.5 mmol/L).
ketidakstabilan
hemodinamika.
ke-28
Gambar 1.
Hasil X-ray Abdomen.
Gambar 2. Usus yang
telah ditandai pada
bagian proksimal dan
distal RL (Resection Line)
PEMBEDAHAN
• Pasien diletakkan pada posisi supinasi,
• Dilakukan laparatomi eksplorasi,
• Intraoperatif : adanya pneumatosis intestinal
dengan gelembong gas subserosa, lesi tambal
sulam dari NEC menyebar dari bagian distal dari
usus kecil hingga colon ascendant, dengan
tanda-tanda makroskopis iskemik transmural di ileus
terminal dan caecum.
• Diberi tanda pada garis proksimal dan distal (RLs);
kemudian dilakukan paparan LSCI.
Laser Speckle Contrast Imaging
• Panjang gelombang sebesar 785 nm. • Setiap ROI mencakup area 1 cm2.
• Diletakkan tegak lurus dari • Perekaman dibuat dengan
permukaan jaringan, 25 cm di atas resolusi spasial tinggi dan
daerah yang diperhatikan (ROI). kecepatan perekaman rendah
(1 Hz) untuk mengurangi
variabilitas.

Analisa LSCI post hoc dilakukan Akhirnya, paparan LSCI dilakukan.


pada setiap sentimeter dari kedua pada 15 cm proksimal dari RL
proksimal dari RLs, dari 1 hingga 6 (usus sehat secara makroskopis)
cm pada bagian proksimal yang dan pada ileus terminal (usus yang
lebih dekat ke bagian distal. mengalami nekrosis).
Hasil
HASIL
Laser Speckle Contrast Imaging

Gambar 3. Paparan LSCI dan gambaran normal pada proksimal RL (ditandai dengan panah). LSCI, Laser
Speckle Contrast Imaging / Pencitraan Kontras Laser Spekel. RL, Resection Line.
HASIL (2)
Hasil
z
(2)
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya pneumatosis,
nekrosis mukosa, dan lapisan otot yang masih awet pada sisi
proksimal dan distal RL.
Bayi, secara klinis stabil pada beberapa hari setelah operasi.
Ketika pos operasi hari ke 14 (usia 42 hari), bayi tersebut menunjuk
kan tanda-tanda obstruksi usus, dan operasi kedua dilakukan.
Ketika laparatomi, ditemukan adanya stenosis iskemik sepanjang
10 cm pada usus kecil yang berkaitan dengan ileostomy, kemudian
reseksi pada stenosis usus kecil dilakukan.
Bayi tersebut pulih perlahan-lahan, dan setelah 8 minggu, anastomosis
ileocolica dilakukan.
Diskusi
Diskusi
Laporan kasus ini menunjukkan bahwa LSCI dapat menjadi alat yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi luasnya iskemik jaringan yang berhubungan
dengan ketika pembedahan pada kasus NEC.
Penurunan nilai aliran, yang menunjukkan berkurangnya mikrosirkulasi,
ditunjukkan pada usus yang jelas disebabkan karena NEC, yang didukung
oleh inspeksi makroskopis.
Observasi ini mendukung penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa
iskemia berperan penting dalam patogenesis NEC.
Diskusi (2)
Penulis menemukan nilai aliran di pertengahan antara ke dua sisi RL yang
menunjukkan bahwa adanya penurunan mikrosirkulasi pada proksimal RL, yang
dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologis.
Dokter bedah menemukan bagian usus tersebut dapat dipertahankan pada
pemeriksaan makroskopik.

Ketika dioperasi ulang, 14 hari setelah operasi yang pertama, stenosis


iskemik ditemukan tepat pada bagian tersebut.

Satu spekulasi muncul bahwa operasi ulang dapat dicegah apabila hasil
pemeriksaan LSCI dapat langsung digunakan ketika pembedahan dilakukan, dan
lebih banyak usus yang direseksi.
Diskusi (3)
Pemeriksaan LSCI dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi usus
yang nonviabel dan irreversibel, yang bertujuan untuk mempertahankan
usus sehat sebanyak yang bisa dipertahankan bersamaan dengan
ileostomi protektif.
LSCI merupakan teknik yang relatif cepat dan mudah untuk digunakan ketika
proses laparatomi dilakukan. Teknik ini juga tidak membutuhkan kontak
jaringan seperti pada teknik lainnya, contohnya flowmetri Doppler atau
pewarnaan hijau indocyanine, untuk mengukur perfusi jaringan.
Diskusi (4)
Secara makroskopis, sedikit sulit untuk membedakan antara jaringan yang
masih dapat dipertahankan / viabel dengan yang sudah nekrosis
LSCI dapat digunakan sebagai alat diagnosis pada konteks ini.

LSCI juga dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk memahami lebih
baik dari penyebab NEC dan juga membantu dalam penegakkan diagnosis
klinis selama pembedahan NEC berlangsung.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai