Anda di halaman 1dari 77

Kumpulan Soal

Gastroenterologi
1. Laki-laki usai 31 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan kembung
sejak lebih kurang 5 bulan. Dari pemeriksan fisik didapatkan nyeri
epigastrium. Dari hasil pemeriksaan EGD didapatkan mukosa hiperemis
dan erosi antrum gaster. Biopsi antrum gaster didapatkan organisme
Campilobacter like organism positif. Terapi pada pasien ini adalah:
a. PPI, Amoxicillin, Klaritromisin 7 hari
b. PPI, Metronidazole Amoxicillin 7 hari
c. PPI, Amoxicillin Klaritromisin 14 hari
d. PPI, Levofloxasin Metronidazole 14 hari
e. PPI, Bismuth, Klaritromisin 14 hari
INFEKSI H.PYLORI
TERAPI INFEKSI H.PYLORI
Konsensus Dispepsia dan Infeksi H.pylori, 2017 Buku Ajar IPD (2014)
ACG Clinical Guideline: Treatment of Helicobacter pylori Infection,
American Journal of Gastroenterology: February 2017 - Volume 112 - Issue 2
- p 212-239 doi: 10.1038/ajg.2016.563
1. Laki-laki usai 31 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan kembung
sejak lebih kurang 5 bulan. Dari pemeriksan fisik didapatkan nyeri
epigastrium. Dari hasil pemeriksaan EGD didapatkan mukosa hiperemis
dan erosi antrum gaster. Biopsi antrum gaster didapatkan organisme
Campilobacter like organism positif. Terapi pada pasien ini adalah:  Dx:
Infeksi H.pylori
a. PPI, Amoxicillin, Klaritromisin 7 hari
b. PPI, Metronidazole Amoxicillin 7 hari
c. PPI, Amoxicillin Klaritromisin 14 hari
d. PPI, Levofloxasin Metronidazole 14 hari
e. PPI, Bismuth, Klaritromisin 14 hari
2. Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poli dengan muntah darah segar 2 kali lebih
kurang ½ gelas sejak 1 hari yang lalu. Riwayat mengkonsumsi obat nyeri karena sakit
punggung beli sendiri 3 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik tekanan darah 110/ 70 mmHg,
nadi 105 x/m, RR 20x/m, konjungtiva anemis. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9,3 g/dL,
Leukosit 11.000, Trombosit 198.000. Dari hasil pemeriksaan EGD didapatkan ulkus
perdarahan merembes bagian antrum (Forrest IB). Tatalaksana lanjutan setelah stabilisasi
adalah
a. Lanzoprazole intravena bolus dilanjutkan drip dan dilakukan endoskopi untuk
pemasangan seperti klip
b. Ocreotide 50ug dilanjutkan continuous 25ug/ jam
c. Somatostatin 250ug dilanjutkan dengan drip 3ug/ 12 jam
d. Omeprazole 80 mg intravena bolus dilanjutkan dengan oral
e. Endoskopi klip saja
2. Seorang laki-laki usia 56 tahun datang ke poli dengan muntah darah segar 2 kali lebih
kurang ½ gelas sejak 1 hari yang lalu. Riwayat mengkonsumsi obat nyeri karena sakit
punggung beli sendiri 3 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik tekanan darah 110/ 70 mmHg,
nadi 105 x/m, RR 20x/m, konjungtiva anemis. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9,3 g/dL,
Leukosit 11.000, Trombosit 198.000. Dari hasil pemeriksaan EGD didapatkan ulkus
perdarahan merembes bagian antrum (Forrest IB). Tatalaksana lanjutan setelah stabilisasi
adalah
a. Lanzoprazole intravena bolus dilanjutkan drip dan dilakukan endoskopi untuk
pemasangan seperti klip
b. Ocreotide 50ug dilanjutkan continuous 25ug/ jam  u/ variceal bleeding
c. Somatostatin 250ug dilanjutkan dengan drip 3ug/ 12 jam  u/ variceal bleeding
d. Omeprazole 80 mg intravena bolus dilanjutkan dengan oral
e. Endoskopi klip saja
3. Seorang wanita usia 29 tahun rujukan poli mata ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan
nyeri penut kanan bawah 2 bulan terakhir. Keluhan BAB 4-5 kali dengan lender tanpa
disertai darah. Berat badan menurun dalam 1 bulan terakhir, demam namun tidak terlalu
tinggi. Sejak 2 bulan yang lalu didiagnosa dengan uveitis anterior bilateral. Pemeriksan fisik
tekanan darah 110/70 mmHg nadi 100x/m temeperatur 36,8. Abdomen didapatkan nyeri
tekan kuadran kanan bawah, peristaltic meningkat. Hb 9,5 g/dL, leukosit 10500, trombosit
200.000. Feses kuning, lender, lunak, darah samar positif,. Diagnosa pasien ini adalah
a. Inflamatory Bowel Disease
b. Irritable Bowel Syndrome
c. GE akut
d. Ca kolorectal
e. Colitis infektif
IBD
3. Seorang wanita usia 29 tahun rujukan poli mata ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan
nyeri penut kanan bawah 2 bulan terakhir. Keluhan BAB 4-5 kali dengan lender tanpa
disertai darah. Berat badan menurun dalam 1 bulan terakhir, demam namun tidak terlalu
tinggi. Sejak 2 bulan yang lalu didiagnosa dengan uveitis anterior bilateral. Pemeriksan fisik
tekanan darah 110/70 mmHg nadi 100x/m temeperatur 36,8. Abdomen didapatkan nyeri
tekan kuadran kanan bawah, peristaltic meningkat. Hb 9,5 g/dL, leukosit 10500, trombosit
200.000. Feses kuning, lender, lunak, darah samar positif,. Diagnosa pasien ini adalah
a. Inflamatory Bowel Disease
b. Irritable Bowel Syndrome
c. GE akut
d. Ca kolorectal
e. Colitis infektif
4. Wanita
tidak usia diperut
nyaman 39 tahunterutama
datang dengan
bagian keluhan
ulu hati rasa
dan
menjalar
membaik ke perut
setelah kiri sejak
pasien 6 bulan
konsumsi terakhir.
makanan.Keluhan ini
Pasien
adalah
dalam bekerja
1 tahun sebagai
terakhiribuini
rumah
seringtangga dan memang
berdebat dengan
suaminya
rumah karena
tangga dicurigai
mereka. Pasienadanya
merasa wanita
mual lain
tetapi dalam
tidak
muntah. Pasien
pemeriksaan pergi
teropong ke poliklinik
saluran pencernaan. gastro untuk
Indikasi
seorang dokter harus
pada pasien adalah? melakukan tindakan endoskopi
A. endoskopi dilakukan pada setiap pasien dyspepsia
untuk memastikan diagnosis
B. jika terjadi penurunan kesadaran pada pasien
C. persistent mual dan muntah
D. riwayat GI bleeding pada keluarga
E. riwayat infeksi H.pylori pada keluarga
4. Wanita
tidak usia diperut
nyaman 39 tahunterutama
datang dengan
bagian keluhan
ulu hati rasa
dan
menjalar
membaik ke perut
setelah kiri sejak
pasien 6 bulan
konsumsi terakhir.
makanan.Keluhan ini
Pasien
adalah
dalam bekerja
1 tahun sebagai
terakhiribuini
rumah
seringtangga dan memang
berdebat dengan
suaminya
rumah karena
tangga dicurigai
mereka. Pasienadanya
merasa wanita
mual lain
tetapi dalam
tidak
muntah. Pasien
pemeriksaan pergi
teropong ke poliklinik
saluran pencernaan. gastro untuk
Indikasi
seorang dokter harus
pada pasien adalah? melakukan tindakan endoskopi
A. endoskopi dilakukan pada setiap pasien dyspepsia
untuk memastikan diagnosis
B. jika terjadi penurunan kesadaran pada pasien
C. persistent mual dan muntah
D. riwayat GI bleeding pada keluarga
E. riwayat infeksi H.pylori pada keluarga
5. Tindakan apabila ditemukan batu CBD 2 cm dan didapatkan pelebaran CBD
a. Kolesistektomi laparotomy
b. Kolesistektomi laparoskopi
c. ERCP
d. Medikamentosa
e. ESWL
5. Tindakan apabila ditemukan batu CBD 2 cm dan didapatkan pelebaran CBD
a. Kolesistektomi laparotomy
b. Kolesistektomi laparoskopi
c. ERCP
d. Medikamentosa
e. ESWL
7. Wanita 48 tahun dengan keluhan mual muntah dan nyeri ulu hati 1 hari. Pasien
dengan riwayat diabetes tapi tidak berobat teratur. Pemeriksaan fisik: BB 50 kg, TB 165
cm, t 38.5oC, murphy sign positif, Cullen sign negative. Hasil laboratorium: leukosit
17.500, GDS 230, SGOT 150, SGPT 113, Bil T 4,5, Bil D 3,7, amilase 560, lipase 480.
Faktor risiko utama dari kondisi tersebut…
a. Autoimun
b. Gemuk
c. Batu empedu
d. Hiperglikemia
e. Hipertrigliserida
Kolesistitis Akut
Cullen sign is a term used to describe a
discoloration around the navel. It appears in
the fatty tissue as swelling, bruising, and an
unusual color. Cullen sign may be seen in
patients with certain health conditions, such as:
Pancreatitis , inflammation of the pancreas.

Murphy's sign is elicited in patients with


acute cholecystitis by asking the patient to
take in and hold a deep breath while
palpating the right subcostal area. If pain
occurs when the inflamed gallbladder
comes into contact with the examiner's
hand, Murphy's sign is positive.
7. Wanita 48 tahun dengan keluhan mual muntah dan nyeri ulu hati 1 hari. Pasien
dengan riwayat diabetes tapi tidak berobat teratur. Pemeriksaan fisik: BB 50 kg, TB 165
cm, t 38.5oC, murphy sign positif, Cullen sign negative. Hasil laboratorium: leukosit
17.500, GDS 230, SGOT 150, SGPT 113, Bil T 4,5, Bil D 3,7, amilase 560, lipase 480.
Faktor risiko utama dari kondisi tersebut…  diagnosis: gallstone pancreatitis
a. Autoimun
b. Gemuk
c. Batu empedu
d. Hiperglikemia
e. Hipertrigliserida
9. Wanita 57 tahun dengan keluhan diare 4 bulan, BAB hingga 4-5x dalam
sehari. Hasil laboratorium: LED dan CRP normal, feses lengkap didapatkan
leukosit positif namun C. difficile negative. Pemeriksaan lanjutan yang
dianjurkan…
a. CT scan abdomen dengan kontras
b. Kolonoskopi dan biopsy
c. USG
d. Barium enema
e. MRI abdomen
9. Wanita 57 tahun dengan keluhan diare 4 bulan, BAB hingga 4-5x dalam
sehari. Hasil laboratorium: LED dan CRP normal, feses lengkap didapatkan
leukosit positif namun C. difficile negative. Pemeriksaan lanjutan yang
dianjurkan…
a. CT scan abdomen dengan kontras
b. Kolonoskopi dan biopsy
c. USG
d. Barium enema
e. MRI abdomen
11. Perempuan 32 tahun dengan keluhan kembung dan begah post operasi ca
ovarium 4 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan meteorismus. Hasil
laboratorium: Hb 10, WBC 8500, kalium 2,8, natrium 144. Ditunjukkan ada foto
BOF (foto polos abdomen). Kemungkinan diagnosis pada pasien:
a. Ileus paralitik karena hypokalemia
b. Ileus paralitik karena post operasi
c. Ileus obstruktif
d. Perforasi
e. ?
Ileus Paralitik
11. Perempuan 32 tahun dengan keluhan kembung dan begah post operasi ca
ovarium 4 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan meteorismus. Hasil
laboratorium: Hb 10, WBC 8500, kalium 2,8, natrium 144. Ditunjukkan ada foto
BOF (foto polos abdomen). Kemungkinan diagnosis pada pasien:
a. Ileus paralitik karena hypokalemia
b. Ileus paralitik karena post operasi
c. Ileus obstruktif
d. Perforasi
e. ?
12. Seorang laki-laki usia 34 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit
dalam dengan keluhan BAB cair sejak 6 bulan, kadang bercampur darah,
nyeri perut (+), terasa ada benjolan pada perut, pemeriksaan fisik
kompos mentis, kaheksia, TD 100/70 mmHg, N 110, R 26x/mnt. Dari
hasil kolonoskopi didapatkan skip lesion, hasil biopsy cobblestone (+).
Diagnosa utama pada pasien ini adalah:
A. Kolitis Ulseratif
B. Crohn Disease
C. IBS predominan nyeri
D. Kolitis Infeksi
E. Kolitis Pseudomembran
12. Seorang laki-laki usia 34 tahun, datang berobat ke poliklinik penyakit
dalam dengan keluhan BAB cair sejak 6 bulan, kadang bercampur darah,
nyeri perut (+), terasa ada benjolan pada perut, pemeriksaan fisik
kompos mentis, kaheksia, TD 100/70 mmHg, N 110, R 26x/mnt. Dari
hasil kolonoskopi didapatkan skip lesion, hasil biopsy cobblestone (+).
