Anda di halaman 1dari 26

Curriculum Vitae

dr. RM Suryo AKW, Sp.PD


Divisi Reumatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

Pendidikan
2006 : Dokter Umum (FKUI)
2013 : Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam (FKUI)
2017 : Subspesialis Reumatologi (FKUI)

Organisasi
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
Perhimpunan Reumatologi Indonesia (IRA)
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI)
Perhimpunan SLE Indonesia (PESLI)
Asia Pacific League of Association of Rheumatology (APLAR)
Nefritis Lupus:
Penyakit LES pada Ginjal
dr. RM Suryo Anggoro KW, SpPD-KR

Divisi Reumatologi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RSCM-FKUI

Perhimpunan Reumatologi Indonesia


Lupus Eritematosus Sistemik
• Penyakit multisistem yang disebabkan adanya
produksi autoantibodi dan terbentuknya kompleks
imun yang menimbulkan kerusakan jaringan
• Dapat mengenai berbagai organ
• Perjalanan klinis fluktuatif (remisi dan eksaserbasi)
 akumulasi kerusakan jaringan  komplikasi
Epidemiologi
• Insidens 5 per 100.000 penduduk/tahun
• Prevalensi 50 kasus per 100.000
penduduk/tahun
• 2016: terdapat 2166 kasus LES yang dirawat di
RS (meningkat dari 1336 pasien tahun 2015)
• RSCM: >600 pasien sejak 2013
• Gender rasio: Laki-laki : Perempuan = 1 : 9-14
• Usia produktif
SLE Classification Criteria: ACR 1997
SLE Classification Criteria: ACR 1997
Kriteria LES menurut Systemic Lupus International Collaborating Clinics
(SLICC) tahun 2012
LES didefinisikan sebagai minimal 4 kriteria (dengan paling sedikit masing-masing 1
kriteria klinis dan 1 kriteria laboratoris) ATAU biopsi ginjal sesuai nefritis lupus dengan
ANA atau Anti dsDNA positif

