Dr. EFRIADI PPDS DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI RS PERSAHABATAN JAKARTA 2011
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 1
PENDAHULUAN
CR : paling sering digunakan dalam praktik diagnosis penyakit paru CT : sensitifiti > tinggi mendeteksi lesi kecil intrapulmoner dibanding CR Kelebihan CR : murah, dosis radiasi kecil, dan mudah di akses. Skrining Ca paru dengan pemeriksaan sitologi dan CR konvensional belum memuaskan
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 2
lanjutan
Skrining CR konvensional juga tidak dianjurkan Tapi, dalam studi ini : CR analog screen-film digunakan. peralatan digital modern dengan detektor kuantum tinggi efisien , elaborasi dengan tool processor canggih meningkatkan performa CR dalam visualisasi struktur paru dibanding CR konvensional.
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 3
Teknik digital CR
8/4/2011
Skematik digital CR
8/4/2011
lanjutan
sedikit informasi tentang kemampuan CR digital modern dalam skrining ca paru Penelitian ini dengan metode nested casecontrol berdasarkan data dari the DutchBelgian Randomized Lung Cancer Screening (NELSON) trial Studi bagaimana confidence level adanya lesi berdasarkan kemampuan observernya
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 6
lanjutan
Dengan asumsi : hasil CR skrining positif dilanjutkan dengan work-up CT- Scan Estimasi jumlah CT yang dilakukan untuk mendeteksi 1 kasus Ca paru dalam studi kohort Nelson. Asumsi hasil CR + lanjut work up CT, hitung juga berapa X CT / 1 ca paru dalam Nelson kohort Tujuan : estimasi kemampuan CR digital dalam mendeteksi Ca paru
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 7
lanjutan
Case cohort : 65 pasien terdeteksi dgn low dose CT memiliki keganasan paru direkrut dari salah satu tempat penelitian. Sudah terbukti secara histologis. CR digital setelah dideteksi dengan low CT 10 pasien tersangka nodul diekslusi (tidak menjalani CR 6 mggu pasca CT) 55 pasien dgn minimal 1 nodul (termasuk 12 pasien terdeteksi secara retrospectif dengan nodul, dalam follow-up 1 tahun)
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 9
Subjek kontrol
N = 4873, Menurut Ahli CR ; Gambaran abnormalitas PPOK pada CR termasuk kriteria ekslusi (72). Gambaran Ro PPOK bisa mengaburkan lesi Indikasi ekslusi CR : 1. Akut CVD (18) 2. Follow up PPOK (17) 3. Abnormalitas paru ec. Penyakit rematik (13) 4. Pre-op skrinning bedah CV (11) 5. FUO (11) 6. Trauma (1) 7. Malaise (1)
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 10
lanjutan
Diuji prevalence PPOK subjek kasus dan kontrol karena PPOK mempengaruhi penampakkan nodul ( sebelumnya dilakukan test fungsi paru) Hasil Tes Fungsi paru ; 43 (78%) dengan Ca Paru 46 (64%) dari subjek kontrol 2547 (54%) bukan suspek Ca paru pada skrinning awal.
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 11
8/4/2011
12
Penilaian Nodul
Nodul kurang dari < 5 mm, tidak dimasukkan. Level penilaian nodul
Level
Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5
8/4/2011
penilaian No lession Irregulerity, probably no lession Indeterminate for the presence of lession Lesion probably present Lesion defenitely present
Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 14
8/4/2011
lanjutan
Melokalisir lesi, jika > 1, tandai yg dominan Ahli ro thorak menyatakan TP jika lesi benar2 terlihat. Waktu baca 140 175 menit semua kasus 75 - 90 detik / foto Setelah data terkumpul ahli A, dengan hasil CT menentukan ada atau tidak lesi yang tidak terlihat oleh pengamat lainnya pada CR.
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 16
ANALISIS STATISTIK
Nested- case control (Nelson Trial ) full cohort Data kategori di uji dengan Chi-square Data kontinue diuji dengan student t-test Dengan asumsi sensitifiti CT 100 %, CI dihitung dengan Wilson score
8/4/2011
17
1. 2. 3. 4.
4 parameter yang dipakai untuk menilai performa CR sebagai salah satu alat skrinning Ca paru Lokalisasi analisis kurva ROC (Receiving Operasional Characteristic) Sensitifiti dan spesifiti Jumlah unit CT work-up / setiap CR positif Ca Total persentasi keganasan yang ditemukan pada CT work-up dengan p < 0.05 adalah signifikan.
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 18
Hasil Penelitian
Populasi studi ; pada kasus dan kontrol tidak ada perbedaan bermakna (umur, seks, dan prevalens PPOK Dengan Full kohort juga tidak berbeda bermakna
8/4/2011
19
8/4/2011
20
8/4/2011
22
8/4/2011
23
8/4/2011
24
8/4/2011
26
8/4/2011
27
DISKUSI
Di era digital, CR layak diperhitungkan u/ mendeteksi tumor paru masih subjektif tergantung pemeriksanya tindak lanjut dengan pemeriksaan yang lebih sensitif. Deteksi keganasan 37 38 % (level 4) Dengan CR saja 22 63 %, keganasan tak terdeteksi kecuali dengan CT. Meski ahli, hanya 90% deteksi tercapai, bila pada CL terendah (level 1 dan 2) = work up CT bisa FP
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 28
Lanj. Diskusi..
Begitupun, 62 work up CT/ ca, pada 3191 CT semua kasus tetap ada 3 ca, yang tak terdeteksi PPV Nelson kohort 35,7 %, dari 3 rujukan ke pulmonologist hanya terdeteksi 1 ca. Jadi Digital CR TIDAK LEBIH BAIK dari low dose CT mendeteksi tumor paru Walau demikian > setengah CR mampu mendeteksi lesi sesuai CT mungkin karena fc. randomisasi jika CR sebagai kontrol
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 29
Lanj. Diskusi..
Lazimnya skrining CR dengan frontal Ro. Penelitian ini dengan CR PA dan Lateral. CR dipakai memprediksi mortalitas dan survival ?? tidak jelas --> perilaku biologik primer sebaran bronchogenic yang sangat bervariasi Prognosis bervariasi tgtng kapan terdeteksinya Rata2 yang terdeteksi pd CR > yang tak terdeteksi Analisis ROC pengalaman dan latihan khusus baik dalam mendeteksi. (A dan B)
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 30
Lanj. Diskusi..
Skrinning digital CR = CR konvensional dalam ukuran diameter lesi. Konvensional se = 23 % , dan sp = 96% Digital CR se = 36 %, dan sp = 84 % Penelitian ini retrospektif. Case control dalam cohort luas. PPOK dapat mengaburkan gambaran lesi Keterbatasan penelitian ini : tak ada referensi standar Se Nelson kohort 94 % maka CT awal digunakan sebagai referensi standart Terkadang underestimate. Ca rate > Nelson trial pengamat lebih teliti
8/4/2011 Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org 31
KESIMPULAN
Angka tinggi deteksi lesi keganasan pada digital CR dicapai pada stage yang terlihat pada CT skrinning, tetapi dengan mengabaikan spesifiti dan banyaknya work up CT yang dilakukan Kemampuan deteksi lesi digital CR tergantung keahlian, ketelitian dan pengalaman pengamat Digital CR tidak lebih baik dari Skrinning dalam mendeteksi lesi tumor paru
Radiology : vol.255: Number 2 - May 2010 n radiology.rsna.org
8/4/2011
32
SEKIAN
TERIMA KASIH
8/4/2011