Diagnosa utama pada pasien ini adalah:
A. Kolitis Ulseratif
B. Crohn Disease
C. IBS predominan nyeri
D. Kolitis Infeksi
E. Kolitis Pseudomembran
13. Wanita 45 tahun datang ke poli Gastroenterohepatologi mengeluh nyeri perut
kanan atas yang kadang muncul. Mual dan muntah tidak ada. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan berat badan 80 kg, tinggi badan 156 cm dan nyeri tekan perut kanan
atas. Hasil laboratorium ditemukan Hb 11,3 WBC 9.800 PLT 234.000. GOT 28 GPT 45
PT 11.0 INR 0,9 APTT 20,2 USG Abdomen menunjukkan adanya batu pada kandung
empedu dengan diameter berukuran 2 cm. Tindakan yang selanjutnya dilakukan
pada pasien ini adalah:
A. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
B. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography tanpa sfingterotomi
C. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography dengan sfingterotomi
D. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography dengan basket kawat atau balon-
ekstraksi
E. Kolesistektomi laparaskopik
13. Wanita 45 tahun datang ke poli Gastroenterohepatologi mengeluh nyeri perut
kanan atas yang kadang muncul. Mual dan muntah tidak ada. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan berat badan 80 kg, tinggi badan 156 cm dan nyeri tekan perut kanan
atas. Hasil laboratorium ditemukan Hb 11,3 WBC 9.800 PLT 234.000. GOT 28 GPT 45
PT 11.0 INR 0,9 APTT 20,2 USG Abdomen menunjukkan adanya batu pada kandung
empedu dengan diameter berukuran 2 cm. Tindakan yang selanjutnya dilakukan
pada pasien ini adalah:
A. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
B. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography tanpa sfingterotomi
C. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography dengan sfingterotomi
D. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography dengan basket kawat atau balon-
ekstraksi
E. Kolesistektomi laparaskopik
14. Laki-laki usia 59 tahun datang ke UGD dengan keluhan kuning seluruh tubuh sejak 1 bulan
SMRS, mual ada, muntah tidak ada, nafsu makan hilang, penurunan BB 5 kg dalam 1 bulan
terakhir, lemas ada, pusing kunang-kunang tidak ada. pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak
sakit sedang, suhu 38,1˚C, hepar 1 jari dibawah arcus costae, courvoisier sign positif (gallbladder
teraba karena pembengkakan gallbladder). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
Hb 8,5g/dL, bilirubin direk 17,3g/dL, SGOT 123 U/L, SGPT 128 U/L, alkali fosfatase 160 U/L.
Pemeriksaan lanjutan terbaik yang dilakukan:
A. Ultrasonografi endoskopi
B. CT Scan Abdomen
C. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
D. MRI Abdomen
E. Biopsi Hati
14. Laki-laki usia 59 tahun datang ke UGD dengan keluhan kuning seluruh tubuh sejak 1 bulan
SMRS, mual ada, muntah tidak ada, nafsu makan hilang, penurunan BB 5 kg dalam 1 bulan
terakhir, lemas ada, pusing kunang-kunang tidak ada. pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak
sakit sedang, suhu 38,1˚C, hepar 1 jari dibawah arcus costae, courvoisier sign positif (gallbladder
teraba karena pembengkakan gallbladder). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
Hb 8,5g/dL, bilirubin direk 17,3g/dL, SGOT 123 U/L, SGPT 128 U/L, alkali fosfatase 160 U/L.
Pemeriksaan lanjutan terbaik yang dilakukan:
A. Ultrasonografi endoskopi
B. CT Scan Abdomen
C. Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
D. MRI Abdomen
E. Biopsi Hati
15. Laki-laki 60 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati secara
tiba-tiba, dan didapatkan adanya riwayat minum alkohol beberapa jam sebelum
masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada perut
bagian atas dengan tanda peritonitis lokal. Hasil amilase meningkat sampai 300
U/L. Aktivasi enzim pada patogenesis penyakit pada pasien di atas adalah karena:
A. Refluks isi jejenum.
B. Refluks cairan lambung.
C. Aktivasi sistem komplemen.
D. Hiposekresi enzim
E. Dismotilitas usus.
15. Laki-laki 60 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati secara
tiba-tiba, dan didapatkan adanya riwayat minum alkohol beberapa jam sebelum
masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada perut
bagian atas dengan tanda peritonitis lokal. Hasil amilase meningkat sampai 300
U/L. Aktivasi enzim pada patogenesis penyakit pada pasien di atas adalah karena:
A. Refluks isi jejenum.  refluks isi duodenum
B. Refluks cairan lambung.  refluks cairan empedu
C. Aktivasi sistem komplemen.
Pankreatitis Akut
D. Hiposekresi enzim  hipersekresi enzim
E. Dismotilitas usus.
16. Seorang pasien laki-laki berumur 50 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri ulu hati sejak seminggu lalu terutama jika perut kosong dan setelah makan,
disertai mual dan muntah. Tiga hari yang lalu BAB pasien berwarna kehitaman.
Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk
keluhan nyeri sendi yang dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Pilihan terapi yang
paling tepat untuk kasus tersebut adalah :
A. Spasmolitik, antibiotic, prokinetik
B. Spasmolitik, prokinetik, mukoprotektor
C. Probiotic, penghambat pompa proton, prokinetik
D. Penghambat pompa proton, prokinetik, mukoprotektor
E. Penyekat reseptor H2, penghambat pompa proton, prokinetik
16. Seorang pasien laki-laki berumur 50 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri ulu hati sejak seminggu lalu terutama jika perut kosong dan setelah makan,
disertai mual dan muntah. Tiga hari yang lalu BAB pasien berwarna kehitaman.
Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit untuk
keluhan nyeri sendi yang dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Pilihan terapi yang
paling tepat untuk kasus tersebut adalah :
A. Spasmolitik, antibiotic, prokinetik
B. Spasmolitik, prokinetik, mukoprotektor
C. Probiotic, penghambat pompa proton, prokinetik
D. Penghambat pompa proton, prokinetik, mukoprotektor
E. Penyekat reseptor H2, penghambat pompa proton, prokinetik
18. Seorang lelaki berusia 60 tahun dirawat karena hematemesis dan melena. Pasien
didiagnosa PJK dan telah dipasang dua buah stent 6 bulan yang lalu. Pada awal
perawatan hanya obat aspirin yang diberikan. Hasil EGD menunjukkan adanya ulkus
gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan aktif. Pemeriksaan H.pylori
(+). Setelah dirawat seminggu, pasien rencana dipulangkan karen perdarahan sudah
berhenti. Rencana terapi yang tepat untuk pasien saat pulang adalah:
A. Aspirin dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi H.pylori
B. Aspirin dapat segera dimulai kembali setelah eradikasi H.pylori
C. Pasien tidak boleh mendapat aspirin seumur hidup
D. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi H.pylori ditunda sampai ulkus
sembuh
E. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi H.pylori dapat
dimulai
18. Seorang lelaki berusia 60 tahun dirawat karena hematemesis dan melena. Pasien
didiagnosa PJK dan telah dipasang dua buah stent 6 bulan yang lalu. Pada awal
perawatan hanya obat aspirin yang diberikan. Hasil EGD menunjukkan adanya ulkus
gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan aktif. Pemeriksaan H.pylori
(+). Setelah dirawat seminggu, pasien rencana dipulangkan karen perdarahan sudah
berhenti. Rencana terapi yang tepat untuk pasien saat pulang adalah:
A. Aspirin dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi H.pylori
B. Aspirin dapat segera dimulai kembali setelah eradikasi H.pylori
C. Pasien tidak boleh mendapat aspirin seumur hidup
D. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi H.pylori ditunda sampai ulkus
sembuh
E. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi H.pylori dapat
dimulai
19. Seorang pria, 55 tahun sudah lama diketahui menderita reflux esofagitis
datang dengan keluhan rasa terbakar didaerah dada (heartburn) yang semakin
memberat disertai keluhan tambahan berupa merasa pahit di lidah. Pasien
sering merasakan nyeri di daerah dada saat menelan makanan. Pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal. Dari pemeriksaan foto toraks tidak terlihat
adanya gastric air bubble dan air-fluid level di daerah mediastinum. Bila
dilakukan pemeriksaan manometri esofagus pada pasien ini, maka akan terlihat:
A. Tidak ada perubahan pada tekanan lower esophageal sphinter (LES)
B. Peningkatan tekanan pada LES
C. penurunan tekanan pada LES
D. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincer
E. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincter
ACHALASIA
19. Seorang pria, 55 tahun sudah lama diketahui menderita reflux esofagitis
datang dengan keluhan rasa terbakar didaerah dada (heartburn) yang semakin
memberat disertai keluhan tambahan berupa merasa pahit di lidah. Pasien
sering merasakan nyeri di daerah dada saat menelan makanan. Pemeriksaan
fisik lainnya dalam batas normal. Dari pemeriksaan foto toraks tidak terlihat
adanya gastric air bubble dan air-fluid level di daerah mediastinum. Bila
dilakukan pemeriksaan manometri esofagus pada pasien ini, maka akan terlihat:
A. Tidak ada perubahan pada tekanan lower esophageal sphinter (LES)
B. Peningkatan tekanan pada LES
C. penurunan tekanan pada LES
D. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincer
E. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincter
21. Seorang pria, 56 tahun perokok berat datang dengan keluhan rasa terbakar di
daerah epigastrik beberapa jam setelah makan. Keluhan berkurang bila pasien
mengkonsumsi antasida. Dari pemeriksaan gastroskopi tampak ulkus dengan batas
yang tegas pada daerah bulbus duodeni. Dilakukan pemeriksaan histopatologi
dengan hasil nekrosis eosinofil dengan daerah fibrosis disekitarnya tanpa ada tanda
gambaran keganasan. Analisa lebih lanjut dari mukosa gaster mendapatkan adanya
invasi dari bakteri batang gram negatif. Terapi yang paling tepat untuk diberikan
adalah:
A. Lansoprazol 1x30 mg; metronidazol 3x500 mg; klaritromisin 2x500 mg
B. Ranitidin 2x150 mg; bismut 2x2 tablet; metronidazol 3x500 mg; tetrasiklin 3x250 mg
C. Omeprazole 2x40 mg; amoksisilin 3x500 mg; klaritromisin 2x500 mg
D. Bismuth subsalisilat 2x2 tab; tetrasiklin 4x250 mg; metronidazole 3x500 mg
E. lansopzarol 2x30 mg; amoksisilin 2x1000 mg; klaritromisin 2x500 mg
21. Seorang pria, 56 tahun perokok berat datang dengan keluhan rasa terbakar di
daerah epigastrik beberapa jam setelah makan. Keluhan berkurang bila pasien
mengkonsumsi antasida. Dari pemeriksaan gastroskopi tampak ulkus dengan batas
yang tegas pada daerah bulbus duodeni. Dilakukan pemeriksaan histopatologi
dengan hasil nekrosis eosinofil dengan daerah fibrosis disekitarnya tanpa ada tanda
gambaran keganasan. Analisa lebih lanjut dari mukosa gaster mendapatkan adanya
invasi dari bakteri batang gram negatif. Terapi yang paling tepat untuk diberikan
adalah:
A. Lansoprazol 1x30 mg; metronidazol 3x500 mg; klaritromisin 2x500 mg
B. Ranitidin 2x150 mg; bismut 2x2 tablet; metronidazol 3x500 mg; tetrasiklin 3x250 mg
C. Omeprazole 2x40 mg; amoksisilin 3x500 mg; klaritromisin 2x500 mg
D. Bismuth subsalisilat 2x2 tab; tetrasiklin 4x250 mg; metronidazole 3x500 mg
E. lansopzarol 2x30 mg; amoksisilin 2x1000 mg; klaritromisin 2x500 mg
22. Seorang wanita, 67 tahun, datang ke praktek anda dengan keluhan
susah BAB, feses juga dirasakan keras dan sering mengejan saat BAB.
Semua gejala ini telah dikeluhkan pasien selama 3 bulan ini. Pasien saat
ini tinggal bersama anaknya yang hobi makan makanan siap saji.
Berikut pernyataan yang SALAH :
A. Pasien ini dapat didiagnosis dengan konstipasi
B. Dapat dianjurkan untuk dilakukan anuskopi pada pasien ini
C. Pasien segera diberikan terapi farmakologis obat pencahar seperti bisakodil,
D. Pasien dianjurkan untuk beraktivitas dan olahraga teratur
E. Pasien dianjurkan konsumsi serat sebanyak 25-30 gram setiap harinya
ROME IV criteria
22. Seorang wanita, 67 tahun, datang ke praktek anda dengan keluhan
susah BAB, feses juga dirasakan keras dan sering mengejan saat BAB. Semua
gejala ini telah dikeluhkan pasien selama 3 bulan ini. Pasien saat ini tinggal
bersama anaknya yang hobi makan makanan siap saji. Berikut pernyataan
yang SALAH :
A. Pasien ini dapat didiagnosis dengan konstipasi
B. Dapat dianjurkan untuk dilakukan anuskopi pada pasien ini  seharusnya
kolonoskopi
C. Pasien segera diberikan terapi farmakologis obat pencahar seperti bisakodil, lactulose
 pencahar boleh dikasih
D. Pasien dianjurkan untuk beraktivitas dan olahraga teratur
E. Pasien dianjurkan konsumsi serat sebanyak 25-30 gram setiap harinya
24. Seorang pria 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan kuning sudah
beberapa minggu. Pasien sudah berobat ke klinik tetapi penyebabnya belum
diketahui. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya sklera ikterik dan jaundice, serta
hepatomegali dengan permukaan rata dan tepi tumpul. Pemeriksaan laboratorium
normal, kecuali bilirubin total 9,7 mg/dl, bilirubin direct 5,8 mg/dl, albumin 3 mg/dl,
SGOT 105 IU/L, SGPT 80 IU/L, HbsAg negative, pemeriksaan USG dan MSCT abdomen
atas hanya menunjukkan pelebaran system bilier intra dan ekstra hepatic serta asites
minimal. Tindakan selanjutnya yang paling tepat dilakukan adalah:
A. Pungsi cairan asites
B. Aspirasi jarum halus pada hepar
C. Biopsi hati
D. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography
E. Percutaneus transhepatic billiary drainage
25. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh di kamar
mandi dan buang air besar hitam. Pasien dengan riwayat penyakit jantung dengan
riwayat minum aspirin. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 114x/menit, dan konjunctiva pucat. Setelah dilakukan resusitasi cairan, dan
pemberian Vit K 1 ampul, TD tetap 90/60 mmHg, dan frekuensi nadi 100x/menit,
dan pada pemasangan NGT didapatkan residu hitam dengan perdarahan aktif.
Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien ini adalah:
A. High dose PPI, obat vasoaktif, dan transfusi darah
B. Tindakan tamponade balon/selang SB
C. Gastroskopi dan tindakan hemostatik
D. Transfusi darah dan pemberian Somatostatin
E. Anamnesis lebih lanjut untuk mencari riwayat sirosis hati, resusitasi cairan, dan gastroskopi
25. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke IGD karena terjatuh di kamar
mandi dan buang air besar hitam. Pasien dengan riwayat penyakit jantung dengan
riwayat minum aspirin. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD 90/60 mmHg, frekuensi
nadi 114x/menit, dan konjunctiva pucat. Setelah dilakukan resusitasi cairan, dan
pemberian Vit K 1 ampul, TD tetap 90/60 mmHg, dan frekuensi nadi 100x/menit,
dan pada pemasangan NGT didapatkan residu hitam dengan perdarahan aktif.
Penatalaksanaan selanjutnya pada pasien ini adalah:
A. High dose PPI, obat vasoaktif, dan transfusi darah  harusnya tidak perlu vasoaktif
B. Tindakan tamponade balon/selang SB
C. Gastroskopi dan tindakan hemostatik
D. Transfusi darah dan pemberian Somatostatin
E. Anamnesis lebih lanjut untuk mencari riwayat sirosis hati, resusitasi cairan, dan gastroskopi
26. Seorang perempuan berusia 40 tahun post operasi mioma uteri
dikonsulkan ke poli penyakit dalam karena permeriksaan USG abdomen
dijumpai batu kandung empedu. Penderita dapat melakukan aktivitas
sehari-hari dengan baik, nyeri perut, mual, muntah dan ikterik tidak
dijumpai. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Dilakukan drainase dan bersihan batu
B. Dilakukan tindakan kolangiografi
C. Dilakukan ERCP terapeutik
D. Dilakukan kolesistektomi laparoskopi
E. Tidak dianjurkan penanganan profilaktik
26. Seorang perempuan berusia 40 tahun post operasi mioma uteri
dikonsulkan ke poli penyakit dalam karena permeriksaan USG abdomen
dijumpai batu kandung empedu. Penderita dapat melakukan aktivitas sehari-
hari dengan baik, nyeri perut, mual, muntah dan ikterik tidak dijumpai.
Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Dilakukan drainase dan bersihan batu
B. Dilakukan tindakan kolangiografi
C. Dilakukan ERCP terapeutik
D. Dilakukan kolesistektomi laparoskopi
E. Tidak dianjurkan penanganan profilaktik
Batu kandung empedu: asimtomatik  observasi
Batu saluran empedu asimtomatik  ERCP
30. Pria 45 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 4 hari lalu, disertai dengan
mual, muntah, dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik dengan,
temp 38,9˚C. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11,2 g/dL, leukosit 15.600/uL,
hematokrit 34,5%, trombosit 230.000, SGOT/SGPT 56/65 U/L, Ur/Cr 46/1,2 mg/dL,
bilirubin T/D/I 10,2/8,2/2 mg/dL. Pasien dilakukan USG dan didapatkan pelebaran
ductus bilier intrahepatik dan ekstrahepatik, cholelithiasis multiple dan batu di ductus
communis. Diagnosis yang paling tepat pada pasien diatas adalah:
A. Pankreatitis akut
B. Cholelithiasis multiple
C. Mirizy’s syndrome
D. Choledocholitiasis
E. Cholangitis akut
30. Pria 45 tahun mengeluh nyeri perut kanan atas sejak 4 hari lalu, disertai dengan
mual, muntah, dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik dengan,
temp 38,9˚C. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11,2 g/dL, leukosit 15.600/uL,
hematokrit 34,5%, trombosit 230.000, SGOT/SGPT 56/65 U/L, Ur/Cr 46/1,2 mg/dL,
bilirubin T/D/I 10,2/8,2/2 mg/dL. Pasien dilakukan USG dan didapatkan pelebaran
ductus bilier intrahepatik dan ekstrahepatik, cholelithiasis multiple dan batu di ductus
communis. Diagnosis yang paling tepat pada pasien diatas adalah:
A. Pankreatitis akut
B. Cholelithiasis multiple
C. Mirizy’s syndrome
D. Choledocholitiasis
E. Cholangitis akut
32. Seorang
keluhan pasien laki-laki
BAB cair disertai 40
berlendirdengan tahun
terkadang datang
disertai dengan
darah. Keluhan
dirasakan hilang timbul. Keluhan nyeri pada bercak
seperti ini perut
dirasakan
hilang timbul
colonoscopy berlangsung
ditemukan Lesi4 bulan.
HiperemisDari pemeriksaan
dengan ulserasi
yang bersifat
desenden continue
sampai tanpa
dengan skip Tidak
rectum. area. didapatkan
Dari colon
fistulasi pada daerah anus.
mungkin terhadap pasien adalah Diagnosa yang paling

A.Crohn’s Disease
B.Ulcerative colitis
C.Irritable bowel syndrome
D.Amebiasis intestinal
E.Colitis non spesifik
32. Seorang
keluhan pasien laki-laki
BAB cair disertai 40
berlendirdengan tahun
terkadang datang
disertai dengan
darah. Keluhan
dirasakan hilang timbul. Keluhan nyeri pada bercak
seperti ini perut
dirasakan
hilang timbul
colonoscopy berlangsung
ditemukan Lesi4 bulan.
HiperemisDari pemeriksaan
dengan ulserasi
yang bersifat
desenden continue
sampai tanpa
dengan skip Tidak
rectum. area. didapatkan
Dari colon
fistulasi pada daerah anus.
mungkin terhadap pasien adalah Diagnosa yang paling

A.Crohn’s Disease
B.Ulcerative colitis
C.Irritable bowel syndrome
D.Amebiasis intestinal
E.Colitis non spesifik
33. Seorang laki laki berusia 76 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat
perut kiri bawah sejak 1 hari yang lalu disertai demam tinggi. Sebelumnya didapatkan
riwayat sering BAB berdarah merah segar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T 130/90
mmhg, nadi 120x/m , temperatur axila :38,5 derajat celcius. Dari pemeriksaaan lab
didapatkan Hb 9,1 gr/dl dan Leukosit 18.500 u/l. Kemungkinan diagnosis pada pasien
ini adalah :
A. Diverticulitis colon
B. Haemorrhoid interna
C. Crohn disease
D. Colitis ulserative
E. Ca colon dengan perforasi
DIVERTIKULITIS
33. Seorang laki laki berusia 76 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat
perut kiri bawah sejak 1 hari yang lalu disertai demam tinggi. Sebelumnya didapatkan
riwayat sering BAB berdarah merah segar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T 130/90
mmhg, nadi 120x/m , temperatur axila :38,5 derajat celcius. Dari pemeriksaaan lab
didapatkan Hb 9,1 gr/dl dan Leukosit 18.500 u/l. Kemungkinan diagnosis pada pasien
ini adalah :
A. Diverticulitis colon
B. Haemorrhoid interna
C. Crohn disease
D. Colitis ulserative
E. Ca colon dengan perforasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai