DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus
Insulin
Diet & exercise Kerusakan Beta Pankreas
Monitoring glukosa
DM tipe 1
DM tipe 1I
RESISTENSI INSULIN
PERIFER → sel beta
masih bisa kompensasi
→ sekresi insulin→
hyperinsulinemia
• Terjadi pada golongan
tua
• Defisiensi insulin
relative
• C-Peptide N/
Gejala Klinis
• Keluhan klasik:
• Poliuria
• Polidipsia
• Polifagia
• Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
• Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi
pada pria, pruritus vulva pada wanita
Diagnosis DM (PERKENI 2019)
Prediabetes (PERKENI 2019)
1. [IMT] ≥23 kg/m2 disertai satu atau lebih faktor risiko :
Pemeriksaan penyaring dilakukan pada a. Aktivitas fisik yang kurang.
b. First-degree relative DM
mereka yang mempunyai risiko DM namun c. Kelompok ras/etnis tertentu.
tidak menunjukkan adanya gejala DM d. Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan
BBL >4 kg atau mempunyai riwayat DM gestasional (DMG).
e. Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi
untuk hipertensi).
f. HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL.
g. Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan h. Riwayat prediabetes.
i. Obesitas berat, akantosis nigrikans.
melalui pemeriksaan kadar glukosa darah j. Riwayat penyakit kardiovaskular.
sewaktu atau kadar glukosa darah puasa. 2. Usia >45 tahun tanpa faktor resiko tersebut di atas
4 5
Mekanisme Obat
Mempunyai efek
utama mengurangi Meningkatkan
produksi glukosa sensitifitas
hati terhadap
(glukoneogenesis) insulin
Sulphonylurea
Kelebihan Kekurangan
Glinide
Kelebihan Kekurangan
• Menurunkan glukosa postprandial • Risiko hipoglikemia
• Berat badan meningkat
TIAZOLIDINDION
(Pioglitazon)
Menghambat KI:
kerja enzim menghamba Reducing Efek
alfa - IBS Diminum
t absorpsi postprandial samping:
glucosidase di - LFG ≤30 saat suapan
glukosa di hyperglycemi bloating,
saluran cerna a (HbA1c: - Gg. pertama
usus halus flatulens,
→ 0,5%) Fungsi makan
tinja
lembek hati yang
berat
Slide 44
Kontraindikasi
HbA1c saat
KAD HHS/HONK dan atau alergi
diperiksa > 9
terhadap OHO
Efek Samping
Kondisi perioperatif DM tipe 1 • Hipoglikemia
sesuai indikasi
• Reaksi imunologi terhadap insulin yang
dapat menimbulkan alergi insulin atau
resistensi insulin
• Penambahan berat badan
• Hipokalemia
Target : GD PP
Kerja Pendek :
30-45 menit
sebelum makan
Kerja Cepat :
5-15 menit
sebelum makan
Target :
GD Basal
Kerja Panjang :
1x malam
sebelum tidur
ATAU
2x malam dan pagi
Akut:
• Ketoasidosis diabetik
• Hiperosmolar non ketotik
• Hipoglikemia
Kronik:
Kendali infeksi (infection control): jika terlihat tanda-tanda klinis infeksi harus diberikan
pengobatan infeksi secara agresif (adanya kolonisasi pertumbuhan organisme pada hasil usap
namun tidak terdapat tanda klinis, bukan merupakan infeksi).
Kendali vaskular (vascular control): perbaikan asupan vaskular (dengan operasi atau
angioplasti), biasanya dibutuhkan pada keadaan ulkus iskemik.
Kendali tekanan (pressure control): mengurangi tekanan pada kaki, karena tekanan yang
berulang dapat menyebabkan ulkus, sehingga harus dihindari. Mengurangi tekanan merupakan hal
sangat penting dilakukan pada ulkus neuropatik. Pembuangan kalus dan memakai sepatu dengan
ukuran yang sesuai diperlukan untuk mengurangi tekanan.
Penyuluhan (education control): penyuluhan yang Seluruh pasien dengan diabetes perlu
diberikan edukasi mengenai perawatan kaki secara mandiri.
HIPOGLIKEMIA
GD < 70 mg/dl
SADAR
GD < 80 mg/dl + klinis
Gula Murni 30 gram
Hipoglikemia
Insulin KAD
Koreksi Bikarbonat
GDS ≥ 600 - 1200
Koreksi kalium
Dehidrasi
Hipotensi
PenKes
Diabetic Ketoasidosis &
Hiperglikemik Hiperosmolar State
Tatalaksana KAD dan HHS
• Dislipidemia Primer:
akibat kelainan genetik
• Dislipidemia
sekunder: akibat
penyakit lain, misalnya
hipotiroid, sindrom
nefrotik, DM, sindrom
metabolik
beta blocker)
Intensity of Statin Therapy
High-Intensity Statin Moderate-Intensity Stain Low-Intensity Statin
Therapy Therapy Therapy
Lifestyle modification remains a critical component of ASCVD risk reduction, both prior to and in concert with the use of cholesterol
lowering drug therapies.
Statins/doses that were not tested in randomized controlled trials (RCTs) reviewed are listed in italics
†Evidence from 1 RCT only: down-titration if unable to tolerate atorvastatin 80 mg in IDEAL
‡Initiation of or titration to simvastatin 80 mg not recommended by the FDA due to the increased risk of myopathy, including rhabdomyolysis.
Metabolik
Farmakologis
Lingkar perut
Kadar trigliserida
HDL
Tekanan darah
Gula darah puasa
Metabolic Syndrome
• Hormon tiroid:
- T3 (triiodotironin)
- T4 (tiroksin)
• T4 → T3
• FT3 dan FT4 : hormon tiroid yang tidak
berikatan dengan binding protein (TBG, TBPA,
serum albumin)
• Total T4/T3 : total yang beredar di darah
• Waktu paruh T3: 24-30 jam
• Waktu paruh T4: 6 hari
Goiter berdasarkan
Diffuse
(graves)
Nodule pemeriksaan klinis
Uninodular Multinodular
(toxic adenoma) (toxic multinodular
goiter)
Sporadic goiter
(faktor lingkungan/genetik)
Diffuse Nodule
Uninodular Multinodular
HIPOTIROID
Defisiensi hormone
tiroid
Penunjang
DPL
Kreatinin fosfokinase Hipotiroid
Antibody TPO
Anti-Tg-Ab
TSH, T3, T4
Mudah Lelah
Tidah tahan dingin
Rambut alis lateral rontok
BB naik
Lidah tebal
Levotiroksin
Hipotiroid
Definisi:
• Efek hormone tiroid di jaringan kurang
Etiologi:
1. Hipotiroidisme sentral → kerusakan pada hipofisis/hipotalamus
2. Hipotiroidisme primer → gangguan pada kelenjar tiroid
3. Tipe lain → sebab farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium
dan resistensi perifercommon:
SIGN & SYMPTOM
Pasien dengan hipotiroid bisa
saja mengalami gejala fisik
dan mental yang tidak
spesifik
• Kelelahan/ mengantuk
• Mudah kedinginan
• Kram otot
• Mengalami kenaikan berat badan
meskipun diet dan berolahraga
• Depresi
• Konstipasi
• Periode menstruasi yang abnormal • Onset : Usually Gradual
dan/atau masalah kesuburan
• Rambut atau kuku yang tipis dan rapuh • ± Goiter
dan/ • Risk Factors: Age >60, female, history of thyroid
atau kulit kering disease, history of radiotherapy to head/neck,
• Muka, tangan dan kaki bengkak family history of thyroid disease, lithium or
• Nyeri otot amiodarone therapy.
• Libido menurun
Tatalaksana Hipotiroidisme
BB turun
Nafsu makan naik
Plummer’s nail
Retraksi kelopak mata
Fibrilasi atrium
Tirotoksikosis Dan Hipertiroidisme
TIROTOKSIKOSIS: PENYEBAB TIROTOKSIKOSIS
Manifestasi klinis kelebihan
hormon tiroid yg beredar Hipertiroidiesm Tirotoksikosis Hipertiroidisme
e primer tanpa sekunder
dalam sirkulasi
hipertiroidisme
Interpretation:
> 19
toxic
hyperthyroidism
< 11
euthyroidism
11-19
equivocal.
Diagnostic
accuracy of 85%.
GRAVES DISEASE
Autoimmune
Trias Graves:
1) Struma difus toksik
2) Gejala hipertiroidisme
3) Exoftalmus
Terapi
Tirostatika → PTU & Tioimidazol (Carbimazole & Metimazol)
• Metimazol 30 mg/ hari → Drug of choice
• Metimazol → Tiamazol (@Tyrozol 5,10,20)
• Carbimazol 30 mg/hari
• PTU 400 mg/hari (dibagi 3 dosis)
• Tambahan Propanolol diberikan untuk menghambat konversi T4 menjadi T3
Lama pengobatan 1,5 tahun hingga terjadi remisi
Ibu hamil:
Trimester 1; PTU. Trimester 2; Metimazol. Trimeseter 3; Metimazole dgn pengurangan dosis.
Ibu menyusui: PTU
Hipertiroidisme → kontrol terapi FT4
Krisis Tiroid / Thyroid Storm
Triad :
1. Tiroktosikosis makin berat
2. Penurunan Kesadaran
3. Hipertermia
Penanganan :
1. Rehidrasi (NaCl) dan koreksi elektrolit
2. Koreksi hipertiroid
Loading dose PTU : 600-1000 mg
Maintenance : 200 mg / 4 jam
3. Solutio Lugol 10 gtt/6jam atau kalium iodida 5 gtt/6 jam
4. Propanolol
5. Obat demam asetaminofen ( PCT )
jangan berikan aspirin → peningkatan FT4
Hipertiroid Sub klinis
❑ Kadar TSH rendah dan hormon tiroid bebas normal, tanpa atau
sedikit disertai tanda atau gejala tiroktosikosis.
Tiroiditis Subakut
Tiroiditis Tiroid Akut Supuratif
Nyeri
Aspirin/NSAID Eritem
Glukokortikoid Fluktuasi
Levotiroksin Limfadenopati
• Tiroiditis Hashimoto :
1. Wanita
2. Autoimun
3. Struma diffuse → kenyal, painless
4. Hipotiroid menetap lebih lama
5. Ig T4 (+)
Terapi : L-tiroksin → struma bisa mengecil
b. Tiroiditis Riedel :
1. Autoimun
2. Struma diffuse, keras seperti batu ( tidak ikut bergerak saat menelan),
painless, sering bilateral
3. Suara serak, sesak nafas, disfagia
4. Penurunan kadar Ca dan Fosfor → Hipoparatiroid
5. Sering T3 , T4, dan TSH normal atau hipotiroid subklinis
c. Tiroiditis Infeksiosa Kronis
1. infeksi tuberkulosis
2. sifilis
3. jamur, dll.
Gondok Endemis
• Pinggir laut → erosi tanah → yodium tanah masuk ke air laut → zat yodium
menurun
GAKI (Iodine Defficiency Disorder)
Gejala :
1. Defisit mental
2. Gangguan pendengaran dan bicara ( bilateral )
3. Gangguan pertumbuhan ( cebol ) → kretin endemik
4. Gangguan berjalan
5. Mata juling
6. Gangguan kesuburan wanita gejala diatas bisa disertai atau tanpa disertai
hipotiroidisme
HIPO/HIPER-PARATIROID
Hipoparatiroid
PTH deficiency results in hypocalcemia
- Primary hypoparathyroid:
inadequate PTH activity
Low PTH with a concomitant low
calcium level
Pembedahan Cushing
transphenoidal
Disease Sindrom Cushing
Hirsutism
Obesitas
Intoleransi glukosa
Osteoporosis
Buffalo hump
Efek desak
Cushing Syndrome
Signs & symptoms
Diagnosis
• Klinis
• Tes skrining kortisol plasma dan tes supresi deksametason
• → Kortisol plasma pada jam 08.00 > 140 nmol/L setelah 1 mg deksametason
pada tengah malam; kortisol bebas urin > 275 nmol/L
Tatalaksana
• Pembedahan
• Farmakologi: penghambat steroidogenesis:
• Ketokonazol 600-1200 mg/hari
• Mitotan 2-3 g/hari
ADDISON’S DISEASE
Addison’s Disease
KRISIS ADRENAL
Hormon kortisol
kurang
Tatalaksana
emergensi
Emergensi
• Cairan Krisis
• Hidrokortison
• Suportif
Adrenal
Setelah stabil
• Cairan Dehidrasi
• Tapering Hidrokortison Syok
• Fludrokortison Demam tak dapat dijelaskan
Hiperpigmentasi/vitiligo
Adrenal Crisis
Sudden, severe worsening of adrenal
insufficiency symptoms is called
adrenal crisis. If the person has
Addison’s disease, this worsening can
also be called an Addisonian crisis.