Kriteria Klinis Kriteria Laboratoris


1. Lupus kutaneus akut atau lupus subkutan 1. ANA
subakut 2. Anti-dsDNA
2. Lupus kutaneus kronik 3. Anti-Sm
3. Ulkus oral atau nasal 4. Antibodi antifosfolipid
4. Alopesia tanpa jaringa parut (non-scarring 5. Komplemen yang rendah (C3, C4)
alopecia) 6. Tes Coombs direk (tidak dihitung bila terdapat
5. Artritis anemia hemolitik pada pasien)
6. Serositis
7. Manifestasi renal: rasio protein:kreatinin atau
protein urine kuantitatif 24 jam 500 mg/24
jam atau lebih atau ditemukan sedimen
eritrosit
8. Manifestasi neurologis: kejang, psikosis,
myelitis, mononeuritis multipleks, neuropati
perifer atau kranial, delirium
9. Anemia hemolitik
10. Leukopenia (<4000/mm3) atau limfopenia
(<1000/mm3)
11. Trombositopenia (< 100.000/mm3)
Keterlibatan Ginjal pada LES
• Salah satu keterlibatan organ vital yang paling
sering dan berdampak terhadap pasien LES
• Ditemukan pada 30-80% pasien LES
• Nefritis lupus berat (nefritis lupus kelas III-IV)
ditemukan pada sekitar 30-50% pasien nefritis
lupus
• Risiko komplikasi, perawatan rumah sakit , dan
kematian meningkat pada pasien nefritis lupus
dibandingkan pasien lupus tanpa nefritis
• Perlu perhatian khusus pada pasien LES
Lupus di Asia
Manifestasi Lupus di Indonesia
(manifestasi kumulatif)
Manifestasi Juariah 2008 Lusiani 2010 Badrudin 2011 Merlyn 2012
Ruam malar 50% Gangguan 49,2% Gangguan
Ruam diskoid 18,8% mukokutan: mukokutan:
42,5% 36,6%
Fotosensitif 48,2%
Ulkus oral 38,8%
Artritis/artralgia 85,5% 62,5% 46% -
Serositis 10,4% 15% - -
Renal 53% 22,5% 14,3% 41,1%
Neuropsikiatri 15,2% 0% 11,1% -
Anemia 31,5% 25% Gangguan -
Leukopenia 27,2% 2,5% hematologi: -
39,7%
Trombositopenia 27,2% 2,5% -
ANA (+) 78,7% - -
Manifestasi Keterlibatan Ginjal
pada LES
Gejala:
• Gejala LES: kulit, sendi, hematologi
• Kedua kaki bengkak/sembab
• Wajah sembab dan perut membesar
• Hipertensi
• Urine berbusa, keruh, atau berdarah/kemerahan
• Gagal ginjal: mual/muntah hebat, BAK sedikit,
sesak, tidak sadar/kejang akibat uremia
Manifestasi Keterlibatan Ginjal
pada LES
Pemeriksaan fisik dan penunjang
• Pemeriksaan fisik
– Hipertensi
– Edema wajah
– Asites
– Edema tungkai
• Lab
– Proteinuria
– Sedimen urin: hematuria, pyuria, silinder
eritrosit/granuler
• Gagal ginjal: anemia, edema paru, ensefalopati
Diagnosis Nefritis Lupus
• Ditemukan protein pada urin > 500 mg per 24 jam atau
ditemukan darah/eritrosit dengan silinder pada urine
pasien LES
• Biopsi ginjal
– Penting untuk menentukan jenis nefritis lupus (kelas I-VI)
– Nefritis lupus kelas III-IV memerlukan pengobatan lebih
agresif
– Menyingkirkan penyebab lain dari gangguan ginjal pada
pasien LES
• Ideal: Seluruh pasien nefritis lupus harus biopsi ginjal
Pengobatan Nefritis Lupus
• Induksi (6-12 bulan)
– Steroid dosis tinggi (high dose-pulse dose)
– Siklofosfamid (protokol NIH, protokol EULAR)
– MMF 2-3 g/asam mikofenolat
• Maintenance (sampai 5 tahun)
– Steroid
– Azatioprin
– MMF/asam mikofenolat
• Obat lain:
– Hidroksiklorokuin/klorokuin
• Memperbaiki survival pasien LES
• Harus diberikan pada semua pasien LES
• Perlu diberikan pada semua pasien nefritis lupus
– Antihipertensi
– Obat Hipolipidemik
– Kalsium dan vitamin D
– Obat lini ketiga: IVIg, Rituximab, Tacrolimus
Terapi Optimal pada
Pasien Nefritis Lupus
• Pengenalan dini dan diagnosis dini
• Edukasi mengenai target dan risiko pengobatan
• Pemantauan rutin
• Kepatuhan minum obat yang baik
• Pengobatan dengan imunosupresi yang tepat
• Hidroksiklorokuin diberikan secara rutin Perubahan terapi
bila tidak terjadi respon yang baik
• Dosis steroid yang tinggi tidak digunakan dalam waktu
terlalu lama
• Kendali tekanan darah  target 120/80
• Pencegahan risiko kardiovaskular: kendali berat badan,
profil lipid, dan tekanan darah serta stop merokok
Problematika Pengobatan
Nefritis Lupus
• Diagnosis LES
– Keterlambatan diagnosis LES: terlambat berobat, terlambat
dikenali, terlambat dirujuk
– Pemeriksaan LES mahal dan terbatas: tidak semua rumah sakit
dapat mengerjakan
• Diagnosis nefritis lupus
– Biopsi ginjal masih belum rutin: pasien menolak, tenaga dokter
yang dapat melakukan biopsi ginjal terbatas, tenaga dokter yang
membaca biopsi ginjal terbatas, laboratorium patologi yang
dapat mengolah biopsi ginjal belum merata
• Pengobatan
– Pengobatan terlambat atau tidak patuh terhadap pengobatan
– Risiko efek samping pengobatan
– Obat nefritis lupus belum tersedia secara merata
Obat Nefritis Lupus di JKN
Nama Obat Tersedia di JKN Keterangan
Steroid + Tersedia merata
Siklofosfamid + Tersedia merata
MMF -
Asam mikofenolat + Masuk di JKN akan tetapi
ketersediaan tidak merata
Azatioprin + Masuk di JKN akan tetapi
sempat kosong secara
nasional
Ketersediaan tidak merata
Siklosporin + Masuk di JKN akan tetapi
ketersediaan tidak merata
Hidroksiklorokuin + Belum masuk JKN
sepenuhnya
Obat hanya ada di tempat
tertentu
Keterlambatan Diagnosis SLE
• Rerata interval waktu dari timbulnya gejala sampai
tegak diagnosis LES: 6 - 30 bulan
• Rerata jumlah dokter yang ditemui sebelum diagnosis
tegak: 3,6
• 6-40% pasien LES datang ke dokter dengan kriteria LES
belum lengkap
• Waktu yang diperlukan sampai kriteria lengkap: 7-20
bulan
• Risiko kekambuhan ginjal meningkat 1x lipat setiap 1
bulan terlambat memulai terapi
• Risiko gagal ginjal tahap akhir meningkat 4x lipat bila
delay terapi > 6 bulan

Lupus Science & Medicine 2017;4:e000172. doi:10.1136/lupus-2016-000172


Autoimmunity Reviews 10 (2010) 55–60 Acta Med. Okayama, 2003 Vol. 57, No. 4, pp. 187-19 0
Kepatuhan Pengobatan Nefritis Lupus
• Kepatuhan pengobatan sangat penting: pasien
yang patuh minum obat  kerusakan organ lebih
sedikit
• Non-adherence pasien SLE mencapai 45-80% 
risiko perawatan meningkat
• Alasan tidak patuh minum obat:
– Finansial
– Efek samping
– Ketakutan terhadap efek samping
– Tingkat pendidikan
• Perlu dievaluasi sebelum menilai kegagalan terapi
Arthritis Care & Research Vol. 67, No. 12, December 2015,
pp 1712–1721
Prognosis Nefritis Lupus
• Remisi pasca induksi: 50-85% remisi
• Risiko nefritis lupus kambuh setelah remisi: 20-30%
• Sekitar 10-20% pasien dengan lupus nefritis 
memerlukan terapi pengganti ginjal (dialisis/cuci darah
atau transplantasi ginjal)
• Eropa: 5-9% menjadi gagal ginjal kronis dalam 10 tahun
• AS: 2% transplan ginjal akibat nefritis lupus
• Lupus nefritis  3,3% penyebab kematian pasien LES
• Survival 5 tahun 98,6%; Survival 10 tahun 98,2%;
Suvival 20 tahun 90%
Simpulan
• Nefritis lupus adalah salah satu manifestasi
LES yang penting
• Pengenalan dini, diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat sangat penting
• Biopsi ginjal penting dalam diagnosis nefritis
lupus
• Pengobatan yang tepat dan follow up rutin
penting untuk mencapai survival yang baik
dan mencegah gagal ginjal kronik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai