ENDOKRIN HIPERPARATIROID
DAN HIPOPARATIROID
• Penderita dengan kelainan hormon
paratiroid, tidak tampak jelas pada
kehidupan sehari-hari. Kebanyakan pasien
dengan kelainan hormon paratiroid
mengalami gangguan dari metabolisme
kalsium dan fosfat. Adapun penyakit yang
disebabkan oleh kelainan hormon paratiroid
yakni hipoparatiroid dan hiperparatiroid.
• Penyebab kelainan hormon paratiroid
sendiri secara spesifik belum diketahui,
namun penyebab yang biasa ditemukan
yakni hiperplasia paratiroid, adenoma
soliter dan karsinoma paratiroid.
• Parathormon yang meningkat menyebabkan
resorpsi tulang, ekskresi ginjal menurun dan
absorpsi kalsium oleh usus meningkat. Pada
keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan
sekresi kalsium sehingga manifestasi klinis yang
terjadi pada kerusakan pada area tulang dan
ginjal.Prevalensi penyakit hipoparatiroid di
Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus
dalam.
• Hiperparatiroidisme primer merupakan
salah satu dari 2 penyebab tersering
hiperkalsemia; penyebab yang lain adalah
keganasan. Kelainan ini dapat terjadi pada
semua usia tetapi yang tersering adalah
pada dekade ke-6 dan wanita lebih serinbg 3
kali dibandingkan laki-laki.
• Insidensnya mencapai 1:500-1000. Bila
timbul pada anak-anak harus dipikirkan
kemungkinan endokrinopati genetik seperti
neoplasia endokrin multipel tipe I dan II.
INSIDEN/KEJADIAN
• Di Amerika Serikat sekitar 100.000 orang
diketahui terkena penyakit hiperparatiroid
tiap tahun. Perbandingan wanita dan pria
sekitar 2 banding 1. Pada wanita yang
berumur 60 tahun keatas sekitar 2 dari
10.000 bisa terkena hiperparatiroidisme.
• Dengan mengetahui fungsi dan komplikasi
yang dapat terjadi pada kelainan atau
gangguan pada kelenjar paratiroid ini maka
perawat dianjurkan untuk lebih peka dan
teliti dalam mengumpulkan data pengkajian
awal dan menganalisa suatu respon tubuh
pasien terhadap penyakit, sehingga kelainan
pada kelenjar paratiroid tidak semakin
berat.
• Kelenjar paratiroid berfungsi mensekresi
parathormon (PTH), senyawa yang
membantu memelihara keseimbangan dari
kalsium dan phosphorus dalam tubuh. Oleh
karena itu yang terpenting hormon
paratiroid penting sekali dalam pengaturan
kadar kalsium dalam tubuh sesorang.
• Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya
produksi hormon paratiroid oleh kelenjar
paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi
tulang dan terbentuknya batu ginjal yang
mengandung kalsium.
• Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu
hiperparatiroidisme primer dan sekunder.
Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau
tiga kali lebih sering pada wanita daripada
laki-laki dan pada pasien-pasien yang
berusia 60-70 tahun.
• Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder
disertai manifestasi yang sama dengan
pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal
akibat retensi fosfor akan meningkatkan
stimulasi pada kelenjar paratiroid dan
meningkatkan sekresi hormon paratiroid.
(Brunner & Suddath, 2001)
• Hiperparatiroidisme adalah karakter
penyakit yang disebabkan kelebihan sekresi
hormone paratiroid, hormon asam amino
polipeptida. Sekresi hormon paratiroid
diatur secara langsung oleh konsentrasi
cairan ion kalsium.
• Efek utama dari hormon paratiroid adalah
meningkatkan konsentrasi cairan kalsium
dengan meningkatkan pelepasan kalsium
dan fosfat dari matriks tulang,
meningkatkan penyerapan kalsium oleh
ginjal, dan meningkatkan produksi ginjal.
• Hormon paratiroid juga menyebabkan
phosphaturia, jika kekurangan cairan fosfat.
hiperparatiroidisme biasanya terbagi
menjadi primer, sekunder dan tersier.
(Lawrence Kim, MD,2005, section 2).
Hiperparatiroidisme primer
(Primary hyperparathyroidism).
• Kebanyakan orang yang menderita
hiperparatiroidisme primer mempunyai
konsentrasi serum hormon paratiroid yang
tinggi. Kira-kira 85% dari keseluruhan
hiperparatiroid primer disebabkan oleh
adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya
melibatkan berbagai kelenjar (contoh
berbagai adenoma atau hiperplasia). Sedikit
hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh
paratiroid karsinoma.
Hiperparatiroidisme sekunder
(Secondary
hyperparathyroidisme)
• Hiperparatiroidisme sekunder adalah
produksi hormon paratiroid yang berlebihan
kerana rangsangan produksi yang tidak
normal. Secara khusus, kelainan ini
berkaitan dengan kegagalan ginjal akut.
Penyebab umum lainnya adalah disebabkan
oleh kekurangan vitamin D.
Hiperparatiroidisme tersier
(Tertiary hyperparathyroidisme)
• Hiperparatiroidisme tersier adalah
perkembangan dari hiperparatiroidisme
sekunder yang telah diderita lama. Penyakit
hiperparatiroidisme tersier ini ditandai
dengan perkembangan hipersekresi hormon
paratiroid dan ini akan menyebabkan
peningkatan kalsium di dalam darah yaitu
hiperkalsemia(hypercalcemia).
• Etiologi
• Menurut Lawrence Kim, MD. 2005,etiologi
hiperparatiroid yaitu:
• 1. Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid
primer disebabkan oleh adenoma tunggal.
• 2. Sedangkan 15% lainnya melibatkan
berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma
atau hyperplasia).Biasanya herediter dan
frekuensinya berhubungan dengan kelainan
endokrin lainnya.
• 3. Sedikit kasus hiperparatiroidisme utama
disebabkan oleh paratiroid karsinoma.
Etiologi dari adenoma dan hyperplasia pada
kebanyakan kasus tidak diketahui. Kasus
keluarga dapat terjadi baik sebagai bagian
dari berbagai sindrom endrokin neoplasia,
syndrome hiperparatiroid tumor atau
hiperparatiroidisme turunan. Familial
hypocalcuric dan hypercalcemia dan
neonatal severe hyperparathyroidism juga
• 4. Beberapa ahli bedah dan ahli patologis
melaporkan bahwa pembesaran dari
kelenjar yang multiple umumnya jenis
adenoma yang ganda. Pada ± 15 % pasien
semua kelenjar hiperfungsi; chief cell
parathyroid hyperplasia.
Patofisiologi
• Fungsi :
Mengatur metabolisme ca dan posfat
PTH me
Pe ca++
Pe ca++ dari Pe reabsorpsi di absorpsi
tulang dari ginjal di GIT
Hipercalsemia
MANIFESTASI KLINIK
1. Ginjal
Nefrolitiasis (akibat renal insufisiensi)
Hipercalsemia pembentukan batu
2. Muskuloskeletal
Chronic low back pain
Bone tenderness
Deformitas tulang
Patological fracture akibat demineralisasi
MANIFESTASI KLINIK (1)
3. Neurologi
Gangguan psikomotor
Disorientasi
Confusion
Hilang ingatan
Psikosis
Stupor
Coma (hipercalsemia berat)
MANIFESTASI KLINIK (2)
4. GI Trac
Hiperparatiroid merangsang HCL
pancreatitis hipoglikemia
gejala nausea, vomiting, anoreksia, nyeri
epigastrium
5. Kardiovaskuler
Perubahan pada EKG
Tachikardia
Klien sangat sensitif dengan digitalis
MANIFESTASI KLINIK (3)
PENGKAJIAN
1. Neurologi
Cepat lelah
Apatis
Penurunan kesadaran
PENGKAJIAN (1)
2. Muskuloskeletal
Kelemahan otot
Nyeri tulang pada bagian yang tertumpu
Athralgia
Deformitas tulang memendeknya sutura
Hiporefleksia
3. Kardiovaskuler
Hipertensi
EKG gel T meluas, gel Q & T memanjang atau
memendek
Interval bradikardia
PENGKAJIAN (2)
4. Gastrointestinal 5. Renal
Anoreksia Polyuri
Nausea Dysuri
Dehidrasi
BB menurun
Renal colic
Konstipasi
Uremia
PENGKAJIAN (3)
6. Hasil pemeriksaan Radiologi
penunjang o X-ray examination
subperiosteal
Laboratorium
USG
o Hiperkalsemia
o Pembesaran
o Low serum HCO
kelenjar paratiroid
o Urine posfat &
urine ca
o Anemia
o Peningkatan PTH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rencana tindakan :
Timbang BB
Penyumbatan pernafasan
Sifatnya dapat
• sementara atau
• permanen
MANIFESTASI KLINIK
• Akut
Tetani pemberian IV (10-20 ml) larutan ca
glukonat 10% (chloretem ca) atau dalam infus
Hipokalsemia perlu koreksi secepatnya
suntikan PTH (100-200 u) & vitamin D 100.000
u untuk oral
• Kronik
Tujuan me kadar ca & me posfat diet banyak
mengandung ca & sedikit posfat
• Obat-obatan aluminium hidrokside, vit D
(+) dihidrokalsiferol
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Neurologi • Gelisah
o Parestesi • Depresi
bibir,lidah, jari-jari, • Delirium
kaki
• Delusi
o Tremor
o Hiperpleksi
• Perubahan tkt
o Papiladerma
kesadaran
o Emosi labil • Tetani kejang
o gelisah
PENGKAJIAN (1)
2. Muskuloskeletal 6. Integumen
Kelemahan Pigmentasi kulit
Kelelahan
Alopesia
3. Kardiovaskuler
Dyspneu laringeal 7. Pemeriksaan
stridor / edema diagnostik
4. Gastrointestinal Serum ca menurun
Nausea Serum posfat me
Vomiting
Pe serum bikarbonat
Nyeri abdominal
Pe atau tidak adanya
5. Renal
serum hormon
Pembentukan batu
gangguan bak, nyeri
paratiroid
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Knowledge deficit
RENCANA KEPERAWATAN
Kriteria hasil :
o Terlihat tidak ada tanda-tanda terluka
o Refleks normal