5. Tuan AB (68 tahun) masuk ke UGD dengan keluhan nyeri dada dan terasa sesak sejak satu
jam terakhir. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran normal, troponin negative
sehingga dokter mendiagnosis stable angina. Pasien masuk dengan tekana darah 130/80
mmHg, HR 70x/menit. Riwayat penyakit yang dimiliki hipertensi sejak 3 bulan terakhir
dan rutin menggunakan Amlodipin 5 mg. Pilihan antihipertensi yang paling tepat
digunakan pada pasien ini adalah:
a. Ramipril (ACEi)
b. Amlodipin (CCB)
c. Furosemid (Diuretik)
d. Hydrochlorthiazide (HCT) (Diuretik)
e. Carvedilol (BB)
8. Tuan RF (57 tahun) MRS dengan keluhan nyeri dada berat sejak 2 jam sebelum MRS. Saat
di UGD dilakukan pemeriksaan EKG dan menunjukkan adanya ST depresi pada segmen
V4-V6, aVF dan aVL. Dokter mendiagnosa pasien mengalami unstable angina. Riwayat
penyakit diketahui memiliki hipertensi dan DM sejak 3 tahun terakhir. Nyeri dada
pasien semakin memberat sejak MRS dan belum ada tanda-tanda perbaikan. Manakah
pilihan obat yang paling tepat untuk menangani kasus tersebut di UGD ?
a. Verapamil
b. Diltiazem
c. Morfin
d. Isosorbid dinitrat
e. Furosemid
9. Bapak WN berusia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing berputar, tengkuk
terasa kaku, setiap malam sering terbangun untuk buang air kecil di jari manis sebelah
terdapat luka yg bernanah. Bapak WN memiliki riwayat penyakit DM dan rutin
mengonsumsi metformin 3x500mg dan dapagliflozin 5mg 1x1. Dokter mendiagnosis
Diabetes Millitus + Hipertensi + Gangren Pedis. Hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium bapak WN adalah sbb :
10. eorang pasien, berusia 58 tahun, terdiagnosis Diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan terakhir dari gula darah puasa : 135 mg/dL, gule darah 2 jam pp: 160
mg/dL, HbA1C: 6,7%, LDL-C: 150 mg/dL. Dokter meresepkan obat: Metformin 3x500
mg, Glibenklamide 1x5 mg, dan Linagliptin 1x5 mg, Aspirin 1x80 mg, dan Atorvastatin
1x10 mg. Apa indikasi pemberian Aspirin untuk pasien tersebut?
a. Sebagai secondary prevention dari CVD
b. Sebagai primary prevention dari Hipertensi
c. Sebagai secondary prevention dari Hipertensi
d. Tidak memiliki indikasi
e. Sebagai primary prevention dari CVD
11. Tuan MD, berusia 65 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan tubuh
terasa lemas dan bagian kanan susah digerakkan, bicara pelo sejak 2 jam
sebelum MRS. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium adalah sebagai
berikut:
Hasil Pemeriksaan fisik Hasil laboratorium
Satuan Nilai normal
Suhu C 37 GDP 165
Tekanan darah mmHg 190/100 GD2PP 185
Nadi x/menit 90 HbA1c 7
RR x/menit 20
12. Ibu AW berusia 40 tahun, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke tangan , hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium adalah sebagai berikut:
13. Tuan MD, berusia 65 tahun, dating kerumah sakit dengan keluhan tubuh terasa lemas dan
bagian kanan susah digerakkan, bicara pelo sejak 2 jam sebelum MRS. Hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium adalah sebagai berikut:
14. Ibu AW berusia 40 tahun, datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri
menjalar ke tangan , hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium adalah sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan Fisik Hasil Laboratorium
Satuan Nilai Normal
Suhu °Celcius 37 GDP 165
Tekanan darah mmHg 140/90 GD2PP 185
Nadi x/menit 85 HbA1C 6
RR x/menit 20
EKG ST Depresi pd
segmen II. III,
avF
Troponin +
15. Ibu AW berusia 40 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri,
menjalar ke tangan. Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium adalah sebagai berikut:
Hasil Pemeriksaan fisik Hasil laboratorium
Satuan Nilai normal
Suhu C 37 GDP 165
Tekanan darah mmHg 140/90 GD2PP 185
Nadi x/menit 85 HbA1c 6
RR x/menit 20
EKG ST depresi pada
segmen II, III, avF
Troponin +
2. Seorang ibu akan bepergian ke daerah endemic malaria. Apakah obat profilaksis yang
direkomendasikan pada kasus di atas?
a. Primakuin
b. Doksisiklin
c. Tetrasiklin
d. Kuinin
e. Klorokuin
Pembahasan : Pada orang dewasa (termasuk wanita hamil), kemoprofilaksis untuk semua
spesies Plasmodium adalah klorokuin fosfat 300 mg (basa) sekali seminggu mulai 1 hingga 2
minggu sebelum keberangkatan dan dilanjutkan selama 4 minggu setelah meninggalkan daerah
endemik. Dipiro halaman 1987
3. Seorang pria berusia 38 tahun dating ke poliklinik penyakit dalam. Dokter mendiagnosis
pasien menderita ulkus peptikum akibat infeksi Helicobacter pylori. Apakah obat yang
direkomendasikan pada kasus diatas?
a. Amoksisilin, ranitidine, omeprazole
b. Antasida, amoksisilin, klaritomisin
c. Esomeprazole, metronidazole, amoksisilin
d. Omeprazole, amoksisilin, klaritromisin
e. Ranitidine, metronidazole, amoksisilin
Pembahasan: untuk mngatasi peptic ulcer yang disebabkan oleh bakteri H.pylori dapat
diberikan kombinasi PPI dan 2 antibiotik untuk eradikasi bakteri. Antibiotik yang dapat
diberikan klaritromisin dan amoksisilin, bagi pasien yang memiliki riwayat alergi AB golongan
penicilin dapat menggunakan metronidazol sebagai penggantinya. Sampai saat ini, rejimen
pengobatan yang paling sering direkomendasikan terdiri dari rejimen "terapi tiga kali lipat"
selama 14 hari: PPI dua kali sehari; klaritromisin, 500 mg dua kali sehari; dan amoksisilin, 1 g
dua kali sehari, atau metronidazol, 500 mg dua kali sehari . Dipiro halaman 571 dan katzung
halaman 907
4. Seorang pasien didiagnosis oleh dokter menderita hepatitis B kronis. Hasil pemeriksaan
fungsi hati tidak menunjukkan perbaikan sejak 6 bulan yang lalu. Dokter menanyakan
kepada apoteker obat pilihan untuk pasien tersebut. Apakah obat yang direkomendasikan
pada kasus diatas?
a. Penginterveron alfa
b. Entekavir (analog nukleosida siklopentil guanosin oral yang secara kompetitif
menghambat ketiga fungsi polimerase DNA HBV)
c. Efavirenz
d. Tenofovir (analog nukleotida dari adenosin yang digunakan sebagai agen
antiretroviral, memiliki aktivitas kuat melawan HBV)
e. Mevirapin
Karena kerusakan hati ditopang oleh replikasi virus yang sedang berlangsung, terapi obat
bertujuan untuk menekan replikasi virus baik dengan mediator imun atau agen antivirus. Di
Amerika Serikat, interferon (IFN) -α2b, lamivudine, telbivudine, adefovir, entecavir,
pegylated (peg) IFN-α2a, dan tenofovir semuanya disetujui sebagai pilihan terapi lini
pertama untuk HBV kronis.Secara umum, terapi analog nukleosida / nukleotida memiliki
tolerabilitas yang lebih baik dan menghasilkan tingkat respons yang lebih tinggi
daripada interferon, dan sekarang dianggap sebagai terapi lini pertama. Dipiro hal.693 dan
Katzung hal. 885-887
5. Seorang wanita mengeluhkan diare disertai lendir parah pada fesesnya. Hasil
pemeriksaan feses menunjukkan psoitif bakteri batang shigella. Dokter mendiagnosis
wanita tersebut enederita disentri basiler atau shigellosis. Apakah antibiotic yang
direkomendasikan pada kasus diatas?
a. Seftriakson
b. Amoksisilin
c. Siprofloksasin
d. Eritromisin
e. Metronidazole
6. eorang bayi berusia 10 bulan didapati gigi yang tumbuh berwarna kekuningan. Setelah
dilakukan penggalian informasi oleh apoteker diketahui bahwa ibu bayi tersebut sering
mengkonsumsi antibiotic untuk mengatasi diare pada saat hamil. Apakah antibiotic yang
dapat menyebabkan kondisi tersebut?
a. Kloramfenikol (Grey syndrom, diare, sakit kepala,mual, muntah. Frekuensi ES
<1%)
b. Sefalosporin (secara umum menyebabkan hipersensitifitas terutama pada orang yg
alergi/sesisitif terhadap beta laktam penicillin)
c. Ampisilin (diare, hipersensitifitas)
d. Tetrasiklin
e. Siprofloksasin (mual, muntah, diare)
Pembahasan : efek samping daripenggunaan obat tetrasiklin pada gigi adalah Perubahan warna
gigi secara permanen, hipoplasia email gigi. Efek samping lain yg timbul adalah
Gastrointestinal: anoreksia, mual, gangguan epigastrik, muntah, diare, glositis, esofagitis,
ulserasi esofagus, lidah berbulu hitam, disfagia, enterokolitis, dan lesi inflamasi (dengan
pertumbuhan berlebih Candida) di daerah anogenital.
Kulit:Ruam makulopapular dan eritematosa, dermatitis eksfoliatif, onikolisis dan perubahan
warna pada kuku, fotosensitifitas
Toksisitas ginjal: Peningkatan BUN (terkait dosis)
Hati: Hepatotoksisitas, gagal hati
Reaksi hipersensitivitas: Urtikaria, edema angioneurotik, anafilaksis, anafilaktoid purpura,
perikarditis, eksaserbasi lupus eritematosus sistemik, dan reaksi seperti penyakit serum, seperti
demam, ruam, dan artralgia
Darah: Anemia hemolitik, trombositopenia, purpura trombositopenik, neutropenia dan
eosinofilia telah dilaporkan.
7. Seorang pria 31 tahun dating ke dokter untuk melakukan vaksinasi. Pada saat penggalian
informasi: pasien tersebut menceritakan bahwa beberapa tetangganya masuk rumah sakit
karena didiagnosis hepatitis. Pada saat penggalian informasi diketahui bahwa pria tersebut
belum pernah vaksin hepatitis sebelumnya. Apakah vaksin yang direkomendasikan untuk
pria tersebut?
a. Hepatitis B
b. Hepatitis A
c. HPV (kanker serviks)
d. BCG (TBC)
e. Haemophilus influenza type b (Hib)
9. Seorang bayi diberi vaksin ketika lahir untuk mencegah dan melindungi bayi dari serangan
virus tertentu. Apakah vaksin yang direkomendasikan diberikan pada awal kelahiran?
a. Polio
b. Meningitis
c. BCG
d. Hepatitis
e. Tetanus
10. seorang apoteker sedang melakukan assessment resep dari poli spesialis penyakit dalam
untuk pasien laki-laki usia 54 tahun sebagai berikut furosemide (1-0-0), spironolakton 100
mg (1-0-0), propranolol 10 mg (2dd2), Curcuma (3dd1), dan vitamin B,1 B6, B12(1dd1).
keluarga pasien yang menebus obat menyampaikan keluhan utama pasien adalah perut
membesar pasien memiliki riwayat Hepatitis B. Apakah parameter monitoring
efektivitas obat pasien tersebut?
a. Penurunan tekanan darah (<140/90 mmHg)
b. Penurunan berat badan (maks. 0,5 kg/hari)
c. Penurunan elektrolit darah (Na, Cl)
d. Penurunan albumin
e. Penurunanan kesadaran
11. Seorang anak usia 7 tahun , BB 15 kg, MRS dengan keluhan demam tinggi diikuti dengan
penurunan napsu makan. Anak tersebut didiagnosis dokter menderita pneumonia. Hasil
kultur sputum menunjukkan adanya bakter S.Pneumoniae. Dokter meresepkan
metronidazole 2x 500 mg. Apakah MTO pada penggunaan antibiotika tersebut.
a. Pasien menderita efek toksik
b. Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
c. Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan
d. Efek obat tidak optimal
e. Pasien menderita ROTD bukan alergi
12. Seorang ibu berusia 73 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan demam,
sesak nafas, dan batuk. Hasil pemeriksaan foto thorax menunjukkan adanya
perselubungan paru. Dokter memberi surat pengantar rawat inap dan meresepkan
meropenem injeksi, levofloksasin, nebulasi kombinasi salbutamol dan ambroxol,
cernevit injeksi dan ondansetron injeksi. Apakah masalah terkait obat pada penggunaan
antibiotika tersebut?
a. Efek obat tidak optimal
b. Pasien menderita efek toksik
c. Pasien menderita ROTD bukan alergi
d. Biaya pengobatan lebih mahal dari yang diperlukan
e. Obat tidak efektif atau pengobatan gagal
13. seorang pria berusia 21 tahun didiagnosa oleh dokter menderita sifilis. Dokter akan
memberikan obat dengan mekanisme kerja menghambat pembentukan asam amino bakteri
dengan berikatan dengan ribosom 50S. Apakah antibiotik yang direkomendasikan kasus
diatas?
A. Benzatin Penicilin G (menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk
sintesis dinding sel bakteri)
B. Levofloksasin (goloongan fluoroquinolon yang menghambat kerja enzim DNA pada
kuman dan bersifat bakterisudal)
C. Kotrimoksasol (komhinasi sulfametoksasol dan trimetriprim 400:80. Sulfametoksasol
bekerja menghambat masuknya molekul PABA kedalam asam folat, trimetroprim bkerja
terjadinya reaksi reduksi dari dihidro folat menjadi tetrahidrofolat)
D. Doksisiklin (golongan tetracyclin mengambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya)
E. Azitromisin (golongan makrolida mengambat sintesis protein kuman dengan cara
berikatan secara reversible dengan ribosom subunit 50s)
MATERI DM – bu ika
1. Tn. W berusia 55th, mengeluhkan badan terasa lemas, sering haus, mudah lapar, dan sering
buang air kecil. Tn.W didiagnosis Diabetes Millitus. Pemeriksaan kadar gula dalam darah
terakhir adalah FGP: 250mg/dL, 2 jam PP 300mg/dL, HbA1C: 12%. Bagaimanakah
mekanisme gejala yang timbul pada Tn W dikaitkan dengan patofisiologi penyakitnya?
a. Hiperglikemia menyebabkan penurunan tahanan ginjal yang menyebabkan
hipovolemia dan menimbulkan dehidrasi
b. Hiperglikemia menyebabkan peningkatan glukosa dalam jaringan yang berakibat
pada pemecahan cadangan makanan dalam sel, muncul rasa lapar
c. Kadar gula darah yang tinggi dalam darah memicu tubuh untuk melakukan
kompensasi untuk menurunkan kadar gula tersebut dengan peningkatan proses
ekskresi gula tersebut melalui urin hingga muncul gejala sering buang air kecil
d. Hiperglikemia menyebabkan penurunan osmolaritas plasma yang akan
mengakibatkan timbulnya dehidrasi sel sehingga pasien merasa haus
e. Hiperglikemia menyebabkan peningkatan osmolaritas plasma sehingga
mengakibatkan cairan keluar dari dalam sel, kemudian sel akan mengalami
dehidrasi, pasien merasa haus
2. Manakah dari pernyataan dibawah ini paling tepat menggambarkan hubungan antara
obesitas dan resistensi insulin?
a. Lipolisis TG yang ada di jaringan visceral mengakibatkan hiperegulasi dari
adipopektin dan leptin yang merupakan insulin sensitizing hormone
b. Lipolisis TG yang ada di jaringan visceral mengakibatkan disregulasi pada adipokin
dan adipopektin yang merupakan insulin sensitizing hormone
c. Lipolisis TG yang ada di jaringan visceral mengakibatkan peningkatan produksi
FFA di liver yang mengakibatkan peningkatan hepatic glucose production
d. Lipolisis TG yang ada di jaringan visceral mengakibatkan inhibisi PPAR- γ yang
memiliki fungsi menurunkan sensitivitas insulin
e. Lipolisis TG yang ada di jaringan visceral mengakibatkan proinflammatory
cytokine yang mengakibatkan terjadinya inhibisi PPAR- γ
Lipolisis menyebakan rlisnya mediator inflamasi yang kemudian meningkatkan sekresi TNF-
alfa yang dapat mengganggu kerja insulin dan menghambat sinyal reseptor insulin. PPAR-
gamma suatu gen pentranskripsi yang menghambat TNF-alfa sehingga sensitifitas insulin
meningkat. Jalur lain melalui regulasi hormon adipokin, hormon berisi pektin dan adipopektin
(adiponektin) hormon tsb berfungsi sbg sensitizing insulin
3. Tn. W, berusia 55 tahun mengeluhkan badan terasa lemas, sering haus, mudah lapar, dan
sering buang air kecil. Tn. W didiagnosa Diabetes Millitus. Pemeriksaan kadar gula dalam
darah terakhir adalah FPG 250 mg/dl, 2 jamPP 300 mg/dl, HbA1C: 12%. Apa
rekomendasi paling tepang yang akan anda sarankan pada dokter untuk Tn. W?
a. Penggunaan metformin saja sudah cukup adekuat untuk mengontrol kadar gula
pasien karena efektif untuk menurunkan kadar gula darah pasien dibandingkan
agent lain
b. Pemberian Metformin cukup untuk dapat mengontrol gula darah pasien karena
pasien belum pernah mendapat terapi untuk DM
c. Penggunaan Metformin dihentikan dan diganti dengan Glibenklamide karena
memiliki efektivitas yang lebih baik untuk mengiontrol gula darah
dibandingkan Metformin
d. Penggunaan Metformin dikombinasikan dengan insulin bolus karena HbA1C
pasien >9%
e. Pemberian kombinasi basal dan bolus insulin karena HbA1C pasien >10%
4. Tn. W berusia 55 th, mengelluhkan badan terasa lemas, sering haus, mudah lapar, dan
sering buang air kecil. Tn. W didiagnosis Diabetes Mellitus. Pemeriksaann kadar gula
dalam darah terakhir adalah FPG: 250 mg/dL, 2 jam PP: 300 mg/dL, HbA1C: 12%. Appa
saja target terapi yang akan anda monitor pada kasus Tn. W?
a. Gula darah puasa 80-130 mg/dL, gula 2 jam pp <180 mg/dL, HbA1C <7%
b. Gula darah puasa <80mg/dL, gula 2 jam pp 180-200 mg/dL, HbA1C <6%
c. Gula darah puasa <126 mg/dL, gula 2 jam pp <180 mg/dL, HbA1C <6,5%
d. Gula darah puasa 80-130 mg/dL, gula 2 jam pp <200 mg/dL, HbA1C <6,5%
e. Gula darah puasa <130 mg/dL, gula 2 jam pp <200 mg/dL, HbA1C <7%
berdasarkan ADA 2020 :
berdasarkan PERKENI 2019
5. Bagaimana mekanisme kompensasi dari tubuh saat terjadi kondisi hipoglikemia? Select
one:
a. Tubuh akan memicu sekresi glikogen
b. Tubuh akan memicu sekresi epinephrine
c. Tubuh akan memicu sekresi kortisol
d. Tubuh akan memicu sekresi insulin
e. Tubuh akan memicu sekresi glukagon
Pembahasan : Glukagon, diproduksi oleh sel α pankreas, disekresikan dalam keadaan puasa
untuk melawan kerja insulin dan merangsang produksi glukosa hati. Jadi, glukagon mencegah
hipoglikemia atau mengembalikan normoglikemia jika telah terjadi hipoglikemia. Dipiro
halaman 1261.
6. Seorang pasien, berusia 58 tahun, terdiagnosis Diabetes Mellitus sejak 3 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan terakhir dari gula adrah puasa: 135 mg/dL, gula darah 2 jam pp: 160
mg/dL, HbA1C: 6,7%, LDL-C:150 mg/dL. Dokter meresepkan obat: Metformin 3x500
mg. Glibenklamide 1x5 mg, dan Linagliptin 1x5 mg. Aspirin 1x80 mg, dan Atorvastatin
1x10 mg. Apa DRP yang Anda temukan dari kasus di atas?
a. Pasien berisiko muncul efek samping hipoglikemia karena terlalu banyak obat untuk
satu macam indikasi
b. Obat tidak adekuat dalam menurunkan gula darah karena pemilihan obat tidak sesuai
dengan guideline
c. Pemberian Atorvastatin tidak diperlukan sehingga pengobatan menjadi idak cost-
effective
d. Kombinasi OAD tidak tepat karena pemilihan obat tidak memberikan add-on terapi
pada CVD-risk
e. Pemberian Aspirin tidak diperlukan sehingga pengobatan menjadi tidak cost-effective
7. Bapak WN berusia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing berputar,
tengkuk terasa kaku, setiap malam sering terbangun untuk buang air kecil di jari manis
sebelah terdapat luka yg bernanah. Bapak WN memiliki riwayat penyakit DM dan rutin
mengonsumsi metformin 3x500mg dan dapagliflozin 5mg 1x1. Dokter mendiagnosis
Diabetes Millitus + Hipertensi + Gangren Pedis. Hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium bapak WN adalah sbb :
Hasil pemeriksaan fisik Hasil laboratorium
Satuan Nilai normal
0
Suhu C 37 WBC/Leukosit 7,5 ± 3,5 x 109/L 12
Tekanan darah mmHg 155/98 HGB/Hb P: 11,5-16,5 g/dL
Nadi x/menit 85 L: 13,0-17,5 g/dL 13,5
RR x/menit 20 LED P: 12-18 mm/jam
L: 6-10 mm/jam 8
Gula darah puasa 225
Gula darah 2 jam pp 289
HbA1C 6,5
Gula darah acak
9. Seorang pasien berusia 58 tahun, terdiagnosis Diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan terakir dari gua darah puasa: 135 mg/dL, gula darah 2 jam pp: 160
mg/dL, HbA1C: 6,7%, LDL-C: 150 mg/dL. Dokter meresepkan obat: Metformin 3x500
mg, Glibenklamide 1x15 mg, dan Linagliptin 1x5 mg, Aspirin 1x80 mg, dan Atorvastatin
1x10 mg. Apa rekomendasi yang akan Anda berikan untuk pasien tersebut?
a. Ditambah dengan Liraglutid 0,6 mg 1x1 SC
b. Pemberian Aspirin dihentikan
c. Penghentian pemberian Atorvastatin
d. Penghentian Glibenklamide dan penambahan Liraglutide 0,6 mg 1x1 SC
e. Penghentian Linagliptin dan penambahan Liraglutide 0,6 mg 1x1 SC
10. Seorang wanita bernama NY.Z berusia 43 tahun, BB 72 kg, TB 158 cm, MRS pada hari
ini karena perburukan DM nefropati. NY.Z mengeluhkan gejala muntah, tidak nafsu
makan, dan sulit berkemih. Hasil pengkajian anda, NY, Z kesulitan menggunakan
glargine insulin pen subkutan, namun hamper 6 bulan tidak Kontrol ke dokter. Hasil
pemeriksaan fisik terdapat gangrene pedis ringan sampai sedang, dan lab NY, Z antara lain
kreatinin urin = 6,9 mg/dL. BUN = 103 mg/dL, HbA2c = 8,5 %, albumin 3,0 mg/dL, HB
= 10,4 g/%, total kolesterol 234 mg/dL, LDL = 256 mg/dL, HDL = 30 mg/dL, dan TG 179
mg/dL, serta albuminuria 180 mg/24 jam. Apakah anda akan merekomendasikan
metformin kepada dokter, untuk terapi Ny. Z?
a. Ya, karena metformin adalah pilihan pertama dan Ny.Z kesulitan memakai insulin pen
b. Ya, karena metformin adalah pilihan pertama dan terbaik bagi penderita DM tipe 2
dengan CKD
c. Tidak, karena Acarbose adalah pilihan yang lebih tepat dan praktis bagi penderita DM
tipe 2 dengan CKD
d. Tidak, karena insulin adalah pilihan pertama dan terbaik bagi penderita DM tipe
2 dengan CKD yang masuk MRS
e. Tidak, karena Acarbose adalah pilihan yang lebih tepat dan praktisbagi penderita DM
tipe 2 dengan CKD
11. Bapak WN, berusia 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan pusing berputar,
tengkuk terasa kaku, setiap malam sering terbangun untuk buang air kecil, di jari manis
kaki sebelah terdapat luka yang bernanah. Bapak WN memiliki riwayat penyakit DM dan
rutin mengkonsumsi Metformin 3x500 mg dan Dapagliflozin 5 mg 1x1. Dokter
mendiagnosis Diabetes Melitus+Hipertensi+Gangren Pedis. Hasil pemeriksaan fisik dan
laboratorium Bapak WN adalah sebagai berikut:
12. Ketika di rumah sakit, dokter meresepkan: Metformin PO 3x500 mg; Dapagliflozin PO
1x5mg; Amlodipin PO 1x5mg; Ciprofloxacin IV infus 2x500mg.
Apa saran terapi/rekomendasi yang akan Anda berikan untuk Bapak WN?
a. Menambahkan insulin glargine 1x10 U karena GDP diatas target
b. Memberikan konseling untuk pasien
c. Menambahkan insulin aspart 1x4U karena GD2PP diatas target
d. Penambahan Linagliptin 1x5mg
e. Dapagliflozin diganti dengan Liraglutide 1x0,6mg SC
14. Tn.A (50 tahun) memiliki asma sejak usia 30 tahun dan ia baru menyadari bahwa
perburukan asma yang timbul sering disebabkan hawa dingin. Jenis asma yang
dialami pasien?
a. Asma non alergi
b. Asma obesitas
c. Asma alergi
d. Asma dengan keterbatasan aliran pernafasan
15. Pada pengobatan PPOK stabil, seseorang pasien sering mendapatkan terapi
ipratropium yang digunakan bersama dengan salbutamol inhaler. Bagaimana
mekanisme kerja dari SALBUTAMOL dalam menurunkan gejala PPOK?
a. Mencegah cAMP menjadi AMP dengan menghambat enzim fosfodisesterase
sehingga menyebabkan terjadinya relaksasi
b. Mencegah cGMP menjadi GMP dengan menghambat enzim fosfodisesterase
sehingga menyebabkan terjadinya relaksasi
c. Merupakan antagonis asetilkolin dari saraf vagus sehingga menyebabkan
terjadinya relaksasi
d. Mempunyai efek agonis dengan meningkatkan cAMP sehingga menyebabkan
terjadinya relaksasi
Pembahasan: salbutamol/albuterol memiliki mekanisme kerja dengan cara berikatan dengan
resepetor beta adrenergik dalam jumlah yang melimpah pada sel otot polos saluran nafas akan
menstimulasi adenylyl cyclase dan meningkatkan pembentukan cAMP intraseluler. Katzung
halaman 351.
16. Rasio FEV1 dan FVC dapat digunakan untuk monitoring pengobatan asma. Pada
pengukurannya, jenis volume apa yang diamati?
a. Residual volume
b. Vital capacity
c. Volume tidal
d. Total Lung Capacity
17. Pada pasien PPOK yyang mengalami serangan akut maka akan mendapatkan terapi PPOK
dengan tujuan penurunan gejala, KECUALI
a. Antibiotik bila ada mengalami infeksi
b. Kortikosteroid untuk mengurangi reaksi inflamasi pada saluran pernafasan
c. Bronkodilator seperti salbutamol yang bekerja di otot polos bronkiolus
d. Oksigeen dengan dosis tinggi untuk segera memberikan penanganan kondisi saturasi
oksigen yang rendah
18. Seorang pasien gangguan pernafasan baru saja terdiagnosa PPOK dengan gejalaa batuk
berdahak, sesak nafas, dan mudah lelah. Pasien adalah seorang peerokok berat selama
bertahun-tahun. setelah pemeriksaan laboratorium, menunjukkan penurunan alfa-1
antitripsin yang kemungkinan disebbabkan faktor genetik. Menurut anda, bagaimana
proses terjadinya PPOK pada pasien ini?
Select one:
a. Terjadi karena ketidakseimbangan Th1 dan Th2
b. Terjadi karena ketidakseimbbangan protease dan antiprotease
c. Terjadi karena penurunan jumlah stress oksidatif
d. Terjadi karena sel mast yang pecah sehingga meningkatkan jumlah sel inflamasi,
terutama neutrofil
Neutrofil, yang melepaskan protease, meningkat di sputum dan rongga udara distal perokok;
peningkatan lebih lanjut terjadi pada PPOK dan terkait dengan keparahan penyakit.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1463976/
19. PPOK merupakan penyakit gangguan pernafasan yang bersifat irevesibel. Sebagai
seorang apoteker, dalam memonitor pengobatan PPOK rawat jalan, parameter
efektifitas apa saja yang anda gunakan untuk mempertimbangkan seorang pasien
PPOK memerlukan perubahan terapi atau tidak ?
a. Fungsi paru dengan FEV 1 dan FVC
b. Fungsi paru dengan FEV1 dan PEF
c. Fungsi paru dengan PEF
d. Fungsi paru dengan FEV1, FVC dan PEF
20. Tn. A (50 tahun) memiliki riwayat penyakit asma. Ayah dan ibu nya memiliki riwayat
penyakit asma sehingga kemungkinan asma yang dialaminya karena keturunan. Tn.
A merupakan seorang karyawan kantor yang otomatis jarang beraktivitas sehingga
memiliki berat badan diatas normal (obesitas). Karena pengaruh pekerjaanya, Tn. A
sering mengalami perburukan gejala asma bila sedang mengalami stress. Apakah
faktor yang memicu asma pada Tn. A?
a. Keturunan
b. Obesitas
c. Stress
d. Usia
21. Seorang pasien mendapatkan terapi asma sebagai berikut
Salbutamol MDI p.r.n dan
Budesonide MDI 2x2 @200 mcg puff/hari (GINA 2018, Box 3.6, p46) (Step 3)
Pengobatan tersebut sudah diterima pasien selama 4 bulan. Selama menggunakan
obat tersebut pasien tidak pernah mengalami perburukan asma, tidak pernah
menggunakan salbutamol MDI dan tidak mengalami keterbatasan aktivitas.
Dokter kini mulai mempertimbangkan apa terapi tersebut perlu perubahan atau tidak.
Menurut anda apabila memang memerlukan perubahan atau tidak, terapi yang
sebaiknya diberikan pada pasien pada waktu saat ini (sekarang) untuk digunakan
selanjutnya sebaiknya berada di step berapa ?
a. Step 1
b. Step 2
c. Step 3
d. Step 4
22. PPOK merupakan gangguan pernafasan yang bersifat ireversibel. Pada saat terjadi
perburukan secara mendadak, tetapi apa yang digunakan untuk pertolongan segera ?
a. Salbutamol = SABA
b. Salmeterol = LABA
c. Tiotropium Br = LAMA
d. Metylprednisolom = Kortiko
23. Seorang pasien berusia 25 tahun datang ke dokter, mengeluh kan sesak, mengi dan batuk
berdahak tak kunjung mereda. Dokter mendiagnosa pasien tersebut menderita eksaserbasi
PPOK. Pasien alergi antibiotik golongan penisilin. Apakah antibiotic yang direkomendasi
pada kasus diatas?
a. Amoksisilin + asam klavulanat
b. Kotrimoksasol
c. Eritromisin
d. Sefiksim
e. Rifampisin
3. Seorang pasien hamil 3 bulan didiagnosis menderita TB aktif. Kombinasi OAT untuk pasien
TB paru baru adalah rifampisin, pirazinamid, etambutol, isoniazid dan streptomisin. Obat
manakah yang harus dihindari penggunaannya oleh pasien tersebut?
a. Rifampisin
b. Isoniazid
c. Streptomisin
d. Pirazinamid
e. Etambutol
4. Antibiotic berikut tidak dapat digunakan sebagai pilihan terapi pada kasus pneumonia?
a. Vancomycin (polipeptida) untuk MRSA/ Meticillin Resistence Stapilococcus
Aureus
b. Daptomycin : Dari agen yang tersedia saat ini, daptomycin tidak boleh digunakan
untuk CAP.
c. Tigecyclin
d. Linezolid : MRSA/ Meticillin Resistence Stapilococcus Aureus
e. Meropenem
5. Seorang pasien penderita hepatitis kronis didiagnosis menderita TB aktif. Kombinasi OAT
untuk pasien TB paru baru (hepatitis b) adalah rifampisin, isoniazid, pirazinamid,
streptomisin, dan etambutol. Obat manakah yang harus dihindari penggunaannya oleh
pasien tersebut?
a. Streptomisin (nyeri ditempat suntikan, gangguan kesimbangan dan pendengaran,
syok anafilaktik, anemia, agranulositosis, trombositopenia)
b. Isoniazid (neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang)
c. Etambutol (gangguan peengelihatan, buta warna, neuritis perifer)
d. Rifampisin (flu syndrom, gangguan GI, urine merah, gangguan fungsi hati,
trombositopenia, demam, ruam kulit, sesak nafas, anemia hemolitik)
e. Pirazinamid (gangguan GI, gangguan fungsi hati, gout, arthritis) pirazinamid
dikontraindikasikan pada pasien dengan Kerusakan hati berat, gout akut,
hipersensitivitas
6. Seorang anak berusia 2 tahun, bobot badan 18 kg, tinggal berdua dengan ibunya yang baru
saja terdiagnosis menderita TB paru baru. Hasil pemeriksaan menunjukkan skor (gejala
TB) anak tersebut 5. Pengobatan TB diberikan apabila skor >5. Apakah terapi yang
direkomendasikan kepada anak tersebut?
a. Rifampisin 150 mg perhari selama 6 bulan
b. Pyrazinamid 300 mg per hari selama 6 bulan
c. Isoniazid 150 mg perhari selama 6 bulan
d. Anak tidak mendapat OAT
e. 2HRZ/4HR
7. Seorang pasien penderita gagal ginjal didiagnosis menderita TB aktif. Kombinasi OAT
untuk pasien TB paru adalah rifampidin, isoniazid, pirazinamid, streptomisin, dan
etambutol. Obat manakah yang harus dihindari prnggunaannya oleh pasien tersebut :
a. Isoniazid
b. Streptomisin
c. Rifampisin
d. Pirazinamid
8. Seorang laki-laki berumur 30 tahun menderita TBC, diberikan terapi obat rifampisin,
pirazinamid, INH, vitamin B6, etambutol dan ambroxol. Apakah tujuan dari pemberian
Vitamin B6 ?
a. Mengurangi ES dari Etambutol
b. Mengurangi ES dari Pirazinamid
c. Mengurangi ES dari Rifampisin
d. Mengurangi ES dari INH
e. Mengurangi ES dari Ambroxol
9. Seorang anak 2 tahun tinggal berdua bersama dengan ibunya yang baru saja terdiagnosis
menderita TB paru baru. Pasien anak tidak menunjukkan adanya keluhan gangguan
kesehatan. Pada saat pemeriksaan kesehatan rutin, dokter melanjutkan anamnesis.
Pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Hasil pembobotan dengan sistem skor
(gejala TB) anak tersebut adalah 3. Apakah pengobatan yang di rekomendasikan untuk
anak ini ? (Skor 3, TB dan BTA positif)
A. Isoniazid (H) Pedoman 2014
B. Isoniazid (H) – Rifampicin (R)- pirazinamid (z)-etambutol (e) Pedoman 2016
C. Isoniazid (H) – Rifampicin (R)- pirazinamid (z)
D. Isoniazid (H) – Rifampicin (R)- pirazinamid (z)-etambutol (e)-streptomisin (S)
E. Isoniazid (H) – Rifampicin (R)
10. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk, demam
dan keringat dingin di malam hari selama satu bulan terakhir; hasil pemeriksaan
mikrobiologi spesimen sputum menunjukkan BTA+++. Dari catatan medis diketahui
bahwa pasien ini menderita hepatitis kronis. Hasil pemeriksaan fungsi hati (SGPT dan
SGOT) pada hati itu normal. Dokter meresepkan Isoniazid (H) – Rifampisin (R) –
Pirazinamid (Z). Apakah masalah terkait obat yang utama pada kasus ini?
be
1. Tn. B (20 tahun) memiliki riwayat penyakit asma tanpa komplikasi. Pasien tidak merokok dan tidak minum-
minuman beralkohol. Pada saat melakukan pemeriksaan fungsi paru dengan spirometer pertama kalinya, dia
meniup kuat-kuat alat tersebut dan diketahui nilai fungsi parunya rendah, kemudian pasien di beri obat
golongan bronkodilator dan diukur sekali lagi. Pengukuran kedua menunjukkan hasil nilai fungsi paru yang
banyak mengalami perbaikan. Menurut anda pada fungsi paru pasien ini, nilai apa saja yang mengalami
Vignette- Ny. WR berusia 40 tahun datang ke dokter mengeluhkan pusing berputar, badan terus lemas, keringat
dingin. Ny. WR adalah penderita DM sejak 3 tahun yang lalu dan rutin mengkonsumsi glibenklamid 2x5mg setiap hari.
Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir adalah gula darah acak 55 mg/dl. Anak Ny. WR bercerita bahwa ibunya
2. Bagaimana mekanisme hipoglikemia yang diakibatkan oleh penggunaan glibenklamid pada Ny. WR ?
a. Glibenklamid akan berikatan dengan reseptor SUR-1 dan mengakibatkan kanal K tertutup, K +akan
b. Glibenklamid akan berikatan dengan reseptor SUR-2 dan mengakibatkan kanal K tertutup, K +akan
c. Glibenklamid akan berikatan dengan reseptor yang mirip dengan SUR-1 dan mengakibatkan kanal Ca
d. Glibenklamid akan berikatan dengan reseptor yang mirip dengan SUR-1 dan mengakibatkan kanal Ca
e. Glibenklamid akan berikatan dengan reseptor yang mirip dengan SUR-1 dan mengakibatkan kanal K
Pembahasan: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4548036/
Vignette-Tuan A (65 tahun) baru saja KRS setelah mengalami nyeri dada dan dokter mendiagnosis angina stabil.
Riwayat penyakit yang dimiliki hipertensi sudah 5 tahun dan DM. Tekanan darah terakhir 130/80 mmhg. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukan LDL-C 130 mg/dl, TG 140 mg/dl, HDL-C 50 mg/dl. Selama mengalami rawat
inap di RS, tuan A mendapatkan obat sbb aspirin 100 mg 1x1, ISDN 5 3x1, bisoprolol 5 mg 1x1.
3. Bagaimana saran terapi antiplate;et yang dapat diberikan untuk pasien tersebut ?
a. Pasien tetap melanjutkan penggunaan aspirin 100 mg 1x1 karena tergolong SCAD
b. Pasien seharusnya mendapatkan aspirin dengan dosis yang lebih tinggi karena tergolong high risk
cardiovaskuler
c. Pasien seharusnya mendapatkan dual anti platelet therapy (DAPT) karena tergolong high risk
cardiovaskuler
d. Pasien seharusnya mendapatkan DAPT karena memiliki DM dan hipertensi
e. Pasien seharusnya mendapatkan clopidogrel sebagai pengganti aspirin karena lebih efektif pada SCAD
4. Tuan AB (68 tahun) masuk ke UGD dengan keluhan nyeri dada dan terasa sesak sejak satu jam terakhir. Hasil
pemeriksaan EKG menunjukkan gambaran normal tropoin negative sehingga dokter mendiagnosa stabil angina.
Pasien masuk dengan tekanan darah 130/80 mmhg, HR 70x/menit. Riwayat penyakit yang dimiliki hipertensi
sejak 3 bulan terakhir dan tidak menggunakan amlodipin 5 mg. pilihan antihipertensi yang paling tepat
b. Amlodipin
c. Furosemid
d. HCT
e. Carvedilol
a. Etambutol
5. Tn. JG berusia 57 tahun datang ke dokter mengeluhkan sering buang air kecil, lemas, cepat mengantuk dan
sering haus. Beliau tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Ayah Tn. JG meninggal 5 tahun lalu karena
gagal jantung, saudra kandungnya menderita DM sejak 7 tahun lalu. Menurut hasil pemeriksaan HbA1c (8,1%)
dan gula darah puasa (202 mg/dl), dokter mendiagnosa beliau mengalami DM. menurut anda pernyataan berikut
ini mana yang paling tepat terkait dengan mekanisme munculnya gejala klasik diabetes seperti yang dialami Tn
JG ?
a. Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh menyebabkan ginjal tidak dapat melakukan filtasi sempurna
hingga gula tersebut banyak keluar dan terkumpul di kandung kemih dan memicu cairan tubuh tertarik
kedalam kandung kemih hingga muncul gejala sering buang air kecil
b. Kadar gula darah yang tinggi dalam darah memicu tubuh untuk melakukan kompensasi untuk
menurunkan kadar gula tersebut dengan peningkatan proses eksresi gula tersebut melalui urin hingga
c. Banyaknya cairan tubuh yang keluar akibat sering buang air kecil menyebabkan sel-sel dalam tubuh
yang keluar akibat dehidrasi sehingga memicu pasien diabet sering merasa haus
e. A dan c benar
6. Pada kasus diatas, Tn JG apabila dokter merekomendasikan penggunaan metformin, menurut anda pernyataan
a. Metformin memiliki mekanisme kerja meningkatkan respon tubuh untuk sekresi insulin
c. Metformin merupakan salah satu obat OAD yang memiliki efek samping hipoglikemia setara dengan
e. Metformin menurunkan kadar gula dalam tubuh dengan menghambat reabsorbsi glukosa di ginjal
7. Omeprazole merupakan golongan PPI yang dapat digunakan pada pasien GERD, mana dari pernyataan berikut
a. Tujuan terapi GERD adalah untuk mengatasi gejala, mengurangi kekambuhan, dan eradikasi h.pylori
b. Omeprazole bekerja dengan blok pada reseptor muskarinik sehingga dapat melakukan blok total pada
c. Terapi dengan omeprazole full dose pada awal terapi diberika 1-2 bulan
d. Terapi dengan omeprazole double dose selama 2 bulan dapat diterapkan apabila dengan terapi full
e. Omeprazole tiak memilki efek ulcer healing yang lebih baik dibandingkan dengan ranitidine
8. Tn. AS mengeluhkan nyeri diperut bagian atas disertai dengan muntah, beliau berusia 48 tahun dengan riwayat
penggunaan obat ibuprofen yang rutin (1 tahun belakangan) digunakan karena badan terasa tidak enak apabila
tidak minum obat tersebut, selain itu beliau juga memiliki riwayat penggunaan valsartan dan atorvastatin
sebagai pencegahan primer penyakit kardiovaskuler. Saat kedokter beliau mendapat diagnosa peptic ulcer
disease. Menurut anda mana dari pernyataan berikut yang paling tepat untuk rekomendasi terapi Tn AS ?
b. Menghentikan terlebih dahulu penggunaan ibuprofen karena merupakan salh satu faktor yang
c. Melakukan pemeriksaan endoskopi pada pasien untuk menentukan kebutuhan terapi eradikasi h.pylori
d. Tidak perlu melakukan tes h.pylori karena pasien sudah dicurigai ibuprofen sebagai penyebab PUD
yang dialaminya
9. Ny. UU mengeluhkan nyeri perut yang tidak tertahankan terutama di ulu hati sehingga MRS. Beliau tidak
memiliki riwayat sakit apapun dan setelah dilakukan pemerikaan h.pylori terbuti positif. Menurut anda mana
a. Pilihan terapi yang tepat adalah omeprazole full dose selama 2 bulan
b. Pilihan terapi dengan eradikasi terapi dengan kombinai omeprazole, metronidasole dan amoxicilin
c. Clarithromycin dipilih sebagai pilihan terapi untuk eradikasi h.pylori karena memiliki keunggulan lebih
d. Metronidazole bekerja dengan merusak dinding sel bakteri dan clarithromycin bekerja dengan
e. Memberikan terapi omeprasole full dose selama sebulan terlebih dahulu sebelum melakukan eradikasi
h.pylori
10. Tuan MTG (68 tahun) menjalani rawat inap di RS setelah mengalami nyeri dada hilang timbul dan dokter
mendiagnosis SCAD setelah melihat gambaran EKG yang normal. Riwayat penyakit yang dimiliki hipertensi
sejak 8 tahun terakhir. Tekanan darah terakhir 130/80 mmhg. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan
a. Pasien tidak perlu mendapatkan statin karen anilai lipid masih dalam batas normal